Anda di halaman 1dari 10

1.

Data Surveilans HAIs

Distribusi Insiden Rate HAIs


RS. Sejahtera Bulan September 2017

NO Jenis HAIs Lama Hari Jumlah Rate ‰ Target


Pemasangan Alat Kejadian Infeksi

1 VAP 16 3 187,5 ≤ 5,8‰


2 ISK 24 1 42 ≤ 4,7‰
3 IAD 18 1 55 ≤3,5‰
4 PLEBITIS 9 2 222 ≤ 1‰

Insiden Rate HAIs RS Sejahtera


Bulan September 2017
250 222
Jumlah Hari Pemasangan alat

200 187

150 VAP

100 ISK
55 IAD
42
50
PLEBITIS
0
VAP ISK IAD PLEBITIS
Jenis HAIs

Keterangan :

Data pemakaian alat diruang ICU pada bulan September 2017 ditemukan :

1. Terjadinya VAP pada bulan September 2017 yaitu 187‰


2. Terjadinya ISK pada bulan september 2017 yaitu 42‰
3. Terjadinya IAD pada bulan september 2017 yaitu 55‰
4. Terjadinya Plebitis pada pemakaian alat Intra Vena Line pada bulan september 2017 yaitu
222‰

Dari data diatas ditemukan bahwa kejadian HAIs tertinggi terjadi pada kasus plebitis yaitu 222‰.

Analisa Hasil :

a. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5 moment
cuci tangan, sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat pindah
kepada pasien, begitu juga sebaliknya.
b. Pada pemasangan infus

Rekomendasi :

a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.

2. INFEKSI DAERAH OPERASI

Distribusi Insiden Rate IDO


RS. Sejati Bulan November 2016

Jumlah kasus
NO Jenis Operasi OP IDO Rate % Target
1 SC 55 3 5,45% ≤ 2%
2 Appendictomy 40 4 10% ≤ 2%
3 Katarak 70 3 4,3% ≤ 2%
Jumlah 165 10 6,06% ≤ 2%

Insiden Rate IDO RS Sejati Bulan November 2016


12
10
jumlah pasien IDO

10
8
5.45
6 4.3 sc
4 appendictomy
2 katarak
0
sc appendictomy katarak
Jenis Operasi

Keterangan :

Data insiden rate IDO di RS. Sejati pada bulan November 2017 ditemukan :

1. Terjadinya IDO pada pasien post op SC di bulan November 2017 yaitu 5,45%
2. Terjadinya IDO pada pasien post op Appendictomy di bulan November 2017 yaitu 10%
3. Terjadinya IDO pada pasien post op Katarak yang di bulan November 2017 yaitu 4,3%

Dari data diatas ditemukan bahwa angka kejadian IDO tertinggi terjadi pada appendictomy yaitu
10%
3. POLA KUMAN

a. pola kuman pada operasi SC

Distribusi Pola Kuman Pada Operasi SC


RS. Sejati Bulan November 2016

NO Jenis Kuman Jumlah kuman Rate %


1 S. AUREUS 2 67
2 ENTEROBACTER SPP 1 33
Jumlah 3 100

Pola kuman pada operasi SC di RS JATI Bulan


November 2016
80 67
jumlah kuman

60
33.3
40
S. AUREUS
20
0 ENTEROBACTER SPP
S. AUREUS ENTEROBACTER SPP
jenis kuman

Keterangan :

Data pola kuman pada operasi SC di RS. Jati bulan November 2017 ditemukan :

1. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO post operasi
SC yaitu 67 %
2. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi SC
yaitu 33,3 %

Dari data diatas ditemukan bahwa angka pola kuman tertinggi pada pasien IDO post operasi SC
yaitu kuman Stapylococus aureus dengan rate 67%

