Anda di halaman 1dari 10

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK 14: PERSEDIAAN)

PENDAHULUAN
1. Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuaan akuntansi untuk persediaan.
Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya
yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai
Pendapatan terkait diakui. .
03. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh:
(a) produsen produk agrikultur dan kehutanan, hasil agrikultur setelah panen,dan mineral
dan produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto
sesuai dengan praktik yang berlaku di industri tersebut
(b) pialang – pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual. Jika persediaan tersebut diukur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, maka perubahaan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
04. Persediaan yang dimaksud di paragraf 03(a) diukur pada nilai realisasi neto pada tahap
tertentu dari peroses produksi. Hal ini terjadi,misalnya, ketika tanaman agrikultur telah
dipanen atau mineral telah diektraksi dan penjualan dijamin berdasarkan forward
contract atau jaminan pemerintah, atau ketika terdapat pasar aktif dan risiko kegagalan
untuk menjual dapat diabaikan.
05. Pialang- pedagang adalah mereka yang membeli dan menjual komoditi untuk orang lain
atau dirinya sendiri. Persediaan yang dimaksud di paragraph 03(b) terutama di peroleh
dengan tujuan untuk dijual dalam waktu dekat dan memp[eroleh laba dari fluktuasi harga
atau marjin.
06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
Persediaan adalah aset:
(a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa.
(b) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut.
(c) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegioatan usaha biasa dikurangi
estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat
penjualan.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran.(Lihat PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar)
07. Nilai realisasi neto mengacu pada jumlah neto yang entitas berharap untuk direalisasi dari
penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar mencerminkan suatu harga
dimana transaksi teratur untuk menjual persediaan yang sama di pasar utama (atau paling
menguntungkan) untuk persediaan tersebut akan terjadi antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran. Nilai realisasi neto adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak
bergantung pada nilai khusus entitas.
08. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali,misalnya barang
dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali,atau pengadaan tanah dan
properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang
diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi, oleh entitas serta
termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
PENGUKURAN PERSEDIAAN
09. Persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih
rendah.
1
10. Biaya Persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang
timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini
11. Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang
kemungkinan dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya
pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa.
12. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yg secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis
overhead produksi tetap dan variable yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi
barang jadi. overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif
konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik,dan biaya manajemen dan administrasi
pabrik. overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah
secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi,
seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
13. Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas
fasilitas produksi normal. Kapasitas normal adalah produksi rata-rata yang diharapkan
akan tercapai selama satu periode atau musim dalam keadaan normal, dengan
memerhitungkan hilangnya kapasitas selama pemeliharaan terencana. Pengalokasian
jumlah overhead produksi tetap pada setiap unit produksi tidak bertambah sebagai
akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya pabrik.
14. Suatu proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara
simultan. Hal tersebut terjadi,misalnya,ketika dihasilkan produk bersama atau bila
terdapat produk utama dan produk sampingan. ketika biaya konversi tidak dapat
diidentifikasi secara terpiusah, maka biaya tersebut dialokasikan antar produk secara
rasional dan konsisten.
15. Biaya-biaya lain hanya dimasukan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut
timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.Misalnya, dalam keadaan
tertentu di perkenankan untuk memasukan overhead nonproduksi atau biaya perancangan
produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
16. Contoh biaya – biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban
dalam periode terjadinya adalah:
(a) Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak
normal.
(b) Biaya penyimpanan,kecuali biaya tersebut di perlukan dalam proses produksi
sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya.
(c) Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
(d) Biaya penjualan.
18. Entitas mungkin membeli persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan. Ketika
perjanjian secara efektif mengandung elemen pembiayaan, maka elemen
tersebut,misalnya perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan
jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.
