DI RUANG ABIYASA
Disusun Oleh :
Waktu : 45 menit
A. Latar belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Dimana kelompok adalah kumpulan
individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung
dan mempunyai norma yang sama ( Stuart dan Laraia, 2001). Anggota
kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani
sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif,
kesamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom, 1995 dalam Stuart dan Laraia,
2001).
Berdasarkan pengalaman dan survey di rumah sakit jiwa, masalah
keperawatan berupa isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang
disertai dengan kurang komunikasi verbal dianjurkan untuk mengikuti terapi
aktivitas salah satunya aktivitas stimulasi sensoris seperti mendengarkan
music, dan hal ini bertujuan agar klien dapat memberikan respons yang
adekuat dan menceritakan perasaannya setelah mendengar music. Terapi
mendengarkan music ini diharapkan mampu membuat anggota kelompok
berbagi mengenai perasaan setelah mendengarkan music sehingga anggota
kelompok saling berbagi pengalaman yang saling membantu satu sama lain,
untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kondisi yang sama akan
memengaruhi dinamika kelompok, ketika kelompok memberi dan menerima
umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam
kelompok, sehingga membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain
serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Tujuan umum klien dapat berespons stimulus pancaindra yang
diberikan. Membantu pasien berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive menjadi konstruktif
dan adaptive.
2. Tujuan instruksional khusus
a. Klien mmpu mengenali music yang didengar
b. Klien mampu member respon terhadap music
c. Klien mampu menceritakan perasaannya terhadap mendengarkan
music.
C. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi: pasien
halusinasi
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi atau validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan dan kegiatan, yaitu bercerita tentang
halusinasinya.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
dan nama panggilan)
b. Setiap kali seorang klien selesai merkenalkan diri, terapis, mengajak
klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa semua anggota akan bercerita, klien
boleh tepuk tangan, bergurau sendiri, bercerita sendiri tanpa ada
intriksi.
d. Terapis akan meminta anggota kelompok bercerita secara bergiliran
tentang halusinasinya dan semua akan mendengarkan, dan
bergantian untuk bercerita.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk selalu mengenal halusinasinya
dan dapat mengontrol halusinasinya.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kesepakatan yang akan datang, yaitu menggambar.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
D. Pengorganisasian
1. Leader
Niky Nurfitriyana
2. Fasilitator
Vandhira Dwi Astuti
3. Observer
Nur Ismi Safitri
4. Pasien
Tn.Slamet Adam
Tn.Gimo
Tn.Karim
Tn.Sukamto
E. Uraian tugas
1. Leader
a. Mejelaskan tujuan dan peraturan sebelum kegiatan dimulai
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
c. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
d. Menjelaskan permainan
2. Fasilitator
a. Memfasilitasi pasien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role play bagi pasien bagi pasien selama kegiatan
3. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan
berlangsung
F. Program antisipasi
1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a. Memanggil nama pasien
b. Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau pasien yang lain
2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama pasien
b. Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan perikan kepada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
pasien di bolehkan kembali lagi.
3. Bila ada pasien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien
tertentu
b. Katakana pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh pasien tersebut
c. Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut.
G. Setting
a. Leader
b. Observer
c. Fasilitator
d. Pasien
H. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
I. Media
1. Kertas
2. Pulpent
Kemampuan Personal/Halusinasi
Menyebut Menyebut
Menyebut Menyebutkan
Nama Situasi Perasaan
No Isi Waktu terjadi
Klien Halusinasi saat
Halusinasi Halusinasi
Muncul berhalusinasi
Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi;
isi, waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √
jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
K. Pustaka
Keliat, Budi Anna. (20012). Keperawatan jiwa: terapi aktivitas kelompok.
Jakarta : EGC