Analisa Hasil :

a. Kuman Stapylococus aureus paling banyak terdapat pada kulit, sehingga adanya
kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO SC dapat disebabkan salah
satunya karena kurang patuhnya handhygiene petugas pada saat pre, intra ataupun
perawatan post op pada pasien.
b. Tidak diberikannya cairan chlorhexidine pada pasien yang akan dioperasi saat mandi,
karena petugas beranggapan operasi SC termasuk kedalam operasi bersih sehingga
tidak apa-apa jikatidak diberikan cairan desinfektan chlorhexidine pada saat pre op.
c. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5
moment cuci tangan terutama saat melakukan perawatan luka pada psien post op
sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat pindah kepada
pasien, begitu juga sebaliknya.
Rekomendasi :

a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam


menerapkan hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.
b. Berikan sosilisasi atau edukasi lebih maksimal kepada petugas terutama pada saat
menyiapkan pasien pada fase pre operasi ataupun saat memberikan perawatan
pada pasien.
c. Petugas memberikan edukasi lebih kepada pasien untuk menjaga personal
hygiene terutama pada bagian tubuh yang dekat dengan luka operasi SC( ex:
menjaga kebersihan area kewanitaan, rajin mengganti pembalut dan celana
dalam, dll) untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi.

d. pola kuman pada operasi Appendictomy

Distribusi Pola Kuman Pada Operasi Appendictomy


RS. Sejati Bulan November 2016

NO Jenis Kuman Jumlah kuman Rate %


1 S. AUREUS 2 50
2 PSEUDOMONAS 1 25
3 ENTEROBACTER SPP 1 25
Jumlah 4 100

Pola kuman pada operasi APP di RS


JATI Bulan November 2016
60 50
jumlah kuman

40 25 25
20 S.AEREUS
0
ENTEROBACTER SPP
S.AEREUS ENTEROBACTER PSEUDOMONAS
SPP PSEUDOMONAS
Jenis kuman

Keterangan :

Data pola kuman pada operasi Appendictomy di RS. Jati bulan November 2017 ditemukan :

1. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu 50 %
2. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu 25 %
3. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu 25 %
Dari data diatas ditemukan bahwa angka pola kuman tertinggi pada pasien IDO post operasi
Appendictomy yaitu kuman Stapylococus aureus dengan rate 50 %

Analisa Hasil :

a. Kuman Stapylococus aureus paling banyak terdapat pada kulit, sehingga adanya
kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO SC dapat disebabkan salah
satunya karena kurang patuhnya handhygiene petugas pada saat pre, intra
ataupun perawatan post op pada pasien.
b. Tidak melakukan pencukuran rambut dengan menggunakan clipper sehingga
dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang akan di insisi dan mengakibatkan
kuman Stapylococus aureus dapat masuk pada kulit yang teriritasi.
c. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5
moment cuci tangan terutama saat melakukan perawatan luka pada psien post
op sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat pindah kepada
pasien, begitu juga sebaliknya.

Rekomendasi :

a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam


menerapkan hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.
b. Berikan sosilisasi atau edukasi lebih maksimal kepada petugas terutama pada saat
menyiapkan pasien pada fase pre operasi ataupun saat memberikan perawatan
pada pasien.
c. Menganjurkan petugas untuk menerapkan bundles IDO untuk mengurangi resiko
terjadi infeksi daerah operasi.
d. Petugas memberikan edukasi lebih kepada pasien untuk menjaga personal
hygiene terutama pada bagian tubuh yang dekat dengan luka operasi SC( ex:
menjaga kebersihan area kewanitaan, rajin mengganti pembalut dan celana
dalam, dll) untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi.
c.pola kuman pada operasi Katarak

Distribusi Pola Kuman Pada Operasi Katarak


RS. Sejati Bulan November 2016

NO Jenis Kuman Jumlah kuman Rate %


1 S. AUREUS 1 33,33333
2 PSEUDOMONAS 1 33,33333
3 ENTEROBACTER SPP 1 33,33333
Jumlah 3 100

Pola kuman pada operasi Katarak


di RS JATI Bulan November 2016
40 33.3 33.3 33.3
jumlah kuman

30
20
10 S.AEREUS
0
ENTEROBACTER SPP
PSEUDOMONAS

jenis kuman

Keterangan :

Data pola kuman pada operasi Katarak di RS. Jati bulan November 2017 ditemukan :

1. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Stapylococus aureus pada pasien IDO post operasi
katarak yaitu 33,3 %
2. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Enterobacter spp pada pasien IDO post operasi
katarak yaitu 33,3 %
3. Ditemukan adanya hasil kultur kuman Pseudomonas pada pasien IDO post operasi katarak
yaitu 33,3 %

Dari data diatas ditemukan bahwa angka pola kuman pasien IDO post operasi katarak yaitu tidak
ditemukan perbedaan angka pola kuman dari ketiga kultur kuman yang dilakukan yaitu 33,3%

Analisa Hasil :

a. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5


moment cuci tangan, sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat
pindah kepada pasien, begitu juga sebaliknya.
Rekomendasi :

a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.

