Idah Rosidah*, Hismiaty Bahua, Rima Mufidah dan Olivia Bunga Pongtuluran
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Gedung 611 LAPTIAB,
Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Banten 15314, Indonesia
*Korespondensi Penulis : idah.rosidahmahdi@gmail.com
Abstrak
Brotowali (Tinospora crispa (L.) Hook.f. &Thomson) merupakan salah satu tanaman obat yang telah
banyak digunakan untuk pengobatan tradisional dan memiliki aktivitas sebagai antidiabetes. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi proses ekstraksi batang brotowali terhadap aktivitas
hambatan enzim alfa glukosidase, kadar total fenol dan Total Dissolved Solids (TDS). Simplisia
batang brotowali yang digunakan memiliki kadar susut pengeringan sebesar 11,59%; kadar air 9,11%;
kadar abu total 7,62%; kadar abu tidak larut asam 5,00%; kadar sari larut air 2,24%; kadar sari larut
etanol 0,53% dan kadar total fenol 2,90 mg Ekivalen Asam Galat (EAG)/g simplisia. Penelitian ini
menggunakan variabel tetap yaitu metode ekstraksi perkolasi, konsentrasi etanol kualitas pangan 70%
dan laju alir pelarut 250 mL/menit. Sedangkan variabel peubahnya adalah delapan waktu ekstraksi
(30, 60, 90, 120, 150, 180, 210 dan 240 menit) dan tiga perbandingan simplisia-pelarut (1:10, 1:15
dan 1:20). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai aktivitas hambatan enzim alfa glukosidase dan
TDS tertinggi diperoleh pada perbandingan simplisia-pelarut 1:10 dan berbeda signifikan (P<0,05)
dengan perbandingan simplisia-pelarut 1:15 dan 1:20. Kadar total fenol berbeda signifikan (P< 0,05)
antara ketiga perbandingan simplisia-pelarut 1:10, 1:15 dan 1:20. Proses waktu ekstraksi menunjukkan
perbandingan nisbah simplisia-pelarut 1:10 memiliki aktivitas hambatan enzim alfa glukosidase tertinggi
81,31%, kadar total fenol 40,52 mg EAG/g ekstrak pada180 menit. Perbandingan simplisia-pelarut
1:15 diperoleh hambatan enzim alfa glukosidase tertinggi 74,79%, kadar total fenol 22,74 mg EAG/g
ekstrak pada 30 menit. Sedangkan perbandingan simplisia-pelarut 1:20 diperoleh hambatan enzim alfa
glukosidase tertinggi 65,00%, kadar total fenol 30,69 mg EAG/g ekstrak pada 210 menit.
Abstract
Brotowali (Tinospora crispa (L.) Hook.f. &Thomson) is one of medicinal plants, which is widely used as
traditional medicine and has been using as an antidiabetic activity. The aims of study were to investigate
the influence of extraction process of T.crispa on alpha-glucosidase inhibitory activity, total phenols
content and Total Dissolved Solids (TDS) content. T.crispa used content of loss on drying, water content,
total ash, acid insoluble ash, compound soluble in water, soluble in ethanol and total phenols were
found to be 11.59%, 9.11%, 7.62%, 5.00%, 2.24%, 0.53% and 2.90 mg Gallic Acide Equivalent (GAE)/g
respectively. This study used dependent variables those were method of extraction using percolation,
70% ethanol food grade as solvent and 250 mL/min flow rate of extraction. There were eight extraction
times (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210 and 240 minutes) and three ratios of T.crispa-solvent (1:10, 1:15
and 1:20) as nondependent variable. The results of extraction process showed that alpha-glucosidase
inhibition activity and TDS content of the highest in ratio T.crispa-solvent of 1:10 and significantly
difference (P<0.05) than 1:15 and 1:20. The total phenols content of all ratios of T.crispa-solvents
1:10, 1:15 and 1:20 having a significantly difference (P<0.05). The process of extraction time in ratio
T.crispa-solven 1:10 with the best alpha-glucosidase inhibitory activity 8.13%, phenol total content 40.52
mg GAE/g was on 180 minutes. Extraction time in ratio T.crispa-solven 1:15 with alpha-glucosidase
inhibitory activity 74.79% and phenol total content 22.74 mg GAE/g was on 30 minutes. Extraction time
in ratio T.crispa-solven 1:20 with alpha-glucosidase inhibitory activity 65.00%, phenol total content 30.69
mg GAE/g was on 210 minutes.
203
Media Litbangkes, Vol. 25 No. 4, Desember 2015, 203 - 210
204
Pengaruh Kondisi Proses Ekstraksi... (Idah Rosidah, et.al.)
senyawa. Pada penelitian ini, penentuan jumlah diamati terhadap persen hambatan enzim alfa
pelarut disesuaikan dengan proses dan alat yang glukosidase, kadar total fenol dan nilai TDS.
akan diterapkan di skala pilot. Sebagai contoh Sebelum dilakukan proses ekstraksi,
dalam penentuan jumlah pelarut yang digunakan, simplisia batang brotowali terlebih dahulu
ditentukan oleh kapasitas pompa dan alat ekstraksi dideterminasi dan dikarakterisasi untuk melihat
di pilot plant agar sirkulasi berlangsung steady mutu simplisia yang akan digunakan. Determinasi
state, sehingga pada penelitian ini menggunakan dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat
perbandingan simplisia-pelarut 1:10, 1:15 dan Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
1:20. Indonesia, Cibinong, Jawa Barat. Parameter
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji karakterisasi simplisia meliputi penentuan
pengaruh kondisi proses ekstraksi batang organoleptik, kadar susut pengeringan, kadar
brotowali terhadap aktivitas hambatan enzim air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam,
alfa glukosidase, kadar total fenol dan nilai TDS kadar sari larut air dan etanol mengikuti prosedur
dari ekstrak yang dihasilkan. Hasil penelitian ini Farmakope Herbal Indonesia.10
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Proses ekstraksi dilakukan menggunakan
bagi industri dalam proses produksi ekstrak metode perkolasi menurut standar prosedur
batang brotowali sebagai bahan baku obat Departemen Kesehatan Republik Indonesia
antidiabetes. (2000). Timbang simplisia batang brotowali
sebanyak 50 g, masukkan ke dalam perkolator,
Metode tambahkan etanol kualitas pangan 70% dengan
Bahan uji berupa batang brotowali jumlah perbandingan simplisia-pelarut (1:10,
diperoleh dari pegunungan Ambarawa, Jawa 1:15 dan 1:20). Rendam simplisia selama 30
Tengah, Indonesia. menit dan lakukan sampling. Lakukan sirkulasi
Bahan kimia berupa etanol kualitas pangan dengan melewatkan pelarut melalui tumpukan
(Brataco, Indonesia), hidranal metanol kering simplisia selama 210 menit. Selama proses
(Fluka, Jerman), hidranal komposit-5 (Fluka, sirkulasi dilakukan sampling setiap 30 menit
Jerman), kloroform p.a (Merck, Jerman), etanol sebanyak 15 mL. Ekstrak cair yang didapat
p.a (Merck, Jerman), enzim alfa glukosidase selanjutnya diukur kadar TDS menggunakan alat
dari intestinal acetone powder from rat (Sigma, TDS meter. Ekstrak-ekstrak tersebut kemudian
Jerman), p-nitrofenil alfa-D-glukopiranosa secara bersamaan diuapkan menggunakan oven
(sigma, Jerman), Dimetil sulfoksida (DMSO) pada suhu 50°C selama 24 jam dan ekstrak diuji
(Merck, Jerman), natrium karbonat (Sigma, kadar total fenol dan aktivitas hambatan enzim
Jerman), kalium fosfat monobasa (Merck, alfa glukosidase.
Jerman), natrium hidroksida (Merck, Jerman), Penentuan kadar total fenol dilakukan
asam galat (Sigma, Jerman). menurut Ghafar et al (2010) yang dimodifikasi.
Alat berupa neraca analitik (Radwag, Pengukuran kadar total fenol ekstrak batang
Polandia), TDS meter (TDS HM Digital, USA), brotowali dilakukan dengan menggunakan
oven (Mermmet, Jerman), moisture balance alat ELISA reader. Ekstrak batang brotowali
(Precisa HA60, Swiss), vortex (heidolph, ditimbang secara seksama 5,0 mg dan dilarutkan
Jerman), spektrofotometer (Thermospectronic, dalam 1,0 mL metanol p.a kemudian disonikasi
USA), ELISA reader (Thermo Multiscan hingga larut dan disentrifugase. Ke dalam sumuran
Ascent, Finland), mikropipet (Biorad, USA), micro plate dimasukan 20 µL larutan ekstrak dan
tungku pembakaran (Thermolyne, USA), kuvet 75 µL reagen Folin Ciocalteu, goyangkan hingga
(Plastibaran, Jerman), inkubator shaker (Innova homogen dan didiamkan pada suhu kamar selama
43 incubator shaker, USA). 5 menit. Kemudian ditambahkan 75 µL larutan
Desain penelitian dilakukan dengan natrium karbonat 6% dan didiamkan pada suhu
menggunakan eksperimen deskriptif dengan kamar selama 90 menit. Selanjutnya larutan
menggunakan variabel tetap yaitu metode campuran reaksi diukur absorbansi dengan
ekstraksi perkolasi, konsentrasi etanol kualitas ELISA reader pada panjang gelombang 725 nm.
