Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Ramadhan F

NIM : 11161120000020

Kelas : 3 Ilpol A

Mata Kuliah : UAS Filsafat Politik

Pertanyaan:

Bila anda menjadi seorang penguasa, bagaimana anda akan menggunakan kekuasaan yang anda
miliki? Jelaskan dengan menggunakan satu buah teori atau lebih!

Jawaban:

Jika kita merujuk kepada pendapat dari Machiavelli, seorang penguasa layaknya tidak
membahas apakah tindakannya secara moral layak atau tidak atau adakah batas-batas etis yang
dilanggarnya, asal tindakan tersebut bertujuan untuk kebaikan umum dan tujuan ini mempunyai
dasar yang masuk akal jika dilakukan1. Namun, saya sepenuhnya hanya setuju apabila kekuasaan
yang saya jalankan nantinya akan membawa dampak yang baik bagi masyarakat umum. Akan
tetapi tetap saja kekuasaan saya haruslah tetap dibatasi oleh yang disebut oleh John Locke adalah
hukum alam, atau hokum yang telah sama-sama disepakati2. Oleh karena itu, saya tidak secara
mutlak menjalankan kekuasaan sesuai dengan kehendak saya namun sesuai dengan kehendak
mayoritas dalam masyarakat sebagai dasar yang sah bagi saya untuk menjalankan roda
pemerintahan.

Selanjutnya adalah dalam menjalankan kekuasaan saya. Saya menggunakan pemikiran dari
Hobbes mengenai Levithan. Ketika suara mayoritas umum masyarakat menghendaki saya untuk
memimpin mereka saya tentu akan menjalankan kekuasaan sesuai dengan kehendak mayoritas
tersebut. Akan tetapi, tentu saja saya tidak bisa begitu sahja meninggalkan masyarakat minoritas.
Untuk mencegah tindakan rasis antara mayoritas dengan minoritas ini, saya perlu hadir di tengah-
tengah mereka untuk menjaga kestabilan politik. Yang artinya Negara disini berhak menghukum
bagi siapa saja yang telah melanggar hokum yang telah disepakati bersama. Dengan itu,
diharapkan kestabilan masyarakat akan terus terjaga.

1
Henry J Schmandt, Filsafat Politik. H. 257
2
Ibid H. 341
Mengenai kehendak umum masyarakat, saya mengambil konsep dari pemikiran Rousseau,
menurutnya jika Negara dijalankan dari kehendak umum maka tidak aka nada pertentangan antara
Negara dengan kemerdekaan alamiah. Kerena kehendak sebagian orang pastilah sejalan dengan
kepentingan semua orang3. Lalu, mengenai Minoritas yaitu dalam suatu pemerintahan tetap saja
selalu ada yang namanya kehendak pribadi. Selanjutnya saya lantas tidak membuang suara-suara
minor tersebut, tetapi suara tersebut kita tampung. Sebab kehendak sebagian tersebut pastilah
sejalan dengan kehendak umum. Maka setelah kehendak tersebut ditampung selanjutnya saya
arahkan menjadi kehendak umum.

Walaupun Karl Marx disini tidak begitu menjelaskan bagaimana konsep pemimpin dan
kekuasaan itu dijalankan. Namun saya akan mengambil konsep Negara kelas Marx. Disini Marx
tidak percaya lagi dengan adanya Negara. Karena menurut Marx Negara secara langsung atau tidak
dikuasai oleh kelas dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu Negara merupakan alat kepanjangan
tangan daripada para pemilik modal. tidak seperti pemikiran Marx tersebut, Jika saya nanti akan
mempunyai kekuasaan saya akan menjalankan kekuasaan tersebut untuk kesejahteraan umum
masyarakat umum tanpa membedakan mereka entah mereka berasal dari kelas borjuis maupun
Proletar. serta mengikuti kehendak umum tanpa melupakan suara-suara minoritas.

3
Henry J Schmandt, Filsafat Politik. H. 396

Anda mungkin juga menyukai