Anda di halaman 1dari 3

Ilmu Kesehatan Anak Standar Pelayanan Medis RSUP Dr.

Sardjito – Buku 2

DIFTERI
Pengertian

Difteri adalah penyakit infeksi akut, menular, terutama menyerang saluran atas, dengan
tanda khas terbentuknya pseudomembran dan eksotosin yang menimbulkan gejala umum dan
lokal. Penyakit ini disebabkan oleh corynebacterium diphtreriae. Kuman menginfeksi mukosa
terutama tonsil, faring, laring, mulut, meskipun jarang juga vulva, anus, kulit, telinga. Dengan
adanya radang terbentuk pseudomembran. Kuman difteri menghasilkan eksotosin yang dapat
menimbulkan miokarditis, neuritis, nekrosis fokal pada hati dan ginjal.

Diagnosis

Diagnosis berdasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut:

Anamnesis

- Panas tidak tinggi


- Nyeri menelan tidak mencolok
- Suara ngorok dan sesak nafas mungkin terdapat, yaitu hila ling terkena.
- Badan lemah, anoreksia, pusing-pusing
- Rhinitis dengan discar berdarah pada anak yang belum di vaksinasi OPT harus di curigai
difteri hidung

Tanda fisik

- Anak tampak lesu, lemah, demam biasanya tidak tinggi


- Pada tonsil tampak jaringan nekrotik, abu – abu kotor yang mudah berdarah
(pseudomembran) di kelilingi jaringan yang merah meradang, nafas berbau.
Pseudomembran dapat meluas keluar tonsil.
- Bila laring terkena maka muncul suara parau, batuk seperti anjing kecil menyalak dan
tanda-tanda obstruksi laryngeal berupa sesak nafas dan stridor inspiratoir dengan/tanpa
stridor ekspiratol (pseudocroup), retraksi dinding dada, pernafasan cuping hidung,
sianosis.
- Kelenjar regional (leher) mungki ikut meradang sehingga bengkak besar (member
gambaran leher sapi = bullneck) dan nyeri.

Tanda laboratorium

Pemeriksaan bakteriologis:

- Langsung : dari usapan tenggorok pengecatan Ziehl-Nielsen.


- Biakan : media Loefller kuman difteri berbentuk halter (DO kuman pseudodifteri).

1
By ; dr.Farra martaningga
Ilmu Kesehatan Anak Standar Pelayanan Medis RSUP Dr.Sardjito – Buku 2

Diagnosis Diferensial

Untuk lesi mulut :

- Tonsillitis membranosa;
- Tonsillitis lacunaris;
- Angina plant Vincent;
- Stomatitis aphthosa;
- Candidiasis mulut.

Komplikasi

Miokarditis
Biasanya muncul pada minggu ke dua, dengan tanda-tanda :
- Gallop rhythm
- Suara jantung redup (muffled sound)
- EKG menunjukan miokarditis, kadang-kadang hanya takikardia sinus
- Bronkopneumonia
- Nefritis
- Kelumpuhan :
o N.peroneus menyebabkan Hahnen tredgang (jalan seperti ayam jantan)
o N.aurikularis
o Otot palatum mole: mudah tersedak, suara bindeng / sangau
o N.abdusen : juling

Tatalaksana

Penderita baru dengan kemungkinan difteri harus di rawat inap, untuk kepentingan
penderita sendiri maupun untuk mencegah penularan ke anak disekitarnya.

Tatalaksana penderita rawat inap

Penderita dirawat di RUANG ISOLASI dan dilakukan tatalaksana sebagai berikut:

1. Istirahat, dengan aktivitas sedikit mungkin. Bila ada miokarditis harus istirahat total.
2. Jalan nafas dijaga supaya selalu bebas, pada obstruksi kalau perlu dilakukan trakeostomi.
3. Oksigenasi kalau perlu
4. Diit TKTP, masukan makanan / cairan adekuat, kalau perlu diberikan MIP.
5. Antibiotik :
o Penisilin prokain 50.000 unit/kg bb/hari, sampai 3 hari bebas panas.
o Eritromisin (pilihan lain untuk penisilin prokain, kalau ada alergi) 50mg/kg
bb/hari, dalam 4 dosis.
6. Antitoksin difteri (ADS)

2
By ; dr.Farra martaningga
Ilmu Kesehatan Anak Standar Pelayanan Medis RSUP Dr.Sardjito – Buku 2

Hari I : 40.000 unit dalam 200 ml NaCl 0,5% diberikan dalam tetesan
kira-kira 16 tetes/menit i.v. atau i.m langsung
Hari II : 20.000 unit dalam 200 ml NaCl 0,9% diberikan dalam tetesan
kira-kira 16 tetes/menit i.v. atau i.m langsung
Ada yang berpendapat, bahwa jumlah dosis tersebut lebih baik
diberikan sekaligus.
Untuk mencegah kemungkinan alergi terhadap serum kuda,
pemberian ADS didahului dengan test kulit dan konjungtiva, kalau
positif pemberian ADS dikerjakan secara besredika.

7. Vitamin B1 : 3 x 100 mg sampai 10 hari.


8. Penanganan komplikasi tergantung jenisnya.

Pemantauan

- Keadaan umum dan tanda utama.


- Kemungkinan sumbatan jalan nafas, pemerikasaan tonsil.
- Masukan makanan / cairan.
- Jantung : pemeriksaa auskultasi jantung, EKG, dikerjakan setiap minggu untuk
mengetahui kemungkinan timbulnya miokarditis. Pemeriksaan SGOT, SGPT, IDH, CK
dan CKMB untuk memperkuat diagnosis miokarditis. Kalau perlu dipasang monitor
jantung.
- Pemeriksaan usap tenggorok penderita langsung sampai tiga hari negative.
- Pemeriksaan usap tenggorok untuk kontak serumah dengan cara langsung atau biakan,
bilamana positif diberikan Eritomisin 50mg/kg bb/hari.

Tatalaksana penderita rawat jalan

Penderita pulang rawat inap kontrol di poliklinik, dan dilakukan tatalaksana sebagai berikut :

1. Dipantau kemungkinan komplikasi, seperti miokarditis kelumpuhan saraf (palatum molle,


suara bicara dan lain-lain)
2. Medikamentosa kalau perlu di teruskan.

Penderita dinyatakan sembuh bilamana:

- Gejala dan tanda sudah hilang.


- Usap tenggorok, negatif tiga kali berturut-turut.
- EKG normal tiga kali berturut-turu, bagi yang ada komplikasi jantung.

3
By ; dr.Farra martaningga

Anda mungkin juga menyukai