pangan 70% dan laju alir pelarut 250 mL/menit. Absorbansi yang diperoleh kemudian digunakan
Variabel peubahnya yang digunakan delapan untuk menghitung kadar total fenol dalam
waktu ekstraksi (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210 ekstrak menggunakan persamaan linier yang
dan 240 menit) dan tiga perbandingan simplisia- diperoleh dari kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi
pelarut (1:10, 1:15 dan 1:20). Respon penelitian dibuat dengan cara ditimbang sejumlah tertentu
205
Media Litbangkes, Vol. 25 No. 4, Desember 2015, 203 - 210
206
Pengaruh Kondisi Proses Ekstraksi... (Idah Rosidah, et.al.)
Keterangan:
Pustaka* =Materia Medika Indonesia (MMI), Jilid II, 1978.
Tabel 2. Hasil Pengujian TDS, Kadar Total Fenol dan Aktivitas Hambatan Enzim Alfa Glukosidase Ekstrak
Batang Brotowali
Kadar Total Fenol Hambatan Enzim Alfa
TDS (ppm)
Waktu Sampling (mg EAG/ g ekstrak) Glukosidase (%)
(menit ke-)
A B C A B C A B C
120 324 140 165 34,60 36,40 25,09 68,09 65,00 46,06
150 328 144 175 39,19 35,83 27,64 62,66 43,30 55,11
180 344 144 174 40,52 37,88 31,76 81,31 47,02 55,32
210 341 149 181 40,74 33,86 30,69 81,31 53,94 65,00
240 356 151 178 43,50 33,05 28,06 67,87 51,60 59,79
Keterangan :
A = perbandingan simplisia-pelarut 1:10
B = perbandingan simplisia-pelarut 1:15
C = perbandingan simplisia-pelarut 1:20
TDS = Total Dissolved Solides
Kadar air simplisia batang brotowali Kadar sari larut air simplisia batang
sebesar 9,11%. Kadar air ditetapkan untuk brotowali sebesar 2,24% menunjukkan jumlah
menjaga kualitas simplisia, untuk mengindari simplisia yang dapat tersari dalam air. Kadar
terjadinya pertumbuhan mikroba (bakteri atau sari larut etanol 0,53% menujukkan jumlah
jamur), terjadinya reaksi hidrolisis/penguraian simplisia yang dapat tersari dalam etanol. Kadar
oleh enzim yang menyebabkan terjadinya sari larut etanol yang diperoleh memberikan arti
perubahan spesifikasi bahan dan penurunan bahwa simplisia batang brotowali dapat tersari
kualitas produk. dalam etanol dengan jumlah 0,53%. Hal tersebut
Kadar abu total dan kadar abu tidak larut menunjukkan bahwa simplisia batang brotowali
asam diperoleh sebesar 7,62% menunjukkan banyak tersari dalam pelarut air dibandingkan
sisa anorganik dan 5,00% menunjukkan sisa dengan etanol. Hasil penetapan kadar (abu total,
anorganik yang tidak larut asam dalam simplisia. abu tidak larut asam, sari larut air dan etanol)
207
Media Litbangkes, Vol. 25 No. 4, Desember 2015, 203 - 210
208
Pengaruh Kondisi Proses Ekstraksi... (Idah Rosidah, et.al.)
EAG/g ekstrak dengan lama waktu 240 menit. daun brotowali memiliki aktivitas hambatan
Sedangkan pada perbandingan simplisia-pelarut enzim alfa glukosidase 41,5% dengan IC50
1:15 diperoleh nilai total fenol tertinggi 37,88 608µg/mL.
mg EAG/g ekstrak dan perbandingan simplisia-
pelarut 1:20 diperoleh 31,76 mg EAG/g ekstrak Kesimpulan
dengan lama waktu 180 menit. Secara statistik, Proses ekstraksi simplisia batang brotowali
kadar total fenol ketiga perbandingan simplisia- dengan metode perkolasi menggunakan pelarut
pelarut 1:10, 1:15 dan 1:20 berbeda signifikan etanol kualitas pangan 70% dan laju alir 250 mL/
(P<0,05). menit menunjukkan nilai TDS, kadar total fenol
Pengukuran aktivitas hambatan enzim alfa dan aktivitas hambatan alfa glukosidase tertinggi
glukosidase dilakukan secara in vitro. Prinsip diperoleh pada perbandingan simplisia-pelarut
pengukuran yaitu sampel uji berupa ekstrak dan 1:10.