Biaya Persediaan Pemberi Jasa
19. Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada
biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama meliputi biaya tenaga kerja dan
biaya personalia Lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa termasuk
personalia penyelia dan overhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya
lainnya yang terkait dengan personalia penjualan dan administrasi umum tidak termasuk
sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
2
Biaya Hasil Perkebunan (Agricultural) Setelah Panen dari Aset Biologis
Teknik Pengukuran Biaya
21. Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran,
demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya dapat mendekati biaya. Biaya standar
memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga
kerja,efisiensi dan utilisasi kapasitas.
22. Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk mengukur persediaan
yang variasinya demikian banyak dan cepat berubah, serta memiliki marjin yang serupa
sehingga tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya. Biaya
persediaan ditentukan dengan mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin
bruto yang sesuai. Persentase tersebut digunakan dengan memerhatikan persediaan yang
telah diturunkan nilainya di bawah harga jual normal.
Rumus Biaya
23. Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan persediaan lain
(not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan
untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya
masing –masing.
24. Identifikasi khusus biaya artinya biaya-biaya tertentu yang diatribusikan ke unit
persediaan tertentu.cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi unit yang dipisahkan
untuk proyek tertentu,baik yang dibeli maupun yang dihasilkan.
25. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 22, harus dihitung dengan
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau rata-rata
tertimbang.
26. Misalnya, persediaan yang digunakan dalam suatu segmen operasi mungkin memiliki
kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan yang sama digunakan dalamsegmen operasi
yang lain. Namun demikian, perbedaan lokasi geografis persediaan (atau dalam
perspektif perpajakan), dengan sendirinya, tidak cukup hanya sekedar menggunkan
rumus biaya yang berbeda.
27. Formula MPKP mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah
yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang,biaya
setiap unit ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada
awal periode dan biaya unit yang serupa yang di beli atau diproduksi selama suatu
periode.
Nilai Realisasi Neto
28. Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak, seluruh
atau sebagian persediaan telah usang, atau harga jualnya telah menurun. Biaya
persediaan juga tidak akan diperoleh kembali jika estimasi biaya penyelesaian atau
estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat.
29. Nilai persediaan biasanya di turunkan kenilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap
unit dalam persediaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi,penurunan nilai
persediaan mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok unit yang serupa atau
berkaitan.
30. Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia pada saat
estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan dapat direalisasi.
Estimasi ini mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait dengan
peristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang peristiwa tersebut menegaskan
kondisi yang ada pada akhir periode.
31. Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkan tujuan pengadaan persediaan yang
dimiliki, Misalnya,nilai realisasi neto dari jumlah persediaan yang dimiliki untuk
3
memenuhi kontrak penjualan atau jasa yang bersifat pasti didasarkan pada harga kontrak.
jika kontrak penjualan lebih sedikit dari pada jumlah persediaan yang dimiliki, maka
nilai realisasi neto untuk kelebihannya di dasarkan pada harga jual umum.
32. Bahan dan perlengkapan lain yang dimiliki untuk digunakan dalam memproduksi
persediaan tidak diturunkan nilainya di bawah biaya perolehan jika produk jadi yang
dihasilkan diharapkan dapat dijual sebesar atau diatas biaya perolehannya. Namun
demikian, ketika penurunan harga bahan mengindikasikan biaya produk jadi yang
dihasilkan akan melebihi nilai realisasi neto.
33. Suatu penilaian baru dilakukan atas nilai realisasi neto pada setiap periode berikutnya.
Ketika kondisi yang semula mengakibatkan penurunan nilai persediaan di bawah biaya
perolehan ternyata tidak ada lagi atau ketika terdapat bukti yang jelas terhadap
peningkatan nilai realisasi neto karena perubahan keadaan ekonomi,maka jumlah
penurunan nilai harus dibalik (dalam hal ini pemulihan adalah terbatas untuk jumlah
penurunan nilai awal) sehingga jumlah tercatat yang baru dari persediaan adalah yang
terendah dari biaya perolehan atau nilai realisasi neto yang telah direvisi.
PENGAKUAN SEBAGAI BEBAN
34. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban
pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai
persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian
persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian
tersebut.
35. Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke pos aset lainnya, misalnya, persediaan yang
aset tersebut digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan
yang dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa
manfaat.
PENGUNGKAPAN
36. Laporan keuangan mengungkapakan:
1) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan,termasuk biaya
yang digunakan.
2) total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai
bagi entitas.
3) jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual.
4) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
5) jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurangan jumlah persediaan
yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan dalam
paragraph 33.
6) jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurangan jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
sebagaimana dijelaskan pada paragraf 33.
7) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang
diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraph 33.
8) jumlah tercatat persediaan yang di peruntukan sebagai jaminan liabilitas.
37. Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan
dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan
produksi, bahan, barang dalam proses, dan barang jadi.
38. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai
beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam

4
pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi
dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal.
39. Bebarapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang
diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode
yang bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan analisa beban menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat dan beban. Dalam kasus ini,entitas mengungkapkan biaya
yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja,
dan biaya lainnya bersama-sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode
tersebut.
P E R N YATA A N S TA N D A R A K U N TA N S I K E U A N G A N 1 6 : ASET TETAP
1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga
pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas
dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi
aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan,
dan rugi penurunan nilainya.
2. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi aset tetap, kecuali PSAK lain
mensyaratkan atau mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
Aset Tetap adalah aset berwujud yang:
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Biaya Perolehan adalah Jumlah kas atau setara kas yang dikeluarkan atau nilai
wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi atau jika dapat diterapkan jumlah yang di atribusikan pada
aset ketika pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain,
misalnya PSAK 53; Pembayaran Berbasis Saham.
Jumlah tercatat adalah Jumlah suatu aset diakui setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah terpulihkan adalah Jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual dan nilai pakainya.
Jumlah tersusutkan adalah Biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan dikurangi nilai residunya.
Nilai Spesifik Entitas adalah Nilai kini dari arus kas yang diperkirakan entitas timbul
dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada
akhir umur manfaatnya atau diperkirakan terjadi ketika penyelesaian liabilitas.
Nilai Residu dari Aset adalah Entitas jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai
umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
Nilai Wajar adalah Jumlah suatu aset dipertukarkan antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.
Penyusutan adalah Alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset selama umur
manfaatnya.
Rugi Penurunan Nilai adalah Jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat
aset atas jumlah terpulihkannya.
Umur manfaat adalah :
a) Periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas; atau
b) Jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh
dari aset entitas.
PENGAKUAN
3. Biaya Perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
5
a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan
dari aset tersebut; dan
b. Biaya perolehannnya dapat diukur secara andal.
4. Suku cadang, peralatan pemeliharaan siap pakai dan peralatan pemeliharaan diakui
sesuai dengan pernyataan ini ketika memenuhi definisi dari aset tetap. Namun, jika tidak
maka suku cadang peralatan siap pakai dan peralatan pemeliharaan diklasifikasikan
sebagai persediaan.
5. Pernyataan ini tidak mengatur unit ukuran dalam pengakuan aset, yaitu apa yang
membentuk aset tetap.
6. Ekuitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap seluruh biaya
perolehan aset tetap pada saat terjadinya.
Biaya Perolehan Awal
7. Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan dan lingkungan. Perolehan tersebut
walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset
tetap tertentu yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat
ekomoni masa depan dari aset lain.
Biaya Selanjutnya
8. Sesuai dengan prinsip pengakuan di paragraph 07, entitas tidak mengakui biaya
perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset tetap tersebut. Sebaliknya, biaya
tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya. “pemeliharaan dan perbaikan” aset
tetap.
9. Bagian tertentu aset tetap dapat mensyaratkan penggantian secara periodic.
10. Supaya aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur
terlepas apakah terdapat komponen yang diganti.
PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN
11. Aset tetap yang memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset diukur pada biaya
perolehan.
