Siklus Pengeluaran II
Siklus Pengeluaran II
SIKLUS PENGELUARAN II
PEMROSESAN GAJI DAN PROSEDUR AKTIVA TETAP
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
JAKARTA
2007
Tujuan Instruksional:
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan:
a. Mengetahui tugas-tugas dasar yang membentuk proses penggajian dan aktiva tetap.
b. Mampu mengidentifikasi departemen fungsional yang terlibat dalam aktivitas
penggajian dan aktiva tetap serta menelusuri arus transaksi ini diperusahaan.
c. Mampu menentukan dokumen, jurnal, dan akun yang menyediakan jejak audit,
mendorong penyimpanan catatan historis, serta mendukung pengambilan keputusan
internal dan pelaporan keuangan.
d. Memahami eksposur yang berkaitan dengan aktivitas penggajian dan aktiva tetap
serta mengetahui pengendalian yang mengurangi risiko ini.
e. Mengetahui fitur operasional dan implikasi pengendalian atas teknologi yang
digunakan dalam sistem penggajian dan aktiva tetap.
Buku Wajib : James A Hall. 2004. Accounting Information Systems. Thomson Learning
Produksi
Pegawai produksi menyiapkan dua jenis catatan waktu: kartu pekerjaan dan kartu
waktu. Kartu pekerjaan ( job ticket ) berisi jumlah total watu yang dihabiskan oleh setiap
pekerja di setiap pekerjaan produksi. Dokumen – dokumen ini dikirim kebagian akuntansi
biaya ( siklus konversi ), dimana dokumen – dokumen tersebut digunakan untuk
mengalokasikan beban tenaga kerja langsung ke akun WIP. Kartu waktu (time card) berisi
total waktu pekerja di tempat kerja. Kartu ini dikirim ke bagian pembayaran gaji untuk
perhitungan jumlah cek pembayaran.
Setiap hari pada permulaan waktu kerja, para pegawai menempatkan time card-nya
dalam jam khusus yang mencatat waktu kedatangan dan keberangkatan. Mereka ”clock out”
pada saat makan siang dan pada akhir kerja. Time card ini merupakan catatan formal untuk
menandatanganinya, dan mengirimkannya ke departemen pembayaran gaji.
Akuntansi biaya
Departemen akuntasi biaya menggunakan job ticket untuk mengalokasikan biaya
tenaga kerja ke akun WIP sebagai tenaga kerja langsung atau overhead. Pembebanan ini
dirangkum dalam rangkuman distribusi tenaga kerja dan diteruskan ke departemen buku
besar umum.
Pembayaran gaji
Departemen pembayaran gaji menerima staf pembayaran dan data pemotongan gaji
dari depatemen personalia dan data jam kerja dari departemen produksi.
Petugas administrasi dari departemen ini melakukan pekerjaan – pekerjaan berikut:
Pengeluaran kas
Manajer bagian pengeluaran kas menerima cek – cek pembayaran gaji dan
kemudian menandatanganinya, lalu mengirimkan cek – cek pembayaran gaji tersebut ke
pusat pembiayaan untuk didistribusikan ke para pegawai.
Petugas adminisrasi menerima vocer pengeluaran kas dan daftar gaji. Satu cek untuk
seluruh jumlah gaji ditulis dan didepositokan ke akun dana gaji (payroll imprest account).
Cek pembiayaan tersebut ditarik dari akun ini, yang digunakan hanya untuk pembayaran
gaji.
Dana – dana harus ditransfer dari akun kas umum ke akun dana gaji sebelum cek
pembayaran dapat ditunaikan. Akhirnnya petugas tersebut mengirimkan satu salinan cek
tersebut dengan vocer pengeluaran dan daftar gaji kedepartemen utang dagang, dimana
semuannya akan disimpan.
Debit dan kredit dari ayat – ayat jurnal ini harus sama. Jika tidak, berarti ada
kesalahan dalam perhitungan pada beban distribusi tenaga kerja atau pada daftar gaji.
Ketika kesamaan nilai itu sudah diversifikasi, petugas menyimpan voucer dan rangkuman
distribusu tenaga kerja.
Pembagian Tugas
Fungsi timekeeping harus dipisahkan dari fungsi personalia. Departemen personalia
memberikan informasi tarif pembayaran ke bagian pembayaran gaji untuk pegawai yang
dibayar per jam. Tarif pembayaran dapat didasarkan pada pengalaman, klasifikasi pekerjaan,
Supervisi
Wilayah lain yang berisiko adalah timekeeping. Kadang – kadang pegawai “ clock in”
untuk pegawai lain yang telat atau absent. Supervisor harus mengamati proses clocking ini
dan merekonsiliasikan time card dengan kehadiran actual.
Catatan Akuntansi
Jejak audit untuk pembayaran gaji meliputi dokumen-dokumen berikut:
1. Time card, job ticket, dan voucher pengeluaran kas.
2. Informasi jurnal, yang datang dari rangkuman distribusi tenaga kerja dan daftar gaji.
3. Akun buku besar pembantu, yang berisi catatan dan berbagai akun biaya pegawai.
4. Akun buku besar umum: control pembayaran gaji, kas, akun dana gaji ( imprest account).
Kontrol Akses
Aktiva-aktiva yang berkaitan dengan sistem pembayaran gaji adalah tenaga kerja
dan kas. Keduanya dapat digunakan melalui akses yang tidak benar ke catatan akuntansi.
Individu yang tidak jujur dapat memalsukan jumlah tenaga kerja melalui Time card dan
karenannya menggelapkan uang kas.
Kontrol atas akses ke dokumen sumber dan catatan dalam sistem pembayaran
merupakan hal penting, seperti halnnya dalam siklus pengeluaran.
Verifikasi Independen
Berikut ini contoh-contoh control verifikasi independent dalam sistem pembayaran
gaji:
1. Verifikasi jam kerja. Sebelum mengirim time card ke bagian pembayaran gaji, supervisor
2. Pusat pembayaran ( pay master ). Penggunaan pusat pembayaran yang independen
untuk mendistribusikan cek ( dari pada supervisor normal ) membantu
memverisifikasikasi eksistensi para pegawai. Supervisor dapat terlibat dalam fraud
pembayaran gaji dengan berpura – pura mendistribusikan cek pembayaran gaji ke
pegawai yang sebenarnnya tidak ada
3. Utang dagang. Petugas administrasi utang dagang memverisifikasi akurasi daftar gaji
sebelum membuat voucer pengeluaran kas dan mentransfer dana ke akun dana gaji
(imprest account )
Akuntansi Biaya
Departemen ini memasukkan data biaya pekerjaan (real-time atau setiap hari) untuk
menciptakan file pemakaian tenaga kerja (labor usage file)
Timekeeping
Ketika menerima time card yang sudah disetujui dari supervisor pada tiap akhir
minggu, departemen timekeeping membuat file kehadiran (attendance file ) saat ini.
Pemrosesan Data
Tugas-tugas berikut ini dilakukan dalam suatu proses batch:
1. Biaya tenaga kerja didistribusikan ke berbagai WIP, Overhead, dan akun-akun biaya.
2. File rangkuman distribusi tenaga kerja on-line diciptakan. Salinan dari file ini dikirim ke
departemen akuntansi biaya dan buku besar umum.
3. Daftar gaji on-line diciptakan dari file kehadiran dan file. Salinan dari file – file ini dikirim
kedepartemen utang dagang dan pengeluaran kas.
4. File catatan pegawai diperbarui.
5. Cek-cek pembayaran gaji disiapkan dan ditandatangani. Cek – cek tersebut dikirimkan
ke bendahara untuk diperiksa dan direkonsiliasi dengan daftar gaji. Cek pembayaran ini
kemudian didistribusikan ke para pegawai
6. File voucher pengeluaran diperbarui dan satu cek disiapkan untuk data yang akan
ditransfer kea kun dana gaji ( imprest payroll account ). Cek dan salinan
voucerpengeluaran dikirim ke departemen pengeluaran kas. Satu salinan voucer tersebut
dikirim ke departemen buku besar umum, dan salinan terakhir dikirim ke para pegawai.
7. Pada akhir pemrosesan, sistem tersebut menerima file rangkuman distribusi tenaga kerja
dan file voucher pengeluaran dan memperbarui file buku besar umum.
Implikasi Kontrol
Bentuk sistem pembayaran gaji dengan elemen-elemen real-time memberikan
banyak keuntungan operasional, seperti yang didiskusikan sebelumnya, termasuk
Aktiva tetap adalah property, pabrik, dan peralatan yang digunakan dalam operasi
bisnis. Item – item ini permanen dan sering kali secara kolektif mencerminkan investasi
keuangan terbesar organisasi. Contoh dari aktiva tetap misalnya, tanah, gedung, perabotan,
mesin, kendaraan bermotor.
Sistem aktiva tetap perusahaan memproses transaksi yang berkaitan dengan
akuisisi, pemeliharaan, dan penghapusan aktiva tetapnya. Sistem efektif yang akan
mendukung keputusan manajemen, pelaporan ke pihak yang berwenang dan ia juga akan
memiliki kontrol internal yang memadai. Tujuan spesifik dari sistem aktiva tetap:
1. Memproses akuisisi aktiva tetap ketika diperlukan dan sesuai dengan persetujuan dan
prosedur manajemen formal.
2. Mempertahankan catatan akuntansi yang memadai untuk akuisisi, biaya, keterangan,
dan lokasi fisik aktiva dalam organisasi.
3. Mempertahankan catatan penyusutan yang akurat untuk aktiva-aktiva yang dapat
disusutkan sesuai dengan metode-metode yang dapat diterima.
4. menyediakan pihak manajemen dengan informasi yang membantunya merencanakan
investasi aktiva tetap di masa yang akan datang.
5. mencatat penghapusan aktiva tetap dengan benar.
Sistem aktiva tetap memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan siklus
pengeluaran, tetapi ada dua perbedaan penting yang membedakan sistem ini. Pertama,
siklus pengeluaran memproses akuisisi rutin untukpersediaan bahan baku untuk fungsi
produksi dan persediaan barang jadi untuk fungsi penjualan.
Sistem aktiva tetap memproses aktiva non-rutin untuk sekolompok besar pemakai
dalam organisasi. Para manajer milayah – wilayah fungsional organisasi sesungguhnnya
melakukan investasi modal dalam aktiva tetap, tetapi transaksi – transaksi ini muncul tidak
teratur dibandingkan dengan akuisis persediaan. Karena transaksi aktiva tetap unik,
transaksi aktiva tersebut memerlukan persetujuan manajemen spesifik dan prosedur
otorisasi eksplisit. Sebaliknya, organisasi sering kali mengotomatisasikan prosedur otorisasu
untuk transaksi siklus pengeluaran untuk menangani secara efektif akuisisi rutin dan voleme
besar.
Perbedaan kedua diantara sistem – sistem ini adalah organisasi biasannya
memerlukan akuisisi persediaan sebagai biaya periode lancar, sementara mereka
mengkapitalisasikan aktiva tetap yang menghasilkan manfaat untuk periode jangka panjang.
Pemeriharaan aktiva
Pemeliharaan aktiva melibatkan penyesuaian saldo akun buku besar pembantu
aktiva ketika aktiva tersebut, (tidak termasuk tanah) menyusut sepanjang waktu
pemakaiannya. Beberapa metode penyusutan umum yang di gunakan adalah garis lurus,
jumlah angka tahun, saldo menurun ganda, dan unit produksi. Metode penyusutan dan
periode yang di gunakan harus merefleksikan, sedikit mungkin, penurunan aktual kegunaan
aktiva tersebut bagi perusahaan.
Konvensi akuntansi dan peraturan IRS kadang-kadang menetapkan secara spesifik
parameter penyusutan yang di gunakan. Misalnya, kalangan bisnis harus menyusutkan
gedung kantor baru dengan metode garis lurus dan menggunakan periode paling sedikit 40
tahun. Penyusutan aktiva tetap yang di gunakan untuk produk manufaktur di bebankan ke
biaya overhead manufaktur dan kemudian di alokasikan ke WIP dalam sklus konversi.
Pembebanan penyusutan aktiva yang tidak di gunakan untuk proses monufoktur di perlukan
sebagai biaya pada periode lancar.
Penghapusan aktiva
Ketika aktiva mencapai titik akhir dari umur ekonomisnya atau ketika menejemen
memutuskan untuk menghapusnya, aktiva tersebut harus di pindahkan dari buku besar
pembantu aktiva tetap. Posisi bagian bawah sebelah kiri dari gambar 6-11 menggambarkan
proses penghapusan aktiva (asset disposal).
Proses ini di mulai ketika menejer yang bertanggung jawab mengeluarkan
permintaan untuk menghapus aktiva tersebut. Seperti transaksi lainya, penghapusan suatu
aktiva memerlukan persetujuan menurut persetujuan yang berlaku. Suatu laporan
penghapusan aktiva menjelaskan disposisi terakhir dari aktiva yang dikirim ke departemen
akuntansi aktiva tetap untuk mengotorisas pemindahannya dari buku besar.
Pemeliharaan Aktiva
Sistem aktiva tetap menggunakan jadwal penyusutan untuk transaksi penyusutan
pada akhir periode secara otomatis. Tugas spesifik ini meliputi:
1. menghitung penyusutan periode lancar
2. Memperbarui akumulasi penyusutan dan field nilai buku dalam catatan buku besar
pembantu
3. Memposkan total penyusutan kea kun buku besar umum yang dipengaruhi (biaya
penyusutan dan akumulasi penyusutan)
Prosedur Penghapusan
Laporan penghapusan secara resmi mengotorisasi departemen aktiva tetap untuk
memindahkan yang dihapus tersebut dari buku besarnya. Ketika petugas administrasi
menghapus catatan dari buku besar pembantu aktiva tetap, sistem secara otomatis:
1. Memposkan dan membuat jurnal penyesuaian kea kun control aktiva tetap tersebut
dalam buku besar umum
2. Mencatat setiap laba atau rugi yang berkaitan dengan transaksi penghapusan
3. Menyiapkan catatan voucher jurnal.
Laporan status aktiva tetap yang berisi rincian penghapusan tersebut dikirimkam ke
departemen aktiva tetap untuk diperiksa.
Kontrol Otorisasi
Akuisisi aktiva tetap harus formal dan secara eksplisit diotorisasi. Setiap transaksi
dimulai dengan permintaan tertulis dari pemakai atau departemen. Dalam kasus item –
item yang bernilai tinggi, harus terdapat proses persetujuan independent yang
engevaluasi mutu permintaan berdasarkan basis biaya – manfaat.
Kontrol Supervisi
Karena aktiva modal secara luas didistribusikan ke seluruh organisasi, mereka
rentan terhadap pencurian dan penyalahgunaan, dibandingkan dengan persediaan yang
aman disimpan digudang. Oleh karena itu supervisi manajemen merupakan elemen yang
penting dalam keamanan fisik aktiva tetap.