Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
RATNA PUTRI HARDIYANTI
P.12 047
DISUSUN OLEH :
RATNA PUTRI HARDIYANTI
P.12 047
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Teknik Distraksi Bernafas Ritmik
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Nn. A Dengan
Apendisitis Post Apendiktomi Di Ruang Mawar 2 Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta”.
1. Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan selaku pembimbing yang
telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan, serta
memfasilitasi demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.
2. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberi kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan penguji II yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan, serta memfasilitasi
demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.
3. S. Dwi Sulisetyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku penguji I yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan, serta memfasilitasi
demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini.
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
5. Kedua orang tua dan kedua kakak saya yang telah memberikan semangat,
doa dan dukungannya untuk menyelesaikan pendidikan.
v
6. Keluarga saya yang telah memberikan semangat, doa dan dukungannya
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan.
Surakarta, 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
vii
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................. 45
B. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 48
C. Perencanaan ........................................................................... 52
D. Implementasi ......................................................................... 56
E. Evaluasi ................................................................................. 60
A. Kesimpulan ........................................................................... 64
B. Saran ...................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
gejalanya adalah sakit rongga perut yang tiba-tiba (disebut abdomen akut)
pada anak-anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insiden tertinggi
pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insiden pada laki-
laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun
tahun. Menurut data RSPAD Gatot Subroto tahun 2008 jumlah pasien
Nainggolan, 2013). DinKes Jawa Tengah pada tahun 2009 jumlah kasus
1
jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan
pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak
(Tamsuri, 2007 dalam Yusrizal 2012). Perawat tidak bisa melihat dan
merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat subyektif
memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, serta
yaitu pada tahun 2013 ada 189 kasus apendisitis. Sedangkan pada tahun
2014 menurun menjadi 167 kasus apendisitis. Dan pada tahun 2015 di
4
bulan Januari hingga Maret ini ada 26 kasus apendisitis. Hasil studi
Surakarta”.
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
apendiktomi
post apendiktomi
5
perkembangan
apendiktomi
C. Manfaat penulisan
apendiktomi.
2. Bagi penulis
5. Bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Konsep apendisitis
a. Pengertian
radang usus buntu. Akan tetapi, istilah usus buntu yang selama ini
(Kurniawan, 2014).
7
8
1) Apendisitis akut
E.Histolytica.
2) Apendisitis kronik
3) Apendisitis rekurens
serangan akut.
c. Etiologi
apendiks, cacing ascaris, benda asing dalam tubuh (biji cabai, biji
Zulkarnain, 2011).
10
d. Patofisiologi
e. Manifestasi klinik
makan. Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney bila dilakukan
tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak
Bare, 2002).
f. Komplikasi
adalah 10% sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan
g. Penatalaksanaan
2002).
2011).
2. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas pasien
register.
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan penunjang
b. Diagnosa keperawatan
apendiktomi
c. Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Mengurangi nyeri
Rasional :
Menghilangkan nyeri
Kariteria hasil :
Intervensi :
Rasional :
kegelisahan
15
Rasional :
diharapkan
Rasional :
Rasional :
apendiktomi
Intervensi :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
bakteri
Rasional :
perkembangan luka
Intervensi :
Rasional :
pengganti
Rasional :
intervensi
vena
Rasional :
d. Implementasi
(Setiadi, 2012).
e. Evaluasi
3. Konsep nyeri
a. Pengertian
b. Klasifikasi nyeri
1) Nyeri perifer
dan toraks.
2) Nyeri sentral
3) Nyeri psikogenik
fisiologis.
19
c. Bentuk nyeri
1) Nyeri akut
2) Nyeri kronik
merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri
2013).
d. Mekanisme nyeri
hantar saraf lambat dan bertanggung jawab atas nyeri ynag tumpul
2012).
21
a. Pengertian
pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, serta untuk
1) Distraksi visual
2) Distraksi pendengaran
pernafasan ritmik.
4) Distraksi intelektual
5. Konsep luka
a. Pengertian
dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia,
17%.
sekitarnya.
endogen.
tajam.
akan melebar.
