Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KASUS 4 CNP 4

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah CNP 4

OLEH :
Yuliance Kotouki 220110130103
Hikmah Mesti Tabah 220110130153
Monika Natalia 220110140001
Visi Aurora Amartha 220110140002
Widi Sofiani Agistia 220110140003
Olvie Leonita 220110140004
Yeti Amidawati 220110140005
Sabrina Andyka Putri 220110140006
Melinda Ardian 220110140007
Renie Nurcholivatun 220110140008
Annisa Citrasari Dewi 220110140009
Nanda Theresa Natalia 220110140010
Andika Isnaeni Syifa 220110140011

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017

i
STEP 1

1. Amadi : UPT
Unit pelaksana teknis (widi)
2. Nanda : Kematian kasar
Angka kematian dalam tahun tertentu (renie)
Angka kematian yang penyebabnya belum spesifik (Yeti)
3. Hikmah : IUFD
Intra uterin fetal death (annisa cd)

STEP 2

1. Nanda: program lansia yang ada di indonesia? Penanganan dan perencanaannya?


2. Hikmah : program apa saja yang bisa dilakukan dalam upaya pencegahan dalam kasus?
3. Monika: tindakan yang dapat dilakukan perawat pada tingginya degenarif yg disebabkan
oleh prilaku?
4. Visi: bagainama cara merumuskan proses keperawatan komunitas?
5. Yeti: data ini termasuk tahapan apa? Dan apa saja tahap lanjutannya?
6. Renie: 10 pola penyakit yang berobat ke puskesmas?
7. Widi: hubungan kematian usia diatas 5 tahun dengan usia lanjut yang disebabkan oleh
degeneratif?

STEP 3

7. Yeti: usia diatas 5 tahun itu bisa dikategorikan apa saja termasuk lansia. Dikasus angka
kematian yang paling banyak itu lansia
1. Olvie: senam lansia yang berkolaborasi dengan berbagai komponen masyarakat. Selain itu
adanya cek kesehatan pada saat senam dan adapula yang kunjungan rumah untuk
melakukan cek kesehatan
Renie: usia lanjut merupakan kelompok rentan, resiko cedera tinggi. Terkait perilaku dan
pola hidup sekarang dan dulu.
2. Andika: penyakit degeneratif: harus mengetahui mengenai penyakit, dilakukan pengkajian
terhadapa pola hidup dan lingkungan sekitar
Amadi: DBD: fogging, pembagian bubuk abate pada setiap rumah

1
3. Visi: penkes makan sehat dan bergizi, makanan yang boleh dan tidak boleh, olahraga
Yeti: penkes tidak hanya lansia, tetapi juga dewasa akhir untuk mencegah
Hikmah: penkes dapat dilakukan ke orang tua, karena ini fokusnya ke pola prilaku
sehingga harus penkes ke pendamping lansia.
4. andika : Harus membedakan masalah aktual dan potensial, kemudian bisa di kerucutkan
lagi dengan sistem skoring untuk menunjukan masalah prioritas
5. Annisa cd: masih tahapan pengkajian. Tahapan selanjutnya adalah analsis data, penentuan
diagnosa, perencanaan, intervensi implementasi, evaluasi

STEP 4

Populasi

Data kesehatan

Angka kematian angka kelahiran masalah kesehataan

Bayi (IUFD, aspiksia) balita (DBD) >5tahun degeneratif


10 pola penyakit

ISPA myalgia
Hipertensi

Pengkajian

analisis data

diagnosa keperawatan

(perencanaan, implementasi, evaluasi)

2
STEP 5

LO:

1. Piramid perbandingan usia dan jenis kelamin


2. Penyajian data hasil pengkajian
3. Program pemerintah untuk lansia
4. Perumusan diagnosa diagnosa prioritas
5. Perumusan ASKEP (perencanaan – evaluasi)

STEP 7

1. Yeti

Piramida penduduk adalah Komposisi penduduk sesuai umur dan jenis kelamin

Vertikal (usia)

Horizontal ( jumlah penduduk )

1. Piramida penduduk muda = data dari suatu wilayah yang puda angka kelahiran yang tinggi
SEGITGIA
2. Stasioner= kelahiran dan kematian simbang, pertumbuhan penduduk lambat (jepang
3. Penduduk tua / konstruktif= kelahirannya lebih dikit . Negara maju

Hikmah: Ada warna yang digelapkan: usia muda (remaja) dan lansia : ketergantungan

2. Renie:

Dikasus 3 data yang tersedia adalah:

data inti: sejarah komunitas, tipe komunitas(suatu urban disuatu desa), kepadatan penduduk di
kasus beda, persebaran usia, jmlh penduduk miskin, ada penduduk yang memiliki jamkesmas
da nada yang tidak. Kelompok rentan, angka kematian, angka kematian kasar, penyebab
kematian bayi (IUFD dan asphiksia) penyakit degenarif, dan ISPA, kontur tanah cukup
berbahaya, pendidikan, tenaga kesehatan tidak tersebar rata

yang belum terkaji: rekreasi dan persepsi warga

3
Yuliance: menurut diagram batang, kelurahan A jumlah penduduk miskin lebih banyak
dibandingkan dengan kelurahan B dan C

