LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Keluhan Utama
BAB encer
1
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluhan yang sama sebelumya tidak ada.
Riwayat pengobatan pasien minum obat lodia dan metronidazole namun
tidak ada perbaikan.
Riwayat dirawat di RS.Takalar dengan diagnosis ccarsinoma recti yang
kemudian di rujuk ke RS di makassar.
Riwayat hipertensi tidak ada
Riwayat diabetes melitus tidak ada
Riwayat alergi tidak ada
Riwayat operasi sebelumnya tidak ada
Riwayat Kebiasaan
Pasien jarang makan sayur dan buah
Pasien tidak pernah berolahraga
Pasien juga memiliki kebiasaan merokok, sejak remaja dan berhenti sejak 2
tahun terakir.
Kebiasaan minum alkohol disangkal oleh pasien.
2
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5o C
Pernapasan : 20x/menit
BB : 55 Kg
Status generalis
Kepala
Rambut : Hitam, ikal, sukar dicabut
Mata : Pupil isokor, reflek cahaya (+/+), konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Dalam Batas Normal
Hidung : Dalam Batas Normal
Mulut : Dalam Batas Normal
Leher : KGB dan Tiroid tidak teraba membesar
Thorax
Paru
Inspeksi : Gerak dinding thorax simetris
Palpasi : Vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan : ICS V linea parasternal dextra
batas kiri : ICS V linea midclavikularis sinistra
batas atas : ICS II linea parasternal sinistra
3
Auskultasi : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Tympani
Status Lokalis Regio Anal
Inspeksi : Tidak tampak kelainan
Palpasi : Tidak tampak kelainan
Rectal Toucher
Tonus sfingter ani : Normotoni
Mukosa rectum : Licin, teraba massa ukuran 4x4cm pada
posisi LLD, konsistensi keras, permukaan
berbenjol, tidak dapat digerakkan, nyeri tekan (-)
Prostat : Teraba prostat arah jam 12 pada posisi LLD,
konsistensi lunak, pool atas & pool bawah teraba
Sarung tangan : Feses (+), lendir (+), darah (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
5
DIAGNOSIS BANDING
Karsinoma rectum 1/3 medial
Polip Rekti
Hemoroid
DIAGNOSIS KERJA
Karsinoma rektum 1/3 medial
RENCANA PENGOBATAN
Rencana operasi (Laparotomy LAR + colostomy)
Infus NaCl 0,9% 20 tpm
PROGNOSIS
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad malam
Ad sanactionam: dubia ad malam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Anatomi
7
saluran limfa ini. Dinding rektum terdiri dari 5 lapisan, yaitu mukosa yang
tersusun oleh epitel kolumner, mukosa muskularis, submukosa, muscularis
propria dan serosa. 3
Defenisi
Karsinoma rektum adalah pertumbuhan baru yang ganas yang terdiri dari
sel-sel epitelial rektum yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan
menimbulkan metastasis.4 Kanker rektal merupakan bagian yang berbeda dari
kanker kolorektal dimana membutuhkan manajemen yang spesifik dari penyakit
yang khusus terhadap tumor primer.5
Epidemiologi
8
Etiologi
Banyak penelitian yang menggambarkan bahwa etiologi kanker kolrektum
bersifat multifactor dan model dua tahap karsinogenesis tampak dapat diterapkan.
Tahap pertama dalam model ini merupakan pemulaian dan tahap kedua kemajuan.
Yang pertama menggambarkan perkembangan stadium polip adenomatosa dan
karsinoma noninvasive. Yang kedua mempertahankan bahwa perubahan displastik
baru timbul dalam mukaso dan membawa ke stadium noninvasif dan invasive.7
Kedua bentuk sporadik dan herediter dari kanker kolorektal biasanya
terjadi. Faktor-faktor penyebab yang berhubungan dengan kanker kolorektal
sporadik yaitu meningkatnya umur, factor predisposisi keluarga, colitis ulseratif
(resikonya yang bergantung pada lamanya penyakit yang lebih dari 10 tahun
secara signifikan akan meningkat), obesitas, alkohol, diet rendah selenium,
Diabetes, kolesistektomi, merokok. 1
Faktor protektifnya yaitu diet tinggi serat dan sayur, aspirin dan obat-obat
anti inflamasi non steroid. Jadi sekitar 10-15% dari kasus-kasus tersebut mungkin
dapat dihitung dengan predisposisi genetik, kondisi yang paling sering menjadi
herediter yaitu kanker kolorektal nonpoliposis (HNPCC) dan poliposis
adenomatosa (FAP). 1
Patogenesis
Kebanyakan kanker kolorektal muncul pada kolon sigmoid dan rectum.
Gambaran secara umum bermacam-macam dan dapat menjadu polipoid, infiltrasi
atau ulserasi. Mayoritas adenokarsinoma biasanya muncul sebagai adenoma.
Suatu adenoma merupakan lesi jinak dengan potensi menjadi ganas. Progresifitas
dari mukosa normal menjadi adenoma kemudian menjadi adenokarsinoma saat ini
diketahui dalam beberapa perincian. Akumulasi dari gangguan genetik pada
perubahan ini membutuhkan waktu dimana satu dari penyebab mengapa kasus-
kasus sporadic itu biasanya meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan
berdasarkan jenisnya muncul pada umur lebih 50 tahun. 1
Kondisi yang sama sering terjadi lebih awal. Kanker kolorektal dapat
menyebar melalui aliran limfatik atau hematogen atau melalui kavum peritoneum.
