1. IDENTITAS
a. Nama : Ny. M
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Usia : 68 tahun
d. Alamat : Utan Panjang II RT 12/10, Jakarta Pusat
e. Agama : Islam
2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : BAB berdarah sejak 4 bulan SMRS
e. Riwayat Kebiasaan :
i. Merokok : (-)
ii. Penggunaan obat-obatan : (-)
iii. Penggunaan terapi pengganti hormon : (-)
iv. Konsumsi alkohol : (-)
3. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
a. Kepala : Normosefal, tidak teraba massa, tidak ada deformitas
b. Mata : pupil isokor/isokor, refleks pupil +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
c. THT :
i. Terlinga : normotia/normotia, sekret (-)
ii. Hidung : tidak ditemukan kelainan
iii. Tenggorokan :faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
d. Leher :kelenjar tiroid dan KGB tidak membesar
e. Thoraks : normochest, retraksi (-)
i. Paru : pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan, sonor
pada kedua lapang paru, suara nafas vesicular +/+, wheezing -/-
, rhonki -/-
ii. Jantung : iktus cordis tidak tampak, bunyi jantung
reguler, murmur (-), gallop (-)
f. Abdomen :datar, tidak tampak adanya massa, tidak tampak bekas
luka, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-) pada seluruh regio
abdomen, timpani pada seluruh regio abdomen.
g. Ekstrimitas : akral hangat di keempat ekstrimitas, tidak ada sianosis,
CRT <2”
RECTAL TUSSE
Anus dan perineum tenang
Tonus sfingter ani baik, mukosa licin
Ampulla recti tidak kollaps
Teraba masssa intraluminal pada pukul 5 – 10 pada 5 cm dari
anocutaneous line, massa lunak, permukaan massa tidak rata, tidak ada
nyeri tekan, jari tidak dapat meraba ujung atas massa, massa tidak
dapat digerakkan.
Pada handscoon ditemukan darah dan tidak ditemukan lendir ataupun
feses.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Darah Lengkap tanggal 11 November 2014
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hematokrit 30* 37 - 47 %
MCV 86 80 - 96 fL
MCH 29 27 - 32 pg
MCHC 34 32 - 36 g/dL
KOAGULASI
APTT
KIMIA KLINIK
b. Foto Thorax
Kesan :
Cor dan Pulmo normal
Aorta dilatasi
c. USG Abdomen:
Kesan :
Cholelithiasis
Pelviokaliektasis ginjal kiri
Tidak tampak pembesaran KGB para aorta
Organ-organ intra abdominal lainnya tidak tampak
kelainan
d. Kolonoskopi :
i. Anus : tidak ditemukan hemoroid eksterna
ii. Rektum : terdapat massa lobuler, rapuh, mudah berdarah,
10 cm dari anus, dilakukan biopsy 7 buah pada massa
iii. Sigmoid, kolon desenden, kolon transversum, kolon asenden,
dan ileum terminale tidak ditemukan kelainan mukosa.
iv. Sekum : terdapat polip sesil ukuran -/+ 5 mm, dilakukan biopsy
3 buah pada polip
Kesan :Karsinoma rekdi dan polip sesil di caekum
e. Pemeriksaan Histopatologi
Kesimpulan : Histologik sesuai dengan :
Adenokarsinoma rekti berdiferensiasi baik
Polip inflammatory
5. RESUME
Perempuan, 68 tahun, datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 4
bulan SMRS.Selain darah, ditemukan juga lendir.Pasien merasa tidak puas
setiap akhir BAB.Frekuensi BAB pasien meningkat menjadi 6-7 kali dalam
sehari.Tidak ada nyeri tulang punggung ataupun nyeri pinggang.Pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 4 kg selama 4 bulan
terakhir.Pasien sering makan makanan berlemak.
Pada pemeriksaan rektal ditemukan adanya massa intraluminal rectum
pada pukul 5 – 10, massa lunak, permukaan tidak rata, tidak ada nyeri tekan,
jari tidak dapat meraba ujung atas massa, massa tidak mobile, dan berjarak 5
cm dari ACL. Pada handscoon, ditemukan darah dan tidak ditemukan lendir,
ataupun feses.
Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan anemia normositik
normokrom. Pada pemeriksaan kolonoskopi ditemukan adanya massa lobuler,
rapuh, mudah berdarah, 10 cm dari anus. Pemeriksaan histopatologi
ditemukan adanya adenokarsinoma rekti berdiferensiasi baik. Pemeriksaan CT
scan abdomen dengan kontras ditemukan penebalan dinding anterior rectum
setebal +/- 2,1 cm, berjarak +/- 6 cm dari anus sepanjang +/- 5,2 cm, fat
disekitarnya masih cerah, sangat mungkin massa maligna rectum.
6. DIAGNOSIS KERJA
Adenocarcinoma rectum T3N0M0 5 cm ACL
7. TATALAKSANA
Low Anterior Resection (LAR)
8. LAPORAN PEMBEDAHAN
a. Pasien di bawah General Anesthesia, dalam posisi telantang dan
lithotomi
b. Tindakan a dan antiseptik dengan betadine 7,5% + 10% +
c. Insisi midline
d. Do :
i. Tumor teraba di bawah refleksi peritoneal sama dengan CT
scan T3
ii. KBG retroperitoneal tidak tampak M0
iii. Hepar permukaan rata dan licin M0
e. To :
i. TME anterior, posterior, lateral dekstra dan sinistra dengan
preservasi ureter dekstra dan sinistra
ii. Reseksi rectum dan anastomosis dengan stapler GIA no 29
iii. Di tempat anastomosis diamankan dengan ETT
iv. Drain dengan NGT nomor 20
f. Tutup operasi
g. Selesai
Perdarahan +/- 100cc
Komplikasi (-)
10. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : ad bonam
b. Quo ad functionam : ad bonam
c. Quo ad sanationam : ad bonam
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kanker rectum adalah penyakit yang berasal dari sel-sel kanker yang terbentuk dari
jaringan rectum.
EPIDEMIOLOGI
Sebanyak 135.000 kasus baru kanker kolorektal terjadi di Amerika Serikat setiap
tahunnya.Kejadian ini menyebabkan angka kematian sekitar 55.000 per
tahun.Sepertiga kasus ini terjadi di kolon, dan dua per tiga sisanya terjadi di rectum.
Mayoritas berbentuk adenokarsinoma (98%), dan yang lebih jarang ditemui adalah
limfoma (1,3%), karsinoid (0,4%), dan sarcoma (0,3%).1
ANATOMI REKTUM
Rektum terbentang dari vertebrae sacrum ketiga sampai garis anorektal.Secara
fungsional dan endoskopik, rectum terbagi menjadi bagian ampulla dan
sfingter.Bagian sfingter disebut juga sebagai annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh
muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra ani.Bagian ampulla terbentang dari
sacrum ketiga sampai diafragma pelvis pada insersi muskulus levator ani. Panjang
rectum berkisar antara 10 – 15 cm, dikelilingi 15 cm pada rectosigmoid junction dan
35 cm pada bagian ampulla yang terluas. Pada orang dewasa, dinding rectum
memiliki empat lapisan, yaitu mukosa, submukosa, muskularis (sirkular dan
longitudinal), dan lapisan serosa.2
Gambar anatomi rectum, lapisan rektum
Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemoroidalis superior,
media, dan inferior.Arteri hemoroidalis superior merupakan kelanjutan dari arteri
mesenterika inferior, arteri ini bercabang dua, yaitu kiri dan kanan.Arteri
hemoroidalis merupakan cabang dari arteri iliaka interna.Arteri hemoroidalis inferior
merupakan cabang dari arteri pudenda interna.
Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis internus dan
berjalan ke arah cranial ke dalam vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui
vena lienalis menuju vena porta.Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan dalam
rongga perut menentukan tekanan di dalamnya.Karsinoma rectum dapat menyebar
sebagai embolus vena ke hati. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke vena
pudenda interna, vena iliaka interna, dan sistem vena kava.4
Persarafan rectum terdiri dari sistem simpatis dan parasimpatis.Serabut
simpatis berasal dari pleksus mesenterikus inferior yang berasal dari lumbal 2, 3, dan
4.Serabut ini mengatur fungsi ereksi penis dan klitoris dengan mengatur aliran darah
ke dalam jaringan. Hal ini menjelaskan terjadinya efek samping dari pembedahan
pada karsinoma rekti yaitu adanya disfungsi ereksi dan tidak bisa mengontrol buang
air kecil atau miksi, 4
PATOFISIOLOGI
Mukosa usus besar beregenerasi setiap 6 hari. Sel kripta migrasi dari dasar
kripta ke permukaan, dimana sel-sel tersebut akan mengalami diferensiasi dan
maturasi. Akhirnya, sel-sel itu kehilangan kemampuan untuk replikasi.
Terdapat tiga jalur terjadinya karsinoma kolon ataupun rectum, yaitu jalur
adenomatous polyposis coli (APC), jalur hereditary non polyposis colorectal cancer
(HNPCC), dan jalur ulcerative colitis displasia.
Jalur APC adenoma-karsinoma melibatkan beberapa mutasi genetik. Pada
awalnya terjadi inaktivasi gen APC, yang menyebabkan terjadinya replikasi selular
yang tidak terpantau pada permukaan kripta. Hal ini menyebabkan pembelahan sel
meningkat dan mutasi terjadi lebih banyak.Berikutnya terjadi aktivasi K-ras oncogene
pada fase awal dan mutasi p53 pada fase akhir. Fungsi tumor suppressor gene hilang
secara terus-menerus, sehingga mencegah terjadinya apoptosis dan memperpanjang
waktu hidup sel. Apabila mutasi APC diwariskan, maka akan terbentuk sindrom
familial adenomatos poliposis.
Secara histologis, adenoma diklasifikasikan menjadi tiga grup, yaitu tubular,
tubulovilous, dan villous adenoma.Mutasi K-ras dan instabilitas mikrosatelit
teridentifikasi di polip hiperplastik, sehingga polip hiperplastik memiliki potensi
malignant.
Jalur karsinogenik lain melibatkan mutasi DNA mismatch repair gene.
Mismatch repair genes yang telah teridentifikasi adalah hMLH1, hMSH2, hPMS1,
dan hMSH6. Mutasi pada mismatch repair gene berefek negatif pada kanker kolon
dan rektal.Inflamasi kronik seperti pada colitis ulseratif dapat menimbulkan
perubahan genetic yang dapat menyebabkan displasia dan karsinoma.
FAKTOR RESIKO
1. Faktor gnetik seperti Familial Adenomatous Polyposis (FAP) dan Hereditary
Non Polyposis Colorectal Carcinoma (HNPCC).
2. Inflammatory Bowel Disease (IBD) seperti Chron’s disease dan ulseratif colitis.
3. Diet tinggi lemak atau protein.
4. Kelebihan berat badan menyebabkan resiko meningkat 15% pada overweight
dan 33% pada obesitas.
5. Obat NSAID
6. Merokok
7. Terapi pengganti hormon
8. Alkohol
9. Kalsium
10. Vitamin
ETIOLOGI