3. Monika

Peraturan Menkes no.79. penyelenggaraan kesehatan lanjut usia dengan adanya Puskesmas
lanjut usia:

Bekerjasama lintas sector. Menitik beratkan pada promotif dan prefentif contohnya adalah
Panti werda (senam, homecare,

Widi:

Memberikan pelayanan kesehatan dengan menitik beratkan pada promotif dan preventif oleh
kader dari puskesmas. Posyandu lansia posbindu lansia, pengembangan tempat untuk lansia,
puskesmas harus melakukan pembinaan

Tujuan

 Untuk meningkatkan kesadaran


 Menigkatkan peran serta masyarakat dan keluarga
 Meningkatkan mutu usia lanjut

Sabrina:

Santun lanjut usia: dibagi menjadi 3 kelompok. Ketergantungan ringan, sedang dan berat

Nanda :

Puskesmas santun pada lansia dilakukan untuk lansia diatas 60 tahun dan pra lansia.

Metode: one stop servis (pendaftaran sampai perawatan), konseling lansia, pembinaan melalui
forum, kunjungan rumah, pemeriksaan lab. Diadakannya fasilitas mempermudah lansia seperti
WC duduk.

System pelayanan medis dengan cara skrining, konseling.

4
Kegiatan non medis: puskesmas menmbina kelompok lanjut usia, melaksanakan senam,
kelompok lanjut usia

Annisa cd:

Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia : poli geriatric

Terdiri dari beberapa tim:

1. Dokter spesialis penyakit dalam


2. Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
3. Psikiater
4. Perawat gerotrik
5. Ahli gizi
6. Pelaksana pelayanan rehabilitasi sederhana

Perawatan kesehatan bagi lansia dan keluarga di rumah (homecare) dengan melibatkan
petugas kesehatan keluarga, care giver, dan klien

4. Olvie dan olvie

Data: 10 pola penyakit penderita umum. Yang teratasi adalah ISPA. Askes pelayanan
kesehatan sulit, curah hujan dan kelembapan cukup tinggi, masih ada penduduk miskin yang
tidak mempunyai jamkesmas.

Masalah keperawatan: Penurunan kesehatan masyarakat

Data: 2 dan 3 penyakit teratas adalah myalgia dan hipertensi

Masalahnya: Resiko sindrom kelemahan lansia

Prioritas diukur dengan skoring:

a) Sesuai dengan peran perawat komunitas


b) Sesuai dengan program pemerintah
c) Resiko terjadinya

5
d) Minat masyarakat berpartisipasi
e) Kemudahan diatsi
f) Tempat
g) Dana
h) Waktu
i) Fasilitas

Berdasarkan hasil skoring:

Diagnosa prioritas: penurunan kesehatan masyarakat

Askep:

1. Penurunan kesehatan masyarakat

Tujuan: di:harapkan masyarakat dapat menjaga kesehatan individu dan lingkungan

Aktifitas:

1. Penyuluhan
2. Melakukan kegiatan kerja bakti masal dengan seluruh warga
3. Kenang kenangan untuk meningkatkan kesehatan

Evaluasi:

Kriteria: warga berpartisipasi aktif dan mengerti cara menjaga lingkungan

Teknik: Tanya jawab dan praktik

Hikmah:

Lansia harus dipantau penggunaan obat obatan, untuk lansia sehat nutrisi seimbang,
penyuluhan untuk masyarakat yang menuju lansia.

Andika:

Karna dikasus ada DBD, harus diberikan penyuluhan, pencegahan, penatalaksanaan DBD

2. Resiko kelemahan pada lansia

6
Tujuan: meningkatkan kesehatan lansia

Strategi: berkoordinasi dengan kader, tokoh masyarakat, puskesmas

Aktifitas:

1. Penyuluhan
2. Tert skrining hipertensi
3. Pemberian intervensi terhadap lansia yang hipertensi

Indicator keberhasila

1. Lansia menyebutkan proses menua dan penyakit yg biasanya terjadi pada lansia
2. Semua lansia hadir di posbindu
3. 80% lansia dengan hipertesi tekanan darahnya menurun

7
KAJIAN TEORI

1. Piramida Penduduk

Piramida Penduduk Kelurahan A


>65
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39 Penduduk Perempuan
30-34
25-29 Penduduk Laki-laki
20-24
15-19
10-14
5-9
1-4
2000 1000 0 1000 2000

Piramida Penduduk Kelurahan B


>65
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39 Penduduk Perempuan
30-34
25-29 Penduduk Laki-laki
20-24
15-19
10-14
5-9
1-4
2000 1000 0 1000 2000

Piramida Penduduk Kelurahan C


>65
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39 Penduduk Perempuan
30-34
25-29 Penduduk Laki-laki
20-24
15-19
10-14
5-9
1-4
2000 1000 0 1000 2000

8
2. Penyajian data hasil pengkajian

A. Pengkajian berdasarkan Kasus


a. Data Inti
 Sejarah komunitas  n/a
 Tipe komunitas  masyarakat urban, struktur politik: n/a, distribusi kekuatan
komunitas: n/a
 Data demografi

Variabel Jumlah
Kelurahan A Kelurahan B Kelurahan C
Jenis Kelamin
- Laki- 11954 9647 5269
laki (L) 11325 9282 4800
- Peremp
uan (P)

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk di kelurahan A sebanyak 23.279 jiwa,


kelurahan B sebanyak 18.929 jiwa, kelurahan C sebanyak 10.069 jiwa. Jadi, dapat kita
lihat bahwa komposisi penduduk menurut jenis kelamin terbanyak terdapat pada
kelurahan A dengan total 23.279 jiwa.

