AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
kami kelompok 1 dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Artikel
Jurnal Ilmiah “.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Yosefa, S.P., M.P.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
1. Lampiran 1 ............................................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Tujuan
Dalam 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, o,1 pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum 5,00 mg,
niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2
IU vitamin B2 (Sumpena 2001).
2.2 isi
a) komoditas yang di tanam
komoditas yang ditanam oleh bapak … adalah mentimun. Komoditas tersebut
di tanam diatas petakan yang telah disediakan. Jumlah petakan pada lahan tersebut
sebanyak 50 petakan.
b) pupuk
Pupuk yang digunakan Bapak … adalah pupuk NPK. Pemupukan pertama
dilakukan pada saat tanam dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis ± 7 gr
per tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan dosis 10
g per tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lingkaran sekitar 10 cm
dari pokok tanaman.
d) Tanah / Lahan
Lahan yang dipakai Bapak Sutisno adalah bukan milik pribadi. Lahan ini
didapat dari PT tapi dalam status pinjam tanpa ada bagi hasil. Pada awalnya lahan
yang digunakan ini adalah hutan. Bapak Sutisno melakukan pembukaan secara
bertahap.
Pengolahan lahan dilakukan dengan mesin traktor yang ada. Bapak Sutisno
melakukan pengolahan tanah sendiri karena Bapak Sutisno tidak memiliki karyawan.
e) cara budidaya
a. Persiapan lahan
Tanah di bajak atau di cangkul kemudian dilanjut pembuatan bedengan dengan
tinggi 20 cm – 30 cm, lebar 60 cm, dan jarak antar guludan 40 cm, untuk panjang
bedengan disesuaikan dengan panjang lahan. biarkan tanah mengering dalam satu
minggu. Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran antara guludan, sekaligus
diberikan pupuk dasar organic berupa pupuk kandang.
b. Penanaman
Pembuatan lubang tanaman dua baris dalam satu guludan dengan jarak tanam 60
cm × 40 cm. Pembuatan lubang dengan cara ditugal sedalam 1 cm. Pada setiap
lubang ditanam 2 benih mentimun.Benih ditutup dengan tanah yang sudah
tercampur dengan pupuk kandang
c. Pemasangan lanjaran atau pengajiran
f) masa panen
Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 25 hari setelah tanam.
Criteria buah yang dapat di panen adalah buah telah mencapai ukuran maksimal dan
masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Panen buah mentimun
dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau agar tidak
merusak tanaman. Panen dapat diakukan sampai 3 kali dengan interval 3 hari sekali.
Umur panen juga sangat dipengaruhi oleh faktor iklim terutama curah hujan.
Curah hujan yang tinggi akan memperlambat proses pematangan buah
g) factor penghambat
1. factor cuaca
Ketika musim hujan Bapak …..selalu mengalami gagal panen. Hujan
yang turun di daerah tersebut mengandung zat asam (hujan asam). Hal ini membuat
daun menguning jika hujan terjadi selama 3 hari. Selain itu, hujan yang turun
membuat pupuk yang telah diberikan ikut mengalir bersama air hujan.
2) hama dan penyakit
Untuk hama yang sering menggangu adalah lalat buah. Hama tersebut
dibasmi dengan menyemprotkan insektisida atau herbisida
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1.Penggunaan pupuk sangat penting dalam budidaya mentimun karena dapat
memperbaiki struktur dan tekstur tanah, serta dapat meng-aktifkan mikroorganisme
tanah.Penggunaan pupuk NPK juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman mentimun dimana unsur N akan membantu pertumbuhan
vegetatif tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan bunga
dan buah (generatif) tanaman. Keseimbangan penggunaan pupuk juga sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman mentimun.
2.Faktor lain yang tidak kalah penting dalam budidaya mentimun adalah
pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan, pemangkasan cabang-cabang yang
kurang produktif serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
3.2 Saran
Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 1 dan 19.
DAFTAR GAMBAR
INFORMASI WAWANCARA