subtrat p-nitrophenol alfa-D-glukopiranosida
(a-PNP-G) diinkubasi, kemudian direaksikan Saran
dengan enzim α-glukosidase. Enzim bekerja
dengan menghidrolisis α-PNP-G dan melepaskan Perlu dilakukan proses up scalling produksi
α-nitrophenol, yang merupakan senyawa ekstrak batang brotowali pada skala pilot untuk
berwarna. Intensitas warna yang dihasilkan indikasi antidiabetes dengan menggunakan
sebanding dengan kemampuan sampel uji metode perkolasi, pelarut etanol kualitas pangan
dalam menginhibisi enzim. Semakin besar 70%, laju alir 250 mL/menit, perbandingan
aktivitas sampel dalam menekan aktivitas enzim, simplisia-pelarut 1:10 dan waktu ekstraksi 180-
ditunjukkan dengan semakin rendahnya nilai 210 menit.
absorbasi.18,19
Gambar 4, menunjukkan bahwa aktivitas Ucapan Terima Kasih
hambatan enzim alfa glukosidase tidak tergantung Terima kasih disampaikan kepada
oleh lama waktu ekstraksi. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
perbandingan simplisa-pelarut, ekstrak brotowali atas dukungan dana melalui Program Fasilitas
dengan perbandingan 1:10 memiliki aktivitas Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas
hambatan enzim alfa glukosidase relatif lebih Produksi Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat
besar dan berbeda signifikan (P<0,05) dibanding Tradisional.
1:15 dan 1:20. Ekstrak batang brotowali dengan
perbandingan simplisia-pelarut 1:10 memiliki Daftar Pustaka
aktivitas hambatan tertinggi 81,31% (kadar total 1. World Health Organization. World Health
Statistics. Geneva; 2008.
fenol 40,52 mg EAG/g ekstrak) dengan lama
2. International Diabetes Federation. IDF Diabetes
waktu 180 menit. Sedangkan perbandingan 1:15 Atlas; 6th Ed. 2013. Diperoleh melalui http://
diperoleh hambatan tertinggi 74,79% (kadar total www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_
fenol 22,74 mg EAG/g ekstrak) dengan lama waktu Full_0.pdf. (14 Maret 2015)
30 menit. Untuk perbandingan simplisia-pelarut 3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
1:20 hambatan tertinggi 65,00% (kadar total Situasi dan Analisis Diabetes. InfoDATIN.
Jakarta: Pusat Informasi dan Data Kementrian
fenol 30,69 mg EAG/g ekstrak) diperoleh dengan
Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
lama waktu 210 menit. Nilai hambatan enzim 4. Choundary N. Siddique MB, Azmat S,
alfa glukosidase tidak sejalan dengan tingginya Khatoon S. Tinospora cordifolia: Ethnobotany,
kadar total fenol. Hal ini mungkin disebabkan Phytopharmacology and Phytochemistry
aktivitas hambatan enzim alfa glukosidase tidak Aspects. International Journal of Pharmaceutical
sepenuhnya mengacu pada standar asam galat Sciences and Research. 2013; 4 (3): 891-899.
5. Klangjareonchai T, Roongpisuthipong C. The
dan ada senyawa lain yang ikut berperan dalam
Effect of Tinospora crispa on Serum Glucose
penghambatan enzim alfa glukosidase. Banyak and Insulin Levels in Patients with Type 2
penelitian tentang kandungan total fenol dalam Diabetes Mellitus. Research Article. Journal of
batang brotowali, seperti dalam ekstrak metanol Biomedicine and Biotechnology. 2012; 1-5.
sebesar 9,5 g/kg; ekstrak air 2,1 g/kg; ekstrak 6. Ruana C, Lamb CSH, Chic TC, Leeb SS, Sua
etanol 2,7 g/kg ekstrak (Joladarashi et al, 2014) MJ. Borapetoside C from Tinospora crispa
Improves Insulin Sensitivity in Diabetic Mice.
dan ekstrak metanol 8,62 mg/g ekstrak Bhawya Phytomedicine. 2012; 19: 719-24.
et al (2010). Penelitian Poongunran et al (2015) 7. Lokman FE, Gu HF, Mohammad WNW, Yusoff
telah membuktikan bahwa ekstrak metanol dari MM, Chia KL, Östenson CG. Antidiabetic Effect
209
Media Litbangkes, Vol. 25 No. 4, Desember 2015, 203 - 210
of Oral Borapetol B Compound, Isolated from the 18. Rammohan S, Asmawi MZ, Sdaikun A. In vitro
Plant Tinospora crispa, by Stimulating Insulin α-glucosidase and α-amylase Enzyme Inhibitory
Release. Research Article. Hindawi Publishing Effects of Andrographis paniculata Extract and
Corporation Evidence-Based Complementary Andrographolide. Acta Biochimica Polonica.
and Alternative Medicine. 2013; 1-7 2008; 55 (2): 391-398.
