05 Latihan Jasmani Pada Pasien HD Regular
05 Latihan Jasmani Pada Pasien HD Regular
Pendahuluan
Weight-for-height ( BMI)
Serum total cholesterol
Serum LDL cholesterol
Systolic blood pressure
Diastolic blood pressure
Serum homocysteine
Serum creatinine
Serum parathyroid hormone
Metabolic acidemia
Sebagai contoh, adanya hubungan terbalik antara faktor resiko berat badan
dan mortalitas, dimana pada populasi umum mortalitas akan menurun sejalan
dengan menurunnya BMI (13-16).
Suatu curva “J” atau “U” telah dikenal dari beberapa penelitian pada
populasi normal, dimana mortalitas meningkat ketika BMI menurun dibawah
19-22 kg/m2(13,14). Sedang pada pasien regular hemodialisis, keadaan ini
berlawanan dengan penelitian diatas dan hubungan yang terbalik ini juga
dilaporkan dari beberapa penelitian epidemiologi lain (15). Ada kecendrungan
survival makin besar dengan meningkatnya BMI pada pasien regular
hemodialisis hingga ketingkat level obesitas, dimana BMI mencapai > 45
kg/m2 (18).
Pasien-pasien dialisis dengan protein-energy malnutrisi atau dengan
inflamasi, kemungkinan besar mempunyai faktor resiko tradisional yang
rendah seperti BMI, kolesterol, tekanan darah dan sering disertai penyakit lain
yang berujung kepada morbiditas dan mortalitas yang meningkat. Sebaliknya
tidak ditemui ada hubungan terbalik antara aktifitas fisik dengan masalah
nutrisi dan inflamasi atau penyakit penyerta.
Gambar diatas. memperlihatkan hubungan yang paralel dari sedantary
behavior dan ESRD dengan faktor resiko kardiovaskular lain dan dengan
inflamasi, oxidatif stres dan disfungsi endotel dan memberi gambaran area
dimana latihan jasmani jelas bermanfaat pada populasi umum(10).
Sebagai tambahan terhadap kemungkinan perbaikan cardiovaskular, latihan
jasmani berpotensi untuk memperbaiki kerja fisik dan kwalitas hidup. Latihan
yang kurang, atrofi otot, kemampuan kerja fisik dan fungsi yang lemah,
prevalensinya sangat tinggi pada pasien-pasien ESRD dan potensial dapat
diperbaiki dengan latihan jasmani.
Meskipun begitu banyak manfaat latihan jasmani, tetapi pasien dialisis
ternyata sangat tidak aktif (pemalas) (11). dan nefrologist jarang sekali
memperhatikan aktivitas fisik pasien-pasien atau mengkonsultasikannya agar
aktifitasnya meningkat (12).
Kurangnya perhatian terhadap latihan jasmani banyak faktor yang mem-
pengaruhinya, diantaranya keterbatasan waktu untuk konsultasi, kurangnya
ketrampilan dalam mencontohkan latihan, dan kekhawatiran terhadap efek
buruk dari latihan itu sendiri(10).
Aerobic versus anaerobic exercise
Formula Fox and Haskell memperlihatkan batasan antara aerobic (orange muda) and
anaerobic (orange tua) exercise dan denyut jantung.
Flexibility excercise
Latihan ini membuat kerja sendi menjadi lebih baik, dan pergerakan lebih
mudah. dapat dilakukan setiap hari dengan melakukan peregangan otot
dengan gerakan yang lambat. Dapat juga dilakukan sebagai bagian
pemanasan sebelum kardiovaskular exercise.
Latihan ini dilakukan dengan meregangkan otot-otot hingga terasa tegangan
yang ringan, dan menahannya hingga 10 – 20 detik, bernafas dalam dan
perlahan ketika peregangan dilakukan, lalu keluarkan nafas perlahan saat
menahan pada posisi tersebut. Latihan dimulai dari kepala , leher dan
kebawah menuju kaki. Pengulangan sedikitnya dilakukan sebanyak 3 kali.
Beberapa contoh exercise flexibility.
Gb : 7 Peregangan betis
Keterangan gambar 7.
Letakkan tangan pada sandaran kursi dan berdiri tegak lurus
Mundurkan kaki kanan selangkah dan tekan tumit kanan dilantai
Lengkungkan kaki kiri dan rasakan tarikan pada betis kanan
Lengkungkan lutut kanan dan rasakan tarikan pada tumit kanan dan tahan.
Strengthening Excercise
Latihan ini membuat otot lebih kuat, dengan melawan gaya resistensi, bisa
menggunakan berat beban, karet elastik atau berat tubuh sendiri, membuat
otot bekerja lebih keras. Latihan dimulai dengan perlahan, beban terlalu berat
membuat otot kram dan terluka, dilakukan bertahap. Selalu diawali
pemanasan dengan aktifitas ringan dan banyak istirahat agar otot relax.
Menarik nafas ketika melakukan gerakan dan mengeluarkan nafas ketika
relax, hal ini dapat mencegah meningginya tekanan darah berlebihan.
Cardiovascular excercise.
Latihan yang aman bila kondisi kesehatan pasien stabil , pastikan dialisis
adekuat, tekanan darah terkontrol, bebas dari infeksi dan penyakit lain yang
membutuhkan pengobatan. Pasien dengan diabetes harus dengan kadar gula
darah terkontrol.
Kepustakaan :
1. Sato Y, Nagasaki M, Nakai N, Fushimi T: Physical exercise improves
glucose metabolism in lifestyle-related diseases. Exp Biol Med
(Maywood) 228 : 1208 –1212, 2003
2. Willey KA, Singh MA: Battling insulin resistance in elderly obese
people with type 2 diabetes: Bring on the heavy weights. Diabetes
Care 26 : 1580 –1588, 2003
2. US Renal Data System: USRDS 2006 Annual Data Report: Atlas of
End-Stage Renal Disease in the United States, Bethesda,National
Institutes of Health, National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases, 2006
4. Kalantar-Zadeh K, Block G, Humphreys MH, Kopple JD:Reverse
epidemiology of cardiovascular risk factors in maintenance dialysis
patients. Kidney Int 63: 793–808, 2003
5. Johansen KL, Young B, Kaysen GA, Chertow GM: Association
of body size with outcomes among patients beginning dialysis. Am J
Clin Nutr 80: 324–332, 2005
6. Kalantar-Zadeh K, Kilpatrick RD, McAllister CJ, Greenland S, Kopple
JD: Reverse epidemiology of hypertension and cardiovascular death
in the hemodialysis population: The 58th annual fall conference and
scientific sessions. Hypertension 45: 811–817, 2005
7. Suliman M, Stenvinkel P, Qureshi AR, Kalantar-Zadeh K, Barany P,
Heimburger O, Vonesh EF, Lindholm B: The reverse epidemiology of
plasma total homocysteine as a mortality risk factor is related to the
impact of wasting and inflammation. Nephrol Dial Transplant 22:
209–217, 2007
8. Lowrie EG, Lew NL: Death risk in hemodialysis patients: The
predictive value of commonly measured variables and an evaluation
of death rate differences between facilities. Am J Kidney Dis 15:
458–482, 1990
9. Kopple JD: The phenomenon of altered risk factor patterns or
reverse epidemiology in persons with advanced chronic kidney
failure. Am J Clin Nutr 81: 1257–1266, 2005
10. Johansen KL: Exercise in the End-Stage Renal Disease Population
J Am Soc Nephrol 18: 1845–1854, 2007
11. Johansen KL, Chertow GM, Ng AV, Mulligan K, Carey S, Schoenfeld
PY, Kent-Braun JA:Physical activity levels in patients on emodialysis
and healthy sedentary controls. Kidney Int 57: 2564–2570, 2000
12. Johansen KL, Sakkas GK, Doyle J, Shubert T, Dudley RA: Exercise
counseling practices among nephrologists caring for patients on
dialysis. Am J Kidney Dis 41: 171–178, 2003
13. Lew EA, Garfinkel L. Variations in mortality by weight among 750,000
men and women. J Chronic Dis;32:563–5. 1979
14. Kushner RF. Body weight and mortality. Nutr Rev;51:127–36. 1993
15. Port FK, Ashby VB, Dhingra RK, et al. Dialysis dose and body mass
index are strongly associated with survival in hemodialysis patients.
J Am Soc Nephrol;13:1061– 6.2002
16. Manson JE, Willett WC, Stampfer MJ, et al. Body weight and mortality
among women. N Engl J Med;333:677– 85. 1995
17. Calle EE, Thun MJ, Petrelli JM, et al. Body mass index and mortality
in a prospective cohort of U.S. adults. N Engl J Med;341:1097– 105.
1999
18. Kalantar-Zadeh K, Kilpatrick RD, McAllister CJ, et al. Timedependent
association between body mass index and cardiovascular
mortality in hemodialysis patients. 37th annual conference of the
American Society of Nephrology. J Am Soc Nephrol;15:126 2004
19, Painter P. A Guide for the people on dialysis, the life options
rehabilitation advisory council ,
http://www.lifeoptions.org/catalog/pdfs/booklets/exercise.pdf,15-09-10