Usia (Tahun) Kelurahan A Kelurahan B Kelurahan C


L P % L P % L P %

661 584 5,35 670 621 6,8 692 658 13,4


- 1-4 2 0
- 5-9 1039 794 7,87 579 687 6,6 782 707 14,7
8 8
- 10-14 730 734 6,28 605 667 6,7 548 584 11,2
2 4
- 15-19 846 823 7,17 1288 1.20 13, 559 480 10,3
9 19 2
- 20-24 887 837 7,4 1.32 1.40 14, 587 543 11,2
6 8 44 2
- 25-29 999 970 8,46 1.20 1.09 12, 395 340 7,29
3 2 12

9
- 30-34 846 875 7,39 709 700 7,4 257 305 5,58
4
- 35-39 744 683 6,13 751 686 7,5 335 225 5,56
9
- 40-44 1121 108 9,47 647 682 7,0 178 168 3,43
5 2
- 45-49 996 998 8,56 845 556 7,4 207 165 3,69
0
- 50-54 1223 114 10,1 517 432 5,0 209 197 4,03
9 9 1
- 55-59 994 991 8,52 305 282 3,1 209 189 3,95
0
- 60-64 576 569 4,92 179 193 1,9 191 111 2,99
6
- >65 292 233 2,25 24 67 0,4 120 132 2,50
8

Berdasarkan tabel diatas, kategori penduduk di kelurahan A terbanyak golongan usia


50-54 tahun sebanyak 10,19%, kelurahan B terbanyak golongan usia 20-24 tahun
sebanyak 14,44%, kelurahan C terbanyak golongan usia 5-9 tahun sebanyak 14,78%.
 Statistik vital
Kelompok Rentan Lansia % SMA %
5040 27,48 271 1,4
Angka Kematian 153
(0-12) (1-5) tahun Ibu Ibu Kemati

10
bulan hamil bersalin an kasar
5 1 Tidak Tidak Tidak
diketah diketahui diketah
ui ui

o Angka kematian kasar  Total kematian bayi, balita, ibu hamil, ibu bersalin,
dan angka kematian kasar: 153 orang
o Penyebab kematian  bayi: IUFD dan asfiksia (5 kejadian), balita: DBD (1
kejadian), ibu hamil & bersalin: n/a, usia lanjut: penyakit degenerative
o Penyakit yang paling sering diderita: ISPA, myalgia, hipertensi
o Nilai dan keyakinan  n/a
b. Data subsistem
 Geografis
o Batas wilayah: n/a
o Memiliki 3 kelurahan
o Lokasi  700-750 mdpl
o Curah hujan  2400 mm3
o Keadaan suhu rata-rata: 28-30oC
o Kelembaban di 3 kelurahan tinggi
o Kondisi tanah  perbukitan, mudah longsor
o Beberapa daerah jauh dan sulit akses ke pelayanan kesehatan
o Lingkungan fisik  sungai, air sumur, udara, hutan, lahan perhatian, air irigasi
dalam kondisi baik
 Pelayanan kesehatan dan sosial
o Beberapa daerah kesulitan untuk mengakses pelayanan kesehatan

Penduduk Miskin Jumlah %

- Memiliki 5.796 11,0


Jamkesmas 9

- Tidak 1.538

11
o T Memiliki 2,94
e Jamkesmas
n
aga kesehatan tidak bisa tersebar merata untuk melakukan pelayanan kesehatan
di lapangan karena keterbatasan akses

Berdarkan tabel tersebut dapat kita lihat bahwa mayoritas masyarakat sudah memiliki
jamkesmas yaitu sebanyak 11,09%

Penduduk 2.914 12, 2.858 15 1.562 15,


Miskin 58 ,1 51
% 0 %
%
- Ekonomi:
Kategori status ekonomi penduduk wilayah tersebut yaitu golongan penduduk
miskin. Dengan distribusi pada kelurahan A 2914 orang sebesar 12,58%,
kelurahan B 2858 orang sebesar 15,10%, kelurahan C sebesar 1562 sebesar
15,51%.
- Keamanan dan transportasi: n/a
- Pemerintah dan politik: n/a
- Komunikasi: n/a
- Pendidikan: n/a
- Rekreasi: n/a
c. Persepsi
- Persepsi masyarakat : n/a
- Persepsi petugas kesehatan : daerah kelurahan mudah longsong sehingga sulit
mengakses ke pelayanan kesehatan bagi petugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan di lapangan

12
3. Program pemerintah untuk lansia
Tujuan:
1. Terutama ditujukan pada upaya peningkatan kesehatan dan kemampuan mandiri agar
selama mungkin dapat produktif dan berperan aktif dalam pembangunan
2. Dilaksanakan sebagai bagian dari upaya kesehatan keluarga melalui pelayanan kesehatan
dasar dan rujukannya
3. Dilaksanakan melalui pendekatan holistik dengan memperhatikan nilai sosial budaya
yang ada
4. Dilakanakan secara terpadu dengan meningkatkan peran lintas program dan sektor
5. Upaya promotif dan prefentif dalam upaya penyelenggaraan pembinaan kesehatan lansia
dilaksanakan secara komprehensif bersama-sama dalam upaya kuratif dan rehabilitatif
6. Peningkatan peran serta masyarakat termasuk swasta dan peran lansia sendiri, diarahkan
dan dilakukan atas dasar kekeluargaan dan kegotongroyongan serta dibina oleh
pemerintah pada semua tingkat administrasi
7. Bentuk partisipasi masyarakat berupa partisipasi dalam pendataan, pemanfaatan
pelayanan,pengenalan dini masalah kesehatan lansia dan pengaturan transportasi serta
pendanaan bagi rujukan yang diperlukan
8. Pelayanan kesehatan lansia dilaksanakan dengan menerapkan kendali mutu pelayanan
disetiap jenjang, penyusunan prosedur tetap pelayanan,penerapan standar pelayanan dan
pelatihan tenaga kesehatan bagi kesehatan lansia
Program Pemerintah:

1. Peningkatan dan pemantapan upaya yankes lansia di sarana yankes dasar -> program
puskesmas santun usia lanjut
Melakukan pelayanan kepada usia lanjut, meliputi :
 aspek promotif,
 preventif, disamping
 aspek kuratif
 rehabilitative

Ciri-ciri puskesmas santun usia lanjut :

1. Pelayanan baik, berkualitas & sopan


2. Memberikan kemudahan dlm yankes kepada usia lanjut

13
3. Memberikan keringanan/penghapusan biaya yankes bagi usila tak mampu
4. Memberikan dukungan/bimbingan pd usila dlm memelihara & meningkatkan kes.
5. Melakukan yankes secara proaktif
6. Melakukan kerjasama dgn lp & ls

Puskesmas santun lansia adalah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan


kepada pra lansia dan lansia yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang lebih menekankan unsur proaktif, kemudahan proses pelayanan,
santun, sesuai standar pelayanan dan kerja sama dengan unsur lintas sektor. Dengan
demikian maka program lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di klinik saja,
tetapi juga pelayanan kesehatan luar gedung dan pemberdayaan masyarakat.

Bentuk kesantunan pada lansia misalnya:

a. melayani lansia dengan senyum, ramah, sabar dan menghargai sebagai orang tua.
b. pelayanan rawat jalan gratis bagi lansia (usia 60 tahun ke atas)
c. proaktif dan responsif terhadap permasalahan kesehatan lansia.
d. kemudahan akses layanan bagi lansia baik prosedur layanan maupun fasilitasnya.

Jasa layanan yang bisa diberikan:

a. Pelayanan kesehatan one stop service di ruang tersendiri. Pelayanan one stop
service adalah pelayanan kepada lansia mulai dari pendaftaran sampai mendapat
obat dilaksanakan satu paket di satu ruang. Dengan begitu lansia tidak perlu
berpindah tempat dan antre lagi untuk pelayanan lainnya dalam puskesmas.
b. Konseling lansia
c. Posyandu lansiapembinaan melalui karang werda
d. Pembinaan melalui forum karang werda kecamatan
e. pelayanan melalui panti werda
f. Kunjungan rumah
g. membuat event tertentu seperti talk show, lomba senam lansia, jalan sehat, dll.
h. Pendaftaran pemeriksaan klinis pemeriksaan laboratorium bila perlu
i. Konseling pemberian obat, bila tidak ada ruang khusus maka lansia dilayani di poli
kemudahan akses
j. Ada alur pelayanan lansia yang jelas dan mudah
k. Mendahulukan lansia dari pasien umum
l. Disediakan jamban / wc duduk sehingga lansia tidak perlu jongkok
m. Pegangan rambat pada tangga dan wc

Sasaran program:

a. Lansia (umur 60 tahun keatas)

14
b. Pralansia ( umur 45 – 60 tahun)

c. Keluarga lansia, masyarakat, serta lembaga masyarakat dan pemerintah.

Dasar hukum:

a. Undang-undang ri no 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan


lansia

b. Undang-undang ri no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut

c. Peraturan pemerintah ri no 43 tahun 2004 tentang kesejahteraan usia lanjut

Target program pelayanan lansia

Target program lansia tahun 2010-2014 berdasarkan renstra kemenkes ri 2010-2014


Indikator 2011 2012 2013 2014

Cakupan pelayanan 25% 30% 35% 40%


kesehatan pra usia lanjut

Cakupan pelayanan 40% 50% 60% 70%


kesehatan usia

Sumber renstra kemenkes, 2010-2014

INDIKATOR TARGET
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Provinsi yang 27 prov 33 prov 33 prov 33 prov 33 prov
mengembangkan
program kesehatan
Usia Lanjut
Jumlah 300 324 348 372 kab/kot 396
Kabupaten/kota yang kab/kota kab/kot kab/kot kab/kot
mengembangkan
program kesehatan
Usia Lanjut
Jumlah Puskesmas 102 pusk 227 352 pusk 477 pusk 602
Santun Usia Lanjut pusk pusk
(Indikator Renstra)

