Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

WAWANCARA PETANI SAYURAN

Disusun oleh Kelompok 1


AGROTEKNOLOGI D :
1. Aditio Erlangga (1706110004)
2. Ahmad Muttakin(1706123166)
3. Eli Yana(1706122900)
4. Ivana Aulia Rahmadani (1706110018)
5. Rini Gusti Randa (1706110028)

Dosen Pembimbing : Sri Yoseva, S.P., M.P

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
kami kelompok 1 dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Artikel
Jurnal Ilmiah “.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Yosefa, S.P., M.P.

sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan teman-teman


yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini baik dari segi apapun.
Adapun dalam Penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dan akhir kata kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru, Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan ................................................................................................................ 3


2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 3
2.2 Isi............................................................................................................................... 4
BAB III Kesimpulan dan Saran ............................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 7
3. 2. Saran...................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 8

DAFTAR TABEL

1. Masa Panen .................................................................................................................. 6


DAFTAR GAMBAR

1. Saat wawancara ................................................................................................................ 9


2. Penampakan lahan.......................................................................................................... 10
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 ............................................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mentimun merupakan tumbuhan yang biasa dimakan oleh


masyarakat secara mentah (lalap). Mentimun alias timun dapat pula dimakan
sebagai teman nasi. Buah mentimun ternyata banyak kandungan gizi yang
mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

Budidaya tanaman mentimun di Indonesia masih rendah, banyak cara dan


teknik budidaya mentimun agar Indonesia dalam bidang pertanian produksi
mentimun melimpah pula.
Mentimun berasal dari Cina bagian tengah dan barat. Mentimun juga
ditemukan juga di India timur laut dan Myanmar. Mentimun atau biasa disingkat
dengan sebutan timun itu dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran
tinggi. Oleh karena itu didataran rendah orang masih banyak bertanam timun,
misalnya di Dramaga, dan ciomas (Bogor). Luas penanaman timun di Indonesia
berkisar 13.500-17.500 ha.
Mentimun alias timun dikenal memiliki banyak manfaat lain selain sebagai
lalapan dan bahan acar. Karena mentimun banyak mengandung vitamin A,
vitamin B, dan vitamin C. Karenanya, bisa pula digunakan sebagai obat sariawan,
merawat kulit dan wajah, melancarkan buang air seni, menurunkan tekanan darah
tinggi, obat jerawat, dan obat demam. Jadi, tidak salah kalau banyak orang yang
menyukainya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada laporan ini adalah :


a) apa saja komoditas yang di tanam pada lahan tersebut ?
b) Apa pupuk yang digunakan untuk meningkatkan hasil produksi ?
c) Bagaimana penyiramanan air pada lahan tersebut ?
d) Bagaimana pengolahan tanah yang dilakukan ?
e) Bagaimana cara budidaya komoditas yang ada ?
f) Berapa lama masa panen tiap-tiap komoditas ?
g) Apa saja factor penghambat hasil produksi ?

1.3Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk :


a) Memenuhi tugas Pengantar Ilmu Pertanian
b) Menambah wawasan tentang pertanian di suatu daerah
c) apa saja komoditas yang di tanam pada lahan tersebut ?
d) Apa pupuk yang digunakan untuk meningkatkan hasil produksi ?
e) Bagaimana penyiramanan air pada lahan tersebut ?
f) Bagaimana pengolahan tanah yang dilakukan ?
g) Bagaimana cara budidaya komoditas yang ada ?
h) Apa saja factor penghambat hasil produksi ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun
1882 De Condole memasukkan tanaman ini kedalam daftar tanaman asli India. Pada
akhirnya tanaman ini menyebar keseluruh dunia teruutama didaerah tropika
(Sumpena, 2001).

Dalam 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, o,1 pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum 5,00 mg,
niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2
IU vitamin B2 (Sumpena 2001).

Dari kandungan mineral yang terdapat didalam buah mentimun maka


mentimun banyak di konsumsi ataupun dijadikan bahan baku industri. Buah
mentimun disajikan dalam bentuk olahan segar seperti acar, asinan, kimchi, salad dan
lalap. Mentimun dapat pula dikonsumsi sebagai minuman segar, berupa jus
mentimun yang diminum secara rutin setiap 2 hari sekali berkhasiat untuk
menghaluskan kulit, menjaga kerusakan kulit dari sengatan sinar matahari, dan dapat
pula menurunkan panas dalam. Bahkan mentimun yang dikukus dan di simpan sehari
semalam lalu dikonsumsi langsung akan berkhasiat mengurangi sakit tenggorokan
dan batuk. Mentimun dapat juga digunakan sebagai bahan baku kosmetik untuk
dijadikan cleansing cream (pencuci kulit muka) (Sumpena 2001).

2.2 isi
a) komoditas yang di tanam
komoditas yang ditanam oleh bapak … adalah mentimun. Komoditas tersebut
di tanam diatas petakan yang telah disediakan. Jumlah petakan pada lahan tersebut
sebanyak 50 petakan.

b) pupuk
Pupuk yang digunakan Bapak … adalah pupuk NPK. Pemupukan pertama
dilakukan pada saat tanam dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis ± 7 gr
per tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan dosis 10
g per tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lingkaran sekitar 10 cm
dari pokok tanaman.

c). penyiraman air

Pada lahan Bapak …. pemberian air di lakukan dengan menggunakan gembor.


Penyiraman dilakukan setiap hari disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

d) Tanah / Lahan

Lahan yang dipakai Bapak Sutisno adalah bukan milik pribadi. Lahan ini
didapat dari PT tapi dalam status pinjam tanpa ada bagi hasil. Pada awalnya lahan
yang digunakan ini adalah hutan. Bapak Sutisno melakukan pembukaan secara
bertahap.

Pengolahan lahan dilakukan dengan mesin traktor yang ada. Bapak Sutisno
melakukan pengolahan tanah sendiri karena Bapak Sutisno tidak memiliki karyawan.

e) cara budidaya

a. Persiapan lahan
Tanah di bajak atau di cangkul kemudian dilanjut pembuatan bedengan dengan
tinggi 20 cm – 30 cm, lebar 60 cm, dan jarak antar guludan 40 cm, untuk panjang
bedengan disesuaikan dengan panjang lahan. biarkan tanah mengering dalam satu
minggu. Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran antara guludan, sekaligus
diberikan pupuk dasar organic berupa pupuk kandang.
b. Penanaman
Pembuatan lubang tanaman dua baris dalam satu guludan dengan jarak tanam 60
cm × 40 cm. Pembuatan lubang dengan cara ditugal sedalam 1 cm. Pada setiap
lubang ditanam 2 benih mentimun.Benih ditutup dengan tanah yang sudah
tercampur dengan pupuk kandang
c. Pemasangan lanjaran atau pengajiran

Pengajiran dapat dilakukan 2 minggu setelah tanam. Pengajiran bertujuan agar


tanaman tumbuh tegak ke atas agar mengalami penyinaran secara optimal. Selain itu
ajir juga berfungsi merambatkan daun, memudahkan pemeliharaan dan tempat
menopang buah. Tinggi ajir kurang lebih 2 meter.

f) masa panen

Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 25 hari setelah tanam.
Criteria buah yang dapat di panen adalah buah telah mencapai ukuran maksimal dan
masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Panen buah mentimun
dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau agar tidak
merusak tanaman. Panen dapat diakukan sampai 3 kali dengan interval 3 hari sekali.

Masa panen tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan


unsur hara, pupuk organik akan terurai sempurna apabila ada jarak waktu pemberian
dan penanaman, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Novizan (2005) bahwa pupuk organik akan terurai sempurna 1-2
bulan sehingga menjadi tersedia bagi tanaman.

Umur panen juga sangat dipengaruhi oleh faktor iklim terutama curah hujan.
Curah hujan yang tinggi akan memperlambat proses pematangan buah

g) factor penghambat

1. factor cuaca
Ketika musim hujan Bapak …..selalu mengalami gagal panen. Hujan
yang turun di daerah tersebut mengandung zat asam (hujan asam). Hal ini membuat
daun menguning jika hujan terjadi selama 3 hari. Selain itu, hujan yang turun
membuat pupuk yang telah diberikan ikut mengalir bersama air hujan.
2) hama dan penyakit
Untuk hama yang sering menggangu adalah lalat buah. Hama tersebut
dibasmi dengan menyemprotkan insektisida atau herbisida

Untuk penyakit pada tanaman ini adalah:


a. Kudis (Scab) Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth.
Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang
mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila
menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Busuk buah Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson)


Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia
carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat
penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan
jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan
menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak
agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4)
Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk.
Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca
panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu
antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1.Penggunaan pupuk sangat penting dalam budidaya mentimun karena dapat
memperbaiki struktur dan tekstur tanah, serta dapat meng-aktifkan mikroorganisme
tanah.Penggunaan pupuk NPK juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman mentimun dimana unsur N akan membantu pertumbuhan
vegetatif tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan bunga
dan buah (generatif) tanaman. Keseimbangan penggunaan pupuk juga sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman mentimun.

2.Faktor lain yang tidak kalah penting dalam budidaya mentimun adalah
pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan, pemangkasan cabang-cabang yang
kurang produktif serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan


ini, tetapi kenyatannya masih banyak kekurangn yang perlu penulis harus perbaiki. Hal
ini dikarenakan minimnya pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran pembangun dari pembaca sangat perlu diharapkan untuk perbaikan
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm 1 dan 19.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

DAFTAR GAMBAR

1. Foto saat wawancara


2. Penampakan lahan
LAMPIRAN
Lampiran 1.

INFORMASI WAWANCARA

Hari/Tanggal : 1 Desember 2017


Tempat : Jl. Kubang Raya, kecamatan Siak Hulu, Kabupaten
Kampar, Riau
Pukul : 13:00 - selesai
Narasumber / petani : Bpk.
Komoditas yang ditanam : Sayur-sayuran

Anda mungkin juga menyukai