Anda di halaman 1dari 8

KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

1. PENDAHULUAN
Kabupaten Sintang merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang
ada di Propinsi Kalimantan Barat. Dengan adanya Undang-undang nomor
32 tahun 2004 tentang otonomi daerah menjadikan Kabupaten Sintang
mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengelola potensi-potensi
sumber daya alam yang ada dengan tepat dan optimal untuk
mewujudkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat secara adil
dan guna mewujudkan asas pemerataan pembangunan. Salah satu
strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang, karena
kecamatan merupakan kekuatan bagi kabupaten untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah.

Salah satu indikator yang dapat menunjukkan perubahan atau


peningkatan di bidang ekonomi untuk Kabupaten Sintang adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari perubahan besaran Produk
Domestik Regional Bruto dari tahun ke tahun ini maka didapatlah angka
pertumbuhan ekonomi yang memperlihatkan peningkatan perekonomian
di Kota Pontianak.

Secara umum, kondisi PDRB Kabupaten Sintang dibandingkan dengan


kabupaten lain di Kalimantan Barat untuk tahun 2011 berada di posisi
kedua setelah kota Pontianak. Demikian juga dengan pertumbuhan
ekonomi kabupaten Sintang, dimana dari tahun 2008 hingga tahun 2011
tercatat terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu 5,02
% (2008), 5,87 % (2009), 6,23 % (2010) dan 6,51 % pada tahun 2011.
Sementara itu, PDRB perkapita Kabupaten Sintang pada tahun 2011 atas
dasar harga berlaku sebesar Rp. 19.518.618,97 atau terjadi peningkatan
sebesar 11,65 % dari tahun 2010.

Akan tetapi, hal yang perlu dicermati adalah angka pertumbuhan


ekonomi yang terjadi di wilayah Kabupaten Sintang dari tahun

1
KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

ketahunnya merupakan angka di tingkat Kabupaten dan bukan berarti di


setiap kecamatan di Kabupaten Sintang mengalami pertumbuhan
ekonomi yang sama. Untuk melihat pola pertumbuhan ekonomi atau pola
ketimpangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Sintang, diperlukan
suatu studi indeks ketimpangan wilayah.

Untuk mengukur tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah dalam hal


ini antar kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang dapat menggunakan
berbagai macam pendekatan. Salah satunya adalah menggunakan Indeks
Williamson. Dasar perhitungannya adalah dengan menggunakan PDRB per
kapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per daerah atau
kecamatan.

Ini berarti bahwa pada dasarnya, Indeks Williamson merupakan koefisien


persebaran (coefficient of variation) dari rata-rata nilai sebaran,
dihitung berdasarkan estimasi dari nilai-nilai PDRB dan penduduk pada
daerah-daerah yang berada pada lingkup wilayah yang dikaji dan
dianalisis dimana dalam hal ini adalah wilayah kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Sintang.

2. LATAR BELAKANG
Ketimpangan distribusi pendapatan pada suatu wilayah dan pertumbuhan
ekonomi merupakan masalah yang selalu dihadapi dalam proses
pembangunan. Kabupaten Sintang yang mempunyai sembilan kecamatan
tentu tidak terlepas dari persoalan ketimpangan pertumbuhan ekonomi,
apalagi Sintang adalah kabupaten termuda yang baru berdiri pada tahun
2008, yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Pontianak.

Dengan adanya kegiatan studi indeks ketimpangan wilayah di kabupaten


Sintang ini, akan dapat diperoleh informasi mengenai daerah mana saja
atau kecamatan mana saja yang memiliki ketimpangan pertumbuhan
ekonomi yang cukup jauh jika dibandingkan dengan wilayah/kecamatan

2
KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

lain atau dengan kata lain bisa diketahui daerah mana saja yang memiliki
pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan daerah mana yang perlu
didorong untuk bisa mengejar ketertinggalan ekonominya.
Analisa ketimpangan wilayah perlu dipertajam lagi dengan menggunakan
beberapa metode, yaitu metode Indeks Williamson, metode Gini Ratio
dan Metode Location Quotient (LQ).

3. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


Maksud dari kegiatan studi indeks ketimpangan wilayah di kabupaten
Sintang adalah untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh
karakteristik dan pola ketimpangan pembangunan dalam setiap
kecamatan di wilayah kabupaten Sintang.

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a. Untuk menganalisa seberapa besar ketimpangan pembangunan
antar wilayah di dalam kabupaten Sintang.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi dan ketimpangan wilayah.
c. Untuk menganalisa sektor-sektor unggulan mana saja yang paling
berpotensi untuk dikembangkan di dalam wilayah Kabupaten
Sintang
d. Untuk merumuskan konsep dan strategi sebagai upaya dalam
mengurangi disparitas ekonomi yang ada di Kabupaten Sintang

4. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari kegiatan ini adalah tersedianya analisa ketimpangan yang
dapat dijadikan masukan bagi pengambil kebijakan untuk mengatasi
persoalan ketimpangan antar wilayah di kabupaten Sintang.

3
KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

5. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN


5.1. Lokasi kegiatan
Lokasi kegiatan adalah sembilan kecamatan yang terdapat di kabupaten
Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Sembilan kecamatan tersebut adalah
kecamatan Sungai Raya, Kecamatan Sungai Ambawang, Kecamatan
Sungai Kakap, Kecamatan Terentang, Kecamatan Kubu, Kecamatan Teluk
Pakedai, Kecamatan Kuala Mandor B. Kecamatan Batu Ampar,
Kecamatan Rasau Jaya.

5.2. Lingkup Kegiatan:


Lingkup kegiatan dari studi indeks ketimpangan wilayah kabupaten
Sintang adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisa indeks ketimpangan wilayah dengan
berdasarkan parameter Indeks Williamson.
b. Melakukan analisa untuk penghitungan ketimpangan distribusi
pengeluaran/pendapatan penduduk pada suatu kecamatan-
kecamatan di Kabupaten Sintang dengan metode Gini Ratio
c. Melakukan analisa untuk mengukur sektor unggulan wilayah
dengan metode Location Quotient.
d. Melakukan analisa karakteristik laju pertumbuhan wilayah dengan
Tipologi Klassen.

6. METODE PELAKSANAAN
6.1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah denan analisa
deskriptif dan data sekunder.

6.2. Jenis dan Bentuk Data


Untuk menganalisa secara menyeluruh gambaran dan pola ketimpangan
suatu wilayah, dalam hal ini ketimpangan wilayah di kabupaten Sintang,
diperlukan informasi dalam bentuk data atau paramater-parameter yang
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Data dan parameter

4
KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

tersebut antara lain adalah data PDRB provinsi/kabupaten/kecamatan,


PDRB perkapita provinsi/kabupaten/kecamatan, data pendapatan per
kapita, jumlah penduduk, laju pertumbuhan ekonomi
provinsi/kabupaten/kota/ kecamatan, luas wilayah dan lain-lain.

Data-data yang digunakan adalah data sekunder dari instansi berwenang


seperti BPS, Bappeda dan instansi terkait lainnya serta hasil penelitian
terdahulu yang mempunyai relevansi dengan kajian yang dilakukan.

6.3. Metode Analisa.


Metode analisa yang digunakan ada empat jenis, yaitu menggunakan
metode Tipologi Klassen, metode indeks Williamson, metode Gini Ratio
dan metode Location Quotient (LQ).

6.3.1. Klasifikasi Tipologi Klassen


Metode tipologi Klassen digunakan untuk mengukur gambaran pola
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Menurut tipologi Klassen, suatu
wilayah atau daerah dibedakan berdasarkan empat klasifikasi, yaitu
klasifikasi wilayah yang maju dan cepat tumbuh, klasifikasi wilayah Maju
dan Tertekan, Klasifikasi wilayah yang sedang tumbuh dan terakhir
adalah klasifikasi wilayah yang relatif tertinggal.

6.3.2. Indeks Williamson


Indeks Williamson merupakan koefisien variasi tertimbang yang dibuat
oleh Williamson pada tahun 1965. Indeks Williamson sangat sensitif
untuk mengukur perbedaan daerah dan mencermati tren kesenjangan
yang terjadi. Formula indeks Williamson dapat ditulis sebagai berikut
(Williamson dalam Akita and Kataoka, 2003):

y 
1 n 2 Pi
Iw  i y
y i 1 P

dimana:

5
KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

IW = Indeks Williamson
yi = PDRB per kapita kecamatan/kabupaten/kota ke-I (Rp juta)
y' = Rata-rata PDRB per kapita kabupaten/ Provinsi (Rp juta)
Pi = Jumlah penduduk kecamatan/ kabupaten/kota ke-I (jiwa)
P = Jumlah penduduk kabupaten/Provinsi (jiwa)

Apabila angka indeks ketimpangan Williamson semakin mendekati nol,


maka menunjukkan ketimpangan yang semakin kecil dan bila angka
indeks menunjukkan semakin mendekati satu maka menunjukkan
ketimpangan yang makin melebar. Kriteria yang digunakan untuk
menentukan apakah kesenjangan ada pada ketimpangan level rendah,
sedang, atau tinggi. Berikut ini adalah kriterianya:
a. Kesenjangan level rendah, jika IW < 0.35
b. Kesenjangan level sedang, jika 0.35 ≤ IW ≤ 0.5
c. Kesenjangan level tinggi, jika IW > 0.5

Trend ketimpangan diamati dari perkembangan nilai indeks ketimpangan


ekonomi antar wilayah yang diperoleh dari hasil perhitungan Indeks
Williamson yang digambarkan dalam sebuah grafik. Kemudian dianalisis
secara deskriptif bagaimana trend ketimpangan dalam grafik tersebut
dapat terjadi.

6.3.3. Gini Ratio


Gini ratio adalah alat analisa untuk penghitungan distribusi pengeluaran
penduduk pada suatu daerah. Sederhananya, metode Gini Ratio adalah
alat untuk melihat ketimpangan dari aspek pendapatan atau pengeluaran
perkapita masyarakat pada suatu wilayah. Persamaan untuk menghitung
Gini Ratio adalah sebagai berikut :
GR 1   fpi *  Fci  Fci 1 

dimana :
GR = Gini Ratio

6
KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

fpi = Frekuensi penduduk di kelas pengeluaran ke –i


Fci = Frekuensi kumulatif jumlah pengeluaran di kelas pengeluaran ke-i
Fci-1 = Frekuensi kumulatif jumlah pengeluaran di kelas pengeluaran ke-(i-
1)

Nilai Gini Ratio antara 0 dan 1 dimana semakin besar angka Gini Ratio
maka makin timpang distribusi pendapatannya. Gini Ratio = 0, artinya
menandakan adanya pemerataan yang sempurna atau dengan kata lain
srtiap kelompok penduduk mempunyai tingkat pengeluaran atau
pendapatan yang sama. Sedangkan Gini Ratio = 1, artinya terjadi
ketimpangan yang sangat besar.

6.3. Location Quotient (LQ)


Yaitu metode analisa yang digunakan untuk melihat pergeseran
kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah atau
untuk menentukan menentukan sektor unggulan yang dapat memenuhi
kebutuhan daerah itu sendiri maupun daerah lain yang ada disekitarnya.
Sederhananya, LQ adalah suatu indikator besar kecilnya peranan suatu
sektor dalam suatu daerah. Dalam hal ini, indikator ekonomi dibagi
menjadi tiga sektor yang meliputi sektor pertanian, sektor industri dan
sektor jasa.

Bentuk persamaan dari Location Quotient adalah sebagai berikut :


Yij
n

Y
i 1
ij

LQij  m
 1
Yj1
ij

n m

 Y
i 1 j1
ij

dimana :
LQ ij = angka koefisien lokasi sektor i di region j

7
KAK STUDI INDEKS KETIMPANGAN WILAYAH KABUPATEN SINTANG

Y ij = PDRB sektor i di region j


n

Y
i 1
ij = PDRB Total seluruh sektor di region j

Y
j 1
ij = PDRB sektor I Provinsi

n m

 Y
i 1 j 1
ij = PDRB Total seluruh sektor Provinsi

Kriteria penentuan LQ adalah sebagai berikut :


LQ ij > 1 maka sektor atau kegiatan ekonomi berpotensi untuk
dikembangkan
LQ ij < 1 maka sektor atau kegiatan ekonomi kurang / tidak berpotensi
untuk dikembangkan

7. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan kegiatan studi indeks ketimpangan wilayah
kabupaten Sintang adalah 60 hari kalender.

8. TENAGA AHLI
Tenaga ahli untuk studi Indeks Ketimpangan Wilayah kabupaten Sintang
adalah sebagai berikut:
a. Team Leader
b. Ahli Ilmu Ekonomi / Ekonomi Pembangunan
c. Ahli Sosial Politik
d. Ahli Perencanaan Wilayah

Anda mungkin juga menyukai