Adrenalin 20 amp
2. Sulfas Atropine (SA) 12 amp
3. Cardarone / Xylocard / lydocain / Cordare 3 amp
4. Dobutamine 1 amp
5. Dopamine 1 amp
6. Relaxane 3 amp
7. Dormicum 3 amp
8. mgSO4 2 placon
9. Coagulant (vit K, Adona, Transamine)
10.Nitrgleserine 5 mg sublingual 5 tablet
11.KCL 2 placon
12.CaCL2 2 placon
13.Dextrose 40%
14.Korticosteroid / dexametasone
15.Aminophiline
16.Diazepam
17.Furosemide
18.Adenosine three phosphate (ATP)
19.Digitalis (Lanoxine, digoksine)
20.Nifedipine tablet 5 mg
Jenis-jenis obat :
1. Epinephrin
Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi
atau syok anfilaktik, hipotensi.
Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan
intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk
reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang
setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat
diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka
dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai
menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt
Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor α adrenergic dan
meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung
2. Lidokain (lignocaine, xylocaine)
Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT,
Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on
T
Dosis 1 – 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 – 5 menit sampai
dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4
mg/menit sampai 24 jam dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan
dosis 2–2,5 kali dosis intra vena
Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama
idioventrikuler
3. Sulfas Atropin
Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki
sistim konduksi AtrioVentrikuler
Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain
AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada
bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat
(atropinisasi)
Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau
derajat III.
Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-
0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal
3 mg. dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali
dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc
4. Dopamin
Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard,
curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat
Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2
ampul dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk
orang dewasa
5. Magnesium Sulfat
Direkomendasikan untuk pengobatan Torsades de pointes pada ventrikel
takikardi, keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsia
Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5%
diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam
6. Morfin
Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac
arrest.
Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 – 30 menit
7. Kortikosteroid
Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan
untuk mengurangi edema cerebri
8. Natrium bikarbonat (Nabic)
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang
timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena
hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik.
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
9. Kalsium gluconat/Kalsium klorida
Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel
otot jantung terhadap depolarisasi. Juga digunakan untuk mencegah transfusi
masif atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lama
Diberikan secara pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan
menggunakan drip
Dosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk
Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk
diberikan 1 ampul Kalsium gluconat
10. Furosemide
Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otak
Efek samping yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah
hipotensi, dehidrasi dan hipokalemia
Dosis 20 – 40 mg intra vena
11. Diazepam
Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan
tetanus
Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan
Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.
EMERGENCY DRUGS
a. Obat-Obat Hemodinamik
Obat-obatan jantung dipengaruhi oleh:
- Tropik : mempengaruhi kontraktilitas miokard
- Atropik : mempengaruhi heart rate
- Inotropik : mempengaruhi kecepatan hantaran impuls
Kegagalan sirkulasi bisa disebabkan oleh inadekuat preload, gagal jantung,
maldistribusi (mis. Pada shock sepsis dan anafilaksis). Bila kegagalan sirkulasi
menetap setelah loading cairan optimal, maka perlu dipertimbangkan obat-obat
inotopik aktif untuk meningkatkan kontraktilitas miokard.
CO = SV x HR
1. Adrenaline/Epinephrine
Efek: menaikkan laju nadi dan tekanan darah, vasokinstriksi,
bronkodilatasi melalui sistem saraf simpatis reseptor alpha dan beta.
Sediaan: Obat injeksi dalam ampul 1:1000 dan 1:10.000
Indikasi: Asistole, anapilaksis, gagal jantung, vasokonstriktor
Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric
IV Cardiac arrest 1 mg (dapat 0,1 ml/kgBB,
diberikan intracardiac), atau 0,1 larutan 1:10.000
ml/kgBB, 1:10.000 larutan (bisa intracardiaca
adrenalin titrasi pada cardiac arrest
Infus 25mg dalam 250 ml dextrose 0,1 ml/kgBB,
5% mulai dengan 5mg/mnt larutan 1:10.000,
dinaikkan sampai mencapai dapat diulang
hasil yang diharapkan setelah 15 menit
SC/IM 0,1-0,15 ml larutan, 1:1000
dapat diulang setelah 15 menit
E.T 2 x dosis intravena
2. Noradrenalin
Efek: vasokonstriksi pembuluh darah, bekerja pada reseptor alfa, berefek
menaikkan TD
Sediaan: 1mg/ml (dalam 1 ampule)
Indikasi: Hipotensi karena vasodilatasi yang hebat
Dosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml dextrose 5%, infuse dimulai dengan dosis 4-
8mg/mnt, titrasi
Lama kerja: singkat
Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi, iskemik miokard, aritmia
3. Dopamin
Efek: merupakan inotropik kuat, menaikkan laju denyut nadi dan menguatkan
kontraksi, melalui efek simpatis reseptor beta, meningkatkan cardiac output
Sediaan: 250 mg/5 ml dalam flacon
Indikasi: gagal jantung
Dosis: larutkan 250 mg kedalam 250-1000 dextrose 5%, dan mulai
dengan dosis 2,5 mg/kgBB/menit, dan dapat dinaikkan sesuai kebutuhan.
Walaupun dapat diberikan lewat vena tepi yang besar tapi yang terbaik
lewat vena sentral. Dapat pula diberikan leeway syringe pump.
Lama kerja: beberapa menit
Efek samping: Takikardi, hipertensi, aritmia, iskemik jantung
Perhatian: pemberian lewat infuse dan diberikan lewat vena sentral
4. Dobutamin
Efek: merupakan ionotropik kuat, menaikkan laju HR dan menguatkan
kontraksi melalui efek simpatis reseptor beta jantung, meningkatkan CO
Sediaan: 250 mg/20 ml dalam flakon
Indikasi: gagal jantung
Dosis; larutkan 250 mg dalam 250-1000 ml D5% dan mulai dengan dosis 2,5
mg/kg BB per menit dan dapat dinaikkan sesuai dengan kebutuhan. Walaupun
dapat diberikan levat vena tepi yang besar tapi yang terbaik lewat vena sentral,
dapat juga melalui syring pump.
Lama kerja: beberapa menit
Efek samping: takikardi, hipertensi, aritmia, iskhemi jantung
Peringatan: pemberian lewat infuse harus dimonitor dengan ketat dan
diberikan nlewat vena sentral
Indikasi: syok yang berhubungan dengan CHF, AMI, CKD
Dosis:
Ringan: 2-5 mcg/kg BB/mnt. Mengaktifkan reseptor dopaminergik,
menjadikan vasodilatasi ginjal, koroner dan serebral
Sedang: 5-10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan beta reseptor sehingga
dapat meningkatkan kontraktilitas tekanan darah dan CO.
Berat: >10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan reseptor alfa, membuat
vasokonstriksi pembuluh darah.
Rumus; dosis x BB x 60
jumlah mcg/cc
5. Heparin
Efek: merupakan antikoagulan potan yang bekerja terhadap potensiasi terhadap
beberapa faktor koagulan termasuk thrombin dan faktor x. efektifitasnya dapat
diukur secara laboratories yaitu APTT
Sediaan: 2500UI/ml dalam 5 ml (vial), 100 unit=1 mg.
Indikasi; prevensi dan pengobatan thrombosis vena dalam, prevensi thrombus
pada katub protetic dan untuk pengobatan emboli pulmonum. Untuk efek terapi
dapat dicek APTT 1,5-2 kali harga normal.
Dosis; Iv: 5000Unit diikuti dengan infuse 40.000 unit/24 jam, atau 10.000 unit
tiap 6 bulan; SC: 5000 unit sebelum pembedahan kemudian 5000 unit setiap 8-
12 jam.
Lama kerja: 4-6 jam
6. AMINOPHILYLLINE
Efek: Bronkodilatasi, chronotropic (mempengaruhi denyut miokard) dan
inotropic ringan, diuretic ringan
Sediaan: 250 mg dalam 10ml, ampul
Indikasi: Bronkodilatasi karena berbagai sebab, termasuk gagal jantung
kongestif
Dosis:
IV: 4 mg/kgBB dalam 15 menit
Infus: Berikan dosis bolus diikuti infus 0,5 mg/kgBB/jam, kurang
dosis pada usia lanjut, chirrosis hepatis atau gagal hepar atau
penderita dengan pengobatan crythromcin atau cimetidine
Oral: 100-300 mg 3-4 kali sehari
Rectal: 360 mg suppositoria 1-2 kali sehari
Lama kerja: 6-15 jam
Efek samping: Aritmia, muntah, diuresis, merangsang SP
7. ANTACID
Efek: Karena sifatnya alkalis, dia menaikkan pH asam lambung (basa)
Sediaan: Alumunium hydrozida 500 mg tablet. Alumunium hydrozida 4% cair.
Alumunium trisilicate 250 mg tablet. Magnesium trisilicate
Indikasi: Pengobatan simtomatis pada dispepsia yang disebabkan ulkus
peptikum, gastritis, duodenitis reflux esophagitis, dispepsi non ulkus dan
prevensi stres ulcus. Pada dosis efektif untuk penyembuhan.
Dosis: Untuk pengobatan dispepsia: 1-2 tablet atau 10-20 ml. Untuk pengobatan
ulcus pepticum 20 ml tiap 2 jam.
Lama kerja: 1-4 jam
Efek samping: Senyawa aluminium dapat menyebabkan konstipasi. Senyawa
magnesium dapat menyebabkan diare.
8. BUPIVACAINE (Marcain)
Efek: Obat anestesi lokal
Sediaan: 0,25%, 0,5%, 0,75%, plain atau + adrenaline dalam vial 20 ml
Indikasi: infiltrasi, plexus, epidural, spinal anestesi.
Dosis: tidak melebihi 2 mg/kgBB tiap 4 jam.
Lama kerja: 2-8 jam
Efek samping: toksis anestesi lokal
Perhatian: jangan diberikan intravena
9. CALCIUM
Efek: inotropik ringan, mengurangi efek depresi citrate pada jantung, pada
transfusi darah mencegah tetapi karena kadar Ca yang rendah
Sediaan: Ca gluconate dan Ca chloride 10%
Indikasi: Pada tranfusi darah (lebih dari 1 unit/5 menit pada orang dewasa)
hiperkalemia, tetani.
Dosis: 2-4 mg/kgBB Ca chloride; 4-8 mg/kgBB Ca gluconate
Efek samping: Bradikardi, iritasi vena dan jaringan
Perhatian: jangan diberikan melalui set yang sama dengan darah
10. CIMETIDINE
Efek: merupakan antagonis reseptor H2 yaitu untuk mengurangi sekresi asam
lambung
Sediaan: injeksi 100mg/ml dalam ampul 2 ml. Tablet 200mg, 400 mg, 800 mg.
Indikasi: pengobatan ulkus lambung dan ulkus duodenum jinak refluks
esofagitis dan preventiv stress ulcus.
Dosis:
IV : 100-200 mg/jam selama 2 jam, bila perlu dapat diulang setelah
4-6 jam.
Infus: 400 mg dalam 100ml NaCl 0,9% diberikan dalam 1 jam dan
diulang seteah 4-6 jam. Dapat juga dengan infus kontinyu 50-
100 mg/jam selama 24 jam
Oral: 400 mg 2xsehari atau dosis tunggal 800 mg selama 4-6
minggu
Lama kerja: 3-6 jam
Efek samping: Pada pemberian IV secara cepat dapat menimbulkan aritmia,
interaksi dengan obat lain (potensiasi warfarin, phenitoin, aminophiline,
ginekomasti (jarang))
11. DIAZEPAM
Efek: sedativa, anticonvulsi poten
Sediaan: 100mg/2ml dalam ampu
Indikasi: premedikasi sedasi, anti convulsi, anti spasmodik, prevensi halusinasi.
Dosis:
Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric
IV 5-20 mg, dengan efek bervariasi Titrasi, mulai dengan
pada tiap pasien, pada pasien tua 0,1 ml/kgBB
lebih sensitif
Infus 80 mg/lt dan diberikan dalam 8
jam
PR 0,25 mg/kgBB
Lama kerja: 15 menit sampai beberapa jam, tergantung dosis
Efek samping: Mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksi
terutam pada pasien tua, kadang terjadi hipotensi. Metabolit diazepam dapat
terakumulasi pada pemberian per infus selama beberapa hari dengan dosis tingi.
Dianjurkan menurunkan dosis secara bertahap berdasarkan respon klinis pasien
Perhatian: pada pemberian intravena dapat menyebabkan kerusakan pada vena
dan pada pemberian jangka lama sebaiknya digunakan jalur vena sentral,
sebaiknya dihindari pemberian intramuskuler karena absorbsinya kurang baik,
selain rasanya nyeri
12. LARGACTIL
Efek: Merupakan transquiliser mayor dengan efek sedatif anti emetic dan
berguna untuk pengobatan hiccup yang persisten. Selain itu juga merupakan
vasodilator dan mempengaruhi homeostatis temperatur.
Sediaan: 25mg/ml dalam ampul
Indikasi: vomitus persisten, tetanus, hiccup persisten, pulmonal
Dosis: im: 25-50 mg dalam 4-8 jam.
iv: 5 mg sebagai vasodilator ringan atao 0,16 mg/kgBB/jam
Efek samping: gejala ekstra piramidal, hipotensi, takikardi, mengatuk
13. DIGOXIN
Efek: menurunkan kecepatan konduksi impuls yang melalui nodus
arttrioventrikularis. Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropic
positif)
Sediaan: Injeksi: 250 mg/ml dalam ampul. Tablet: 62,5 mg, 125 mg
Indikasi: aritmia supraventrikuler, atrial fibrilasi, gagal jantung
Dosis:
IV: 0,5 mg dalam 15 menit dan diulang setelah 6 jam kemudian
dilanjutkan pemberian peroral.
Oral: Untuk digitalis cepat mulai dengan 0,75-1,5 mg diikuti
dengan 0,25 mgsetiap 6 jam sampai fibrilasi terkontrol. Dosis
pemeliharaan: 0,25-0,5 mg/hari. Untuk digitalisasi lambat mulai
dengan 0,25-0,75 mg/hari sampai terjadi perbaikan kemudiandosis
dituunkan. Level digoxin dalam darah 1-2 mg/liter(therapeutik)
Lama kerja: Half life: 34-51 jam dan lebih lama pada gagal ginjal
Efek samping: Pada pasien dengan insufisiensi renal atau hipokalemia biasanya
lebih mudah terjadi keracunan digoxin dengan gejala: mual, muntah, aritmia
(supraventikuler, bradikardia, dan block) Ginecomastia (sangat jarang)
Perhatian: pemebrian digoxin intravena harus pelan atau perinfus dan hanya
pada situasi darurat. Dosis harus diturunkan bila pasien telah mendapat obat
glikoside jantung yang lain dalam waktu 72 jam sebelumnya
14. EPHEDRINE
Efek: merupakan obat vasopressor dan menyebakan vasokonstriksi pembuluh
darah, meningkatkan laju denyut nadi dan kontraktilitas melalui reseptor alpha
dan beta sehingga menaikkan TD dan CO, juga merupakan bronkodilator ringan
Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul
Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi. Pemberian cairan harus selalu
dilakukan sebelum menggunakan vasopressor. Aman digunakan pada penderita
yang sedang hamil karena tidak menurunkan aliran darah plasenta.