26
kemerahan.
atau lebih setelah luka tertutup. Selama fase ini fibrin di bentuk
kolagen.
28
B. Kerangka teori
Apendisitis
Rileks
Otak
(Price, 2006)
29
C. Kerangka konsep
Teknik Distraksi
Nyeri akut Nyeri berkurang
Bernafas Ritmik
(Price, 2006)
BAB III
pengambilan kasus (Budiarto, 2003). Subyek dari karya tulis ilmiah ini
Karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam waktu 3 hari yaitu dari tanggal 09
1. Kertas
2. Bolpoin
3. Lembar Observasi
30
31
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi data. Dalam hal ini, klien
LAPORAN KASUS
A. Identitas klien
sebagai pegawai pabrik, alamat Jebres, dan hubungan dengan klien adalah
ibu.
B. Pengkajian
nyeri pada luka bekas operasi. Riwayat penyakit sekarang yaitu pasien
dibawa keluarga ke Rumah Sakit dr. Oen dan dirujuk ke Rumah Sakit dr.
32
33
Maret 2015 dan dipindah ke ruang Mawar 2 pada tanggal 7 Maret 2015
pasien juga belum pernah di rawat di rumah sakit. Pasien juga mengatakan
adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, dan tinggal bersama ayah dan
ibunya.
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien/ Nn. A
: satu rumah
bergizi dan apabila ada anggota keluarga yang sakit selalu membawa ke
frekuensi makan 3x sehari, jenis nasi, lauk, sayur, teh, habis satu porsi,
keluhan tidak ada. Selama sakit frekuensi makan 3x sehari, jenis bubur,
lauk, sayur, air, teh, habis setengah porsi, keluhan perut nyeri. Pola
eliminasi BAK sebelum sakit, frekuensi 5-6x sehari, jumlah urin kurang
lebih 1000 mL, warna kuning, keluhan tidak ada. Selama sakit 3-4x sehari,
jumlah urin kurang lebih 1200 mL, keluhan tidak ada. Pola eliminasi
orang lain, mobilitas ditempat tidur mandiri, berpindah dibantu orang lain,
lebih 8 jam/hari. Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat tidur. Selama
tidak ada keluhan saat tidur. Pola kognitif perseptual, sebelum sakit pasien
seluru anggota tubuhnya. Ideal diri, pasien mengatakan bisa kembali sehat
bahwa saat ini dirinya tidak bisa bekerja karena dirawat di rumah sakit.
Identitas diri, pasien adalah seorang perempuan yang merupakan anak dari
x/menit, suhu 36oC. Bentuk kepala mesocephal, kulit kepala kotor, rambut
hitam. Muka, mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
sekret. Mukosa bibir lembab, gigi bersih agak kuning, telinga tidak ada
serumen, dan tidak menggunakan alat bantu dengar. Leher, tidak ada
kiri sama. Palpasi, vokal fremitus kanan kiri sama. Perkusi, sonor.
jantung normal, tidak ada suara tambahan. Abdomen, inspeksi perut datar,
ada bekas operasi, luka tidak ada pus, tidak kemerahan dan ada bengkak.
III tympani kuadran IV tidak dilakukan karena ada luka. Palpasi, nyeri
tidak ada hemoroid. Ekstremitas, tangan dan kaki bisa digerakkan, tangan
thorax tanggal 6 Maret 2015 yaitu pulmo tak tampak kelainan. Hasil USG
37
abdomen pada tanggal 6 Maret 2015 yaitu tak tampak efusi pleura bilateral
kelainan. Program terapi yang diberikan pada tanggal 9,10,11 Maret 2015
WIB dapat dirumuskan dua diagnosa keperawatan pada Nn. A pukul 10.00
WIB, yaitu :
S : 36oC.
3.600-11.000). Luka tidak ada pus, tidak kemerahan, dan ada bengkak.
