Anda di halaman 1dari 19

ARSITEKTUR DUNIA 2

ANALISA PENGARUH ARSITEKTUR POST MODERN DI INDONESIA PADA


BANGUNAN MAYA SANUR RESORT AND SPA DI SANUR, DENPASAR, BALI

NAMA : I GUSTI BAGUS TISNU ABDI NUGRAHA


NIM : 1519251032

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang Maha Pengasih dan Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Arsitektur Dunia 2 yang menganalisa bangunan Maya Sanur Resort & Spa
yang berlokasi di Sanur, Denpasar, Bali ini dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah mata kuliah Arsitektur Dunia 2 tentang
Bangunan Post Moderen di Indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………...1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..2
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………….3
1.1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………….3
1.2. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………3
1.3. TUJUAN PENULISAN ……………………………………………………………..3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………………………5
2.1. PENGERTIAN POST MODERN …………………………………………………..5
2.2. CIRI-CIRI POST MODERN ………………………………………………………..5
2.3. SEJARAH POST MODERN ……………………………………………………….6
2.4. ARSITEKTUR POST MODERN DI INDONESIA ………………………………..6
2.5. MACAM-MACAM ALIRAN DALAM ARSITEKTUR POST-MODERN ………8
2.6. PERBEDAAN ARSITEKTUR MODERN DENGAN POST MODERN ………....10
2.7. TOKOH DUNIA DAN KARYANYA ……………………………………………..11

BAB III
TINJAUAN OBJEK……………………………………………………………………………..12
3.1. MERODE PERANCANGAN ……………………………………………………...12
3.2. PEMBAHASAN OBJEK …………………………………………………………..12
3.4. ANALISA TERHADAP OBJEK…………………………………………………...14
BAB IV
KESIMPULAN………………………………………………………………………….17
BAB V
PENUTUP……………………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Arsitektur Post Modern adalah arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan
Technology, Internasional dan lokal yang merupakan hasil perkembangan sumber daya manusia
terhadap arsitektur modern, Post modern merupakan pemahaman idealisme barat yang
berlandaskan dari pemikiran skeptis, subjektif atau relativitas. post modern juga dapat dii katakana
kecurigaan terhadap alasan-alasan yang berkembang dalam pemikiran general manusia, selain itu
juga post modern juga sensitifitas pada ideologi dalam memberikan kontrolnya pada politik dan
ekonomi. . Ciri pokok dari bentuk adalah ada dan nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang
mempunyai ciri khas ada dan tidak terlihat/tidak nyata. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas
arsitek untuk mewujudkan. Di dalam post modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang
tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat). Keduanya menjadi dua
komponen yang mandiri, sendiri-sendiri, merdeka sehingga bisa dihubungan atau tidak. Yang jelas
bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang. Dalam post modern bentuk
menempati posisi yang lebih modern untuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang.
Mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk meninjau keadaan dan perkembangan
arsitektur di Indonesia, maka arsitektur post modern sudah ada di Indonesia sejak tahun 1970-an,
melalui pandangan dan karya dari Y.B. Mangunwijaya. Di sini Y.B. Mangunwijaya menghadirkan
karya arsitektur yang tergolong ke dalam sub langgam post modern

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud arsitektur post modern ?
2. Apakah ciri-ciri arsitektur post modern?
3. Bagaimanakah sejarah arsitektur post modern?
4. Bangunan manakah yang di sebut arsitektur post modern di Indonesia?
5. Macam-macam aliran apakah yang terkandung dalam arstektur post modern?
6. Siapakah tokoh dunia yang menghasilkan karya arsitektur post modern?
7. Apakah perbedaan arsitektur modern dan post mdern?
8. Metode perancangan apakah yang dipakai pada objek yang penulis analisa?
9. Mengapa dilakukaknnya pembahasan mengenai objek?
10. Mengapa dilakukannya analisa terhadap pbjek ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui apa yang di maksud dengan post modern.
2. Agar pembaca mengetahui apakah ciri-ciri post modern.
3. Agar pembaca mengetahui bagaimana sejarah dari arsitektur post modern.
4. Agar pembaca dapat mengetahui bangunan post modern di Indonesia.
5. Agar pembaca dapat mengetahui aliran-aliran yang terkandung dalam arsitektur post
modern.
6. Agar pembaca mengetahui tokoh dunia arsitektur post modern dan karyanya.
7. Agar pembaca mengetahui perbedaan arsitektur modern dan post modern.
8. Agar pembaca mengetahui metode perancangan apa yang di pakai dalam objek yang
penulis pilih.
9. Agar pembaca mengetahui apa saja yang terdapat dalam objek.
10. Agar pembaca dapat mengetahui pendapat penulis mengenai objek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian post modern