Dosis: 5-10 mg iv, dapat diulang sesuai kebutuhan
Lama kerja: 10-30 menit
Efek samping: hipertensi, aritmia, iskemik miokard, stimulasi SSP
Perhatian: hati-hati pada penderita iskemik
15. FUROSEMIDE
Efek: merupakan diuretik poten yang bekerja pada Loop of Henle
Sediaan: 20 mg/2 ml dalam ampul
Indikasi: udema pulmonum, gagal jantung, kelebihan cairan, oliguria bukanlah
indikasi sampai dapt dipastikan bahwa penderita benar tidak kekurangan cairan
Dosis: 0,3 – 1 mg/kgBB. Pada gangguan renal dibutuhkan dosis yang tidak
tinggi
Lama kerja: 2-4 jam
Efek samping: dapat memperburuk keadaan hipovolumia pada pasien
dehidrasi, hipokalemia
16. GLYCERYL TRINITRATE
Efek: menyebabkan relaksasi otot polos sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah vena, pada dosis yang besar juga menyebabkan dilatasi arteri koroner
Indikasi: iskemia miokard, gagal jantung.
Sediaan: 25 mg/ 10 ml dalam vial; Tablet 0,3 mg
Dosis: Sublingual: 0,3-0,6 mg sesuai kebutuhan.
Infus: 50 mg dilarutkan dalam 250 dextrose 5% titrasi juga dapat diberikan
dengan syringe pump
Lama kerja: singkat
Efek samping: takikardia, hipotensi, sakit kepala
Perhatian: pemberian lewat infus harus dimonitor dengan sangat ketat dan obat
diberikan lewat vena sentral
17. HYDROCORTISONE
Efek: menekan reaksi inflamasi, mempunyai efek mineral coricoid lemah
Indikasi: asma akut, shock anaphylactic, reaksi alergi, reaksi obat, reaksi
transfusi, terapi insufisiensi adrenal, menekan proses inflamasi beberapa
penyakit
Sediaan: 100 mg/ 2ml dalam vial; Tablet 10 mg, 20 mg
Dosis: Dewasa: IV: 100-500 mg tiap 25 mg
Oral: 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi
Pediatric: sampai umur 1 tahun 25mg; 1-5 tahun 50mg; 6-12
tahun 100mg
Lama kerja: onset: 2 jam, durasi 12 jam
Efek samping: pengobatan jangka panjang: hipertensi, kelemahan otot,
osteoporosis, ulcus pepticum. Perubahan netral dapat terjadi seperti: euphoria
dan disphoria. Gangguan pertumbuhan pada anak. Pada pengobatan lama dapat
juga terjadi supresi kelenjar adrenal (pada dosis tinggi)
Perhatian: untuk mencegah efek withdrawal, maka perlu dilakukan tapering
dosis
18. LABETALOL
Efek: Merupakan antagonis reseptor beta sistem saraf simpatis. Menyababkan
lambatnya laju denyut nadi, dan menurunkan kekuatan kontraksi. Juga pada
reseptor alpha sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Akibatnya akan
terjadi penurunan tekanan darah.
Indikasi: Hipertensi, aritmia supraventrikular
Sediaan: 0,5% dalam 20ml ampul
Dosis: IV: 10 -20 mg maksimum
Infus: 20 mg/jam, dapat dinaikkan maksimum 150 mg/jam
Oral: 100-200 mg, 2xsehari
Efek samping: kelebihan cairan, gagal ginjal menetap.
19. METHYLDOPA
Efek: menurunkan tekanan darah melalui efek control.
Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul 5 ml. Tablet: 125 mg, 250 mg, 500 mg
Indikasi: Hipertensi sedang sampai berat
Dosis: IV: 250 mg- 500 mg dalam 500 ml Dextrose 5%, infus
Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hari
Lama Kerja: 8-48 jam (oral), onset 4-6 jam, Durasi 16 jam (iv)
Efek samping: anemia hemolitik, sedasi, hipotensi, impotensi
20. MORPHINE
Efek: Merupakan Analgesik opiat yang bekerja pada otak dan medula spinalis
Sediaan: 10 mg/ml dalam ampul
Indikasi: Nyeri akut
Dosis: Dewasa : 10-15 mg larutan dalam 10 ml titrasi atau dengan syringe
pump dengan 50 cc spuit disposible bel
Pediatrik: 0,2 mg/kgBB
Lama Kerja: 2-6 jam tergantung rute pemberian
Efek samping: mual, muntah, depresi nafas, kontraksi otot polos kadang kolik
kantung empedu, dapat memperburuk nyeri pada kolik renal, sedasi gatal di
kulit
21. LIGNOCAINE
Efek: sebagai anestesi lokal, juga menstabilkan membran sel miokard sehingga
berefek sebagai anti aritmia
Sediaan: 0,5%, 1%, 2%, 4%, 5%, 10% dalam ampul 2 ml atau vial 2 ml dan 50
ml
Indikasi:
Dosis: LA : maksimum dalam 4 jam: 3 mg/kgBB. 7 mg/kgBB dengan
adrenalin 1:200.000
IV: untuk aritmia ventrikuler: 1-1,5 mg/kgBB plain bolus dan
diikuti dengan infus kalau perlu
Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hari
Infusion: 4 mg/menit dalam 30 menit kemudian 2 mg/menit selama
2 jam dan i mg/menit sampai tercapai hasil yang diharapkan
Efek samping: Toksis anestesi lokal
22. PHETIDINE
Efek: analgesik ophiat, bekerja pada otak dan medula spinalis
Sediaan: 50mg/mldalam ampul 2 ml
Indikasi: Nyeri hebat
Dosis dewasa: 1-15 mg/kg BB, larutkan dalam 10 ml, titrasi
Pediatrik: 1-1,5 mg/kgBB
Lama kerja tergantung rutenya
Perhatian: pasien <5 kg, cidera kepala, penyakit saluran nafas, orang tua
23. NALOXONE
Efek: menetralisir efek obat opiat
Sediaan: 400mg/ml dan 20 mg/ml dalam ampul 1 ml
Indikasi: overdosis opiat, depresi karena opiat
Dosis dewasa: 100-400 mg/kgBB, titrasi
Pediatrik: 10 mg/kgBB, iv atau im
Lama kerja: 30-60 menit
Efek samping: bila naloxone digunakan untuk mereverse suatu over dosis opiat
maka efek analgesiknya akan ikut hilang sehingga problem nyeri akan timbul
kembali terutama pada pemberian naloxone dosis tinggi
24. NIFEDIPINE
Efek: vasodilatasi perifer coroner
Sediaan: tablet 5 mg, 10 mg. Tablet sustaind release: 20 mg
Indikasi: hipertensi, angina
Dosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari
10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk hipertensi emergency
Efek samping: sakit kepala, flusing, edema sendi ankle
25. NITROPRUSID
Efek: vasodilator poten
Sediaan: powder 50 mg dalam ampul
Indikasi: malignant hipertensi, hipotensi kendali
Dosis: pemberian perinfus 0,1-1 mg/kgBB/menit sebagai dosis awal,
selanjutnya disesuaikan dengan respon tekanan darah. Jangan melebihi dosis
maksimum 8 mg/kgBB/menit, dan apabila dalam 20 menit tidak memberikan
respon yang memuaskan maka pemberian dihentikan.
Lama kerja: sangat pendek
Efek samping: hipotensi, muntah, pusing dan nyeri perut terutama apabila
tetesan infus terlalu cepat pada overdosis: akan terjadi asidosis berat.
Perhatian: tidak dianjurkan penggunaan tanpa fasilitas arterikline monitor
untuk tekanan darahnya. Obat ini harus terlindung dari cahaya dan segera
digunakan memalui jalur vena sentral.