Elemen Biaya Perolehan
12. Biaya Perolehan Aset Tetap meliputi :
a. Harga Perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikreditkan setelah dikurangi diskon potongan lain.
b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut diap digunakan sesuai
dengan intense manajemen.
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh.
13. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
a. Biaya imbalan kerja
b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
c. Biaya penanganan dan penyerahan awal
d. Biaya instalasi dan perakitan
e. Biaya pengujian aset
f. Fee professional.
14. Contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
a. Biaya pembukaan fasilitas baru
b. Biaya pengenalan produk baru atau jasa baru
c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelas pelanggan baru
d. Biaya administrasi dan biaya overload umum lain.
15. Contoh biaya yang tidak termasuk dalam jumlah tercatat aset tetap:

6
a. Biaya yang terjadi ketika aset telah mampu beroperasi sesuai dengan intensi
manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah kapasitas penuh.
b. Kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap output masih rendah
c. Biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas
16. Sebagian kegiatan terjadi sehubungan dengan kontruksi atau pengembangan aset tetap.
17. Biaya perolehan suatu aset yang dikontruksi sendiri ditentukan dengan menggunakan
prinsip yang sama.
Pengukuran Biaya Perolehan
18. Biaya Perolehan aset tetap adalah setara dengan harga tunai pada tanggal pengakuan.
19. Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset moneter atau
aset non moneter atau kombinasinya.
20. Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, jika:
a. Konfigurasi arus kas dari aset yang diterima berbeda dengan konfigurasi arus kas
dari aset yang diserahkan
b. Nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang terpengaruh oleh transaksi
berubah sebagai akibat dari pertukaran
c. Selisih di (a) atau (b) adalah realtif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang
dipertukarkan.
21. Nilai wajar suatu aset dapat diukur secara andal, jika:
a. Variabilitas dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut
adalah tidak signifikan
b. Probabilitas dari beragam estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara
rasional dan digunakan dalam mengukur nilai wajar.
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
22. Entitas memiliki model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya
dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelas yang
sama.
Model Biaya
23. Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Model Revaluasi
24. Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara
andal dicatat pada jumlah revaluasian.
25. Frekuensi revaluasi bergantung pada perubahan nilai wajar dari aset tetap yang
direvaluasi.
26. Pada tanggal revaluasi, aset diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini :
a. Jumlah tercatat bruto disesuaikan secara konsisten dengan revaluasi jumlah tercatat
aset.
b. Akumulasi penyusutan dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset.
27. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelas yang sama
direvaluasi.
28. Contoh dari kelas tersendiri : tanah, tanah dan bangunan, mesin, kapal, pesawat udara,
kendaraan bermotor, perabotan, dan peralatan kantor.
29. Aset-aset dalam suatu kelas aset direvaluasi secara bersamaan untuk menghindari
revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lain pada
tangga beerbeda.
30. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui
dalam penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian
surplus revaluasi.

7
31. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penuruan tersebut diakui dalam
laba rugi.
32. Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dialihkan langsung ke
saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya.
42a. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model
revaluasi dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara
prospektif.
Penyusutan
33. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap
total biaya perolehan seluruh aset tetap disusutkan secara terpisah.
34. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap yang
signifikan dan menyusutkan secara terpisah bagian tersebut.
35. Bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode
penyusutan yang sama.
36. Sepanjang ekuitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap.
37. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang
biaya perolehannya tidak signifikan terhadap total biaya perolehan.
38. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika beban
tersebut termasuk dalam jumlah tercatat aset lain.
39. Beban penyusutan untuk suatu periode biasanya diakui dalam laba rugi.
Jumlah Tersusutkan dan Periode Penyusutan
40. Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur
manfaatnya.
41. Nilai residu dan umur manfaat dari suatu aset ditelaah sekurang-kurangnya setiap
akhir tahun buku.
42. Penyusutan diakui bahkan jika nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya, sepanjang
nilai residu aset tidak melebihi jumlah tercatatnya.
43. Jumlah tersusutkan suatu aset ditentukan setelah dikurangi nilai residunya.
44. Nilai residu suatu aset dapat meningkat menjadi suatu jumlah yang setara atau lebih besar
daripada jumlah tercatatnya.
45. Penyusutan suatu aset dimulai ketika aset siap untuk digunakan.
46. Manfaat ekonomik masa depan suatu aset dipakai oleh entitas terutama melalui
penggunaannya. Berikut ini diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat dari suatu
aset : perkiraan daya pakai, perkiraan tingkat keausan fisik, keusangan teknis, dan
pembatasan hukum.
47. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diperkirakan oleh entitas.
48. Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan dicatat terpisah walaupun
keduanya diperoleh bersama.
49. Jika biaya perolehan tanah termasuk biaya pembongkaran, pemindahan, dan restorasi
lokasi, maka biaya tersebut disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya
Metode Penyusutan
50. Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan pola pemakaian manfaat
ekonomik masa depan aset yang diharapkan oleh entitas.
51. Metode penyusutan yang diterapkan untuk suatu aset ditelaah paing sedikit setiap
akhir tahun buku.
52. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah tersusutkan
dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya.
62A.Metode penyusutan yang didasarkan pada pendapatan yang dihasilkan oleh
aktivitas yang menggunakan suatu aset adalah tidak tepat.
Kompensasi untuk Penurunan Nilai
8
53. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai
hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi ketika kompensasi menjadi
piutang.
54. Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi dari
pihak ketiga, dan setiap pembelian atau kontruksi selanjutnya dari penggantian aset
adalah peristiwa ekonomik terpisah dan dicatat sebagai berikut :
a. Penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset
b. Penghentian pengakuan aset tetap yang dihentikan atau dilepaskan ditentukan
sesuai dengan pernyataan ini
c. Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi menjadi
piutang
d. Biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikonstruksi sebagai
penggantian ditentukan sesuai dengan pernyataan ini.
PENGHENTIAN PENGAKUAN
55. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya:
a. Pada saat pelepasan
b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
56. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya.
57. Jika, berdasarkan prinsip pengakuan entitas mengakui biaya penggantian sebagian aset
tetap dalam jumlah tercatat aset tetap tersebut, maka entitas menghentikan pengakuan
jumlah tercatat dari bagian yang diganti tanpa memperhatikan apakah bagian yang diganti
telah disusutkan secara terpisah.
58. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto.
59. Imbalan yang akan diterima atas pelepasan aset tetap diakui diawalnya pada nilai
wajarnya.
PENGUNGKAPAN
60. Laporan kerugian mengungkapkan untuk setiap kelas aset tetap :
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto
b. Metode penyusutan yang digunakan
c. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
61. Laporan keuangan juga mengungkapkan:
a. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik dan aset tetap yang
dijaminkan untuk liabilitas
b. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang
dalam konstruksi
c. Jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh aset tetap
d. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami
penurunan.
62. Untuk aset tetap, pengungkapan tersebut dapat timbul dari perubahan estimasi dalam :
nilai residu, estimasi biaya pembongkaran, pemindahan, atau restorasi aset tetap, dan
metode penyusutan.
63. Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan sebagai
tambahan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK 68 : tanggal efektif revaluasi,
apakah melibatkan penilai independen, untuk setiap kelas aset tetap yang direvaluasi,
9
jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat dengan model biaya, dan surplus
revaluasi yang mengindikasikan perubahan selama periode dan setiap pembatasan
distribusi kepada pemegang saham.
64. Informasi berikut mungkin relevan dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan:
a. Jumlah tercatat aset tetap yang tidak dipakai sementara
b. Jumlah tercatat bruto dari setiap aset yang telah disusutkan penuh dan masih
digunakan
c. Jumlah tercatat aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58.
d. Jika model biaya digunakan, nilai wajar aset tetap ketika berbeda secara material
dengan jumlah tercatat.

10

Anda mungkin juga menyukai