Arsitektur Post Modern adalah arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft
dan Technology, Internasional dan lokal yang merupakan hasil perkembangan sumber daya
manusia terhadap arsitektur modern, arsitektur post modern ini berkembang di akhir abad ke
20. Post modern merupakan pemahaman idealisme barat yang berlandaskan dari pemikiran
skeptis, subjektif atau relativitas. post modern juga dapat di katakana kecurigaan terhadap alasan-
alasan yang berkembang dalam pemikiran general manusia, selain itu juga post modern juga
sensitifitas pada ideologi dalam memberikan kontrolnya pada politik dan ekonomi.

2.2. Ciri – ciri umum Arsitektur post modern:

 Ideological yaitu merupakan suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk
memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern, ideological adalah
konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur post modern bisa lebih terarah dan
sistematis.
 Double coding of Style yaitu bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau
style, yaitu Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
 Popular and pluralist yaitu Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat terhadap kaidah
tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada gagasan
tunggal.
 Semiotic form yaitu penampilan bangunan mudah dipahami. Karena bentuk-bentuk yang tercipta
menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.
 Tradition and choice, merupakan hal-hal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau
disesuaikan dengan maksud atau tujuan perancang.
 Artist or client mengandung dua hal pokok yaitu Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum
(extern), yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami secara umum.
 Elitist and participative yaitu Lebih menonjolkan pada suatu kebersamaan serta mengurangi
sikap borjuis seperti dalam arsitektur modern.
 Piecemal yaitu Penerapan unsur-unsur dasar, secara sub-sub saja atau tidak menyeluruh. Unsur–
unsur dasar seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain-lain.
 Architect as representative and activist yang berarti Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah,
perancangan dan secara aktif berperan serta dalam perancangan.
2.3. Sejarah post modern

Istilah Post-Modern mulai dikenal pada pertengahan tahun 1970-an. Secara umum, istilah
Post-Modern merupakan reaksi terhadap Modernisme. Sehingga kaduanya tidak dapat dipisahkan
dan saling berhubungan.

Arsitektur Post-Modern merupakan kelanjutan atau perkembangan dari arsitektur modern.


Pada dasarnya Arsitektur Post-Modern muncul akibat terjadinya kejenuhan terhadap karya-karya
arsitektur modern yang lebih menonjolkan fungsi dari pada estetika pada suatu bangunan. Hal ini
menunjukan bahwa dasar filosofi dan teori Arsitektur Modern sudah tidak relevan aau sesuai
dengan tuntutan zaman.

Pada tahun 1960-1970 gerakan Arsitektur Modern mulai memperlihatkan tanda-tanda


berakhir. Berakhirnya era Arsitektur Modern ini diawali dengan dihancurkannya Pruitt-Igoe
Housing di kota St. Louis, Negara bagian Missouri, Amerika Serikat, pada tanggal 15 Juli 1972
jam 15.32 (Jenks, 1984).Yang menjadi ciri pokok dari desain arsitektur post modern yaitu anti
rasional dan neo-sculptural, berbeda dengan Arsitektur modern yang rasional dan fungsional.

Dalam sudut pandang filosofi, post modern adalah suatu perlawanan terhadap pemikiran
modern yang berkembang di negara maju, terutama eropa. gerakan ini dimulai sekitar abad ke 16-
17 sampai dengan pertengahan abad ke 20 masehi. tentunya pemikiran ini tidak dapat ditolak
begitu saja karena sudah banyak propaganda yang bergerak memberi pemahaman tersebut, pada
masanya di kenal sebagai “enlightenment” ( masa pencerahan), sekitar abad ke 18.
2.4. Arsitektur Post Modern di Indonesia
1. MASJID MAHLIGAI MINANG,SUMATERA BARAT

Masjid Raya Sumatera Barat dibangun pada tahun 2007. Masjid ini sempat tertunda
pembangunannya akibat gempa yang terjadi di tanah minang. Namun pada akhirnya dapat
diresmikan pada Februari 2014. Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat ini memakai rancangan
yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang juga diikuti oleh
323 arsitek dari berbagai negara. Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern
yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang
digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai dua
diperkirakan dapat menampung 5.000-6.000 jemaah.

2. MESJID AL-IRSYAD,BANDUNG

Masjid ini menerapkan desain Hemat Energi dan Ramah lingkungan,Desain masjid
dirancang mirip Kakbah. Warna dasarnya abu-abu. Penataan batu bata pada keseluruhan dinding
terlihat sangat mengagumkan. Batu bata disusun berbentuk lubang atau celah di antara bata solid.
Pembangunan masjid ini diarsiteki oleh Ridwan Kamil. Dia menciptakan desain unik sebuah
masjid yang memanfaatkan sinar matahari. Pembangunan masjid menghabiskan dana sebesar Rp
7 miliar. Desain arah kiblat dibuat terbuka dengan pemandangan alam.
Banyak yang menyambut kedatangan Arsitektur Post Modern Indonesia dengan gembira.
Mengikuti harapan yang diutarakan di tempat awal munculnya aliran tersebut, Arsitektur Post
Modern Indonesia juga diperkirakan mampu menembus dominasi aliran Internasional Style yang
berjaya di Indonesia sejak tahun 70-an. Untuk itu beberapa artikel ditulis di majalah-majalah
populer di Jakarta mengenai aliran ini dengan optimistik.
Arsitektur Post Modern sendiri diperkirakan muncul sekitar tahun 50-an di Eropa dan
Amerika dalam wujud yang masih kasar dan kurang meyakinkan untuk diperhitungkan sebagai
bibit unggul. Karena itu, tidak ada satupun sejarawan yang mengangkat dan membicarakannya,
sebab mreka disibukkan dengan pekerjaan mengamati perkembangan Gerakan Modern yang
ketika itu sudah menampakkan potensinya sebagai kekuatan baru di bidang arsitektur. Karya-karya
itu mulai dibicarakan kembali setelah sebuah bentuk baru karya arsitektur mulai nampak di antara
sejumlah karya-karya beraliran International Style. Itu berlangsung dalam periode 70-an dan
semakin insentif pemunclan dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Kalau mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk meninjau keadaan dan
perkembangan arsitektur di Indonesia, maka arsitektur post modern sudah ada di Indonesia sejak
tahun 1970-an, melalui pandangan dan karya dari Y.B. Mangunwijaya. Di sini Y.B.Mangunwijaya
menghadirkan karya arsitektur yang tergolong ke dalam sub langgam post modern.
Awalnya kedudukan arsitektur post modern di Indonesia bisa dilihat sebagai komoditi oleh
kelompok masyarakat tertentu saja, yang hanya berkecimpung aktif dalam pembangunan ekonomi.
Arsitektur Post Modern di Indonesia hanya dianggap sebagai hasil fancy atau minderwertigkeits-
kompleks negara berkembang karena takut disebut terbelakang.
Kecenderungan yang kuat pada arsitektur post modern di Indonesia hanya bertumpu pada
figurativism atau graphism seperti yang muncul pada Delta Plaza Surabaya, Gedung Universitas
Atmajaya Jakarta atau gedung-gedung lainnya di jalan Kuningan Jakarta. Post Modern di
Indonesia dilihat oleh arsitek sebagai gerakan Internasional, yang tidak menawarkan konsep baru
tentang ruang dan lingkungan yang menjadi tempat keberadaan manusia, tetapi lebih pada bungkus
sosok yang dapat ditelusuri dari Modernisme.
Post Modern tidak bisa disebut suatu epoche kultural karena yang dicapainya hanya
sekedar popularitas, bukan pemberian nilai tambah yang memperkaya konsep beradanya manusia
dalam lingkungan binaan Arsitektural. hal ini ditandai dengan adanya beerapa diantara karya-
karya baru di Indonesia yang mencoba-coba menampilkan elemen tradisional pada tempat-tempat
tertentu di bangunannya, yang pasti ditopang oleh dalih kontekstual, baik regional maupun lokal.
Pada dasarnya mereka lupa bahwa bukan seperti itu kontekstual yang dibayangkan oleh para
pencetus Arsitektur Post Modern, melainkan yang komunikatif yang dikenal secara populer oleh
warga masyarakat setempat.

Ruang dan bentuk pada arsitektur post modern


Di dalam post modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus
berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat). Keduanya menjadi dua komponen yang
mandiri, sendiri-sendiri, merdeka sehingga bisa dihubungan atau tidak. Yang jelas bentuk memang
berbeda secara substansial, mendasar dari ruang. Ciri pokok dari bentuk adalah ada dan
nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ada dan tidak terlihat/tidak nyata.
Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkan. Dalam post modern bentuk
menempati posisi yang lebih modern untuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang.

2.5. Macam-macam Aliran dalam Arsitektur Post-modern


Aliran-aliran dalam Arsitektur Post-modern dibedakan berdasarkan konsep perancangan
dan reaksi terhadap lingkungannya. Di dalam Evolutionary Tree-nya, Charles Jenks
mengelompokan arsitektur post-modern kedalam 6 (enam) aliran. Aliran-aliran ini menurutnya
sudah ada sejak tahun 1960-an. Keenam aliran tersebut adalah:
a. Historicism
Pemakaian-pemakaian elemen klasik (misalnya: Ionic, Doric dan Corinthiant) pada
bangunan yang dikombinasikan dengan pola-pola modern.
Tokoh: Aero Saarinen, Phillip Johnson, Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyionori
Kikutake.
b. Straight Revivalisme
Pembangkitan kembali neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental dengan
irama komposisi berulang dan simetris.
Tokoh: Aldo Rossi, Monta Mozuna, Ricardo Bofill, Mario Botta.

c. Neo-vernacularism
Menghidupkan kembali elemen tradisional yang membuat bentuk dan bangunan lokal.
Tokoh: Darbourne and Darke, Joseph Isherick, Aldo Van Eyck.

d. Contextualism (Urbanist + ad Hoc)


Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapat komposisi
lingkungan yang serasi. Aliran ini juga sering disebut Urbanism.
Tokoh: Lucien Kroll, Leon Krier, James Stirling.
e. Metaphor and Metaphisical
Mengekspresi eksplisit dan implicit ungkapan metafora dan metafisika (spiritual) ke dalam
bentuk bangunan.
Tokoh: Stinley Tigerman, Antonio Gaudi, Mimoru Takeyama.
f. Post-Modern space
Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu
sendiri.
Tokoh: Peter Eisenman, Robert Stern, Charler Moore, Kohn, Pederson-Fox.

2.6 Perbedaan arsitektur modern dengan post modern

Arsitektur modern :

 Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang diterapkan
pada bangunan.
 Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran
modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresip, hebat
dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.
 Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik
yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Arsitektur postmodern :
 Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-duanya
masih eksis.
 Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari Arsitektur
Modern tetap dipakai.
 Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
 Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional
dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.

2.7. Tokoh Dunia dan Karyanya


1. Charles Moore

Salah satu karyanya adalah Piazza d’italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam
rangka renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan untuk para imigran
Italia yang mendominasi daerah tersebut.
2. Ricardo Bofil

Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah The Palace of
Abraxas (1978-1983)
BAB III
TINJAUAN OBJEK

3.1. MERODE PERANCANGAN


Objek yang saya analisa dalam tugas ini memakai “metode kontekstual”. Pengertian dari
metode kontekstual adalah :
Kontekstualisme dapat di pandang sebagai teknik mendesain yang di kembangkan untuk
memberikan jawaban khususnya atas kondisi-kondisi yang bersifat morfologis, tipologis, dan
pragmatis menjadi bersifat pluraristik dan fleksible. Klotz (1988) menyebutkan salah satu karakter
arsitektur post modern adalah menghargai keunikan sejarah, budaya, dan lingkungan local.
3.2. PEMBAHASAN OBJEK

Nama Bangunan : Maya Sanur Resort & Spa


Lokasi : Jalan Danau Tamblingan 89M, Sanur, Denpasar,Bali
Arsitek : Budiman Hendropurnomo

Budiman memulai karir sebagai arsitek di Australia. Saat belajar rancang bangun di
Universitas Melbourne, pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 1954 ini, mendapat kesempatan
magang di sebuah biro arsitek. Usai menyelesaikan kuliah, ia pun bergabung dengan Denton
Corker Marshall, sebuah biro arsitek terkenal di Melbourne.
Maya Sanur Resort & Spa ini dari segi bangunan diadopsi dari Arsitektur Balinese dan
mengadopsi modern style. Maya Resort Sanur adalah hotel baru dimana letaknya sangat strategis
berada di Jalan Danau Tamblingan 89M, Sanur, Denpasar. Sebelum memasuki Maya Resort kita
sudah dapat melihat ornament ukiran khas bali yang

Gambar 3. Sumber : www.tropical-


architecture.blogspot.com

ARCHINESIA BOOKGAZINE Vol.2 menyebutkan Maya Sanur merupakan hasil


eksperimen dari arsitek DCM Indonesia dalam menciptakan tipologi baru melalui desain hotel
yaitu dengan konsep bukit buatan di atas lahan seluas 1.3 hektar, sejumlah 104 suite resort
diletakkan dibawah bebatuan dengan kemiringan atap yang berbeda untuk menciptakan kelandaian
di atasnya. Perbedaan level atap ini menciptakan efek naik-turun yang semakin 13rname agar bisa
didaki oleh pengunjung untk menuju 13rnamen pantai yang terletak sekitar 300 meter dari lokasi
bangunan.

Gambar 4. Sumber : www.tripadivisor.com


Dari sumber yang saya dapatkan melalui ARCHINESIA BOOKGAZINE Vol. 8
menyebutkan pernah mengundang Budiman Hendropurnomo, Kepala Arsitek di Duta Cermat
Mandiri mengenai desain Maya Sanur Resort & Spa. Dia menytakan bahwa hotel adaah bangunan
topologi yang tidak bisa di desain sebagai objek dari hasil karya seni arsitektur karena sebuah hotel
hampir tidak mungkin menjadi pusat perhatian. Karenanya, tinjauan lebih dekat dalam desain
Maya Sanur Resort & Spa di Sanur, Bali pasti akan menimbulkan pertanyaan atau tidak, seniot
arsitek bertujuan membuat desain ertentu menjadi ciri khas.
Dia dan kelompoknya berusaha untuk membuat topologi hotel di daerah Sanur. Sebuah
pemandangan buatan manusia menyerupai bukit. Ruang masuk dan fasilitasnya terkubur di bawah
gundukan. Akibatnya, orang yang lewat di sekitar Jalan Danau Tamblingan hanya bisa melihat
sebuah lereng hijau tertutupi rumput dan dua restoran mendamping akses utama menuju ke hotel.

Gambar 5. Sumber : Gambar 6. Sumber :


www.wkc.co.id www.skyscraperdally.blogspot.com

Desainnya menampilkan beberapa hal mearik, lokasinya kebanyakan pengunjung pantai


menyukai fasilitas, Maya Sanur Resort & Spa adalah bertempat di sebuah pantai. Topografi dari
Sanur adalah lantai yang cenderung datar, oleh karena itu bukit buatan berlokasi di sebuah pantai
adalah mempunyai keindahannya tersendiri. Mulanya desainnya dimaksudkan untuk memandu ke
pendaki dan pejalan di sekitar bukituntuk beberapa ratus meter sebelum menuju lereng utama ke
pantai untuk masuk. Tetapi desain terakhir arsiteknya membut sebuah bukaan besar di tengah bukit
yang menahan lobi hotel.

3.3. ANALISA TERHADAP OBJEK


Setelah mendapatkan penjelasan dari beberapa sumber, metode perancangan yang di pakai
dan dari segi bangunan yang diadopsi dari Arsitektur Balinese dan mengadopsi modern style yang
terdapat pada ciri-ciri bangunan post modern dengan ini saya mencoba menganalisa objek yang
saya pilih dari segi bentuk bangunan.
- Bale kulkul

Gambar 7. Sumber : Gambar 8. Sumber :


dokumen pribadi www.imgrun.net

Menyinggung dengan medote kontekstual yang di pakai pada bangunan Maya Sanur Resort &
Spa terlihat menyerupai bale kulkul yang merupakan bangunan arsitektur bali, yang mempunyai
bentuk dari bawah ke atas semakin mengecil , hanya saja tidak memiliki ornament khas bali pada
bangunan di Maya Sanur ini, hanya pasangan batu yang tidak beraturan yang terdapat di sekeliling
bangunannya. Ini salah satu gabungan antara arsitektur Balinese dan mengadopsi modern style.
- Bukit

Gambar 9. Sumber : www.discovery- Gambar 10. Sumber :


tour.com www.tabloidwisata.com

Di buatnya bukit buatan pada bagian atas bangunan Maya Sanur, akibatnya ruang masuk
dan fasilitasnya terkubur dibawah gundukan bukit buatan ini, sehingga orang yang melihat Maya
Sanur ini dari luar bangunan terlihat seperti gundukan bukit yang berrumput tetapi memiliki
bangunan di sekelilingnya.
- Bubu perangkap ikan

Gambar 11. Sumber : Gambar 12. Sumber : www.Zrtone-


www.tripadivisor.co.nz bentarsari.blogspot.com

Menyinggung tentang menghargai budaya dan lingkungan local yang terdapat pada
metode perancangan kontekstual, pada Maya Sanur ini setiap kamar memiliki balon yang
menyerupai bentuk dari “Bubu” atau perngkap ikan yang berasal dari budaya local di
Indonesia. Ini mencerminkan terkandungnya kebudyaan local Indonesia pada bangunan
Maya Sanur.

- Ornament local

Gambar 13. Sumber : www.wkc.co.id

Terdapatnya ornament khas bali pada bagian depan Maya Sanur ini, terdapatnya
ornament juga mencerminkan adanya kebudayaan local di terapkan, tetapi dengan
pengaruh zaman yang modern, ornament pada Maya Sanur ini lebih memiliki bentuk
bentuk yang sudah di kembangkan atau memiliki bnetuk yang lebih modern.
BAB IV
KESIMPULAN

Post modern merupakan pemahaman idealisme barat yang berlandaskan dari pemikiran
skeptis, subjektif atau relativitas. Post modern juga dapat di katakana kecurigaan terhadap
alasan-alasan yang berkembang dalam pemikiran general manusia, Ciri pokok dari bentuk adalah
ada dan nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ada dan tidak terlihat/tidak
nyata. Di dalam post modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus
berhubungan satu menyebabkan yang lain. Keduanya menjadi dua komponen yang mandiri,
sendiri-sendiri, merdeka sehingga bisa dihubungan atau tidak, mengambil pokok-pokok pikiran
post modern untuk meninjau keadaan dan perkembangan arsitektur di Indonesia. Dalam
bangunan Maya Sanur ini lebih mengutamakan budaya local dan lebih mengembangkannya
dengan inspirasi pada arsiteknya, paduan modern dan tradisional sangat kental pada bangunan di
Maya Sanur Resort & Spa ini.
BAB V
PENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi arsitektur post modern yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan arsitektur modern ataupun objek analisa ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Setyo. Arsitektur Post Modern. Jakarta Timur


(https://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi-arsitektur/arsitektur-post-
modern/ ) diakses pada tanggal 2 Maret 2017
Ratna, Nyoman Kutha.2011.estetika sastra dan budaya.Yogyakarta: Pustaka Belajar

El, Saidah. 2014. Arsitek. Post Modern


(http://tokoharsitekpostmodern.blogspot.co.id/2014/09/arsitek-post-modern.html) di akses pada 2
Maret 2017
Portal UGM Departemen Teknik Arsitektur dan Perancangan Universitas Gajah Mada. Dorx
Lab, Wadah Bagi Peminat Desain Parametrik (http://archiplan.ugm.ac.id/dorx-lab-wadah-bagi-
peminat-desain-parametrik/ ) di akses pada 2 Maret 2017
Imelda, Akmal (Ed.). 2012. ARCHINESIA Vol.2.Jakarta.Imaji
Imelda, Akmal (Ed.). 2015. ARCHINESIA Vol.8.Jakarta.Imaji

Anda mungkin juga menyukai