26. NORADRENALINE
Efek: vasokonstriksi pembuluh darah melalui alpha reseptor sehingga
menaikkan tekanan darah
Sediaan: 1 mg/ml dalam ampul
Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi yang hebat
Dosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml D5%, infus dimulai dengan dosis 4-8
mg/menit titrasi
Lama kerja: singkat
Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi berlebihan, iskemik miokard, aritmia
27. PHENYTOIN
Efek: merupakan anti konvulsan, mengurangi frekuensi kejang dengan
menstabilir ambang kejang
Sediaan: kapsul: 25 mg, 50 mg, 100 mg
Suspensi: 30 mg/5 ml
Injeksi: 250 mg/5 ml dalam ampul (iv atau im)
Indikasi: untuk prevensi dan mengontrol kejang pada grandmal epilepsi dan
lobus temporalis, juga efektif pada pasien eklampia
Dosis awal: oral: 150-300mg/hari
Iv: 13-15 mg/kgBB bolus (maksimal 50 mg/menit) kemudian diteruskan 100
mg tiap 6 jam
Pediatrik: 5-9 mg/kaGG/hari
Lama kerja: 12-24 jam
Efek samping: toxic akut ataxia, nystagmus dan bicara tidak jelas, hirsutisine,
lymphadenopati, hiperflasi ginggiva. Hindari penggunaan pada pasien hamil,
khususnya trimester pertama
28. SALBUTAMOL
Efek: merupakan bronkodilator kuat yang bekerja pada reseptor beta 2 susunan
saraf simpatis, juga sebagai relaksan uterus.
Sediaan: aerosol inhaler, nebuliser, injeksi, tablet
Indikasi: bronkospasme, persalinan rematur
Dosis dewasa:
- aerosol: 1-2 semprotan tiap 4 jam
- nebilizer: 2,5-5 mg tiap 2-4 jam
- intramuskular: 500 mg tiap 4 jam
- Infus: 3-20 mg/menit titrasi
- Tablet: 2-5 tahun: 1-2 mg 3-4 x/perhari
6-12 tahun: 2 mg, 3 -4 x/hari
Lama kerja: 3-6 jam
Perhatian: takikardi, tremor, sakit kepala, hipokalemia terutama pada
pemberian perinfus
29. VERAPAMIL
Efek: meningkatkan periode refraktur otot jantung yaitu dengan menurunkan
kecepatan konduksi jaringan pengantar
Sediaan: injeksi 2,5 mg/ml dalam ampul 2 ml
Tablet: 40 mg, 80 mg, 160 mg
Indikasi: aritmia supraventrikuler, angina
Dosis: intravena 5 mg pasien dan diulang setelah 5 menit sampai dosis
maksimum 10-15 mg
Oral: untuk aritmia 40-120 mg 3x/hari. Utnuk angina 80-120 mg 3x/hari
Lama kerja: 4-8 jam
Efek samping iv: hipotensi, bradikardi, blok, asistole
Tablet: mual, muntah dan konstipasi
Perhatian: jangan berikan verapamil bersama-sama dengan beta bloker, karena
dapat terjadi blok jantung yang fatal
30. WARFARIN
Efek: memperpanjang coagulasi darah dan dapat diukur melalui protrombin
time. Efek antikoagulan ini timbul melalui mekanisme penghambatan efek
vitamin K
Sediaan: tablet 1mg, 3 mg, 5 mg
Dosis: 10 mg/hari selama 3 hari diikuti 2-8 mg/hari sampai nilai protrombin
time normal
Indikasi: trombosis vena dalam, emboli pulmonum, fibrilasi atrial, penderita
dengan katub stenosis
Perhatian: terjadi [potensiasi dengan alkohol dan obat seperti aspirin,
phenobarbital, phenilbuzone, beberapa antibiotik dan phenytoin.