PREEKLAMSI
Oleh
DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS KASIYAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
akibat kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan, atau
segera setelah persalinan. Sampai sekarang etiologi pre eklampsia masih belum
diketahui. Setelah perdarahan dan infeksi, pre eklampsia dan eklampsia merupakan
penyebab kematian maternal dan perinatal yang paling tinggi dalam ilmu kebidanan.
kelainan vaskuler dan jaringan ikat), antifosfolipid antibody syndrome, dan nefropati.
Mortalitas maternal pada pre eklampsia disebabkan oleh karena akibat komplikasi
dari pre eklampsia dan eklampsianya seperti: Hellp syndrome, solusio plasenta,
intra uterin, prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intrauterin. Asfiksia terjadi
eklamsia ringan?
I.3 Tujuan
eklamsia ringan.
I.4 Manfaat
I.4.1 Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu
I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter yang sedang mengikuti program
internship
BAB II
No Reg : 10745
2.2 Anamnesa
3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh pusing ditengkuk kerap kali, mual
(-), muntah (-). Satu minggu ini kaki kanan dan kiri pasien bengkak.
pada saat trimester I ada keluhan seperti mual muntah (+), anak pertama dan anak
10-2017
7. Riwayat persalinan sebelumnya : anak pertama dan kedua keguguran, anak ketiga
lahir normal
a. Status present
RR : 18 x/menit
TB : 160 cm, BB : 84 kg
b. Pemeriksaan umum
Kulit : normal
Kepala :
Wajah : simetris
Leher : pembesaran kelenjar limfe di leher (-), pembesaran kelenjar tyroid (-)
Thorax
Paru :
normal.
axilla(-/-)
Jantung :
Abdomen
processus xyphoideus.
c. Status obstetri :
Pemeriksaan luar :
Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan
C. Pemeriksaan Penunjang
Proteinuri +1
2.4 Ringkasan
Pasien mengeluh pusing dan kaki bengkak, tekanan darahnya 150/100 mmHg.
Ini merupakan kehamilan keempat pasien, pada saat trimester I ada keluhan seperti
mual muntah (+), anak pertama dan anak kedua keguguran, anak ketiga hidup berusia
mentis, tekanan darah : 150/90 mmHg, nadi : 88 x/menit, suhu: 36,1˚C, pernapasan :
Leopold II : Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil, sebelah kiri kesan teraba
tahanan memanjang
Leopold III : Teraba keras, bundar dan melenting, bagian terendah janin belum
masuk PAP
2.5 Penatalaksanaan
1. Tirah baring, rubah pola makan rendah karbohidrat tinggi protein, teratur sehari 3x,
2. Nifedipine 10mg-0-0
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
disebabkan oleh kehamilan. Di samping perdarahan dan infeksi, penyakit ini masih
merupakan penyebab utama kematian ibu dan perinatal yang tinggi. Oleh karena itu,
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak.
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat
diagnosis preeklamsia, kenaikan tekanan darah sistolik harus 30 mmHg atau lebih di
atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih.
Apabila tekanan diastolik naik 15 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg
atau lebih, maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Pengukuran tekanan darah ini
dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dengan selang waktu 6 jam dalam keadaan
sebanyak 0,3 gr protein dalam 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada tes dipstick) dalam
pengambilan urine sewaktu dan tidak adanya bukti infeksi saluran kemih.
3.2 Klasifikasi
Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183, 5. July 2000).
1. Hipertensi Gestasional
proteinuria dan biasanya tekanan darah akan kembali normal sebelum 12 minggu
pasca-persalinan.
2. Preeklampsia
disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan dengan dipstick ≥
1 +.
3. Eklampsia
4. Hipertensi Kronik
Pada wanita hamil dengan hipertensi kronis, muncul proteinuria ≥ 300 mg/24 jam
lainnya.
2. Ditegakkan diagnosa preeklampsia berat jika ditemukan tanda dan gejala sebagai
- Tekanan darah pasien dalam keadaan istirahat: sistolik ≥ 160 mmHg dan
- Nyeri epigastrium
- amino transferase
4. Dan disebut eklampsia jika pada penderita preeklampsia berat dijumpai kejang
Preeklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila
8. Hiperrefleksia
3.3 Insiden
seluruh dunia dan sekitar 5-8 % di Amerika Serikat dengan 75 % kasus dengan PE
ringan dan 25 % PE berat. 10 % preeklamsia terjadi pada usia kehamilan kurang dari
pada tahun 1980 dengan jumlah sample 19.506, didapatkan kasus PE 4,78 %.
perseribu (4,9 kali lebih besar dibanding kehamilan normal). Preeklamsia merupakan
penyebab ketiga dari kematian pada kehamilan setelah perdarahan dan emboli, yang
diperkirakan 790 kematian maternal per 100.000 kelahiran. Lebih banyak dijumpai
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh
karena itu disebut Preeclampsia, the disease of theories (Zweifel, 1916). Teori yang
sekarang ini banyak dikemukakan sebagai penyebab preeklamsia adalah teori iskemia
plasenta. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan
penyakit ini.
Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan (a) mengapa frekuensi
(b) mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada
triwulan III (c) mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin
dalam kandungan (d) mengapa frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan
berikutnya (e) penyebab timbulnya hipertensi. proteinuria, edema, dan konvulsi sampai
koma.
Dari hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor,
placenta dan maternal serta akan menginvasi desidua maternal dan arteri spiralis
maternal yang terdekat. Sitotrofoblas akan berpenetrasi pada dinding arteri spiralis
dari dinding arteri sehingga otot polos arteri akan hilang dan arteri berdilatasi. Pada
desidua, akan terjadi konfrontasi dari Natural Killer cells dan beberapa makrofag. Sel-
sel imun ini akan memfasilitasi invasi yang lebih dalam dari sitotrofoblas pada
segmen miometrium dan menyebabkan remodeling arteri spiralis yang luas. Pada
plasenta.
yang akan menyebabkan disfungsi endotel. Penanda terjadinya disfungsi endotel pada
sempurna. Fierlie P.M. (1992) mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya
serum
menyebabkan preeklamsia/eklamsia.
3. Hipotesis Genetik
Preeklamsia diturunkan secara resesif tunggal atau gen dominan yang tidak
komplit. Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian
cucu ibu hamil dengan riwayat preeklamsia/eklamsia dan bukan pada ipar mereka.
penggumpalan, dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti dengan trombin dan
plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin.
5. Teori Hiperdinamik
terjadi peningkatan aliran di kapiler dan menyebabkan jejas sel endotel kapiler.
c. penyakit-penyakit ginjal
diabetes mellitus
7. Kasus-kasus dengan kadar asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi
3.5 Patofisiologi
Pada preeklamsia, aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-batas
normal. Pada eklamsia, resistensi pembuluh darah meninggi. Ini terjadi pula pada
pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan
serebral dan gangguan visus, bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan.
B. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila
terdapat hal-hal tersebut, maka harus dicurigai terjadinya preeklamsia berat. Gejala
lain yang dapat menunjukkan tanda preeklamsia berat yang mengarah pada eklamsia
adalah skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina.
C. Paru-paru
Kematian ibu pada preeklamsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema
para yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspirasi
D. Sistem Kardiovaskuler
Hipertensi diperkirakan karena akibat dari pelepasan substansi pressor dari uterus
dari teori ini adalah menganjurkan untuk menghindari diuretik dan menggunakan
volume ekspander.
Teori lain mengatakan penurunan volume disebakan oleh efek sekunder dari
E. Ginjal
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun
ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin sekali juga dengan retensi
garam dan air. Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriolus ginjal
keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria. Kadar kreatinin dan ureum pada
preeklamsia tidak meningkat, kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Karakteristik
F. Hati
Gangguan pada hati sangat bervariasi, mulai dari gejala subklinis dengan
terjadinya ruptur hepar. Gejala yang paling ekstrim yaitu sindrom HELLP
(Hemolysis, Elevated liver enzymes, and low platelet) dan infark hati. Kriteria
diagnosis sindrom HELLP terdiri dari: Hemolisis, kelainan apus darah tepi, total
bilirubin > 1,2 mg/dl, LDH > 600 U/L, peningkatan fungsi hati, serum AST > 70 U/L,
enzim hati diperkirakan sekunder oleh obstruksi aliran darah hati oleh deposit fibrin
pada sinusoid. Trombosit dikaitkan dengan peningkatan pemakaian dan atau destruksi
trombosit.
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen. Pada
preeklamsia dan eklamsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaannya
interstitial. Kejadian ini, yang diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein
viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran
pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
- Keluhan sekarang :
kuadran kanan atas, pembengkakan pada wajah atau adanya kenaikan berat badan
yang berlebihan.
a. Sakit Kepala
Sakit kepala jarang terjadi pada kasus yang ringan, tetapi frekuensinya meningkat
pada kasus-kasus yang lebih berat. Sakit kepala tersebut biasanya frontal, tetapi dapat
b. Gangguan Visus
Gangguan visus berkisar mulai pandangan yang agak kabur sampai kebutaan, dapat
beberapa pakar, asalnya sentral, tampaknya hal tersebut disebabkan spasme arteriola,
iskemia, edema, dan pada keadaan yang jarang, benar-benar terjadi pelepasan retina.