38
D. Perencanaan
9 Maret 2015 jam 10.20 WIB dapat disusun rencana keperawatan sebagai
berikut :
hasil : skala nyeri 1-2, pasien tampak rileks, menyatakan nyeri hilang
selama 3x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil
E. Implementasi
yang dilakukan sesuai intervensi yang sudah disusun pada jam 08.00-
nyeri PQRST pada jam 10.15 WIB dengan respon subyektif P : pasien
waktu dan respon obyektif pasien tampak meringis saat terasa nyeri. Pada
tampak nyaman. Mengkaji karakteristik nyeri pada jam 10.30 WIB dengan
Mengukur tanda-tanda vital pada jam 10.40 WIB dengan respon subyektif
pasien mengatakan bersedia dan respon obyektif obat masuk sesuai terapi.
40
Memberikan posisi nyaman semi fowler pada jam 11.00 WIB dengan
rileks.
tanda infeksi pada jam 10.45 WIB dengan respon subyektif pasien
mengatakan masih sedikit nyeri, respon obyektif luka tampak bersih. Jam
dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah disusun pada jam 08.00-
jam 08.15 WIB dengan respon subyektif, P : nyeri pada bekas operasi, Q :
41
Mengobservasi TTV pada jam 11.00 WIB dengan respon subyektif pasien
tablet 500 mg/8 jam dengan respon subyektif pasien mengatakan bersedia,
respon obyektif obat masuk sesuai terapi. Jam 09.00 WIB melakukan
dibersihkan lukanya, respon obyektif luka tidak ada pus dan tidak
tidak ada pus. Mengobservasi TTV pada jam 11.00 WIB dengan respon
dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah disusun pada jam 08.00-
fisik, tindakan keperawatan yang dilakukan adalah pada jam 08.30 WIB
fowler pada jam 09.00 WIB dengan respon subyektif pasien mengatakan
mengatakan nyeri hilang, respon obyektif luka bersih, tidak ada pus, dan
tidak kemerahan.
F. Evaluasi
dilakukan. Evaluasi hasil dilakukan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
43
Evaluasi hari pertama dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015 dengan hasil :
pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, data subyektif
keperawatan dilanjutkan.
nyaman, obyektifnya luka bersih dan tidak ada pus. Analisa dalam asuhan
44
dilanjutkan.
diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, data
subyektif pasien mengatakan nyeri hilang, obyektif skala nyeri turun dari 2
pulang.
BAB V
PEMBAHASAN
teori dengan kenyataan kasus, dengan melihat kesenjangan yang ada, meliputi
evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini
dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini
09.00 WIB, keluhan utama yang dirasakan pasien mengatakan nyeri pada
bekas operasi. Semua pasien post operasi akan mengalami nyeri setelah
efek anestesi hilang (Adha,2014). Rasa nyeri timbul hampir setelah tiap
organ (Marison, 2004 dalam Adha, 2014). Dari data keluhan utama
45
46
Pasien juga tampak terlihat meringis saat nyeri terasa. Dalam teori untuk
incident atau faktor penyebab, quality atau kualitas nyeri, region atau
lokasi nyeri, scale atau skala nyeri, time atau waktu (Muttaqin, 2009).
Dalam teori nyeri, apabila nyeri tidak segera ditangani dengan benar
Disini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus untuk tanda-tanda vital,
operasi, luka tidak ada pus, dan tidak kemerahan. Auskultasi bising usus
15x/menit. Perkusi pada kuadran I pekak kuadran II, III tympani, perkusi
disekitar luka, dan hasilnya ada nyeri tekan di kanan bawah atau kuadran
IV. Nyeri biasanya disebabkan trauma bedah atau inflamasi seperti pada
47
saat sakit kepala, sakit gigi, terbakar, pasca persalinan dan pasca
Leukosit atau sel darah putih adalah unit-unit yang dapat bergerak
dari sel yang mati atau cedera, penting dalam penyembuhan luka dan
infeksi (Putri, 2010). Pada kasus Nn. A didapatkan hasil leukosit dari
11.000 mm3. Hasil tersebut membuktikan bahwa pada kasus sudah sesuai
dengan teori.
untuk menilai inflamasi dari apendiks. USG pada apendisitis akut adalah
(ISO, 2012).
