Fungsi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Fungsi, Cara Kerja dan Tipe Power Steering

juan prasetyadi 20:38

Sistem power steering merupakan sistem tambahan pada sistem kemudi di


kendaraan. Sistem power steering berfungsi untuk meringankan pengemudi
saat membelokkan roda kemudi.

Bila sistem kemudi tanpa power steering tentu saja saat membelokkan roda
kemudi akan lebih berat dibandingkan dengan sistem kemudi yang
menggunakan power steering.

Sistem kemudi menjadi berat atau ringan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi berat ringannya beban di sistem kemudi
antara lain :
1. Kecepatan kendaraan
2. Kesalahan penyetelan FWA atau geometri roda-roda
3. Profil ban yang digunakan
4. Tekanan angin di dalam ban
5. Perbandingan dari roda gigi kemudi

Tipe-tipe power steering


Sistem power steering pada kendaraan dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu :
1. Tipe full hydrolic power steering
Pada tipe full hydolic power steering menggunakan sistem tekanan hidrolik untuk
meringankan pengemudi saat memutar roda kemudi.

Komponen-komponen pada sistem power steering hidrolik antara lain :


Power Steering pump
Power steering pump atau pompa pompa power steering merupakan bagian
utama power steering tipe hidrolik yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan
pada sistem hidrolik pada power steering. Selain itu, vane pump juga berfungsi
untuk mengatur jumlah aliran fluida yang diperlukan sesuai dengan putaran
mesin kendaraan.

Power steering pump sendiri terdiri dari :


1. Reservoir tank berfungsi untuk menampung fluida power steering
pada kendaraan.
2. Pump body berfungsi sebagai rumah dari rotor blade dan sebagai
dudukan puli. Puli vane pump dihubungkan dengan puli poros engkol
dengan menggunakan v-belt. Vane blade akan berputar di dalam pump
body dan akan menghasilkan tekanan hidrolik yang nantinya akan
dialirkan ke gear housing.
3. Flow control valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fluida
power steering dari pompa power steering menuju ke gear housing dan
juga berfungsi untuk menjaga volume aliran fluida yang tetap walaupun
kecepatan mesin berubah-ubah.

Control valve
Control valve atau katup pengontrol berfungsi sebagai katup yang mengontrol
tekanan hidrolik yang menuju ke power silinder.

Cara kerja power steering tipe hidrolik


1) Pada saat posisi netral

Pada saat posisi netral atau tidak bekerja maka fluida power steering akan
dialirkan ke katup pengontrol atau contol valve. Bila katup pengontrol ini berada
pada posisi netral maka semua fluida power steering akan mengalir melalui
katup pengontrol ke saluran pembebas atau relief port dan selanjutnya
dikembalikan kembali ke pompa. Pada saat posisi ini tekanan pada kedua sisi
dari piston sama besar.

2) Pada saat membelok


Pada saat roda kemudi diputar maka katup pengontrol juga akan bergerak untuk
menutup salah satu saluran fluida yang menuju ke salah satu sisi piston,
sedangkan saluran satunya akan terbuka sehingga fluida dapat mengalir ke sisi
piston satunya, sehingga akan terjadi perbedaan tekanan pada kedua sisi
piston. Akibatnya piston akan bergerak ke arah sisi piston yang memiliki tekanan
rendah dan fluida yang berada disisi yang memiliki tekanan yang rendah akan
dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.

Tipe-tipe power steering hidrolik


Power sistem hidrolik terdapat beberapa tipe, dan yang paling banyak digunakan
yaitu tipe integral dan tipe rack and pinion.

Power steering hidrolik tipe integral, letak control valve berada pada steering
gear box. Steering gear box yang dipakai pada tipe integral ini adalah steering
box tipe recirculating ball.
Pada power steering hidrolik tipe rack and pinion ini, letak control valve berada
di dalam gear housing dan power pistonnya terletak terpisah di dalam power
silinder.

2. Tipe electric power steering


Pada tipe electric power steering, untuk memperingan pengemudi saat memutar
roda kemudi sudah tidak menggunakan tekanan hidrolik namun diganti dengan
menggunakan tenaga dari motor elektrik.
Power steering tipe elektrik ini karena tidak lagi memanfaatkan tenaga putaran
dari poros engkol untuk memutarkan pompa power steering sehingga beban
mesin akan berkurang.

Komponen-komponen dari power steering tipe elektrik adalah :


1. Elektronic Controle Module (ECM)/ PCM/ ECU yang berfungsi untuk
mengatur kerja dari power steering tipe elektrik ini.
2. Motor elektrik yang berfungsi untuk membantu meringankan roda
kemudi saat diputar.
3. Vehicle speed sensor yang berfungsi untuk memberikan data
tentang kecepatan kendaraan pada ECM.
4. Torque sensor berfungsi untuk memberi tahu informasi kepada
ECM ketika roda kemudi mulai diputar.
5. Clutch atau kopling pada power steering berfungsi untuk
menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang kemudi.
6. Noise suppressor berfungsi untuk mendeteksi mesin apakah
sedang bekerja atau tidak (menyala atau mati).
7. On-board diagnostic berfungsi memberitahu pengemudi ketika ada
masalah pada sistem power steering elektrik ini. Pada umumnya on-board
diagnostic ini berupa indikator yang berada di panel instrumen.

Cara kerja power steering tipe elektrik


1. Ketika kunci kontak diputar ke posisi On maka ECM power steering
akan mendapatkan aliran listrik untuk kondisi stand by dan pada saat
tersebut panel indikator power steering akan menyala.
2. Ketika mesin dihidupkan maka noise suppressor akan
menginformasikan pada ECM untuk mengaktifkan motor elektrik dan
clutch akan menghubungkan batang kemudi dengan motor elektrik.
3. Ketika roda kemudi mulai diputar maka akan dideteksi oleh torque
sensor, kemudian torque sensor akan menginformasikan sejauh mana
roda kemudi diputar dan seberapa cepat roda kemudi diputar ke ECM.
4. Dengan informasi dari torque sensor tersebut, ECM akan
mengirimkan arus listrik ke motor elektrik sesuai dengan yang dibutuhkan,
kemudian motor elektrik akan memutarkan gigi kemudi sehingga akan
membuat roda kemudi saat diputar menjadi lebih ringan.
5. Vehicle sensor akan menginformasikan kecepatan kendaraan ke
ECM, ketika kecepatan kendaraan tinggi yaitu sekitar diatas 80 km/jam,
maka ECM akan menghentikan aliran listrik ke motor elektrik (sistem
power steering di non aktifkan) sehingga roda kemudi akan menjadi berat
kembali. Hal tersebut dilakukan dengan mempertingkankan tingkat
keamanan pengemudi, ketika kendaraan berjalan cepat dan roda kemudi
ringan maka akan membahayakan pengemudi karena roda kemudi akan
lebih responsif, oleh karena itu kerja power steering akan dimatikan.
6. Ketika terjadi kesalahan pada sistem power steering tipe elektrik ini
maka lampu indikator akan menyala guna memberitahukan ke pengemudi
bahwa sistem power steering terjadi kerusakan. Pada saat itu ECM akan
memutuskan aliran listrik ke motor elektrik dan menghentikan arus ke
clutch sehingga akan memutuskan hubungan antara motor dengan batang
kemudi.
7. Namun pada saat power steering ini tidak berfungsi, roda kemudi
masih dapat digunakan walaupun saat memutar kemudi akan terasa lebih
berat.

3. Tipe hydro-electric power steering


Pada tipe hydro-electric power steering merupakan sistem power steering
gabungan antara hidrolik dan elektrik.
Pada power steering tipe hydro-elektrik ini untuk menghasilkan tekanan hidrolik
menggunakan pompa dengan motor elektrik, sehingga pada tipe ini juga tidak
memanfaatkan poros engkol untuk memutarkan pompa.

Anda mungkin juga menyukai