Soal
Menrut teori Handerson, komponen kebutuhan yang mana yang belum terpenuhi
Dari hasil survei di Kecamatan Wonoringsi: Sebagian besar penduduk wanita bekerja sebagai
buruh pabrik. Penduduk dewasa laki-laki berwiraswasta peralatan rumah tangga dari rotan dan
kayu olahan. Aktivitas anak-anak pada pagi hari semuanya sekolah sehingga pada jam sekolah
kampung sepi, sedangkan pada sore hari banyak anak-anak bermain bola di lapangan dekat
sungai, kemudian mandi di sungai tersebut. Terdapat satu sungai lebar 3 meter, air jernih dengan
kedalaman air sekitar 1 meter yang mengalir di sepanjang desa. Dari semua rumah yang berada
di sepanjang sungai, hampir semuanya memiliki pipa pembuangan ke sungai. Disepanjang
sungai terdapat beberapa warung yang selalu ramai selain menjadi tempat makan warga juga
banyak warga dari luar mengingat desa itu merupakan jalur strategis. Terdapat satu sekolah dasar
dengan beberapa penjual makanan ringan yang dikerubuti siswa yang secara higyenis kurang
meyakinkan. Dari ungkapan beberapa warga yang ditemui di jalan, menyatakan bahwa
sungai itu merupakan fasilitas umum yang dimiliki oleh warga untuk MCK. Data kesakitan dari
Puskesmas Tulangan menunjukkan bahwa 50 orang warga desa itu telah terdiagnosis dengan
diare dan penyakit itu dinyatakan sebagai wabah di desa itu.
Dari kasus diatas, Penatalaksanaan yang pertama kali dilakukan oleh perawat komunitas
berdasarkan teori Handerson adalah :
a. Memberikan penyuluhan kepada orang tua, agar menerapkan pola asuh demokrasi
b. Memberikan penyuluhan kepada warga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat
c. Mencipatakan keluarga binaan untuk dijadikan Role Model bagi warga setempat
d. b dan c benar
e. semua benar
Kenagarian Gadingan Kecamatan Lintangan termasuk daerah transisi dengan penduduk yang
padat. Terdapat beberapa sekolah favorit dengan siswa yang datang dari daerah yang jauh.
Angkutan yang ada berupa becak motor dengan tarif yang cukup mahal. Angkutan lain berupa
angdes dengan tarif terjangkau. akan tetapi siswa lebih banyak naik sepeda motor, dari siswa SD
hingga SMA walaupun kebanyakan mereka tidak mengerti dengan peraturan lalu lintas dan
keselamatan pribadi. Banyak yang tidak memakai helm dan sering ngebut-ngebutan sehingga
sering terjadi kecelakaan baik itu dengan korban luka ringan hingga kematian. Meskipun terjadi
kasus demikian, kondisi pemakai motor tetap tidak terjadi perubahan. Pihak sekolah hanya
mengantisipasi dengan melarang siswa membawa motor dan kalau memang memaksa membawa
motor, maka motornya tidak boleh parkir di lingkungan sekolah. Dari pihak penegak hukum
seperi kepeolisian, hanya melakukan razia sewaktu-waktu tanpa pernah melakukan penyuluhan.