4.Total score

a. Total score pada operasi SC

Distribusi Total Score Pada Operasi SC


RS. Sejati Bulan November 2016

NO Total Score Jumlah score Rate %


1 score 0 1 1,8
2 score 1 1 1,8
3 score 2 1 1,8
Jumlah 3 5,4

Total score pada operasi SC di RS JATI Bulan


November 2016
1.8 1.8 1.8
2
jumlah score

1.5
1 score 0
0.5 score 1
0
score 2
score 0 score 1 score 2
Total score

Keterangan :

Data total score pada pasien operasi SC di RS Jati bulan November 2017 ditemukan :

1. Total score 0 pada pasien post operasi SC yaitu 1,8 %


2. Total score 1 pada pasien post operasi SC yaitu 1,8 %
3. Total score 2 pada pasien post operasi SC yaitu 1,8 %

Dari data diatas ditemukan bahwa jumlah total score 0-1-2 pada pasien post operasi SC adalah
sama yaitu 1,8%

Analisa Hasil :

a. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5


moment cuci tangan, sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat
pindah kepada pasien, begitu juga sebaliknya.

Rekomendasi :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.

b. Total score pada operasi Appendictomy

Distribusi Total Score Pada Operasi Appendictomy


RS. Sejati Bulan November 2016

NO Total Score Jumlah score Rate %


1 score 0 1 2,5
2 score 1 1 2,5
3 score 2 2 5
Jumlah 4 10

Total score pada operasi APP di RS


JATI Bulan November 2016
5
6
jumlah score

4 2.5 2.5
score 0
2
score 1
0
score 0 score 1 score 2 score 2
Total score

Keterangan :

Data total score pada pasien operasi Appendictomy di RS Jati bulan November 2017 ditemukan :

1. Total score 0 pada pasien post operasi Appendictomy yaitu 2,5 %


2. Total score 1 pada pasien post operasi Appendictomy yaitu 2,5 %
3. Total score 2 pada pasien post operasi Appendictomy yaitu 5 %

Dari data diatas ditemukan bahwa jumlah total score pada pasien post operasi Appendictomy
tertinggi yaitu pada nilai score 2 dengan rate 5%.

Analisa Hasil :

a. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5


moment cuci tangan, sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat
pindah kepada pasien, begitu juga sebaliknya.

Rekomendasi :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.

b. Total score pada operasi Katarak

Distribusi Total Score Pada Operasi Katarak


RS. Sejati Bulan November 2016

NO Total Score Jumlah score Rate %


1 score 0 0 0
2 score 1 2 2,8
3 score 2 1 1,4
Jumlah 3 4,2

Total score pada operasi Katarak di RS


JATI Bulan November
2.8
2016
3
jumlah score

1.4
2
score 0
1 0
score 1
0
score 2
score 0 score 1 score 2
Total score

Keterangan :

Data total score pada pasien operasi Katarak di RS Jati bulan November 2017 ditemukan :

1. Total score 0 pada pasien post operasi katarak yaitu 0 %


2. Total score 1 pada pasien post operasi katarak yaitu 2,8 %
3. Total score 2 pada pasien post operasi katarak yaitu 1,4 %

Dari data diatas ditemukan bahwa jumlah total score tertinggi pada pasien post operasi katarak
yaitu pada nilai score 1 dengan rate 2,8%

Analisa Hasil :

a. Kurangnya kepatuhan tenaga medis dalam menerapkan Hand Hygiene pada 5


moment cuci tangan, sehingga mikroba patogen yang ada pada tangan petugas dapat
pindah kepada pasien, begitu juga sebaliknya.

Rekomendasi :
a. Berikan sosialisasi lebih maksimal lagi kepada petugas khususnya dalam menerapkan
hand hygiene dan 5 momment cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai