Anda di halaman 1dari 8

PANCASILA VS HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI)

Oleh :

Muhammad Agum Bikhransyah

201410050311152

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin dan Ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ujian tengah semester PPKN yang berjudul “Pancasila vs Hisbut Tahrir
Indonesia (HTI)” untuk menyelesaikan tugas ujian tengah semester PPKN tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada dosen
mata kuliah PPKN.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari berbagai kekurangan dan
keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan disana sini
dalam penulisan dan penyajian makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menuntun
kehidupan kita menuju ke jalan yang benar dan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Malang, 07 November 2017

Penulis
Lahirnya Pancasila

Dizaman yang penuh dengan persaingan ini makna “Pancasila” seolah-olah


terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui
proses yang sangat panjang yang dilakukan oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan
tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara melalui
Pancasila yang termasuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4.

Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena
setiap sila dalam Pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-
masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai
dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hirarkis, yang berarti bahwa kelima sila dalam
Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana
tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga
tidak dapat dipindahkan.

Bagi bangsa Indonesia, hakikat yang sesungguhnnya dari Pancasila adalah sebagai
pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara.

Fungsi Pancasila

1. Pancasila sebagai Ideologi Negara


Ideologi dalam arti sehari-hari adalah cita-cita merupakan dasar, pandangan,
atau paham. Jadi, Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan bersama
Bangsa Indonesia yang mengimpletasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
bedasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,
tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib, dan damai.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Faslafah
Negara ataupun sebagai ideologi negara. Hal ini mengatur penyelenggaraan
pemerintah.
Pancasila sebagai Dasar Negara ditegaskan lagi dengan Ketetapan MPR No.
XVII/MPR/1998 Tentang pencabutan P4 dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Pada ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan
konsisten. Dalam penjelasan ketetapan inipun dinyatakan bahwa kedudukan Pancasila
sebagai Dasar Negara di dalamnya mengandung makna sebagai ideologi nasional,
cita-cita dan tujuan negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara mempunyai fungsi dan kedudukan
sebagai kaidah negara yang tundamental atau mendasar sehingga sifatnya tetap, kuat
dan tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan
umum.
Mengubah Pancasila berarti membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1995.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna sebagai berikut.
a. Sebagai dasar untuk menata negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Sebagai dasar untuk mengatur penyyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan
berwibawa, sehingga tercapai tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4.
c. Sebagai dasar, arah dan petunjuk aktifitas perikehidupan bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia


Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam teori Von
Savigny artinya setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist,
artinya jiwa rakyat atau jiwa bangsa. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan
dengan adanya bangsa Indonesia yaitu pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.

4. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Idonesia

Diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap
mental. Sikap mental dan tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan
dengan bangsa lain. Ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian.

5. Pancasila ssebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau Way of Life mengandung


makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai
dengan sila-sila dari Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari
nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
Nilai-nilai yang dimiliki bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-
nilai tersebut yaitu :

a. Nilai dan jiwa Ketuhanan-keagamaan.

b. Nilai dan jiwa kemanusiaan.

c. Nilai dan jiwa persatuan.

d. Nilai dan jiwa kerakyatan-demokrasi.

e. Nilai dan jiwa keadilan sosial.

6. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum atau Sumber Tertib Hukun
bagi Negara Republik Indonesia
Sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, cita-cita
hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa
Indonesia. Cita-cita itu meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial dan perdamaian Nasional.
Cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara. Cita-cita moral mengenai
kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan.

7. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia


Pada saat bangsa Indonesia mendirikan negara atau Proklamasi 17 Agustus
1945. Bangsa Indonesia belum mempunyai undang-undang dasar negara yang tertulis.
Pada 18 Agustus 1945 disahkan pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI merupakan
penjelmaan atau wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian
luhur itu untuk membela Pancasila untuk selama-lamanya.

8. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

Cita-cita luhur Negara Indonesia tegas dimuat dalam Pembukaan Undang-


Undang Dasar 1945. Karena Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
penuang jiwa proklamasi yaitu jiwa Pancasila sehingga cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia. Cita-cita luhur inilah yang akan disampaikan oleh Bangsa Indonesia.

9. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa


Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa
Indonesia. Karena Pancasila adalah falsafahhidup dan kepribasian bangsa Indonesia
yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini
paling benar, adil, bijaksana dan tepat bagi bangsa Indonesia untuk mempersatukan
rakyat Indonesia.
Hizbut Tahrir Indonesia

Hizbut Tahrir (HT) pertama kali didirikan oleh Syaikh Taqiyyuddin An


Nabhani pada tahun 1953 di Palestina. Organisasi ini dibentuk sebagai partai politik
Islam global.
Hizbut Tahrir beraktivitas di seluruh lapisan masyarakat untuk mengajak kaum
muslim melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan negara khilafah –sistem
kepemimpinan umat dengan menggunakan Islam sebagai ideologi dan undang-
undangnya mengacu pada Al-Quran, Hadist, Ijma dan Qiyas.

Hizbut Tahrir kemudian berkembang di berbagai negara seperti Australia,


Libya, Mesir, Sudan, Inggris, Prancis dan Jerman lalu mulai masuk ke Indonesia pada
tahun 1980-an

Pergerakannya di Indonesia

Hizbut Tahrir menyebarkan pemikiran-pemikirannya melalui lingkar studi,


ceramah, seminar, buku, dan yang paling umum: dakwah. Di Indonesia, HTI kerap
mengadakan dakwah di berbagai daerah mulai dari Sumatera hingga Papua. Acara
dakwah yang digelar ini tak jarang juga dikemas dalam bentuk diskusi santai, salah
satunya adalah kegiatan berkala “Ngopi (Ngobrol politik Islam)”.

Hizbut Tahrir Indonesi juga memfasilitasi para pembacanya dengan berbagai


publikasi yang disediakan dalam situs mereka, yakni buletin Al Islam dan Al-Wa’ie.
Selain itu, Hizbut Tahrir Indonesia juga menyediakan Hizbut Tahrir Indonesia
Channel, media untuk menyaksikan secara langsung siaran acara-acara mereka.
Hizbut Tahrir Indonesia dan Demokrasi.

Merujuk kembali pada tujuan berdirinya organisasi, yakni untuk melanjutkan


kehidupan Islam, maka Hizbut Tahrir Indonesia berkeyakinan bahwa seluruh kegiatan
sudah semestinya diatur sesuai dengan hukum Islam. Hizbut Tahrir Indonesia
beranggapan bahwa banyak sekali pemikiran dan ide-ide yang bertentangan dengan
aqidah Islam yang dipaksakan diterima di Indonesia, termasuk salah satunya adalah
demokrasi.

Demokrasi dinilai mengakibatkan ketidaksejahteraan dalam masyarakat


Indonesia dan memberi ruang bebas untuk hal-hal yang bertentangan dengan
keimanan. Untuk persoalan itulah, HTI merujuk pada khalifah untuk mencapai
kesejahteraan negara.
Menurut pendapat saya Hizbut Tahrir memiliki ideologi yang bertentangan dengan
Pancasila. Hizbut Tahrir berupaya membenturkan nilai-nilai Islam dengan ideologi Pancasila.
Dibandingkan dengan ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah, usia Hizbut
Tahrir Indonesia memang masih sangat muda. Masuk pada 1983 oleh Abdurrahman al-
Baghdadi, seorang mubalig sekaligus aktivis Hizbut Tahrir yang berbasis di Australia.
Abdurrahman memulainya dengan mengajarkan pemahamannya ke beberapa kampus di
Indonesia hingga menjadi salah satu gerakan yang punya anggota cukup banyak saat ini

Masyarakat Indonesia menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika yang


berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Bukan hanya dari segi budaya, suku juga agama.
Seharusnya Hizbut Tahrir dibubarkan dan bahkan pemikirannya harus dilarang untuk
disebarkan. Sebab, argumentasi yang berlandaskan sistem khilafah berbenturan dengan
Pancasila, jika perbedaan aliran dalam Islam maka mengacu al-Quran dan al-Hadist, namun
jika perbedaan bentuk politik identitas dalam kerangka kenegaraan, maka harus mengacu
pada Pancasila.

Hizbut Tahrir adalah gerakan yang mengusung gagasan mendirikan khilafah Islam,
ketika dia berada di Indonesia, bagaimana keserasian gagasan itu membumi dengan nilai-nilai
di Indonesia yang bertentangan dengan Pancasila. Sedangkan Hizbut Tahrir secara umum
mengupayakan adanya kesatuan tunggal bagi seluruh umat Islam di dunia. Cita-cita yang
menerabas batas-batas geografis, kebudayaan, dan politik bangsa-bangsa.

Melihatnya dari kacamata terminologi, Hizbut Tahrir Indonesia adalah gerakan


fundamentalis yang dibeberapa ide dasarnya juga mengarah ke gerakan radikal.
Fundamentalis lebih menyasar loyalitas penuh pada sebuah ideologi, sedangkan radikalisme
merupakan upaya melakukan perubahan untuk mendukung ideologi yang diusung bisa terus
berjalan. Jika Hizbut Tahrir Indonesia dipahami sebagai gerakan yang mengupayakan adanya
perubahan secara besar-besaran untuk mencapai cita-cita khilafah, maka Hizbut Tahrir
Indonesia memang masuk sebagai kualifikasi gerakan radikal. Secara spesifiknya bahkan
masuk sebagai gerakan agama radikal.

Sekalipun begitu, harus diakui juga gerakan HTI di akar rumput cenderung tidak
menggunakan cara-cara kekerasan untuk menyebarkan gagasan khilafah. HTI menggunakan
cara persuasif dan tidak/belum muncul informasi maupun bukti mengenai adanya pemaksaan
secara massif yang menjadi bagian dari penjaringan keanggotannya.

Sayangnya hingga saat ini tidak ada tindakan konstitusional apapun dari pemerintah
terhadap tindakan Hizbut Tahrir Indonesia padahal sangat jelas maksud dan tujuan organisasi
tersebut. Gerakan mereka begitu nyaman karena mendapatkan peluang gerak sedemikian
bebasnya, dan bahkan mereka dapat masuk ke dlaam berbagai lembaga dan komunitas dari
kalangan rumah tangga, pelaku usaha, organisasi profesi, organisasi kemanusiaan, hingga
lembaga pendidikan, pelajar, guru, mahasiswa dan dosen.
Daftar Pustaka

Ronto, S.Pd.I., MSi. 2012. Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta :
PT. Balai Pustaka Persero

Kaelani & Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi. Jogjakarta : Paradigma

Hizbut Tahrir Indonesia. 2009.Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia : Indonesia,


Khilafah dan Penyatuan Kembali Dunia Islam.

Prof. Dr. Sudjito, S.H., M.Si. 2012. Kongres Pancasila IV. “Strategi Pelembagaan
Nilai-Nilai Pancasila dalam Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia”. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai