BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan keadaan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan
berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya
kesehatan rujukan dan/atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu,
sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan. Salah satu sarana
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
tersebut adalah apotek.
PT. Kimia Farma sebagai salah satu perusahaan milik negara
yang bergerak di bidang kesehatan mempunyai peranan penting
dalam mewujudkan upaya kesehatan di Indonesia, yaitu dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk
memberikan pelayanan prima atas ritel farmasi dan jasa terkait serta
memberikan jasa layanan kefarmasian bagi pelanggan.
Sebagai salah satu perusahaan, selain memberikan pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat, apotek Kimia Farma juga dituntun
untuk dapat mengembangkan perusahaan dan memberikan
keuntungan finansial bagi peningkatan nilai perusahaan. Untuk
melihat dan mengetahui potensi pemasaran apotek kimia Farma perlu
adanya peran apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian
di apotek Kimia Farma, maka Mahasiswa Apoteker yang merupakan
calon apoteker perlu dibekali keterampilan dan keahlian dalam
mengelola apotek melalui Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia
Farma. Khususnya dalam bidang potensi pasar agar dapat
memaksimalkan pemasaran dari apotek terhadap keadaan lingkungan
sekitar apotek.
1
2
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Pustaka Umum
A. Pengertian Apotek
Menurut Permenkes RI No. 35 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker (Permenkes, 2014). Apotek merupakan salah satu
sarana pelayanan untuk masyarakat di bidang kesehatan. Untuk
mengelolah apotek, dibutuhkan seorang Apoteker sebagai tenaga
profesional dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian, karena memiliki
pengetahuan tentang obat-obatan serta manajemen apotek (Umar,
2007).
B. Landasan Hukum Apotek
Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam :
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1965 Tentang Apotek.
3. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1980 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1965 Tentang
Apotek
4. Peraturan Pemerintah No. 32 Tentang Tenaga Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/Menkes/SK/VII/1990
Tentang Obat Wajib Apotek
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.
919/Menkes/Per/X/1993/Tentang Kriteria Obat yang dapat
Diserahkan Tanpa Resep
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993/
Tentang Obat Wajib Apotek
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
F. Operasional Apotek
Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan
apoteker untuk melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/2002 pengelolaan apotek dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Pengelolaan teknis kefarmasian meliputi pembuatan,
pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan, penyerahan obat atau bahan obat, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan
farmasi yang meliputi pelayanan informasi mengenai
perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter,
tenaga kesehatan lainnya, maupun kepada masyarakat,
pengamatan pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya
dan atau mutu obat serta perbekalan farmasi lainnya.
2. Pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semua kegiatan
administrasi, keuangan, personalia, pelayanan komoditas
selain perbekalan farmasi dan bidang lainnya yang
berhubungan dengan fungsi apotek.
Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi 2 (dua) kegiatan
yaitu pelayanan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengontrolan, pemusnahan, pencatatan dan
pelaporan) dan pelayanan farmasi klinik yang meliputi pelayanan
resep,dan pemberian informasi obat dan atau sediaan farmasi
lainnya.
G. Pelayanan Farmasi Klinik (Depkes RI, 2014)
1. Pengkajian resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi administratif,
kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Kajian
11
12
12
13
13
14
H. Pengelolaan Psikotropika
Psikotropika menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1997
merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibagi menjadi 4
beberapa golongan, yaitu:
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
menyebabkan ketergantungan.
2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menyebabkan
ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan ketergantungan.
4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan untuk terapi dan untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Kegiatan-kegiatan pengelolaan psikotropika meliputi :
1. Pemesanan narkotika
Tata cara pemesanan obat-obat psikotropika sama
dengan pemesanan obat lainnya yakni dengan surat
pemesanan yang sudah ditanda tangani oleh APA yang dikirim
ke Pedagang Besar Farmasi (PBF). Pemesanan psikotropik
memerlukan surat pemesanan khusus dan dapat dipesan
apotek ke PBF atau pabrik obat. Penyaluran psikotropik diatur
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
4) Arsip
Laporan yang ditandantangani oleh APA meliputi:
1) Laporan penggunaan sediaan jadi narkotik
2) Laporan penggunaan bahan baku narkotik
3) Laporan khusus penggunaan morfin dan petidin
Laporan narkotik dibuat setiap sebulan sekali selambat-
lambatnya setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
e. Pemusnahan narkotika
Menurut PERMENKES No. 28/Menkes/Per/I/1978 Pasal
9 menyatakan bahwa pemegang khusus dan atau APA dapat
memusnahkan narkotika yang rusak atau tidak memenuhi
syarat.
Pemusnahan narkotika dilakukan apabila:
1) Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang
berlaku dan tidak dapat digunakan dalam proses produksi
2) Kadaluarsa
3) Tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam
pelayanan kesehatan atau untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
4) Berkaitan dengan tindak pidana.
Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 pasal
61, pemusnahan narkotik dilaksanakan oleh pemerintah, orang
atau badan usaha yang bertanggungjawab atas produksi atau
peredaran narkotika, saranan kesehatan tertentu serta lembaga
ilmu pengetahuan dengan disaksikan oleh pejabat yang
ditunjuk oleh MENKES. Pelaksanaan pemusnahan narkotik
yang rusak atau tidak memenuhi persyaratan pada apotek
adalah:
1) Bagi apotek di tingkat provinsi, pelaksanaan pemusnahan
disaksikan oleh petugas dari BPOM
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
2. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran meruapakan suatu filosofi bisnis
berorientasi pada konsumen yang menekankan pada
pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Secara intern
keputusan yang menguntungkan, sekarang beralih tidak
hanya kepada taksiran produksi atau penjualan, tapi juga
termasuk bagian kepegawaian, keuangan, manajemen dan
accounting. Tiap bagian perusahaan mempunyai aspek
pemasaran, sebaliknya pemasaran mengandung fungsi dari
semua bagian yang lain.
Konsep dasar pemasaran ialah :
a. Kebutuhan konsumen
b. Keinginan konsumen
c. Kemampuan membeli
d. Adanya produk
e. Transaksi (Ukuran dan pemasaran)
f. Pasar (kumpulan pembeli)
Konsep dasar pemikiran manajemen pemasaran :
a. Memperbaikik produksi dan distribusi supaya sedapat
mungkin yang efisien
b. Meningkatkan mutu dan penampilan produk
c. Melakukan promosi penjualan
d. Memasarkan kebutuhan pelanggan
e. Memikirkan kepentingan konsumen, perusahaan dan
masyarakat
B. Segmentasi Pasar
Pasar biasanya masuk ke dalam grup alamiah, atau segmen,
yang berisi pelanggan yang menunjukkan karakteristik umum
yang sama. Segmen ini membentuk pasar terpisah dalam diri
mereka sendiri dan sering dalam ukuran yang cukup besar. Setiap
individu konsumen adalah suatu segmen pasar yang unik karena
32
33
33
34
1. Product (produk)
Kebijakan umum untuk penghapusan, pemodifikasian,
penambahan desain, pengepakan produk dan sebagainya
2. Price (harga)
Kebijakan harga umum yang harus diikuti grup produk
dalam segmen pasar.
3. Place (distribusi)
Kebijakan umum untuk tingkatan distribusi dan layanan
konsumen.
4. Promotion (promosi)
Kebijakan umum dalam berkomunikasi dengan
konsumen melalui ikla, penjualan personal, promosi
penjualan,hubungan masyarakat, hubungan masyarakat
pemasaran, pemasaran langsung melalui pos, telepon,
internet dan pameran.
E. Sasaran dan Strategi Pemasaran
1. Sasaran pemasaran
Sasaran pemasaran adalah seleksi komitmen
kuantitatif dan kualitatif pemasaran, biasanya dinyatakan baik
dalam bentuk standar kinerja untuk suatu periode operasi atau
kondisi tertentu untuk dicapai dalam tenggang waktu yang
diberikan.
Ada empat alternative tindakan yang mungkin bagi
perusahaan untuk menetapkan sasaran pemasarannya yaitu:
Menjual produk yang ada ke pasar yang ada
Memperpanjang (memperluas) produk yang ada ke pasar
baru
Mengembangkan produk baru untuk pasar yang ada
Mengembangkan produk baru untuk pasar baru
34
35
2. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan seperangkat tindakan
yang berintegrasi dalam upaya memberikan nilai bagi
konsumen dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Strategi pemasaran adalah cara untuk mencapai sasaran
pemasaran dan biasanya berkaitan dengan empat elemen
utama bauran pemasaran. Daftar strategi pemasaran berikut
mencakup sebagian besar pilihan terbuka dibawah 4P yaitu :
a. Produk
- Ubah kinerja, kualitas, atau ciri/kelengkapan
- Standarisasi desain
b. Price (harga)
- Ubah harga, aturan atau kondisi redit
c. Promosi
- Ubah iklan atau promosi dan ubah penjualan
d. Place (distribusi)
- Ubah pengiriman atau distribusi dan layanan
35
36
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil dan Kegiatan Umum
Apotek Kimia Farma 38 terletak di jalan St. Hasanuddin
No.46, Maloku, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan dengan nomor telepon 0411-3617110. Apotek Kimia Farma
38 saat ini berfungsi sebagai apotek pelayanan
Apotek Kimia Farma 38 melayani setiap hari mulai hari Ahad
sampai Senin. Apotek ini melayani selama 24 jam dengan
pembagian jam kerja 3 shift. Shift I pukul 08.00-15.00; shift II pukul
15.00-22.00, shift III pukul 22.00-08.00.
Apotek Kimia Farma unit Makassar memiliki beberapa poin
pembahasan yang diberikan kepada mahsiswa PKPA sebagai tugas
khusus yang menjadi tanggung jawab dan harus diselesaikan pada
masa periode PKPA yaitu :
A. Good Pharmacy Practice (GPP)
PT. Kimia Farma Apotek, untuk selanjutnya disingkat KFA,
adalah anak perusahaan PT. Kimia Farma (persero) Tbk, yang
khusus bergerak di bidang ritel farmasi dan jasa layanan
kesehatan lainnya. Dalam menjalankan roda bisnisnya, KFA
selalu membuat improvement untuk menjaga eksistensi dan
pertumbuhan kinerja dari tahun ke tahun. Salah satu program
yang dirintis mulai tahun 2009 adalah program pencapaian
akreditasi Good Pharmacy Practice (GPP) yang berarti Cara
Pelayanan Farmasi yang Baik.