9
Para ahli patologi mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menentukan
stadium dari specimen pembedahan. 1
10
Stage 0 – Kanker hanya berada pada bagian paling dalam dari perbatasan
rektum.
Stage I – Kanker telah tumbuh pada lapisan otot rectum.
Stage II – Kanker telah tumbuh kedalam atau melewati bagian terluar dari
lapisan rektum.
Stage III – Kanker telah menyebar ke satu atau lebih ke area nodus limfe.
Stage IV – Kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, sepertu hati,
paru-paru dan tulang.
Diagnosis
Gejala-gejala yang muncl berdasarkan lokasi dari kanker kolon primer.
Gejala-gejala nonspesifik termasuk kehilangan BB, malaise dan lemas. Gambaran
akut atau perforasi biasanya jarang. Kanker rectal biasanya didiagnosa dengan
11
pemeriksaan colok dubur. Pemeriksaan abdomen dapat dilakukan untuk menilai
massa abdomen, hepatomegali atau benjolan-benjolan daerah inguinal.
Pemeriksaan pernafasan untuk menilai tanda-tanda metastase paru. Keadaan umu
juga harus dievaluasi. 1
12
apakah menunjukkan kanker atau tidak . Terlihat perubahan warna dan
tampak perubahan sel berupa sel-sel kanker.
Endoscopic ultrasonography (EUS)
Pada kanker rectum EUS dilakukan untuk mengevaluasi kedalaman
invasi tumor dan status regional dari nodus limpe. EUS mendeteksi
metastasis nodus lipa regional secara akurat dibandingkan CT-Scan.
Carcinoembrionic antigen (CEA)
Merupakan penanda tumor untuk karsinoma kolorektal tetapi memiliki
sensitivitas dan spesifisitas yang rendah, yang terbatas penggunaannya
dalam mendiagnosis dan menskrining. Peningkatan serum CEA secara
preoperative memiliki beberapa nilai prognostic terhadap kanker
kolorektal. Pasien-pasien dengan stadium tiga memiliki rata-rata waktu
rekurensi yaitu 13 bulan jika level CEA preoperative lebih dari 5 ng/ml
dan 28 bulan jika kurang dari 5 mg/ml. CEA digunakan terutama untuk
memonitor angka kekambuhan atau rekurensi dari kanker kolorektal
setelah dilakukan reseksi pembedahan.
Diagnosis banding 2
Kanker pada anus, berdasarkan lokasi paling sering adalah carcinoma cell
squamous
Adenokarsinoma dari tumor primer lainnya : kanker prostat, kanker
ovarium dan kanker endometrium. Tumor (adenokarsinoma juga ) dapat
melewati dinding rectum kemudian gambaran keseluruhan, histologi
dan imunohistokimia yang dibutuhkan dalam mendiagnosa banding.
Tumor-tumor anorektal yang jarang seperti karsinoid , limfoma, gist,
melanoma, massa presakral seperti kordroma, teratoma dan lain-lain.
Polip premaligna ; secara garis beras vili-vili poli dapat menjadi lebih
besar dan menjadi area yang lebih luas.
Kondisi jinak ; Prolapsus rectum atau intusepsi, sindrom ulserasi rectum
soliter, endometriosis.
13
Terapi
Terapi kuratif pada karsinoma rectum adalah tindak bedah. Tujuan utama
tindak bedah ialah memperlancar saluran cerna, baik bersifat kuratif maupun
nonkuratif. Kemoterapi dan radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat
kuratif.3
Pada tumor rektum sepertiga tengah dilakukan reseksi dengan
mempertahankan sfingter anus, sedangkan pada tumor sepertiga distal dilakukan
amputasi rektum melalui resesksi abdominoperineal Quenu-Miles. Pada operasi
ini anus turut dikeluarkan. Reseksi anterior rendah pada rectum dilakukan melalui
laparotomi dengan menggunakan alat stapler untuk membuat anastomosis
kolorektal atau koloanal rendah. 3
Eksisi lokal melalui rektoskop dapat dilakukan pada karsinoma terbatas.
Seleksi penderita harus dilakukan dengan teliti, antara lain dengan menggunakan
endoskopi ultrasonografik untuk menentukan tingkat penyebaran di dalam dinding
rectum dan adanya kelenjar ganas pararektal. 3
Cara lain yang dapat digunakan atas indikasi dan seleksi khusus ialah
Fulgurasi (elektrokogulasi) untuk tumor yang keluar dari anus dan unresektabel.
Adapun pengobatan paliatif berupa reseksi tumor secara paliatif dilakukan untuk
mencegah atau mengatasi obstruksi atau menghentikan perdarahan supaya
kualitas hidup penderita lebih baik. JIka tumor tidak dapat diangkat, dapat
dilakukan bedah pintas atau anus preternaturalis. 3
Prognosis
Prognosis tergantung dari ada tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi
penyebaran tumor dan tingkat keganasan sel tumor. Untuk tumor yang terbatas
pada dinding usus tanpa penyebaran, angka kelangsungan hidup lima tahun adalah
80%, yang menembus dinding tanpa penyebaran 75%, dengan penyebaran
kelenjar 32%, dan dengan metastasis jauh satu persen. Bila disertai diferensiasi sel
ntumor buruk, prognosisnya sangat buruk. 3
14
DAFTAR PUSTAKA
15