Latihan IPCN SURVEILANS
Latihan IPCN SURVEILANS
200 187
150 VAP
100 ISK
55 IAD
42
50
PLEBITIS
0
VAP ISK IAD PLEBITIS
Jenis HAIs
Keterangan :
Data pemakaian alat diruang ICU pada bulan September 2017 ditemukan :
Dari data diatas ditemukan bahwa kejadian HAIs tertinggi terjadi pada kasus plebitis yaitu 222‰.
Analisa Hasil :
a. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5 moment
cuci tangan, sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat pindah
kepada pasien, begitu juga sebaliknya.
b. Pada pemasangan infus
Rekomendasi :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.
Jumlah kasus
NO Jenis Operasi OP IDO Rate % Target
1 SC 55 3 5,45% ≤ 2%
2 Appendictomy 40 4 10% ≤ 2%
3 Katarak 70 3 4,3% ≤ 2%
Jumlah 165 10 6,06% ≤ 2%
10
8
5.45
6 4.3 sc
4 appendictomy
2 katarak
0
sc appendictomy katarak
Jenis Operasi
Keterangan :
Data insiden rate IDO di RS. Sejati pada bulan November 2017 ditemukan :
1. Terjadinya IDO pada pasien post op SC di bulan November 2017 yaitu 5,45%
2. Terjadinya IDO pada pasien post op Appendictomy di bulan November 2017 yaitu 10%
3. Terjadinya IDO pada pasien post op Katarak yang di bulan November 2017 yaitu 4,3%
Dari data diatas ditemukan bahwa angka kejadian IDO tertinggi terjadi pada appendictomy yaitu
10%
3. POLA KUMAN
60
33.3
40
S. AUREUS
20
0 ENTEROBACTER SPP
S. AUREUS ENTEROBACTER SPP
jenis kuman
Keterangan :
Data pola kuman pada operasi SC di RS. Jati bulan November 2017 ditemukan :
1. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO post operasi
SC yaitu 67 %
2. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi SC
yaitu 33,3 %
Dari data diatas ditemukan bahwa angka pola kuman tertinggi pada pasien IDO post operasi SC
yaitu kuman Stapylococus aureus dengan rate 67%
Analisa Hasil :
a. Kuman Stapylococus aureus paling banyak terdapat pada kulit, sehingga adanya
kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO SC dapat disebabkan salah
satunya karena kurang patuhnya handhygiene petugas pada saat pre, intra ataupun
perawatan post op pada pasien.
b. Tidak diberikannya cairan chlorhexidine pada pasien yang akan dioperasi saat mandi,
karena petugas beranggapan operasi SC termasuk kedalam operasi bersih sehingga
tidak apa-apa jikatidak diberikan cairan desinfektan chlorhexidine pada saat pre op.
c. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5
moment cuci tangan terutama saat melakukan perawatan luka pada psien post op
sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat pindah kepada
pasien, begitu juga sebaliknya.
Rekomendasi :
40 25 25
20 S.AEREUS
0
ENTEROBACTER SPP
S.AEREUS ENTEROBACTER PSEUDOMONAS
SPP PSEUDOMONAS
Jenis kuman
Keterangan :
Data pola kuman pada operasi Appendictomy di RS. Jati bulan November 2017 ditemukan :
1. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu 50 %
2. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu 25 %
3. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu 25 %
Dari data diatas ditemukan bahwa angka pola kuman tertinggi pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu kuman Stapylococus aureus dengan rate 50 %
Analisa Hasil :
a. Kuman Stapylococus aureus paling banyak terdapat pada kulit, sehingga adanya
kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO SC dapat disebabkan salah
satunya karena kurang patuhnya handhygiene petugas pada saat pre, intra
ataupun perawatan post op pada pasien.
b. Tidak melakukan pencukuran rambut dengan menggunakan clipper sehingga
dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang akan di insisi dan mengakibatkan
kuman Stapylococus aureus dapat masuk pada kulit yang teriritasi.
c. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5
moment cuci tangan terutama saat melakukan perawatan luka pada psien post
op sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat pindah kepada
pasien, begitu juga sebaliknya.
Rekomendasi :
30
20
10 S.AEREUS
0
ENTEROBACTER SPP
PSEUDOMONAS
jenis kuman
Keterangan :
Data pola kuman pada operasi Katarak di RS. Jati bulan November 2017 ditemukan :
1. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO post operasi
katarak yaitu 33,3 %
2. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi
katarak yaitu 33,3 %
3. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Pseudomonas pada pasien IDO post operasi katarak
yaitu 33,3 %
Dari data diatas ditemukan bahwa angka pola kuman pasien IDO post operasi katarak yaitu tidak
ditemukan perbedaan angka pola kuman dari ketiga kultur kuman yang dilakukan yaitu 33,3%
Analisa Hasil :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.
4.Total score
1.5
1 score 0
0.5 score 1
0
score 2
score 0 score 1 score 2
Total score
Keterangan :
Data total score pada pasien operasi SC di RS Jati bulan November 2017 ditemukan :
Dari data diatas ditemukan bahwa jumlah total score 0-1-2 pada pasien post operasi SC adalah
sama yaitu 1,8%
Analisa Hasil :
Rekomendasi :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.
4 2.5 2.5
score 0
2
score 1
0
score 0 score 1 score 2 score 2
Total score
Keterangan :
Data total score pada pasien operasi Appendictomy di RS Jati bulan November 2017 ditemukan :
Dari data diatas ditemukan bahwa jumlah total score pada pasien post operasi Appendictomy
tertinggi yaitu pada nilai score 2 dengan rate 5%.
Analisa Hasil :
Rekomendasi :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.
1.4
2
score 0
1 0
score 1
0
score 2
score 0 score 1 score 2
Total score
Keterangan :
Data total score pada pasien operasi Katarak di RS Jati bulan November 2017 ditemukan :
Dari data diatas ditemukan bahwa jumlah total score tertinggi pada pasien post operasi katarak
yaitu pada nilai score 1 dengan rate 2,8%
Analisa Hasil :
Rekomendasi :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.