Cakupan pelayanan 20% 25% 30% 35% 40%


kesehatan pra usia
lanjut

15
Cakupan pelayanan 30% 40% 50% 60% 70%
kesehatan usia lanjuta

Sedangkan indikator keberhasilan dan target yang diharapkan dapat dicapai pada
tahun2014 adalah

1. Pelayanan medis
a. Skrining kesehatan pada 40% pra lansia
b. Skrining kesehatan pada 70% lanjut usia
c. Skrining kesehatan pada 100% lansia di panti werdha
d. 30% puskesmas melaksanakan konseling lanjut usia
2. Kegiatan non medis
a. 70% puskesmas membina kelompok usia lanjut
b. 50% desa mempunyai kelompok lanjut usia
c. 50% kelompok lanjut usia melaksanakan senam lansia
2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia -> poli geriatri -> rs kelas a dan b

Pembentukan tim terpadu geriatri di Rumah Sakit

1. dokter spesialis penyakit dalam


2. dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi / dokter terlatih
3. psikiater / dokter terlatih
4. perawat gerontik/ perawat terlatih
5. dietisien
6. pelaksana pelayanan rehabilitasi sederhana (pekerja sosial medik, fisioterapis).
3. Penyuluhan & penyebaran informasi kesehatan bagi lansia.
4. Perawatan kesehatan bagi lansia dan keluarga di rumah (home care).
 Bentuk yankes komprehensif yang dilakukan di rumah lansia dengan memberdayakan
keluarga dan lansia sendiri
 Bertujuan memandirikan lansia dan keluarganya sebagai subyek
 Dilakukan dalam bentuk tim

16
 Di puskesmas merupakan bagian dari program perawatan kesehatan masyarakat
(perkesmas)
 Dapat merupakan:
Kelanjutan perawatan akut di rumah sakit
Upaya pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang sudah diderita
Modifikasi perawatan yang seharusnya dilakukan di institusi (panti-rawat, ruang rawat
kronik, ruang rawat akut)
 Aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif harus selalu diperhatikan
 Pertimbangan untuk melakukan perawatan di rumah perlu dipikirkan matang-matang
Komponen perawatan rumah
1. Koordinator kasus/petugas kes
2. Pengasuh/keluarga klien
3. Pramusila/care giver
5. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok lansia
 Sebagai bentuk implementasi dari pelayanan pro aktif puskesmas
 Memberikan pelayanan kesehatan dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan
preventif
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan pendampingan dari tenaga
kesehatan puskesmas
 Dibeberapa daerah kelompok usila disebut sebagai posyandu lansia, posbindu lansia,
karang werdha, dsb

6. Pengembangan lembaga tempat perawatan bagi lansia


 Pelayanan kesehatan di panti sosial tresna werdha
 Untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan lansia dalam menangani
kesehatannya secara mandiri.
 Memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
 Puskesmas harus melakukan pembinaan dan pelayanan kepada panti lansia yang ada di
wilayahnya

17
7. Indonesia Public Health
Menurut Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut, Depkes RI
(2003), pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan kesehatan
fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat pencatat
dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku
Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi kesehatan
yang lazim digunakan di Puskesmas.
Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Komisi Nasional
Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia
adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya
masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi
sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif
dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat
diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya
serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu
mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.

Program pelayanan kesehatan usia lanjut

Tujuan: meningkatkan kesejahteraan usia lanjut kegiatan kelompok sia lanjut yang
mandiri.

Organisasi: panti werda

Kegaiatan:

1. Pemeriksaan daily living


2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan status gizi
4. Pengukuran tekanan darah
5. Pemeriksaan Hb

18
6. Pemeriksaan adanya gula dalam urin
7. Pemeriksaan protein dalam urin
8. Rujukan ke Puskesmas
9. Penyiluhan
10. Kunjungan rumah (Public Health Nursing)
11. PMT
12. Kegiatan olahraga: senam, gerak jalan

Indicator keberhasilan dan target (2010) :

Pelayanan medis:

1. skrining kesehatan pada 30% usia lanjut


2. skrining kesehatan 100% usia lanjut di Panti werda
3. 30% puskesmas melaksanakan konseling usia lanjut

Pelayanan non medis:

1. 70% puskesmas membina kelompok usia lanjut


2. 50% desa mempunyai kelompok usia lanjut
3. 50% kelompok usia lanjut melaksanakan senam asusila.

4.Asuhan keperawatan komunitas berdasarkan kasus 3 & 4


1. Pengkajian
A. Data Inti Komunitas :
1. Sejarah :-
2. Demografi :
Piramida Penduduk Kelurahan A

19
>65
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
Penduduk Perempuan
30-34
Penduduk Laki-laki
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
1-4

1500 1000 500 0 500 1000 1500

Piramida Penduduk Kelurahan B

>65
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
Penduduk Perempuan
30-34
25-29 Penduduk Laki-laki
20-24
15-19
10-14
5-9
1-4

1500 1000 500 0 500 1000 1500

Piramida Penduduk Kelurahan C

20
>65
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
Penduduk Perempuan
30-34
Penduduk Laki-laki
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
1-4

1500 1000 500 0 500 1000 1500

3. Statistik vital:
- Jumlah total kematian bayi (0-12 bln), balita (1-5 th), ibu hamil, ibu bersalin
dan kematian kasar adlah sebanyak 153 orang.
- 5 kematian pada golongan bayi (0-12 bln) karena IUFD dan asfiksia.
- balita (1-5 th) sebanyak 1 kematian karena DBD.
- 10 pola penyakit penderita umum yang datang berobat ke UPT Puskesmas X
dengan penyakit ISPA Non Spesifik ada di urutan teratas, di susul oleh myalgia
dan hipertensi.
4. Kelompok etnis :-
5. Nilai dan keyakinan : -

B. Subsistem
1. Lingkungan fisik :
Merupakan daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi, kualitas fisik
terdiri dari sungai, air, sumur, udara, hutan, lahan pertanian dan air irigasi dalam
keadaan rata-rata baik dan curah hujan cukup tinggi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial :

21
Akses ke pelayanan kesehatan cukup sulit dengan daerah yang sering terjadi
longsor.
3. Ekonomi :-
4. Keamanan dan Transportasi :-
5. Pemerintah dan Politik :-
6. Komunikasi :-
7. Pendidikan :-
8. Rekreasi :-

C. Persepsi :
1. Persepsi Penduduk :-
2. Persepsi Petugas Kesehatan :-

2. Analisa Data
Data Masalah
Keperawatan
- 10 pola penyakit penderita umum yang datang Penurunan kesehatan
berobat ke UPT Puskesmas X dengan penyakit masyarakat berbasis
ISPA Non Spesifik lingkungan di UPT
- Akses ke pelayanan kesehatan cukup sulit yang Puskesmas
dipengaruhi demografi Ciumbuleuit
- Curah hujan yang cukup tinggi
(per tahun 2400 mm3)
- Daerah dengan kelembapan yang cukup tinggi
dan berpotensi longsor serta risiko
meningkatnya penyakit ISPA
- Terdapat total kematian untuk bayi, balita, ibu
hamil, ibu bersalin, dan kematian kasar
sebanyak 153 orang dan beberapa penyakit
yang menjadi penyebab ialah IUFD, asphiksia,
dan DBD

22
- Jumlah penduduk miskin yang berada
diwilayah kerja UPT Puskesmas Ciumbuleuit
sebanyak 7.334 penduduk (14,06%) Hal ini
menunjukkan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan hasil Badan Pusat Statistika
dengan presentase penduduk miskin di
Indonesia Per Maret 2017 yaitu 27,77 juta
orang atau 10,64%
- Pendudukan miskin ada yang belum punya
jamkesma sebanyak 1.538 orang
- Jumlah lansia 5.040 orang Resiko sindrom
- Penyebab kematian untuk usia 5 tahun ke atas kelemahan pada
ditemukan sebagian besar golongan usia lanjut lansia di UPT
yang disebabkan oleh penyakit degeneratif Puskesmas
- 2 dan 3 penyakit teratas adalah penyakit pada Ciumbuleuit
lansia yaitu myalgia dan hipertensi
- Pola aktifitas yang rendah
- Penduduk miskin 14,06%

3. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan kesehatan masyarakat berbasis lingkungan di UPT Puskesmas Ciumbuleuit
b.d kurangnya sumber kesehatan (akses pelayanan kesehatan, ekonomi, dan
pengetahuan tentang lingkungan serta penyakit)
b. Resiko sindrom kelemahan pada lansia di UPT Puskesmas Ciumbuleuit.
Prioritas Diagnosa Keperawatan

Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Jumlah
A B C D E F G H I J K L

23
Penurunan kesehatan masyarakat
berbasis lingkungan di UPT
Puskesmas Ciumbuleuit b.d
1. kurangnya sumber kesehatan (akses 4 4 4 5 4 3 3 2 4 5 3 3 44

pelayanan kesehatan, ekonomi, dan


pengetahuan tentang penyakit)

Resiko sindrom kelemahan pada


lansia di UPT Puskesmas
2. Ciumbuleuit. 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 41

24
4. Rencana dan Strategi Keperawatan

Tujuan Sasaran Waktu Evaluasi


No Diagnosa Rencana Penanggun
Implementasi
. Keperawatan Kegiatan g Jawab
Hari/tanggal Tempat Kriteria Standart

Tujuan Umum :
Masyarakat
Penurunan 1. Berikan
Setelah sebagai peserta
kesehatan penyuluhan dilakukan
penyuluhan
masyarakat di tentang tindakan selama Membuat perencanaan
lingkungan dan 3 kali pertemuan Penyuluhan kegiatan mampu
UPT
rumah yang sehat diharapkan
dan diskusi Seluruh menyebutkan
Puskesmas masyarakat Masyara
pada Berkoordinasi dengan warga hadir faktor-faktor yang
:Meningkatkan kat di
Ciumbuleuit 2. Berikan
kesehatan kelompok Ibu ketua PKK dalam harus dicegah
b.d daerah
penyuluhan masyarakat dan diwilayah setempat kegiatan untuk kejadian
cakupan
kurangnya tentang menurunkan Kerja Bakti : dalam kegiatan
1. angka penyakit UPT Mahasiswa penyakit ISPA
sumber pencegahan seluruh warga penyuluhan Wargadapat
menular Puskes khususnya
penyakit ISPA di lingkungan memahami
kesehatan khususnya ISPA mas
dengan metode wilayah kerja Berkoordinasi dengan pentingnya pencegahan dari
(akses sebesar 40 % Ciumbul
Pendidikan UPT Bapak ketuadan tokoh menjaga lingkungan dan
pelayanan ueuit
“Numbered Puskesmas masyarakat setempat lingkungan masing-masing
kesehatan, Heads Together” Tujuan Khusus: Cimbuleuit dalam kegiatan kerja minimal 2 poin
ekonomi, dan berdasarkan bakti
a..Mengetahui tentang aktivitas
pengetahuan penelitian
pentingnya yang dapat
tentang Asmarani (2015)
menjaga dilakukan untuk
kesehatan

25
penyakit) lingkungan 
 pencegahan
penyakit menular
3. lakukan kerja b.mampu berbasis
bakti massal menjaga lingkungan seperti
dengan seluruh 
 kesehatan
ISPA
warga lingkungan. 


4. berikan
80 % warga
kenang kenangan
mengikuti segala
yang mendukung
kegiatan baik
terciptanya
penyuluhan
kebersihan
maupun aktivitas
lingkungan.
kerja bakti dan
mengerti cara
memelihara
lingkungan dan
mencegah
terjadinya penyakit
menular khususnya
ISPA yang baik.

Terdapat penurunan
tingkat kejadian

26
penyakit tidak
menular akibat
lingkungan dan
keterlambatan
pencegahan pada
masyarakat hingga
40% khususnya
penyakit tidak
menular ISPA non
spesifik

Diagnosa Penanggung Waktu Evaluasi


Tujuan Sasaran
No . Rencana Kegiatan Implementasi
Keperawatan Jawab Hari/tanggal Tempat Kriteria Standart

Tujuan Umum: Penyuluhan Semua lansia Semua lansia


Resiko Berikan Membuat
dan diskusi hadir dalam hadir dalam
sindrom penyuluhan tentang perencanaan
Setelah Posbindu dan
pada kegiatan Posbindu
kelemahan proses menua dan
dilakukan mengikuti
semua Posbindu
penyakit penyerta
pada lansia tindakan Semua lansia
2. lansia di Mahasiswa kegiatan
yang sering terjadi
di UPT selama 2 kali tes skrining dapat memahami
Posbindu penyuluhan,
pada lansia dan diit Berkoordinasi
pertemuan hipertensi, pentingnya
Puskesmas yang diperbolehkan intervensi dan
diharapkan diabetes dengan kader menjaga
Ciumbuleuit misanya asam urat, lansia dalam
tes skrining
lansia melitus dan kesehatannya
hipertensi dan pelaksanaan Kegiatan
:Meningkatkan asam urat : dengan

27
diabetes mellitus kesehatan semua lansia penyuluhan dan mengetahui penyuluhan

lansia dan yang hadir tes skrining di makanan yang berjalan


menurunkan dalam Posbindu diperbolehkan dengan baik
angka penyakit Posbindu dan yang di dan lancar
Berikan terapi
hipertensi dan kurangi pada
musik tradisional Kegiatan
myalgia pada lansia
tarawangsa intervensi dan
lansia sebesar
dengan judul
20% tes skrining
“tarawangsa” dan
bisa berjalan
“pangapungan”
dng lancar dan
berdasarkan
mendeteksi
penelitian
penyakit pada
Hardiyati (2017) Tujuan
lansia
selama tiga hari Khusus:

Terapi ini a. Meningka Lansia mampu

menyebabkan tkan menyebutkan


penurunan tekanan kesadaran proses menua
darah sistolik dan dan dan masing-
diastolik yang pengetah masing
bermakna sebelum uan lansia
minimal 2
dan sesudah terapi. untuk
poin tentang
menjaga
Tes skrining penyakit yang
kesehatan
hipertensi, diabetes sering terjadi
nya.
melitus dan asam

28
urat pada Posbindu b. Memberik pada lansia

di WIlayah Kerja an dan diit yang


UPT Puskesmas intervensi sesuai.
Cimbuleuit penyakit
hipertensi
dan
Semua lansia
myalgia
yang hadir di
pada
Posbindu
lansia.
diperiksa
c. mengetah tekanan
ui darahnya.
pentingny
a menjaga
kesehatan
80% lansia
nya
yang

d. mengetah terdiagnosa
ui diit hipertensi
yang menjalani
sesuai terapi musik
buat
dan
lansia
mengalami
penurunan

29
tekanan darah

30
Diagnosis Keperawatan : Resiko sindrom kelemahan pada lansia (myalgia dan hipertensi)
di UPT Puskesmas Ciumbuleuit
Tujuan : TU:
Meningkatkan kesehatan lansia dan menurunkan angka
penyakit hipertensi dan myalgia pada lansia sebesar 20%,
TK:
e. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan lansia untuk
menjaga kesehatannya.
f. Memberikan intervensi penyakit hipertensi dan myalgia
pada lansia.

Strategi : Berkoordinasi dengan kader, tokoh masyarakat (RT, RW, dll),


tenaga kesehatan di Puskesmas dalam pelaksanaan
penyuluhan, tes skrining, dan pemberian intervensi di Posbindu
Aktifitas : 1. Penyuluhan tentang proses menua, penyakit penyerta
yang sering terjadi pada lansia, dan diit yang
diperbolehkan misalnya pada penderi myalgia dan
hipertensi.
2. Tes skrining hipertensi
3. Pemberian intervensi pada lansia dengan hipertensi yaitu
berdasarkan penelitian Hardiyati (2017):
Pemberian terapi musik tradisional tarawangsa dengan
judul “tarawangsa” dan “pangapungan” selama tiga hari
Terapi ini menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik
dan diastolik yang bermakna sebelum dan sesudah terapi.

Indikator keberhasilan : 1. Lansia mampu menyebutkan proses menua dan masing-


masing minimal 2 poin tentang penyakit yang sering
terjadi pada lansia dan diit yang sesuai.
2. Semua lansia yang hadir di Posbindu diperiksa tekanan
darahnya.
3. 80% lansia yang terdiagnosa hipertensi menjalani terapi
musik dan mengalami penurunan tekanan darah
Teknik evaluasi : Tanya Jawab dan Praktik
Penanggung Jawab : Mahasiswa
Waktu pelaksanaan : Hari Sabtu
Tempat : Posbindu di Wilayah kerja UPT puskesmas
Biaya :

Diagnosis Keperawatan : Penurunan kesehatan masyarakat di UPT Puskesmas


Ciumbuleuit b.d kurangnya sumber kesehatan (akses pelayanan
kesehatan, ekonomi, dan pengetahuan tentang penyakit)

31
Tujuan : TU:
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan menurunkan angka
penyakit menular khususnya ISPA sebesar 40 %
TK:
a..Mengetahui pentingnya menjaga kesehatan lingkungan 


b.mampu menjaga 
 kesehatan lingkungan.

Strategi : Berkoordinasi dengan Ibu ketua PKK diwilayah setempat dalam


kegiatan penyuluhan dan Berkoordinasi dengan Bapak
ketuadan tokoh masyarakat setempat dalam kegiatan kerja
bakti

Aktifitas : 1. Berikan penyuluhan tentang lingkungan dan rumah yang


sehat

2. Berikan penyuluhan melalui metode intervensi dari Asmarani


(2015) tentang pencegahan penyakit ISPA dengan intervensi
metode Pendidikan “Numbered Heads Together”

3. lakukan kerja bakti massal dengan seluruh warga

4. berikan kenang kenangan yang mendukung terciptanya


kebersihan lingkungan.

Indikator keberhasilan : 1. Masyarakat sebagai peserta penyuluhan mampu


menyebutkan faktor-faktor yang harus dicegah untuk
kejadian penyakit ISPA khususnya pencegahan dari
lingkungan dan masing-masing minimal 2 poin tentang
aktivitas yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit
menular berbasis lingkungan seperti ISPA

2. 80 % warga mengikuti segala kegiatan baik penyuluhan


maupun aktivitas kerja bakti dan mengerti cara memelihara
lingkungan dan mencegah terjadinya penyakit menular
khususnya ISPA yang baik.

32
3. Terdapat penurunan tingkat kejadian penyakit tidak menular
akibat lingkungan dan keterlambatan pencegahan pada
masyarakat hingga 40% khususnya penyakit tidak menular
ISPA non spesifik
Teknik evaluasi : Tanya Jawab dan Praktik
Penanggung Jawab : Mahasiswa
Waktu pelaksanaan : Hari Sabtu
Tempat : Posbindu di Wilayah kerja UPT puskesmas
Biaya :

33
DAFTAR PUSTAKA

Asmarani, Y. D. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Pembelajaran


Kooperatif “Numbered Heads Together” Terhadap Perilaku Dalam Pencegahan
ISPA Pada Anak Usia Sekolah di SDN 1 Pungging Mojokerto. (Doctoral
dissertation, Universitas Airlangga).

Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). Persentase Penduduk Miskin Maret 2017.
Retrieved from BPS website: https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1379

Blackwell, W. (2014). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions &


Classification, 2015–2017. Oxford: Wiley Blackwell.

Hardiyanti. (2017). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi
Musik Tradisional Tarawangsa pada Lansia dengan Hipertensi di
BPTSW Ciparay Kabupaten Bandung. Skripsi. Fakultas Keperawatan,
Universitas Padjadjaran.
Kementrian Kesehatan. (2016. Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun.
Diakses : http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_419d41d8cd98f00
/files/PMK-No.- 25-Tahun-2016-ttg-Rencana-Aksi-Nasional-Kesehatan-
Lanjut- Usia-Tahun-2016-2019_867.pdf

ii

Anda mungkin juga menyukai