Anda di halaman 1dari 12

LIBRARY QUALITY

Mahasiswa Program Studi D3 Perpustakaan FKIP Universitas


Tanjungpura Pontianak
Nama : Markus Kapitan
Nim : F0271151013
Dosen Pengampu : Atiqa Nur Latifa Hanum, S.sos.,MA
Email : markuskapitan95@gmail.com
Absrak
Kualitas perpustakaan merupakan suatu indikator penting bagi
lembaga untuk dapat meningkatkan kualitas perpustakaan yang efektif dan
menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pengguan akan
informasi yang dispesifikasikan sebagai metode penerapan Kualitas
mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Layanan
perpustakaan akan berjalan dengan efektif apabila pengunjung sudah
mengetahui bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik.
Meningkatkan Pelayanan Kepada Pengguna Dalam memberikan layanan,
pustakawan diharapkan dapat melayani pengguna dengan semaksimal
mungkin. Melakukan Promosi Perpustakaan Untuk mengenalkan serta
memasarkan jasa perpustakaan, perpustakaan tidak cukup hanya
membangun jasa informasi serta mengharapkan masyarakat akan memenuhi
perpustakaan. Mulai dari kegiatan penelusuran koleksi, letak koleksi,
kegiatan peminjaman, tata tertib perpustakaan hingga layanan yang
disediakan perpustakaan. Meningkatkan kebutuhan pengguna akan informasi
yang akurat,bernilai, relevan dan tepat waktu akan menghadapkan
pustakawan pada tantangan yang semakin berat dan kompleks. proses
pencapaian mutu perpustakaan adalah adanya input yang memiliki kesiapan
mental, adanya proses layanan yang didukung dan disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna serta menghasilkan outcomes yang berkualitas sebagai
produk dari rangkaian proses sebelumnya.
Kata kunci : Kualitas Perpustakaan, Jasa Pelayanan Informasi
A. Pendahuluan
Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, sumber ilmu
pengetahuan, penelitian dan rekreasi. Suatu perpustakaan memiliki beberapa
tugas pokok yaitu, mengumpulkan berbagai jenis informasi, melestarikan,
dan menyebar luaskan informasi. Pelayanan di perpustakan idealnya dapat
lebih memikat, bersahabat, cepat dan akurat. Hal ini berarti orientasi layanan
perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna antisipasi
perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah atau dengan
kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan.
Saat ini masih banyak pengguna yang merasa bahwa perpustakaan belum
dapat memenuhi harapan mereka, antara lain jumlah eksemplar yang ada
untuk satu jenis buku masih kurang dan kurangnya jumlah buku yang dapat
dijadikan referensi daerah tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, maka
peneliti terhadap kualitas pelayanan perlu dilakukan dalam usaha
meningkatkan kualitas layanan dengan tujuan adanya peningkatan mutu
pelayanan untuk jangka panjang, serta mempertahankan konsumen.
I. Pengertian Kualitas
Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk
dapat eksis di tengah ketatnya persaingan dalam industri. kualitas
didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang
menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dispesifikasikan atau ditetapkan. Dalam mendefinisikan kualitas produk, ada
lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality
Management) yang saling berbeda pendapat, tetapi maksudnya sama.
Di bawah ini dikemukakan pengertian kualitas dari lima pakar TQM
(Nasution, 2001: 15-16):
1) Menurut Juran (1993: 32)
Kualitas adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan penggunaan itu
didasarkan pada lima ciri utama berikut:
a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan.
b. Psikologis, yaitu citra rasa atau status.
c. Waktu, yaitu kehandalan.
d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan.
e. Etika, yaitu sopan santun, ramah dan jujur.
Kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila produk mempunyai
daya tahan penggunaan yang lama, meningkatkan citra atau status konsumen
yang memakainya, tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas dan sesuai
etika bila digunakan. Khusus untuk jasa diperlukan pelayanan kepada
pelanggan yang ramah, sopan serta jujur sehingga dapat menyenangkan atau
memuaskan pelanggan.
II. Pengertian perpustakaan
a. menurut Sulistyo-Basuki (1993: 3),
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung,
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku
dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan
tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual .
b. Menurut sutarno NS, MSi.
Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari
gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku
koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah
dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk
pembaca.”
c. Menurut c. larasati milburga, dkk
Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan
cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh
pemakainya sebagai sumber informasi.”
Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan,
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan, Kualitas
merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang). (Tjiptono 2001:3). Goetsch dan Davis dalam Tjiptono (2001:4)
mendefinisikan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan.
III. Proses Pencapaian Mutu Perpustakaan
Mutu perpustakaan pada hakikatnya memang tidak bisa dirumuskan
secara mutlak, karena rumusannya akan tergantung pada seberapa luasnya
perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang hendak merumuskannya.
Namun mutu perpustakaan sering kali dirumuskan sebagai akhir dari sebuah
pencapaian yang dilakukan melalui serangkaian proses, baik dalam kegiatan
jangka pendek maupun jangka panjang. Bahkan dalam proses pencapaian
tersebut melibatkan berbagai unsur lainnya secara internal dan eksternal.
Serangkaian proses pencapaian mutu perpustakaan dapat
dispesifikasikan dalam tigal hal, diantaranya: pertama, mutu input
perpustakaan; meliputi kecakapan pustakawan, pengelola/kepala
perpustakaan, staf layanan dan administrasi. Kedua, mutu proses dan
konteks; proses pencapaian mutu perpustakaan melalui mutu layanan, mutu
koleksi dan mutu efektif serta efisiensi dalam proses penelusuran sebuah
informasi, serta dukungan lembaga dan masyarakat. Ketiga, mutu outcome;
layanan perpustakaan yang prima, memuaskan dan koleksi yang bermutu
serta sangat menunjang terhadap proses pembelajaran civitas akademikanya.
Secara konsep, kesemua unsur tersebut saling berinteraksi dan
ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ketiga dimensi
penentu mutu perpustakaan secara fundamental merupakan suatu setting dari
perpustakaan yang mencerminkan kualitas proses dan outcomes. Oleh karena
itu rangkaian logis (logical sequence) proses pencapaian mutu perpustakaan
adalah adanya input yang memiliki kesiapan mental, adanya proses layanan
yang didukung dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna serta
menghasilkan outcomes yang berkualitas sebagai produk dari rangkaian
proses sebelumnya.
Mengingat bahwa mutu perpustakaan perguruan tinggi dipahami dan
diinterpretasikan secara beragam.Namun secara konkret, mutu perpustakaan
dapat dipakai dan diinterpretasikan dengan beberapa hal; pertama, sebuah
perpustakaan perguruan tinggi harus merencanakan dan memiliki tujuan yang
jelas, pasti dan berpandangan secara luas.Kedua adanya suatu pendekatan
pengukuran atau pelaksanaan evaluasi secara rutin yang memungkinkan
variabel penting dapat diidentifikasi, dipertimbangkan dan diukur.Ketiga
adanya suatu kerangka kerja untuk proses penyempurnaan,yang secara
komprehensif meliputi komponen-komponen yang berkaitan dengan sistem
perpustakaan dan memberikan peluang bagi perubahan. Dengan demikian,
maka sebagai langkah awal dalam meningkatkan mutu perpustakaan
perguruan tinggi harus diupayakan suatu strategi agar tujuan-tujuan yang
direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Beberapa strategi
berikut kiranya dapat diaplikasikan yaitu: perencanaan strategis dengan
pendekatan analisis SWOT, penerapan prinsip learning organization sebagai
bentuk pembelajaran institusi sekaligus evaluasi menuju perubahan dan
perbaikan, serta berorientasi kepada kepuasan dan kebutuhan pemustaka
dengan mempersiapkan kualitas koleksi, kualitas SDM, kualitas layanan,
komitmen petugas serta dukungan dana yang cukup.
IV. Usaha Pustakawan Dalam Meningkatkan Kualitas PelayananPerpustakaan

Layanan perpustakaan akan berjalan dengan efektif apabila pengunjung


sudah mengetahui bagaimana cara menggunakanperpustakaan dengan baik.
Mulai dari kegiatan penelusuran koleksi, letakkoleksi, kegiatan peminjaman,
tata tertib perpustakaan hingga layanan yang disediakan perpustakaan.
Meningkatkan kebutuhan pengguna akan informasi yang akurat,bernilai,
relevan dan tepat waktu akan menghadapkan pustakawan pada tantangan
yang semakin berat dan kompleks. Sampai saat ini
masihbanyak terdengar keluhansulitnya mendapatkan
informasi yang tepat,akurat, relevan, murah dan cepat. Hampir seluruh
pengguna menginginkaninformasi yang dibutuhkannya dapat diperoleh
dengan cepat, tepat, akuratdan efesien, baik dari segi waktu dan biaya.
Tingkat kenyamanan pengguna dalam menikmati layanan informasi
juga masih belum terpenuhi.Semuanya ini merupakan tantangan yang perlu
segera dipikirkan dandisiasati dalam etos kerja dan kinerja pustakawan ke
arah yang lebihproaktif dan inovatif. Maju mundurnya suatu perpustakaan
tergantung pada kemampuandan antusiasme dari pustakawan. Pustakawan
memainkan peran pentingdalam usaha memenuhi kebutuhan informasi
pemakainya (Sulistyo Basuki:1991, 131).
Setiap pustakawan memiliki cara tersendiri untukmengembangkan
layanan diperpustakaan, salah satunya adalahmengembangkan wawasan
informasi yang didapat dari banyak sumberuntuk menambah koleksi
perpustakaan.
1. Meningkatkan Pelayanan Kepada Pengguna Dalam memberikan
layanan kepada pengguna, pustakawandiharapkan dapat melayani
pengguna dengan semaksimal mungkin.Persepsi pengguna
mengenai layanan perpustakaan dapat dijadikanacuan dalam
menilai kualitas suatu layanan. Perilaku sumber daya manusia
dalam membangun perpustakaan yang berorientasi padapelayanan
dapat diarahkan dari beberapa perilaku sumber dayamanusia yang
mengarah pada excellent service yang diharapkandapat
memuaskan pemakai.Setiap informani berusaha untuk memberikan
layanan prima di perpustakaan dengan cara memberikan pelayanan
yang sebaik mungkin kepada pengguna agarpengguna puas dengan
layanan yang diberikan. Pendapat informan diatas sejalan dengan
pernyataan Moenir (1995:16) bahwa untukmemberikan pelayanan
prima, pustakawan harus berusaha merebutsimpati, kepercayaan
sekaligus untuk mempertahankan kesetiaanpara pengguna jasa
layanannya dengan cara memenuhi segala keinginan pengguna
yang menghendaki informasi yang dibutuhkan.
2. Melakukan Promosi Perpustakaan Untuk mengenalkan serta
memasarkan jasa perpustakaan,perpustakaan tidak cukup hanya
membangun jasa informasi sertamengharapkan masyarakat akan
memenuhi perpustakaa. Pengguna perlu diingatkan secara terus
menerus dan efektif akan eksistensi jasa perpustakaan
serta apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan(Sulistyo Basuki,
1991). Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatanpromosi
perpustakaan melalui berbagai macam bentuk maupunkegiatan,
sehingga pengguna mengetahui layanan apa yangdisediakan dan
koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Hal inidiperlukan agar
layanan yang tersedia di perpustakaan dapatdigunakan dengan
semaksimal mungkin oleh pengguna.Kegiatan promosi juga
dilakukan dengan memajang buku-buku
baru yang dimiliki perpustakaan. Untuk memudahkan pengguna yangmembutu
koleksi, maka apabila terdapat pengguna yangmembutuhkan buku-
buku tersebutdapat dipinjam tanpa menunggusampai 2 minggu
dahulu. Hal ini dilakukan untuk mempermudahkanpengguna dalam
mendapatkan informasi yang cepat.
3. Membantu Pengguna Dalam Menemukan Informasi
Salah satu hal penting yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah
perpustakaan adalah adanya proses temu kembali informasi,dimana
secara spesifik juga akan menyangkut penelusuran
informasi. Temu kembali informasi sendiri merupakan kegiatan
yang bertujuanuntuk menyediakan dan memasok informasi bagi
pemakai
sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai(Sulistyo
Basuki, 1991). Usaha yang dilakukan pustakawan dalammembantu
pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
4. Mengeluarkan Buku yang Rusak dan Mengirimkannya ke
BagianPenjilidan.
Perbaikan buku yang aktif dan terorganisasi dengan baik
merupakanaktivitas perawatan dalam perpustkaan, karena adanya
penuruantajam pada kualitas pembuatan buku, khususnya kualitas
kertas danpenjilidan (Morrow, 1993). Maka dari itu, perbaikan koleksi
yangrusak harus segera tertangani. Hal ini perlu dilakukan
untukmenjaga agar kerusakan yang ada menjadi tidak parah.
Sehinggadengan melakukam hal diharapkan koleksi dapat segera
tertanganidengan cepat agar koleksi dapat dipergunakan kembali
olehpengguna yangmembutuhkan.Pengambilan buku yang rusak dari
jajaran koleksi menurut SulistyoBasuki (1991, 240) bisa dilakukan
pada waktu penyusunan buku kerak, pengaturan buku di rak dan
verifikasi koleksi. Sebelummelakukan pengiriman koleksi yang rusak
ke bagian penjilidan, makadilakukan pengecekan ke ruang pengolahan
terlebih dahulu untukmelihat kondisi ruangan apakah penuh dengan
buku yang menungguuntuk diperbaiki atau tidak. Hal ini dilakukan agar
koleksi tidakterlalu lama berada di ruang pengolahan, sehingga apabila
terdapatpengguna yang membutuhkan koleksi tersebut dapat
langsungmenggunakannya tanpa menunggu lama.
5. Mengawasi Pemanfaatan Koleksi
Modal bagi perpustakaan untuk dapat melayani pemakainya
adalahadanya koleksi yang dijadikan sumber utama
untukmendapatkaninformasi. Koleksi sangat berperan sekali dalam
menunjangterlaksananya fungsi perpustakaan. Menurut Sulthon
(1999),keberadaan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan akan
semakinmeningkatkan peranan koleksi itu sendiri dalam menunjang
tugasdanfungsinya. Sehingga perlu dilakukan pengawasan
terhadapkoleksi untuk melihat kesesuaian koleksi dengan
kebutuhanmasyarakat pengguna. Pengawasan terhadap koleksi
dilakukan olehpustakawan untuk melihat apakah suatu koleksi
diberdayakandengan baik oleh pengguna atau tidak.Menurut Sulistyo
Basuki (1991, 132) yang mengatakan duplikasikoleksi bisa dilakukan
jika terdapat alasan yang kuat, sepertibanyaknya permintaan akan buku
tersebut. Kegiatan dulikasidilakukan agar setiap pengguna bisa
mendapatkan koleksi yangdibutuhkan dengan mudah dan cepat.
Kemudian untuk buku-
buku yang jarang dimanfaatkan dapat dijadikan acuan untuk dilakukanpromosi.
6. Menjaga Ketertiban dan Kebersihan Ruangan
Ketertiban dan kebersihan ruangan merupakan salah satu
faktor yang mendukung dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna.Merupakan
tugas pustakawan dalam menjaga ketertiban pengunjungperpustkaan
dan kebersihan perpustakaan. Untuk menjagaketertiban dari ruangan
perpustakaan, semua pustakawan menjawabdengan memberikan
kebebasan kepada penggun dalam melakukanberbagai kegiatan
diperpustakaan asal tidak mengganggu penggunalain. Apabila terdapat
pengguna yang sudah sangat ribut barulahpustakawan memberikan
teguran kepada pengguna tersebut. Hal inidilakukan untuk memberikan
kenyamanan bagi pengguna lain.Sehingga dengan ini dapat menjaga
konsentrasi pengguna lainnya yang sedang belajar dalam perpustakaan.
7. Memeriksa Ketepatan Susunan
Koleksi di RakDalam memberikan layanan prima kepada pengguna
perpustakaan,pustakawan harus dapat memberikan layanan yang cepat
dan tepat,sehingga pengguna puas dengan layanan yang diberikan.
Salah satucara memberikan informasi yang cepat dan tepat adalah
denganselalu memeriksa susunan koleksi di rak agar selalu tersusun
denganbaik, sehingga memudahkan pengguna dalam mencari koleksi
yangdibutuhkan.8.Membuat Laporan Statistik KegiatanManajemen
maupun pimpinan perpustakaan pada umunya inginmengetahui
bagaimana unjuk kerja perpustakaan. Dari perbandinganstatistika
selama beberapa tahun terakhirdapat menunjukkan posisiperpustakaan.
Selain itu, dengan menggunakan statistik dapatterlihat keberhasilan
penyajian fasilitas dan layanan perpustakaan(Armstrong, 1994:
108).Menurut Sudarmasto (1996:1) statistik dapat menunjukkan
kuncipokok dalam peranannya sebagai proses pengambilan
keputusanataupun dalam memecahkan suatu masalah di perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Juran,J.M.(1993).Quality Planing and Analysis,3 Edition.mc-graw hill Book
inc.new york
http://eprints.ums.ac.id/24022/3/05._BAB_II.pdf

Sutarno NS, (2003), Perpustakaan dan masyarakat, Jakarta: yayasan obor


Indonesia, p. Larasati Milburga, et al, (1991), Membina Perpustakaan
Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, p.
Sulistiyo-Basuki.1993.Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
http://e-journal.uajy.ac.id/643/3/2TA12721.pdf
Tjiptono, Fandi. 2000. Service, Quality, and Satisfaction. Yogyakarta:Andi
Offset.
______________. 2001. Kualitas Jasa: pengukuran, keterbatasan dan
implikasi manajerial, majalah manajemen usahawan indonesia.
Jakarta.
https://media.neliti.com/media/publications/90290-ID-usaha-
pustakawan-dalam-meningkatkan-kual.pdf

Imran Benawi, mei 2013,”Peningkatan Kualitas Perpustakaan Perguruan


Tinggi”. IAIN-SU. Volume 07 No.01.

http://repository.uinsu.ac.id/771/1/iqra%27%202013%20vol.07%20no.%2001%20
%205.%20%28Imran%20
Basuki, Sulistyo. 1991.Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
PenerbitUniversitas Terbuka
http://www.academia.edu/31811322/Peran_Pustakawan_Dalam_Meningkatkan_K

Anda mungkin juga menyukai