8. Koay YC, Amir F. A Review of the Secondary 19. Dewi RT, Sanro T, Ahmad D. Antidiabetic and
Metabolites and Biological Activities of Antioxidative Activities of Butyrolactone I
Tinospora crispa (Menispermaceae). Tropical from Aspergillus terreus MC751. International
Journal of Pharmaceutical Research. 2013; 12 Scholarly and Scientific Research & Innovation.
(4): 641-649 2012; 6(10): 822-827
9. Monroy M, Mejia C. Oxidative Stress in 20. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Diabetes Mellitus and the Role of Vitamins
Materia Medika Indonesia, Jilid II. Jakarta:
with Antioxidant Actions. Intech. 2013: 9:
1978.
209-231. Diperoleh melalui http://dx.doi.
org/10.5772/51788. (3 Agustus 2015) 21. Oram, B. Total Dissolved Solids and Water
10. Hyuan TK, Kim HC, Ko YJ, Kim JS. Antioxidant, Quality. Water Research Waershed Center. 2014.
α-glucosidase Inhibitory and Anti-Inflammatory Diakses melalui http://www.water-research.net/
Effects of Aerial Parts Extract from Korean index.php/water-treatment/tools/total-dissolved-
Crowberry (Empetrum nigrum var. japonicum). solids. (28 Agustus 2015)
Saudi Journal of Biologycal Sciences. 2015 ; xxx 22. Anonim, Technoarticles. Prinsip Kerja
: xxx-xxx Konduktiviti. Diakses melalui http://artikel-
11. Aberoumand A, Deeokul SS. Comparison of teknologi.com/prinsip-kerja-conductivity-
Phenolic Compounds of Some Edible Plants of meter/. (28 Agustus 2015)
Iran and India. Pakistan Journal of Nutrition. 23. Michalak A. Phenolic Compounds and Their
2008; 7 (4) : 582-585 Antioxidant Activity in Plants Growing under
12. Bösenberg LH, The Mechanism of Action of Heavy Metal Stress. Polish J. of Environ. Stud.
Oral Antidiabetic Drugs: A Review of Recent 2006; 15 (4): 523-530.
Literature. JEMDSA. 2008; 13 (3): 80-88 24. Febrinda AE, Astawan M, Wresdiyati T, Yuliana
13. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. ND. Kapasitas Antioksidan dan Inhibitor Alfa
Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Glukosidase Ekstrak Umbi Bawang Dayak. J.
Mellitus. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Teknol dan Industri Pangan. 2013; 24 (2) 161-
Klinik. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian 167
dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan 25. Joladarashi D, Chilkunda ND, Salimath
Republik Indonesia. Jakarta: 2005. PV. Glucose Uptake-Stimulatory Activity of
14. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Tinospora cordifolia Stem Extracts in Ehrlich
Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Ascites Tumor Cell Model System. Food Sci
Obat. Jakarta: 2000.
15. Tiwari P, Kumar B, Kaur M, Kaur G, Kaur H. Technol. 2014; 51(1):178–182.
Phytochemical Screening and Extraction : A 26. Bhawya D, Anilakumar KR. In Vitro Antioxidant
Review. International Pharmaceutica Sciencia. Potency of Tinospora cordifolia (gulancha) in
2011; (1). 98-106 Sequential Extracts. International Journal of
16. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pharmaceutical & Biological Archives. 2010;
Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: 2008. 1(5): 448-456
17. Ghafar MFA, Prased KN, Weng KK, Ismail A. 27. Poongunran J, Perera HKI, FernandoWIT,
Flavonoid, Hesperidine, Total Phenolic Cotents Jayasinghe L, Sivakanesan R. α-Glucosidase
and Antioxidant Activities from Citrus Species. and α-Amylase Inhibitory Activities of Nine
African Journal of Biotechnology. 2010; 9 (3): Sri Lankan Antidiabetic Plants. Journal of
326-330. Pharmaceutical Research. 2015; 7(5): 365-374.
210