B. Perumusan masalah
waktu. Pasien juga tampak meringis saat merasa nyeri. Dan tanda-
36oC.
singkat dan berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri
diketahui dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka,
Hasil data yang ditemukan dalam kasus ternyata sudah sesuai dengan
dengan agen cidera fisik sebagai prioritas utama karena menurut teori
yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat
normal, 19.110 /mm3. Luka tidak ada pus dan tidak kemerahan.
suhu, nadi, pernapasan, serta catatan lain tentang perubahan fisik, dan
ditegakkan.
C. Perencanaan
dengan kriteria hasil skala nyeri 1-2, nyeri berkurang atau hilang, pasien
nyeri timbul, quality yaitu seperti apa nyeri dirasakan atau digambarkan
klien, apakah nyeri bersifat tumpul, seperti terbakar, berdenyut, tajam atau
menusuk, region yaitu lokasi nyeri yang dirasakan klien, scale yaitu
seberapa jauh nyeri yang dirasakan klien, misalnya skala nyeri 0 tidak ada
nyeri, skala nyeri 1-3 yaitu nyeri ringan, 4-6 yaitu nyeri sedang, 7-10 yaitu
53
nyeri berat, time yaitu berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah ada
mata, kemudian tarik nafas melalui hidung dalam empat hitungan, dan
waktu yang singkat, serta untuk mengatasi nyeri intensif yang hanya
(Andarmoyo, 2013)
54
acuan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda vital juga bisa
lain rubor (merah), calor (panas), tumor (bengkak), dolor (nyeri), fungsi
berlebihan atau pilek) (Septiari, 2012). Rumah sakit selain untuk mencari
55
maupun non medis. Jadi infeksi yang mengenai seseorang dan infeksi
infeksi dan menjaga kebersihan daerah luka. Luka bedah merupakan luka
infeksi karena diperkirakan 90% infeksi luka terjadi pada saat pembedahan
Namun seringkali pada saat perawatan luka pada pasien bedah di rumah
sakit terjadi infeksi bedah dimana infeksi tersebut sering tidak dapat
operasi pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi
Kesehatan, 2011).
D. Implementasi
diagnosa :
dengan agen cidera fisik, implementasi yang dilakukan pada tanggal 9, 10,
yaitu seperti apa nyeri dirasakan atau digambarkan klien, apakah nyeri
yaitu lokasi nyeri yang dirasakan klien, scale yaitu seberapa jauh nyeri
yang dirasakan klien, misalnya skala nyeri 0 tidak ada nyeri, skala nyeri 1-
3 yaitu nyeri ringan, 4-6 yaitu nyeri sedang, 7-10 yaitu nyeri berat, time
57
Salah satu penyebab variasi adalah karena sistem saraf pusat (SSP)
penting dalam sistem modulasi nyeri atau analgesik adalah jalur yang
nukleus rafe magnus (NRM) yang terletak di pons bagian bawah dan
rangsangan listrik daerah PAG atau rafe nukleus dapat hampir menekan
sinyal nyeri yang kuat yang masuk melalui akar spinal dorsal. Selain
kesehatan klien biasanya (data dasar) atau untuk menguji respons klien
terhadap stress fisiologis atau psikologi atau terhadap terapi medik atau
9,10,11 Maret 2015, adalah mengukur TTV, setiap penderita yang sedang
tentang tanda-tanda vital seperti suhu, nadi, pernapasan, serta catatan lain
tentang perubahan fisik, dan keluhan penderita. Catatan medis ini sangat
bakteri terjadi bila bakteri mampu melewati barrier mukosa atau kulit dan
bakteri tersebut dengan respon imun yang dimiliki, tetapi bila bakteri
berkembang biak lebih cepat daripada aktivitas respon imun tersebut maka
yaitu daerah dalam luka ke luar area luka karena luka diyakini hanya
lain rubor (merah), calor (panas), tumor (bengkak), dolor (nyeri), fungsi
laesa terganggu (Septiari, 2012). Infeksi bedah adalah salah satu bentuk
klien yang sedang dalam proses asuhan keperawatan di rumah sakit dan
juga dapat terjadi selama pasien berada dalam fasilitas kesehatan atau baru
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang ada dalam diri pasien,
E. Evaluasi
Diagnosa yang pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
61
pada tanggal 9 Maret 2015, pasien mengatakan masih nyeri P : nyeri pada
nyaman.
nyeri karena bekas operasi, Q : nyeri seperit digigit semut, R : perut kanan
berhubungan dengan agen cidera fisik pasien mengatakan luka sudah tidak
nyeri, skala nyeri turun dari 2 menjadi 0, analisa masalah teratasi, planning
intervensi dihentikan.
