Anda di halaman 1dari 2

Saat ini Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi.

Oleh karena itu,


penurunan AKI dan AKB masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan.
Salah satu upaya untuk hal tersebut dilakukan dengan cara peningkatan mutu pelayanan
fasilitas kesehatan terutama rumah sakit dengan program Rumah Sakit Sayang Ibu & Bayi
(RSSIB).

Program RSSIB telah dijalankan sejak 2001 dan kemudian dilakukan revisi pada 2008
melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 603/Menkes/SK/VII/2008
tentang Pemberlakuan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi. Keputusan tersebut antara
lain adalah bahwa rumah sakit diharuskan melaksanakan 10 langkah perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu dan paripurna dalam rangka menurunkan AKI dan AKB serta harus
dilaksanakan secara konsisten dan kontinyu. Hal ini kemudian dirinci dengan diterbitkannya
Buku Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi, pedoman ini
kemudian menjadi panduan seluruh rumah sakit diIndonesia untuk menjalankan progam
tersebut.

10 langkah menuju perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna tersebut meliputi:

1. Terdapat kebijaksanaan tertulis tentang menyusui manajemen yang mendukung


pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI ekslusif dan perawatan
metode kangguru (PMK) untuk bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan


neonatal.

3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir
dengan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu bayi.

4. Menyelenggarakan pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi komprehensif


(PONEK).

5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu


ibu menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit.

6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan


pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.

7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang.

8. Menyelenggarakan pelayanan keluarga berencana termasuk pencegahan dan


penanganan kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan reproduksi lainnya.

9. Menyelenggarakan audit maternal dan perinatal rumah sakit secara periodik dan
tindak lanjut.
10. Pemberdayaan kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti pemberian
ekslusif dan PMK.I.

RSSIB menyaratkan seluruh rumah sakit pemerintah mupun swasta, umum maupun
khusus yang telah melaksanakan 10 langkah menuju perlindungan ibu dan bayi secara terpadu
dan paripurna seperti tersebut di atas.

Salah satu implementasi dari RSSIB adalah kewajiban rumah sakit menjadi rumah
sakit Pelayanan Obstetri & Neonatus Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam, yaitu
rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaduratan maternal dan neonatal secara
komprehensif dan terintegrasi 24 jam, meliputi upaya pelayanan:

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif

2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.

3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparatomi dan section cesaria

4. Perawatan intensif ibu dan bayi

5. Pelayanan asuhan antenatal resiko tinggi

Kegiatan lain yang tidak kalah penting adalah audit maternal perinatal sebagai suatu
bentuk kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal dengan
maksud mencegah kematian dan kesakitan pada masa yang akan datang. PONEK ini
dikhususkan bagi lingkup RS kelas C dan kelas B/A sebagai FKTL sedangkan untuk FKTP
diselenggarakan PONED.

Sebagai sebuah sistem dan prosedur PONEK adalah program pelayanan kesehatan ibu
dan bayi yang merupakan koordinasi berbagai unit kerja (multi sektor) dan didukung berbagai
kegiatan profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk menyelenggarakan perlindungan ibu
dan bayi secara terpadu dan paripurna di sebuah rumah sakit.

Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan sarana, prasarana, UGD, poliklinik, kamar


bersalin, ruang nifas, kamar operasi, kamar rawat intensif (HCU/ICU/NICU/PICU) unit-unit
penunjang, yaitu: radiologi, laboratorium, farmasi, gizi, ruang rawat inap dan lain lain.
Pelayanan di UGD adalah pelayanan pertama bagi kasus gawat darurat obstetrik dan neonatal
yang memerlukan organisasi baik (tim PONEK 24 jam), termasuk sumber pembiayaan, SDM
baik dan terlatih dan mengikuti perkembangan teknologi pada pelayanan medis.

Evaluasi PONEK sebagai implementasi dari RSSIB selalu dilakukan dalam bentuk
akreditasi rumah sakit pada implementasi MDG’s. Implementasi PONEK dinilai dalam
elemen penilaian akreditasi berdasarkan kelas rumah sakit pada kemampuan dalam
menangani kegawatan obstetrik neonatologi yang komprehensif (TYR).

Anda mungkin juga menyukai