Pada umunya, prognosa retina yang terlepas tersebut adalah baik, retina akan melekat
kembali, yang biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran. Perdarahan
dan eksudasi sangat jarang pada preeklamsia, dan bila terjadi seringkali menunjukkan
adanya penyakit hipertensi vaskuler yang kronis yang telah ada sebelumnya.
Nyeri pada epigastrium atau pada kuadran kanan atas merupakan gejala preeklamsia
berat dan merupakan petunjuk terjadinya ancaman kejang. Hal ini dapat disebakan
oleh peregangan kapsul Glisson hepar, dan mungkin akibat edema hepar dan
perdarahan kapsuler.
merupakan tanda yang pertama. Berat badan normal meningkat kurang lebih 1 pon
per minggu, tetapi bila kenaikan berat badan melebihi 2 pon kapan saja dalam
seminggu, atau 6 pon dalam sebulan, maka suatu ancaman preeklamsia harus
dicurigai. Suatu yang yang khas pada preeklamsia adalah kenaikan berat badan
berlebihan yang mendadak, dan bukan kenaikan yang terjadi secara merata dalam
kehamilan. Kenaikan berat yang mendadak dan berlebihan pada waku hamil
disebabkan terutama oleh retensi cairan yang abnormal, dan biasanya dapat
- Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisis
- Edema pada wajah diperhatikan, jika tidak yakin dengan pembengkakan pada wajah
pasien, tanyakan pada pasangannya atau keluarganya apakah dia terlihat berbeda.
mengukur tahanan perifer dan tidak tergantung pada keadaan emosional pasien.3
Pemeriksaan Penunjang
Pada preeklamsia dini, proteinuria mungkin minimal atau tidak terjadi. Pada bentuk
yang lebih berat, proteinuria biasanya dapat dibuktikan dan dapat mencapai lOg/L.
Proteinuria hampir selalu terjadi lebih lambat dibandingkan dengan hipertensi, dan
- Pemeriksaan Darah
Hb, hematokrit, trombosit, fungsi ginjal, fungsi hati, asam urat, LDH,. Pada pasien
penurunan trombosit.
- Ultrasonografi
difinitif adalah segera melahirkan bayi dan seluruh hasil konsepsi, tetapi dalam
lain umur kehamilan, proses perjalanan penyakit, dan seberapa jauh keterlibatan
organ.
- Melahirkan bayi yang cukup bulan dan dapat hidup di luar, di samping itu mencegah
Pada penderita preeklampsia ringan obat-obat yang dapat diberi untuk memperbaiki
- anti hipertensi
Pada penderita preeklampsia berat obat-obat yang dapat diberi untuk memperbaiki
1. Magnesium sulfat
2. Anti hipertensi
A. Penanganan Umum
• Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
o infus cairan dipertahankan 1,5-2 liter/24 jam pantau kemungkinan edema paru
• Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
- krepitasi merupakan tanda edema paru, stop pemberian cairan. dan berikan
• Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi
B. Antikonvulsan
1.Magnesium Sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang
Alternatif 1
- dosis pemeliharaan : MgSCM gr/jam melalui infus Ringer Asetat/ Ringer Laktat
Alternatif II
- dosis awal : MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
dosis awal. Dosis pemeliharaan diazepam 40 mg dalam 500 ml larutan RL per infus.
Jangan berikan > 100 mg/24 jam. Jika pemberian IV tidak memungkinkan, dapat
diberikan per rektal dengan dosis awal 20 mg dalam semprit 10 ml. Jika masih
kejang, beri tambahan 10 mg/jam. Dapat pula diberikan melalui kateter urin yang
Jika tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, berikan obat antihipertensi. Tujuannya
perdarahan serebral.
IV, naikkan dosis sampai 40 dan 80 mg jika respon tidak baik sesudah 10 menit
sublingual.
C. Pengobatan Obstetrik
Belum inpartu : – Induksi persalinan : tetesan oksitosin dengan syarat nilai Bishop ≥5
b.Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (Bishop < 5) atau adanya kontraindikasi
tetesan oksitosin
c. 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin belum masuk fase aktif. Pada
Sudah Inpartu : Kala I: Fase laten : 6 jam tidak fase aktif dilakukan SC
Kala II : Pada persalinan pervaginam, maka kala II diselesaikan dengan partus buatan
D. Postpartum
E. Rujukan
Serikat. Sedangkan kematian janin atau perinatal cukup tinggi, dan uniumnya
menurun seiring dengan bertambah maturnya janin. Risiko rekurensi dari preeklamsia
yaitu sekitar 5-70 %, dengan risiko tertinggi pada perempuan dengan preeklamsia
berat dan sebelum usia kehamilan 30 minggu. Perempuan dengan preeklamsia ringan
dan kehamilan mendekati cukup bulan, hanya mempunya risiko 5% untuk terjadinya
3.9 Komplikasi
- Iskemia uteroplasenter
• Kematian janin
• Persalinan premature
• Solusio plasenta
- Spasme arteriolar
• Perdarahan serebral
• Ablasio retina
• Thromboemboli
• Trauma karenakejang
• Edema paru
• Kelebihan cairan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
150/100 mmHg. Ini merupakan kehamilan keempat pasien, pada saat trimester I ada
keluhan seperti mual muntah (+), anak pertama dan anak kedua keguguran, anak
mentis, tekanan darah : 150/90 mmHg, nadi : 88x/menit, suhu: 36,1˚C, pernapasan :
Leopold II : Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil, sebelah kiri kesan teraba
tahanan memanjang
Leopold III : Teraba keras, bundar dan melenting, bagian terendah janin belum
masuk PAP
4.2 Saran
1. Penjaringan kasus dengan risiko tinggi dan pengawasan antenatal yang teratur dan
eklampsia, untuk ini diharapkan: dapat dilakukan penyuluhan pada wanita hamil
mutu pelayanan antenatal di Puskesmas dan Poliklinik ibu hamil, untuk itu perlu
dilakukan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan petugas
lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo B & Rachimhadhi. Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam : Ilmu Kebidanan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo. Jakarta. 2007 : 281-301.
2. Prithchard, J. A., Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam : Obstetri Williams,
Edisi ke-22. Appleton Century Crofts. New York. 2006 : 761-96
3. Brandon JB, Amy EH, Nicholas CL, Harold EF, Edward EW. The Johns Hopkins Manual
of Gynecology and Obstetri cs. Second edition. Lippincott Williams & Wilkins:
Philadelpia. 2005.
4. Diaa E. Obstetrics Siplified. Departement of Obstetrics & Gynecology, Benha Faculty of
Medicine, Egypt. 2007.
5. James RS, Ronald SG, Beth YK, Arthur FH, David ND. Danforth’s Obstetrics and
Gynecology. Nine edition. Lippincott Williams & Wilkins: Philadelpia. 2005.
6. Paul C, Susan M. Johnson. Cirrent Clinical Strategies Gynecology and Obstetrics.
Current Clinical Strategies Publishing: California.2006.
7. Diana HF. Lecture Notes Obstetrics ang Gynaecology. Second edition. Blackwell
Publishing: UK. 2006
8. Barss VA & Repke JT. Preeclampsia. Available from
http://patients.uptodate.com/topic.asp. Accesed on September 2011.
9. Jung, DC. Pregnancy, Preeclampsia Available at: http://www.emedicine.com/ Accesed on
September 2011.
10. Access Medicine. McGraw-Hill’s: USA.2006.
11. Joe LS, Sherman E. Genetics on Obstetrics ang Gynecology. Third edition. Saunders
Elsevier: Philadelpia. 2005.
12. Alan HD, Lauren N. Current Obstetrics & Gynecologic Diagnosis & Treatment. Ninth
Edition. McGraw-Hill’s: USA.2006.
13. Martin LP. Benson & Pernoll’s handbook of Obstetrics & Gynecology. Tenth Edition.
McGraw-Hill’s: USA. 2009.
14. Neville FH, George M, Joseph GG. Essentials of Obstetrics and Gynecology. Fourth
edition. Elsevier Saunders. 2005
15. Cunningham, FG et all. 2006. Obstetri William Edisi 21 volume 1 dan 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
16. Sofoewan S., Preeklampsia – Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia,
Patogenesis, dan Kemungkinan Pencegahannya. MOGI 2003, 27; 141 – 151.
17. Sibai B. M. Diagnosis and Management of Gestational Hypertention and Preeclampsia
Obstet Gynecol 2006. 102: 181 – 92.
18. Sibai B. M., Gus Dekker G. A., Michael Kupferminc Preeclampsia Lancet 2005, 365: 785
– 99.