PT. KFA telah membuat Buku Standar GPP. GPP akan
berjalan dengan baik apabila didukung oleh:
1. Regulasi berupa pengawasan, pembinaan dan penegakan
hukum, yang menjamin bahwa Pelayanan Kefarmasian di
apotek dilaksanakan secara konsisten oleh Apoteker yang
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
F. Pengendalian
Pengendalian dalam penanggulangan terjadinya
obat kadaluwarsa dapat dilakukan dengan melihat data
penjualan sebelumnya dari stok yang ada di komputer atau
berdasarkan sistem pareto dan buku defekta. Untuk
penyimpanan obat harus menggunakan sistem FIFO dan
FEFO. Untuk obat yang akan mendekati kadaluwarsa
tetapi persediaannya masih banyak dapat dilakukan
substitusi atau jika telah ada perjanjian antara BM dengan
PBF, maka dapat dilakukan pengiriman obat tersebut ke
BM, oleh BM obat akan dikirim ke PBF terkait untuk diganti
dengan barang yang sama dengan kadaluwarsa lebih
panjang.
Pengendalian agar tidak terjadi kehilangan atau
kerusakan barang dapat dilakukan dengan cara stock
opname. Kegiatan stock opname dilakukan setiap akhir
bulan. Kegiatan ini dilakukan untuk memeriksa
ketersediaan barang secara fisik dan dibandingkan dengan
ketersediaan di dalam komputer. Dengan adanya
pemeriksaan langsung kepada barang kita dapat
meminimalisir barang-barang yang rusak dan mengecek
jika ada kehilangan barang.
G. Pencatatan dan pelaporan
1. Buku penolakan resep
Buku penolakan resep berisi nama obat-obat
yang banyak dicari pasien naum obat tersebut sedang
tidak tersedia atau dalam keadaan kosong di apotek.
Defekta berisikan keperluan barang yang stoknya
berkurang atau habis.
47
48
48
49
49
50
Telaah administratif
Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada
1 Nama pasien V - Graviela
2 Jenis kelamin - V Diketahui pasien perempuan
3 Usia/tanggal lahir V - 8 tahun
4 Berat badan - V
5 Nama dokter V - dr. H
6 Pasien baru atau lama V -
7 Paraf dokter - V
8 Tanggal resep V - 30 / 01 / 2017
9 Alamat praktek V - Klinik Kimia Farma 38
50
51
51
52
2 Tepat dosis V -
4 Tepat frekuensi V -
Tepat waktu
5 V -
penggunaan obat
Tidak ada
6 V -
duplikasi/polifarmasi
7 Alergi dan efek samping V -
8 Tidak ada interaksi V -
2. Interhistin ½ tab = ½ x 10 = 5
400 mg x 10
3. Amoxicillin 400 mg = =8
500 mg
2 mg x 10
4. Methyl pred (4 mg) 2 mg = =5
4 mg
25 𝑚𝑔 𝑥 10
5. Vit. C 25 mg = 50 mg
=5
52
53
Uraian Obat
a. Paracetamol syrup
Komposisi
Setiap 5 ml mengandung Paracetamol 125 mg
Indikasi
Meringankan rasa sakit pada sakit kepala, sakit gigi,
menurunkan demam.
Farmakologi
Parasetamol bekerja sebagai analgesic, bekerja dengan
meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik,
diduga bekerja langsung pada pusat pengatur panas di
hipotalamus
Dosis
Anak usia 0-1 tahun : ½ sendok takar (5 ml), 3-4 x sehari
Anak usia 1-2 tahun : 1 sdk takar 3-4 x sehari
Anak usia 2-6 tahun : 1-2 sdk takar, 3-4 x sehari
Anak usia 6-9 tahun : 2-3 sdk takar, 3-4 x sehari
Anak usia 9-12 tahun : 3-4 sdk takar, 3-4 x sehari
Kontraindikasi
Penderita gangguan fungsi hati yang berat; penderita yang
hipersensitif terhadap obat ini
Perhatian
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita ginjal. Bila
setelah 2 hari demam tidak turun atau setelah 5 hari nyeri tidak
menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.
Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alcohol,
dapat meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
Interaksi obat
Penggunaan obat lain yang mengandung paracetamol.
53
54
Efek samping
Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat
menyebabkan kerusakan hati
b. GG (Glyceryl guaiacolat)
Komposisi
Tiap tablet mengandung Glyceryl Guaiacolat 100 mg.
Indikasi
Meredakan batuk berdahak
Farmakologi
Mengencerkan dahak pada saluran nafas sehingga
mempermudah pengeluaran dahak.
Dosis
- Dewasa : 2-4 tablet setiap 4 jam, maksimum 24 tablet sehari
- Anak 6-12 tahun : 1-2 tablet setiap 4 jam, maksimum 12 tablet
sehari
- Anak 2-6 tahun : ½ - 1 tablet setiap 4 jam, maksimum 6 tablet
sehari
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap Glyceryl guaiacolat.
Perhatian
Jika digunakan oleh wanita hamil, wanita menyusui, dan
anak di bawah usia 2 tahun harus di bawah pengawasan dokter.
Interaksi obat
-
Efek samping
Jarang terjadi yaitu mual, mengantuk.
Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30oC
54
55
c. Interhistin® (Mebhydroline)
Komposisi
Tiap tablet mengandung Mebhydroline napadisylate setara
dengan Mebhydroline 50 mg
Indikasi
Berbagai macam alergi seperti rhinitis, urtikaria
Farmakologi
Sebagai antihistamin yang umum digunakan untuk
pengobatan reaksi-reaksi alergi.
Dosis
- Dewasa : sehari 2-6 tablet dalam dosis bagi
- Anak umur 2-5 tahun : sehari 1-3 tablet dalam dosis bagi
- Anak umur 5-10 tahun : sehari 2-4 tablet dalam dosis bagi
- Anak diatas umur 10 tahun : sehari 2-6 tablet dalam dosis
terbagi
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen
obat ini.
Perhatian/ peringatan
Penderita yang menerima obat ini dilarang mengendarai
kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
Interaksi obat
Jangan diminum bersama MAO inhibitors
Efek samping
Mual, muntah, mulut terasa kering, penglihatan kabur.
Penyimpanan
Simpan di bawah 30oC.
55
56
d. Amoxicillin
Komposisi
Tiap kaptab mengandung Amokxicillin trihidrat setara
dengan amoxicillin anhidrat 500 mg.
Indikasi
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut, infeksi saluran
cerna, infeksi saluran kemih
Farmakologi
Amoxicillin merupakan antibiotic golongan penicillin yang
bekerja dengan merusak sintesis dinding sel bakteri.
Dosis
Dosis amoxicillin disesuaikan dengan jenis dan beratnya
infeksi.
- Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mm/kg
berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis
- Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 250-
500 mg sehari, sebelum makan
Kontraindikasi
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilin
Perhatian/ peringatan
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan
terjadinya alergi silang. Penggunaan dosis tinggi atau jangka
waktu lama dapat menimbulkan superinfeksi. Terutama pada
saluran GI.
Interaksi obat
Probenesid memperlambat ekskresi amoxicillin
Efek samping
Pada pasien hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti
urtikaria, ruam kulit, pruritis, angioedema dan gangguan saluran
cerna seperti diare, mual, muntah, glositis, dan stomatitis.
56
57
e. Metilprednisolone 4 mg
Komposisi
Tiap tablet mengandung Metilprednisolon 4 mg
Indikasi
Abnormalitas fungsi adrenokortikal, penyakit kolagen,
keadaan alergi dan peradangan pada kulit dan saluran pernafasan
tertentu, penyakit hematologic, hiperkalemia sehubungan dengan
kanker
Farmakologi
Metilprednisolon adalah glukokortikoid turunan prednisolone
yang mempunyai efek kerja dan penggunaan yang sama seperti
senyawa induknya. Metilprednisolon tidak mempunyai aktivitas
retensi natrium seperti glukokortikoid yang lain.
Dosis
- Dewasa
Dosis awal dari metilprednisolon dapat bermacam-macam dari
4 mg-48 mg per hari, dosis tunggal atau terbagi, tergantung
keadaan penyakit.
Dalam sclerosis multiple : oral 160 mg sehari selama 1 minggu,
kemudian 64 mg setiap 2 hari sekali dalam 1 bulan
- Anak-anak
Insufisiensi adrenokortikal : oral 0,117 mg/kg BB atau 3,33 mg
per m2 luas permukaan tubuh sehari dalam dosis terbagi tiga.
Kontraindikasi
Infeksi jamur sistemik dan pasien yang hippersensitif.
Pemberian kortikosteroid yang lama merupakan kontraindikasi
pada ulkus duodenum dan peptikum, osteosporosis berat,
penderita dengan riwayat penyakit jiwa, herpes. Dan pasien yang
sedang diimunisasi.
57
58
Perhatian/ peringatan
Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui, kecuali
memang benar-baner dibutuhkan dan bayi yang lahir dari ibu yang
ketika hamil menerima terapi kortikosteroid ini harus diperiksa.
Kemungkinan adanya gejala hipoadrenalism.
Interaksi obat
Penggunaan bersama-sama dengan antiinflamasi non-
steroid atau antirematik lain dapat mengakibatkan resiko
pendarahan GI. Penggunaan bersama antidiabetes harus
dilakukan penyesuaian dosis.
Efek samping
Efek samping biasanya terlihat pada pemberian jangka
panjang atau pemberian dalam dosis besar misalnya gangguan
elektrolit dan cairan tubuh, kelemahan otot, resistensi terhadap
infeksi menurun, gangguan penyembuhan luka
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (25-30)oC, terlindung dari cahaya..
f. Vitamin C
Komposisi
Tiap tablet mengandung asam ascorbat 50 mg
Indikasi
Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin C,
sariawan, menyamarkan kerutan, mencerahkan dan
menghaluskan kulit, mencegah penuaan dini.
Dosis
- < 6 bulan : 30 mg /hari
- 6-12 bulan : 35 mg/hari
- 1-3 tahun : 15 mg, max 400 mg/hari
- 4-8 tahun : 25 mg, max 650 mg/hari
- 9-13 tahun : 45 mg, max 1200 mg/hari
58
59
59
60
Kontraindikasi
TBC kulit; tidak untuk penyakit kulit yang disebabkan virus;
tidak untuk infeksi jamur.
Perhatian/ peringatan
Hanya untuk penggunaan luar, tidak untuk mata.
Interaksi obat
-
Efek samping
Penggunaan kortikosteroid topical dapat menyebabkan efek
samping local seperti kulit kering, gatal, rasa terbakar, iritasi,
folikulitis, erupsi menyerupai acne.
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya.
60
61
2. Penggunaan khusus
Telaah administratif
Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada
1 Nama pasien V - Tn. HA
Tidak dicantumkan (diketahui
2 Jenis kelamin - V
pasien laki-laki)
3 Usia/tanggal lahir V - 58 tahun
4 Berat badan - V
5 Nama dokter V -
6 Pasien baru atau lama V -
7 Paraf dokter V -
8 Tanggal resep V - 18 / 01 / 2017
9 Alamat praktek V - Jl. G. Latimojong
61
62
Telaah Farmasetik
Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai
1 Nama obat V -
Tidak dicantumkan tetapi
2 Bentuk sediaan - V
maksud diketahui
3 Kekuatan sediaan V -
4 Jumlah obat V -
5 Aturan pakai V -
6 Rute pemberian V -
7 Stabilitas obat - V Tidak dicantumkan
8 Ketersediaan V -
Telaah Klinis
Tidak
No. Persyaratan Klinis Sesuai Keterangan
Sesuai
1 Tepat indikasi V -
2 Tepat dosis V -
4 Tepat frekuensi V -
Tepat waktu
5 V -
penggunaan obat
Tidak ada
6 V -
duplikasi/polifarmasi
7 Alergi dan efek samping V -
8 Tidak ada interaksi - V Meningkatkan efek hipoglikemik
62
63
Uraian Obat
a. NovoRapid®
Komposisi
Insulin aspart
Indikasi
Pengobatan diabetes melitus
Dosis
0,5-1 UI/kg BB/hari
Kontraindikasi
Hipoglikemia; Hipersensitif terhadap insulin aspart atau
komponen lain dari obat.
Perhatian
Dosis yang tidak adekuat atau penghentian terapi dapat
mengakibatkan hiperglikemia dan ketoasidosis diabetikum.
Pangurangan jadwal makan atau latihan fisik yang berat dan tak
direncanakan dapat mengakibatkan hipoglikemia.
Interaksi obat
Obat hipoglikemik oral, MAO inhibitor, ACE inhibitor, alcohol,
dan sulfonamid dapat meningkatkan kebutuhan insulin.
Efek samping
Terkait dengan efek pada metabolisme karbohidrat, kulit
pucat, tremor, gelisah, kelelahan yang tidak biasa, pusing, sakit
kepala, mual, takikardia.
b. Levemir®
Komposisi
Insulin detemir
Indikasi
Pengobatan diabetes melitus
Dosis
0,2-1 UI/kg BB/hari, diberikan secara subcutan 1-2 x/hari
63
64
Kontraindikasi
Hipoglikemia; Hipersensitif terhadap insulin detemir atau
komponen lain dari obat.
Perhatian
Kondisi infeksi dan demam. Hipoalbuminemia berat. Dapat
mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin.
Hamil dan laktasi.
Interaksi obat
Obat hipoglikemik oral, MAO inhibitor, ACE inhibitor, alcohol,
dan sulfonamid dapat meningkatkan kebutuhan insulin.
Efek samping
Hipoglikemmia. Reaksi pada tempat injeksi
64
65
3. Narkotika/psikotropika
Telaah administratif
Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada
1 Nama pasien V - Y
2 Jenis kelamin - V
3 Usia/tanggal lahir V - 26 tahun
4 Berat badan - V
5 Nama dokter V -
6 Pasien baru atau lama - V
7 Paraf dokter - V
8 Tanggal resep V - 26 / 01 / 2017
9 Alamat praktek V - Jl. S.Saddang Baru
65
66
Telaah Farmasetik
Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai
1 Nama obat V -
Tidak dicantumkan tapi maksud
2 Bentuk sediaan - V
diketahui
3 Kekuatan sediaan V -
4 Jumlah obat V -
5 Aturan pakai V -
6 Rute pemberian V - Oral
7 Stabilitas obat - V
8 Ketersediaan V -
2 Tepat dosis V -
4 Tepat frekuensi V -
Tepat waktu
5 V -
penggunaan obat
Tidak ada
6 V -
duplikasi/polifarmasi
7 Alergi dan efek samping V -
8 Tidak ada interaksi V -
66
67
Uraian Obat
a. Codein
Komposisi
Setiap tablet mengandung kodein fosfat hemihidrat setara
dengan kodein 10 mg
Indikasi
Antitusif dan analgesik
Farmakologi
Kodein merupakan analgesic agonis opioid. Efek kodein
terjadi apabbila kodein berikatan dengan reseptor opioid di
berbagai tempat di susunan saraf pusat. Efek analgesic kodein
tergantung afinitas kodein terhadap reseptor opioid tersebut.
Kodein dapat meningkatkan ambang rasa nyeri dan mengubah
reaksi yang tibul di korteks serebri pada waktu persepsi nyeri
diterima dari thalamus.
Dosis
Sebagai analgesic
- Dewasa : 30-60 mg, tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan
- Anak-anak : 0,5 mg/kg BB, 4-6 kali sehari
Sebagai antitusif
- Dewasa : 10-20 mg, tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, maksimum
60 mg perhari
- Anak 6-12 tahun : 5-10 mg, tiap 4-6 jam, maksimum 60 mg
perhari
- Anak 2-6 tahun : 1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi,
maksimum 30 mg perhari
Sebagai antitusif tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2
tahun.
67
68
Kontraindikasi
Asma bronkial, emfisema paru, trauma kepala, tekanan
intracranial yang meninggi, alkoholisme akut setelah operasi
saluran empedu.
Perhatian
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan infark miokardial
dan penderita asma; Hindari minuman beralkohol; Tidak boleh
melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan
kerusakan fungsi hati; Hati-hati pada pemberian jangka panjang.
Interaksi obat
Hendaknya hati-hati dan dosis dikurangi apabila digunakan
bersama-sama dengan obat-obat depresan lain, anestetik,
tranquilizer, sedative, hipnotik, dan alcohol.
Efek samping
Dapat meimbulkan ketergantungan, mual, muntah, pusing,
sembelit, depresi pernafasan terutama pada penderita asma,
depresi jantung dan syok.
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk
dan kering, serta terlindung dari cahaya.
b. Cortidex®
Komposisi
Setiap tablet mengandung Dexametason 0,5 mg
Indikasi
Semua panyakit yang dapat diobati dengan kortikosteroid
secara sistemik. Sebagai obat anti peradangan misalnya atritis.
Untuk penyakit alergi seperti penyakit serum dan asma, untuk
penyakit gangguan pada darah, misalnya leukimia akut, dan
penyakit-penyakit lain yang biasa menggunakan glukokortikoid.
68
69
Farmakologi
Cortidex® mengandung Dexametason, suatu glukokortikoid
sintesis yang dalam dosis kecil sudah cukup kuat bekerja sebagai
anti-inflamasi dan anti-alergi.
Dosis
Dewasa:
0,5-9 mg dalam dosis terbagi
Anak-anak :
Sampai 1 tahun : 0,1-0,25 mg, 2 kali sehari
1-5 tahun : 0,25-1 mg, 2 kali sehari
6-12 tahun : 0,25-2 mg, 2 kali sehari
Kontraindikasi
Pada penderita dengan ulkus peptikum osteoporosis,
psikosis.
Perhatian
Hati-hati bila digunakan pada penderita penyakit jantung,
diabetes mellitus, ginjal dan hati; penyakit infeksi terutama pada
mata; dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus.
Interaksi obat
-
Efek samping
Efek sampongnya terjadi karena pemakaian dosis besar dan
terus menerus misalnya ulkus peptikum, osteoporosis dan faktur
vertebrata.
Penyimpanan
Simpan di tempat yang sejuk dan kering, serta terlindung
dari cahaya.
c. Cefixime
Komposisi
Setiap kapsul cefixime 100 mengandung cefixime 100 mg
69
70
Indikasi
Pengobatan infeksi saluran kemih, otitis media, faringitis dan
tonsillitis, bronchitis kronik dan akut.
Farmakologi
Cefixime menghambat sintesis dinding sel. Cefixime memiliki
afinitas tinggi terhadap “penicillin binding protein” (PBP) 1 dan 3,
dengan tempat aktivitas yang bervariasi tergantung jenis
organismenya.
Dosis
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan 30 kg : dosis
harian yang direkomendasikan adalah 50-100 mg cefixime
diberikan peroral dua kali sehari. Untuk infeksi yang berat dosis
dapat ditingkatkan sampai 200 mg diberikan 2 kali sehari.
Kontraindikasi
Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif akibat
beberapa bahan dari sediaan ini.
Perhatian
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan infark miokardial
dan penderita asma; Hindari minuman beralkohol; Tidak boleh
melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan
kerusakan fungsi hati; Hati-hati pada pemberian jangka panjang.
Interaksi obat
Penggunaan bersama carbamazepine dapat meningkatkan
konsentrasi carbamazepine, nifedipine dapat meningkatkan
konsentrasi plasma dan AUC dari cefixime.
Efek samping
Efek GI (diare, mencret, sakit perut, mual, dyspepsia, perut
kembung).
70
71
Telaah administratif
Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada
1 Nama pasien V - Andi P
2 Jenis kelamin - V
3 Usia/tanggal lahir V - Lahir 3 Juni 1952
4 Berat badan - V
5 Nama dokter V - dr. TKH
6 Pasien baru atau lama V - No. RM 00 80 70
7 Paraf dokter V -
8 Tanggal resep V - 10 / 01 / 2017
9 Alamat praktek V - RSP Unhas
71
72
Telaah Farmasetik
Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai
1 Nama obat V -
Tidak dicantumkan tapi maksud
2 Bentuk sediaan - V
diketahui
3 Kekuatan sediaan V -
4 Jumlah obat V -
5 Cara penggunaan V -
6 Rute pemberian V -
Disimpan pada suhu kamar 25-
7 Stabilitas obat - V
30oC
8 Ketersediaan V -
Telaah Klinis
Tidak
No. Persyaratan Klinis Sesuai Keterangan
Sesuai
1 Tepat indikasi V -
2 Tepat dosis V -
4 Tepat frekuensi V -
Tepat waktu
5 V -
penggunaan obat
Tidak ada
6 - V Lebih dari 3 R/
duplikasi/polifarmasi
7 Alergi dan efek samping V -
Moderate antara Concor dengan
8 Tidak ada interaksi - V Candesartan; Meloxicam
dengan Clopidogrel
72
73
73
74
Uraian Obat
a. Clopidogrel
Komposisi
Setiap tablet mengandung clopidogrel bisulfat 97,9 mg
setara dengan clopidogrel basa 75 mg
Indikasi
Anti paltelet, Menurunkan trombosis yang meyertai serangan
invark, serangan stroke, penyakit pembuluh darah perifer dan
sindrome koroner akut.
Farmakologi
Secara efektif menghambat ikatan adhenosin difosfat (ADP)
pada reseptor ADP diplatelet dengan demikian menghambat
aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi ADP,
yang menimbulkan penghambtan terhadap agregasi platelet.
Clopidogrel tidak menghambat aktivitas fosfodiesterase
Dosis
Sehari 1 x 75 mg
Kontraindikasi
Gangguan hati berat, tukak peptik, atau pendarahan
intrakarnial, hamil dan laktasi
Perhatian
pasien yang mengalami peningkatan resiko pendarahan
akibat trouma, pembedahan dan kondisi patologis lain
Interaksi obat
penggunaan bersama meloksikam dapat menyebabkan
pendarahan dan lemah, penglihatan kabur.
Efek samping
Purpura, memar, hematoma, epistaksis, hematuria,
pendarahan okular.
74
75
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan
kering, serta terlindung dari cahaya.
b. Candesartan
Komposisi
Setiap tablet mengandung Caldesartan sileksetil 8 mg
Indikasi
Hipertensi
Farmakologi
menghambat reseptor angiotensin II
Dosis
Dosis awal sehari 4 mg maksimum 16 mg Kontraindikasi
Hipersensitif, hamil, menyusui, ganngguan ginjal berat,
gangguan hati berat atau kolestatis, hipokalemia refraktori,
hiperkalsemia, gout.
Perhatian
tidak boleh digunakan bersama dengan diuretik hemat
kalium
Interaksi obat
penggunaan bersama meloksikam dapat menurunkan kerja
candesartan
Efek samping
batuk, sakit tenggorokan, pusing, sakit kepala, dan vertigo.
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan
kering, serta terlindung dari cahaya
c. Concor®
Komposisi
Setiap tablet mengandung Bisoprolol fumarat 2,5 mg.
75
76
Indikasi
Gagal jantung kronik stabil sedang hingga parah dengan
kondisis ventrikulus sistolik terkurangkan, hipertensi dan angina.
Farmakologi
Menyekat / memblock adrenoreseptor beta -1 selektif
(kardioselectif).
Dosis
Sehari 5 mg pagi hari
Kontraindikasi
Hipersensitifitas, Asma dan Diabetes
Perhatian
Hati – hati dalam hal brongkospasmus, terapi bersamaan
bersama anastetik inhalasi, diabete militus dengan fluktuasi lebar
kadar gula ketat, terapi disensilitasi berlanjut.
Interaksi obat
penggunaan bersama dengan meloksikam menurunkan efek
bisoprolol.
Efek samping
Rasa dingin atau baal, lesu, lelah, pusing dan sakit kepala
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan
kering, serta terlindung dari cahaya
d. Simvastatin
Komposisi
Setiap tablet mengandung Simvastatin 20 mg
Indikasi
Menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL pada
penderitahiperkolesterolemia primer.
Farmakologi
menghambat kerja enzim HMG-Coa reduktase yang
berfungsi sebagai katalis dalam pembentukan kolesterol
76
77
Dosis
Sehari 1 tablet malam hari
Kontraindikasi
penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum
yang menetap dan tidak jelas penyebabnya, hamil dan laktasi
Perhatian
-
Interaksi obat
Imunosupresan, memperpanjang waktu propanolol dan
dogoksin.
Efek samping
nyeri abdomen, sakit kepala, konstipasi, kembung, nyeri otot,
vertigo
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan
kering, serta terlindung dari cahaya
e. Meloxicam
Komposisi
Setiap tablet mengandung Meloxicam 15 mg
Indikasi
Pengobatan jangka pendek pada akut ekserbasi
osteoartritis
Farmakologi
Bekerja secara selektif menghambat enzim cyclooksigenase
(COX 2)
Dosis
Sehari 1 tablet 15 mg
Kontraindikasi
Gangguan ginjal, gastric ulcer, pendarahan gastro intestinal
77
78
Perhatian
Riwayat penyait GI, penurunan fungsi ginjal, penyakit liver,
dehidrasi, HTN, asma, retensi cairan, gngguan jantung dan
gariatri.
Interaksi obat
Penggunaan bersama dengan Bisoprolol dan candesartan
dapat menurunkan efek hipotensi. Penggunaan bersama dengan
clopidogrel dapat menyebabkan pendarahan, lemah, dan
penglihatan kabur
Efek samping
Jarang terjadi abnormal fungsi liver, nausea, vomiting,
gangguan GI, flusing, edema, insomnia.
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan
kering, serta terlindung dari cahaya
III.1.3 Managerial
A. Pengaturan beban kerja
Pengaturan beban kerja dilakukan secara proporsional,
baik itu apoteker pengelola apotek, apoteker pendamping, dan
asisten apoteker masing-masing mempunyai tugas
perorangan. Dan setiap pegawai diwajibkan dengan jam kerja
selama 7 jam.
B. Pengaturan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang
1. Apoteker bertugas mengawasi semua kegiatan yang
dilakukan di apotek (fungsi managerial dan pelayanan,
konseling, pelaporan dan control).
2. Apoteker pendamping bertugas untuk membantu APA
dalam pelaksanaan tugas dan mengawasi semua kegiatan
jika apotekernya tidak ada.
3. Asisten Apoteker melaukan uji petik tiap hari minimal 20
item tiap hari, membersihkan dan mengatur barang sesuai
78
79
79
80
Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght) - Apotek dengan pelayanan prima
- Program telefarma
- Program delivery service
- Program Residensial
Kelemahan - Apotek baru kemungkinan membutuhkan
(Weakness) waktu untuk bisa stabil karena masih
membutuhkan banyak promosi dan belum
dikenal
Peluang (Opportunity) - Dapat menghadirkan klinik pratama untuk
pasien di wilayah sekitar dengan bekerja
sama dengan BPJS
- Bekerja sama dengan asuransi kesehatan
terutama yang digunakan oleh
masyarakat yang berprofesi sebagai
pegawai diwilayah sekitar apotek
Ancaman (Threat) - Kemungkinan munculnya apotek baru
yang melihat peluang yang sama
- Kemungkinan banyaknya dokter yang
melakukan dispensing sendiri
Pengelolaan Apotek
1. Sarana dan prasarana
a. Bangunan apotek
Luas bangunan apotek yaitu 12 x 8 m 2. Bangunan apotek
terdiri dari ruang pelayanan, ruang tunggu, ruang peracikan yang
dilengkapi dengan tempat pencucian alat-alat, ruang penyimpanan
obat, ruang kerja apoteker, gudang, kamar mandi, musholla, dan
tempat parkir.
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
III.3 Pembahasan
Apotek Kimia Farma 38 Hasanuddin bertempat di Jalan St.
Hasanuddin No.46, Makassar. Daerah ini merupakan daerah yang
cukup strategis karena mudah dijangkau kendaraan, terletak di
pinggir jalan, dekat dengan banyak tempat penginapan, juga tidak
jauh dari tempat wisata. Di sekitar kawasan Apotek Kimia Farma 38
cukup banyak terdapat apotek kompetitor lainnya sehingga
persaingan cukup ketat. Dimana di sekitar apotek Kimia Farma 38,
dalam radius ± 1 km terdapat 23 praktek dokter spesialis dan umum,
9 rumah sakit, dan 20 apotek pesaing.
Dari pengamatan yang dilakukan, pada praktek dokter diketahui
bahwa hanya 9 dokter yang resepnya masuk ke Apotek dari 23
dokter praktek dengan total hanya 73 resep per bulan. Resep yang
masuk ke Apotek Kimia Farma 38 pada bulan Januari cukup sedikit.
Adapun dokter praktek yang resepnya banyak masuk ke apotek
karena jaraknya yang dekat dengan lokasi apotek. Penyebab lain
kurangnya resep praktek dokter yang masuk karena sebagian besar
dokter praktek di area sekitar Apotek Kimia Farma 38 telah
bekerjasama dengan apotek pesaing lainnya.
Selain itu diamati juga jumlah resep rumah sakit yang masuk ke
apotek. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa persentase resep
dari rumah sakit yang masuk ke apotek Kimia Farma 38 hanya
sebesar 2.21% dari 9 rumah sakit. Ini disebabkan karena rumah sakit
tersebut memiliki apotek sendiri, dan pasien menebus resepnya di
luar apotek rumah sakit hanya jika obatnya tidak tersedia.
Adapun untuk praktek dokter internal, potensi pasarnya sudah
bagus yaitu mencapai 84%. Namun masih bisa ditingkatkan dengan
cara melengkapi persediaan obat-obat di Apotek Kimia Farma 38.
Karena terkadang dalam resep yang ditulis dokter, ada obat yang
tidak tersedia di apotek, yang menyebabkan pasien menebus
resepnya ke apotek lain.
89
90
90
91
91
92
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan PKPA di Apotek Kimia Farma
38 Hasanuddin dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan habis
pakai dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yaitu :
a. Perencanaan dilaksanakan berdasarkan metode kombinasi
antara Metode komsumsi dan pola penyakit
b. Pengadaan produk menggunakan metode sentralisasi pada
Bisnis Manager (BM) unit makassar yang menggabungkan
semua permintaan dari APP kimia farma unit Makassar
c. Penerimaan produk / barang dilakukan sesuai dengan SOP
yang berlaku dengan memperhatikan faktur dengan fisik
barang
d. Penyimpanan dilaksanakan berdasarkan efek farmaskologi
produk dan bentuk sediaan dengan mengkombinasikan
dengan alfabetis, FIFO dan FEFO.
e. Pemusnahan produk dilaksanakan di BM makassar dengan
periode tertentu
f. Pengendalian dilaksanakn dengan menggunkan sistem uji
petik dan stock opname tiap bulannya.
g. Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan untuk untuk
beberapa program seperti penolakan resep dan uji petik
yang dilaporkan tiap minggu sedangkan pelaporan narkotik,
Psikotropik dan Prekursor narkotik dilaksanakan tiap bulan
secara online tiap tanggal 5.
2. Pelayanan farmasi klinis meliputi :
a. Pengkajian resep dilaksanakan dengan melihat secara
administratif, Farmasetik dan aspek klinis
92
93
93
94
94
95
DAFTAR PUSTAKA
95
96
LAMPIRAN
Dewan Komisaris
Direktur Direktur
Operasional Pengembangan
Manager
Bisnis
Manager
Bisnis
Pharmacy Manager
Apoteker Pendamping
PJ Swalayan Farmasi
SPG
Asisten Apoteker Kasir / Juru Racik
97
98
98
99
Bagian Pengadaan
(Gudang)
SPB
3
Barang 2
4/5 + Faktur
1
BPBA 6 8 Copy R/
APP KF lain APP KF 38 Apotek III
Hasanuddin
7 9
Barang/dropping Barang + Kwitansi
Mendesak
Keterangan :
BM
BPBA (PENGADAAN)
SP Khusus
Narkotika Narkotika
1
Faktur 2
4
3
APP DISTRIBUTOR
Faktur + Barang
99
100
BM
BPBA (PENGADAAN)
SP Khusus
Psikotropika Psikotropika
1
Faktur 2
4
3 DISTRIBUTOR
APP
Faktur + Barang
100
101
101
102
102
103
Pengeluaran Perse
Nama Persediaa Pemasukan Jumlah
Untuk diaan
No sediaa Satuan n awal keseluru Ket.
Dar Pembuata Lain- Jml akhir
n bulan Tgl Jml han
i n lain bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Makassar,……………..20…..
(…………………………….)
No. SIPA
103
104
Pemasukan
Pasien Dokter
Nama Tanggal
No Satuan Ket.
narkotika Penyerah Jml Nama/ Spesiali
Nomor Nama Almt
an Almt s
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Makassar,……………..20…..
(…………………………….)
No. SIPA
104