Hasilnya setiap hari skala nyeri turun, hal ini sudah sesuai dengan
pada luka post apendiktomi di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam tahun
teknik distraksi bernafas ritmik yaitu tidak nyeri 2 orang (20%), nyeri
ringan 2 orang (20%), nyeri sedang 2 orang (20%), nyeri berat 2 orang
62
(20%), dan nyeri sangat berat 2 orang (20%). Responden pada saat
berjumlah tidak ada nyeri 4 orang (40%), dan nyeri ringan 6 orang (60%).
invasif, pasien mengatakan nyaman, luka bersih tidak ada pus, analisa
pemberian antibiotik.
invasif, pasien mengatakan luka sudah tidak nyeri, luka tampak bersih,
infeksi disini tidak terjadi karena tidak ada tanda-tanda infeksi. Tanda-
63
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015 keluhan
dirasakan sewaktu-waktu.
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, dan risiko infeksi
3. Intervensi
dan keadaan pasien. Penulis akan melakukan intervensi selama 3x24 jam.
4. Implementasi
64
65
5. Evaluasi
diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik masalah sudah
efektif dengan hasil penurunan skala di hari pertama yaitu dari skala 4
menjadi 3, dihari kedua dari skala 3 menjadi 1, dan dihari ketiga dari skala
2 menjadi 0.
B. Saran
Ali, R. 2010. Tindakan Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Luka Pasca
Bedah. Jurnal Keperawatan.
Asmadi. 2012. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. PT. RINEKA CIPTA.
Jakarta.
Baririent. 2011. Konsep Luka. Basic nursing Department. PSIK FIKES UMM.
Iqbal, W & Chayatin, N. 2007. Buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori &
Aplikasi Dalam Praktik. EGC. Jakarta.
Musa, A. 2011. Perbedaan Lama Rawat Inap Dan Biaya Perawatan Antara Terapi
Teknik Konvensional Dan Laparoskopi Pada Pasien Apendisitis Di RSUD
Dr. Moewardi. digilib.uns.ac.id/dokumen/abstrak/27794/ Perbedaan-Lama-
Rawat-Inap-Dan-Biaya-Perawatan-Antara-Terapi-Teknik-Konvensional-
Dan-Laparoskopi-Pada-Pasien-Apendisitis-Di-RSUD-Dr-Moewardi. 24
Maret 2015 (10.25)
Novita, D. 2012. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Propinsi Lampung. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Indonesia.
Depok.
Putri. 2010. Perbedaan Jumlah Leukosit Pada Pasien Apendisitis Akut dan
Apendisitis Kronik Di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Periode Tahun 2010.
Jurnal Kesehatan.
Potter, & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Sirma, F & Haskas, Y. 2013. Faktor Risiko Kejadian Apendisitis Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kab. Pangkep. Jurnal Keperawatan. 2(1):1-8.
Smeltzer & Bare. 2002 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Vol. 1. EGC. Jakarta.
Sumiati, Kadrianti & Basri. 2013. Pengaruh Penggunaan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam, Distraksi, Gate Kotrol, terhadap Penurunan Sensasi Nyeri Ca
Mammae Di RSUD Labuang Baji Makasar. Jurnal Keperawatan.
Young & Koopsen. 2007. Spiritual, Kesehatan, dan, Penyembuhan. Bina Perintis.
Medan. Universitas Sumatera Utara
Yusrizal. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Masase Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Pasca Apendiktomi Di Ruangan Bedah
RSUD DR. M. Zein Painan Tahun 2012. Fakultas Keperawatan. Universitas
Andalas.