Anda di halaman 1dari 5

Review Jurnal Rel Kereta Api

STUDI REVITALISASI JALUR KERETA API BANDA ACEH – BATAS


SUMATERA UTARA
Penulis : Yusrizal, Sofyan M Saleh, Noer Fadly
PENDAHULUAN
Sejarah perkeretaapian di Indonesia, khususnya di Aceh dibangun sejak tahun 1876
sampai tahun 1939, dan sempat mencapai masa keemasannya dan seiring waktu dan sejalan
dengan semakin berkurangnya regulasi dari pemerintah, keunggulan yang dimiliki kereta api
mengalami kemerosotan dan terus melemah. Dalam dekade mendatang untuk mengimbangi
perkembangan lingkungan transportasi dalam mengusahakan peningkatan pangsa angkutan
maka diperlukan revitalisasi kereta api yang optimal dengan memanfaatkan kelebihan dan
keunggulan yang dimilikinya.
Lokasi studi ini dilakukan kawasan Provinsi Aceh, kota-kota yang dilalui kereta api,
yaitu sepanjang pantai utara provinsi Aceh meliputi beberapa ruas antara lain batas sumatera
utara Besitang-Langsa, Langsa-Lhokseumawe, Lhokseumawe-Bireun, Bireuen-Sigli dan
Sigli-Banda Aceh. Pembangunan jalur kereta api ini mengikuti jalur lama dan beberapa jalur
yang lokasi dipindahkan akibat pengembangan kota dan permukiman padat. Lokasi padat ini
terbanyak terdapat dikota Lhokseumawe dan sekitarnya diantaranya Krueng Geukuh, Muara
Batu, Batupat dan Cunda. Peta lokasi lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.

Analisis Bangkitan dan Tarikan


Tamin (2008) menyatakan model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk
mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur.
Suhermin (2008) menyatakan dalam melakukan analisis bangkitan dan tarikan pergerakan
dengan model analisis korelasi. Metode yang digunakan adalah stepwise1 dan stepwise2.
Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu
variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat., lebih jelas dapat dilihat
persamaan 1. berikut ini.

Adapun rencana data sekunder yang akan dikumpulkan antara lain :


1. Peta daerah studi.
2. Jaringan Jalan dan Rel.
3. Data Arus Lalu Lintas, Matrik Asal Tujuan (MAT) dan BOK.
4. Data Sosioekonomi.
5. Data Studi Terdahulu
Survey data sekunder juga dilakukan di instansi-instansi yang terkait dengan pekerjaan yang
akan dilakukan. Adapun instansi yang akan dihubungi dalam pengumpulan data sekunder ini
adalah :
1. PT. Kereta Api Indonesia;
2. Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika Propinsi Aceh;
3. BAPPEDA Aceh;
4. Biro Pusat Statistik;
Berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait tersebut
diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui kondisi sosio ekonomi penduduk, gambaran
administratif daerah studi dan data-data investasi.
Kajian Permodelan Pergerakan :
1) Kajian dan analisis pergerakan ini berdasarkan data-data sosio ekonomi daerah studi.
Dari data sosio ekonomi dipilih parameter-parameter sumber daya yang
mempengaruhi pergerakan, kemudian dilanjutkan ke tahap analisis korelasi dan
regresi.
2) Waktu tempuh rata-rata dan kecepatan rata-rata adalah waktu perjalanan (Time
Travel). Kecepatan rata-rata perjalanan kereta api adalah tetap dalam studi ini
diasumsikan berkecepatan 90 Km/jam berdasarkan data PT. KAI.
3) Time Saving yang dihitung dalam penelitian ini adalah selisih waktu perjalanan antara
moda transportasi kereta api dengan moda transportasi bus rute Banda Aceh sampai
Medan dengan asumsi waktu tempuh rata-rata moda bus adalah 9 jam.
Kajian Ekonomi Finansial :
1) Kajian ekonomi dilakukan dengan menghitung pengembalian biaya dengan
pendekatan manfaat,
2) Nilai waktu perjalanan diperoleh dengan mengalikan time saving, PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) Aceh dengan koefisien perjalanan dan koefisien waktu
kerja.
3) Perhitungan manfaat pembangunan jalan rel, dilakukan dengan menghitung langsung
dari nilai waktu dan pendapatan penjualan tiket penumpang untuk kajian ekonomi.
4) Pada jalan-jalan dengan volume yang rendah dan pada wilayah yang belum
berkembang atau pada wilayah-wilayah yang akan dibuka, metode tersebut tidak
dapat memberikan justifikasi adanya pembangunan prasarana jalan rel.
5) Tingkat pengembalian rata-rata (gross average) rate of return dalam memilih beberapa
rencana maka yang dipilih adalah rencana yang memberi average of return yang
terbesar.
Tahap Kompilasi data dan analisis
Untuk melayani jumlah permintaan yang diprediksi untuk tiga puluh tahun kedepan. Data
kajian permodelan pergerakan dan peramalan pergerakan ini dikompilasi dengan data
ekonomi finansial untuk menentukan nilai investasi, pendapatan dan priode serta memperoleh
suku bunga terjangkau dan ekonomis.
Tahap Estimasi Biaya Investasi
Pada tahapan ini direncanakan pentahapan estimasi biaya pembangunan prasarana dan sarana
serta biaya operasional dan perawatan hingga diperoleh secara global estimasi biaya
pembangunan dan pemeliharaan/km jaringan jalan rel, serta biaya operasional/km/trip
perjalanan beberapa komponen biaya mengacu pada studi sebelumnya, SNCF (2005).
Analisis Ekonomi, Finansial dan Sensitifitas.
Secara umum ada 2 (dua) faktor utama yang harus diperhatikan dalam evaluasi ekonomi
proyek, yaitu:
a. Biaya proyek (cost)
b. Keuntungan proyek (benefit)
HASIL PEMBAHASAN
Dari keseluruhan tahap yang telah dilakukan untuk memperkecil jumlah parameter/variabel
yang digunakan dalam persamaan maka dipilih persamaan pada tahap 29. Dengan nilai R2 =
0,6526 tidak terlalu besar, namun parameter atau peubah-peubah bebas yang terlibat memiliki
tanda (+).
Dari metode ini diperoleh persamaan model bangkitan :
Y = -276793,93+ 1,662X2 + 3,933X4 + 923,641X5 + 0,653X16
Dimana : X2 = Luas Hutan;
X4 = Jumlah Penduduk Total;
X5 = Kepadatan Penduduk per Km2;
X16 = Jumlah Produksi Pertanian (ton).
Dalam perhitungan metode tipe 2 ini terdapat 16 parameter/peubah bebas dan telah dilakukan
perhitungan mencapai tahap 26. Dari hasil tersebut, maka model yang terbaik adalah
parameter bebas yang terlibat memiliki tanda (+) sesuai dengan jumlah variabel yang
diharapkan, dengan nilai R2 = 0,788, nilai konstanta regresi (intersep) = -381707,399.
Dari metode ini diperoleh persamaan model tarikan :
Y = -381707,399 + 3,658X4 + 42,450X9 + 12,652X12
Dimana : X4 = Jumlah Penduduk Total;
X9 = PDRB/Kapita (Rp);
X12 = Jumlah Kenderaan Bermotor;
Kajian Ekonomi Finansial
Analisis Finansial dilakukan untuk menilai kelayakan dilihat dari segi investasi swasta
dengan benefit bagi pihak swasta.
Hasil perhitungan, indikator kelayakan ekonomi dan finansial dari investasi revitalisasi kereta
api Banda Aceh – Batas Sumatera Utara ini disampaikan secara umum pada Tabel 4.1 dan
Tabel 4.2 berikut ini.

Dengan Subsidi nilai EIRR sebesar 10,17% menunjukan angka yang layak untuk dilakukan
revitalisasi jalur kereta api Banda Aceh – batas Sumatera Utara ditinjau dari segi ekonomi
dengan discount rate maksimal 10%. Jika diinginkan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam
pengembangan jalan KA lintasan Banda Aceh - Batas Sumatera Utara, maka terdapat
beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sbb:
(1) Perhitungan finansial di atas hanya mempertimbangkan pendapatan dari tarif
penumpang saja
(2) Perlu dipertimbangkan lagi faktor pendapatan dari komersialisasi lahan KA dan
pemanfaatan sarana lainnya, misal lahan untuk pertokoan, wartel, iklan, penjualan
makanan dalam KA dan Stasiun
(3) Swasta dapat dilibatkan secara penuh sebagai operator (penyediaan rolling stock,

Besarnya pendanaan Net (PSO+IMO-TAC) akan mempengaruhi cash flow dan kondisi
likuiditas keuangan PT. Kereta Api (Persero). Tapi jumlah net yang diberikan pemerintah
bisa lebih kecil dari net yang seharusnya diberikan.
Landasan filosofis skema pendanaan tersebut adalah adanya pembagian peran yang lebih
jelas antara fungsi pelayanan umum (pemerintah) dengan fungsi komersial perusahaan
perkeretaapian, berdasarkan prinsip-prinsip PSO, IMO, TAC sebagaimana disebutkan dalam
UU No. 13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian.
Opsi Kelembagaan Perkeretaapian.
Opsi pertama, berupa rencana dibukanya kesempatan kepada BUMS dan BUMD untuk
mengoperasikan angkutan ka (multi operator), Operator prasarana masih dititipkan kepada
PT. Kereta Api (Persero), sebagai kontraktor IMO.
Opsi kedua, berupa pemisahan operator prasarana, baik berupa UPT, Perum, maupun Persero.
Pada opsi ini diperkenalkan prinsip negosiasi ataupun open access bagi para pengguna
prasarana.
Masing-masing opsi memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Saat ini PT. Kereta Api
(Persero) tengah melanjutkan agenda restrukturisasi perusahaan. Beberapa lini bisnis penting
telah terbentuk, berupa Divisi telah terbentuk Divisi Jabotabek, Divisi Sarana, Divisi
Properti, Divisi Pelatihan
KESIMPULAN
1. Persamaan model pergerakan bangkitan di Propinsi Aceh yang paling memenuhi
adalah:
Y = -276793,93+ 1,662X2 + 3,933X4 + 923,641X5 + 0,653X16, yaitu model yang
diperoleh dengan metode stepwise tipe 1. Persamaan model pergerakan tarikan di
Propinsi Aceh yang paling memenuhi adalah Y = -381707,399 + 3,658X4 +
42,450X9 + 12,652X12 yaitu model yang diperoleh dengan metode stepwise 2.
Dengan Parameter yang mempengaruhi pergerakan ini adalah Luas Hutan (X2);
Jumlah Penduduk Total (X4); Kepadatan Penduduk per Km2 (X5); PDRB/Kapita
(X9); Jumlah Kenderaan Bermotor (X12) dan Jumlah Produksi Pertanian (X16).
2. Hasil Analisis ekonomi dengan subsidi, indikator EIRR 10,17% menunjukan angka
yang layak untuk dilakukan revitalisasi jalur kereta api Banda Aceh – batas Sumatera
Utara ditinjau dari segi ekonomi dengan discount rate maksimal 10%. Sedangkan
secara analisis finansial dengan subsidi dilihat dari indikator FIRR-nya investasi
revitalisasi jalur kereta api Banda Aceh – Batas Sumatera Utara ini layak yaitu
15,02%, karena umumnya pihak investor menginginkan FIRR di atas 15%.
Sensitifitas penggunaan tingkat suku bunga (discount rate) yang tepat akan
menguntungkan bagi investor serta terjangkau bagi masyarakat.
3. Perlu pembagian peran yang lebih jelas antara fungsi pelayanan umum (pemerintah)
dengan fungsi komersial perusahaan perkeretaapian, berdasarkan prinsip-prinsip PSO,
IMO, TAC dan secepatnya dilaksanakan restrukturisasi pendanaan perkeretaapian
melalui skema pendanaan PSO-IMO-TAC
4. Perlu dilakukan perhitungan finansial dengan manajemen trip, manajemen tarif
dengan dan tanpa subsidi, menghitung pendapatan penyewaan lahan untuk iklan di
stasiun, sewa rumah makan, wartel dan kios lainnya

Anda mungkin juga menyukai