Anda di halaman 1dari 3

SIBUK VS PRODUKTIF

Kenapa banyak orang merasa hidupnya banyak beban dan stres? Ironisnya orang orang yang merasa
seperti itu sedihnya kehidupannya begitu begitu saja - tidak ada perubahan menjadi lebih baik,
bahkan hidup terasa lebih berat dari waktu ke waktu

Kita lihat di sisi satu lagi. Ada segelintir orang yang (kalau kita lihat jadwalnya) sangat padat. Kerjaan
yang harus dikerjakan lebih banyak dari orang orang yang stres ini. Tetapi aura antusiasnya terasa
memancar dan pencapaiannya selalu tinggi dari waktu ke waktu.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Saya pernah bertemu mereka di sisi pertama maupun sisi kedua, dan
berdasarkan ilmu sotoy saya, saya menyimpulkan bahwa salah satu faktornya adalah ada perbedaan
antara "Sibuk dan Produktif"

Singkatnya begini :

Mereka yang sibuk adalah korban atas waktu

Mereka yang produktif adalah tuan atas waktu

Sehari ini terdiri dari 24 jam. efektif, hanya sekitar 16-18 jam saja yang kita pakai untuk beraktivitas.
Pendekatan sibuk dan produktif ini sangat mempengaruhi seseorang dalam menyikapi kehidupannya.

Mari kita lihat lewat kisah Amir dan Billy

Amir adalah seorang mahasiswa universitas. Di kampusnya ia ikut organisasi himpunan dan sebuah
klub olahraga. Tiba tiba saja ia mendapat pekerjaan (karena ia adalah pengurus) dan ia merasa
pekerjaan itu berat. Akhirnya sepanjang waktu ia stres. Pikirannya terarah kepada rasa stres dengan
diberikan tugas itu, pekerjaannya menjadi semakin banyak (belum lagi tugas kuliahnya yang masih
belom selesai). Alih alih ia memakai waktunya untuk bekerja, ia mengeluh hal ini pada teman
temannya dan complain kalau kerjaannya di organisasi ini sibuk sekali. Siang sampai sore waktunya
habis untuk mengeluh ke teman temannya. malamnya saat sampai di rumah, energi Amir sudah habis
dipakai untuk mengeluh. Akibatnya ia refreshing untuk bermain game dan nonton youtube sambil
scrolling feed instagram. dan tiba tiba sudah jam 10! ia baru ingat tugasnya belum selesai. akhirnya ia
mengerjakan seadanya dan sampai subuh pun ia baru ingat ada tugas kuliah yang belum selesai. tidur
menjadi kurang dan keesokan harinya, Amir ketemu lagi dan mengeluh lagi. dan tahu lah apa yang
terjadi .... Amir stres! pekerjaannya belum tuntas sepenuhnya

melihat Amir yang stres, temannya Billy dengan senyum menyapa dia dan menegur. melihat sosok si
Billy ini Amir terkadang merasa minder. Bagaimana tidak! Selain sebagai ketua salah satu himpunan
jurusan di kampus, ia juga memiliki karir sukses sebagai designer. kliennya berasa dari latar belakang
berbeda dan rela membayar mahal karena kualitas gambarnya sangat bagus. Tidak hanya itu, Billy
selalu menyemangati teman temannya ketika ada yang kesulitan, juga kadang membantu mengajari
mereka meski tidak banyak. Amir melihatnya sebagai superman! Ia heran mengapa Billy bisa seperti
itu

Kisah Amir dan Billy diatas memang simple, tetapi mengilustrasikan keadaan hidup (nasib) berbeda.
yang satu kewalahan dan tidak tuntas, satunya lagi membuat banyak pencapaian.

Meski bukan satu satunya faktor, tetapi yang mau diangkat disini adalah pendekatan yang mungkin
dimiliki Billy yang tidak dimiliki Amir adalah "menjadi tuan atas waktu"

Mereka yang produktif tidak memiliki prinsip "Lebih padat lebih keren", tetapi memiliki prinsip
"bagaimana menyelesaikan lebih banyak hal dengan memerlukan waktu yang lebih sedikit".
Kelihatannya tidak masuk akal, tetapi itu salah satu faktor pembeda

Misalnya saja ketika bekerja dalam tim, jika kita ingin anggota tim bisa bekerja sama, maka orang
yang produktif paham bahwa seseorang akan mau bekerja sama lebih baik apabila mereka bekerja
karena kemauan dalam diri mereka, bukan suruhan dari orang lain. Itu kenapa mereka
menginvestasikan waktu untuk membangun kepercayaan dan membina hubungan baik karena selain
mereka bisa belajar dari orang lain, mereka melipatgandakan kekuatan - membentuk solusi win win.
Mereka yang melakukan hal ini tahu bahwa waktu mereka bukan benda yang mengontrol mereka
tetapi merekalah yang mengontrol waktu

sebaliknya, tipikal Amir yang sibuk ini memandang waktu adalah tuan atas diri mereka dan memiliki
kendali atas 24 jam adalah omong kosong. Kenyataannya, mereka kewalahan sendiri saat sudah
"berusaha mengontrol waktu sebaik mungkin" (versi mereka). Time management itu adalah skill yang
agung dan ironisnya, karena persepsi mereka itu, kenyataan pahit terjadi dan makin benarlah persepsi
mereka itu!

Menjadi budak atas waktu menjadikan kita terikat. Tidak ada gerakan dan merasa hidup kita sempit.
Sedangkan menjadi tuan atas waktu menjadikan hidup kita bebas dan bisa berpikir lebih jernih. Kita
bisa memiliki perspektif lebih luas dan melihat segala sesuatu sebagai kesinambungan. Mengelola
waktu dengan baik dan melakukan hal yang benar lucunya membuat banyak hal baru terwujud dan
persepsi akan waktu semakin kuat. berbanding terbalik dengan mereka yang sibuk!

Itu kenapa sebelum berpikir hidupmu sibuk dan jadwalmu padat, coba dulu untuk mengubah cara
pandang atas waktu dan mulailah mengatur sedemikian. jangan sia siakan waktu untuk hal yang
membuang energi dan tidak produktif seperti mengeluh dan protes kepada kehidupan. Inilah ciri ciri
orang sibuk - menyalahkan keadaan - akibatnya seperti Amir, tenaga lebih cepat habis dan kerjaan
tidak ada kemajuan signifikan
Be productive.

Not busy

Anda mungkin juga menyukai