Anda di halaman 1dari 2

 

Masalah Menentukan Masalah 
Hariadi Kartodihardjo

Kita lebih sering gagal karena kita memecahkan kinerja finansial dan komitmen mereka pada hal-
masalah yang salah, daripada menemukan solusi
hal terkait etika yang digunakan dalam
yang salah terhadap masalah yang tepat, Russell
L. Ackoff. pengambilan keputusan. Kajian empiris tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata
secara statistik antara tingginya komitmen
“Masalah bila dinyatakan dengan benar, manajemen yang menekankan pertimbangan
menjawab separuh persoalan”, demikian John etika dan ketepatan merumuskan masalah dengan
Dewey dalam karangannya berjudul “How We tingginya kinerja finansial perusahaan.
Think”. Einstein sekali waktu pernah ditanya
apabila ia mempunyai 1 jam untuk ooo
menyelamatkan dunia, bagaimana ia Masalah yang salah tidak pernah menjadi jelas
memanfaatkan waktu tersebut? Ia mengatakan: langkah-langkah penyelesaiannya. Masalah-
“Saya akan menghabiskan 55 menit untuk masalah tersebut cenderung hanya merupakan
merumuskan masalah dan 5 menit untuk gejala-gejala atau rumusan masalah yang keliru.
memecahkannya”. Pernyataan Dewey dan Solusi atas masalah yang keliru biasanya hanya
Einstein tersebut sangat penting dalam berupa tindakan tunggal dan terhenti; tanpa ada
pengambilan keputusan. kesempatan untuk melaksanakan pendekatan
Organisasi atau lembaga yang mampu berfikir trial and error. Para pengambil keputusan tidak
kritis dalam menetapkan dan merumuskan berkesempatan untuk berbuat “salah yang
masalah, akan berhasil. Demikian pula bagi bermakna” dan kemudian belajar darinya.
setiap orang yang mampu berfikir kritis dalam Karena yang dilakukan hanya memperhatikan
menetapkan dan merumuskan masalah yang keadaan atau kondisi yang dianggap sebagai
dihadapinya secara tepat akan menjadi lebih baik masalah dan dipecahkan, padahal bukan masalah
dan bijaksana dalam mengarungi kehidupannya. yang sesungguhnya. Mereka bekerja keras,
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun,
Apa sebenarnya yang sering kita sebut sebagai menggunakan sumberdaya besar, tetapi tanpa
“masalah” dan apa esensi perumusan masalah makna. Ibarat dokter memberi resep terhadap
itu? Masalah terjadi apabila perbedaan antara penyakit yang salah, akibat diagnosa yang
situasi yang dihadapi dan situasi yang diinginkan dilakukan tidak menemukan penyakit yang
– atau dalam hal tertentu diharapkan – terjadi. benar. Sehingga obat semanjur dan semahal
Suatu lembaga menentukan sesuatu sebagai apapun tidak mempunyai arti.
masalah apabila sesuatu itu tidak sebagaimana
yang seharusnya terjadi. Mitroff dan Linstone Memecahkan masalah yang salah akan membuat
(1993) mencatat: kondisi jauh lebih buruk daripada dibiarkan saja.
Sehingga bukan hanya sumberdaya penting
Apa yang kita sebut sebagai “masalah” bukan hanya
merefleksikan nilai-nilai (values) tetapi juga komitmen digunakan sia-sia, tetapi juga dapat
etis yang kita miliki, yakni yang kita percayai seharusnya menghasilkan kondisi lebih buruk daripada yang
tidak terjadi. Dalam perusahaan, sesuatu dianggap sebelumnya terjadi, karena menghasilkan
sebagai masalah apabila hal tersebut tidak sebagaimana masalah lebih serius – akan timbul komplikasi
yang diharapkan terjadi oleh masyarakat. Dengan
demikian, kesenjangan antara apa yang kita inginkan dan
penyakit – sebagai hasilnya.
apa yang dapat kita penuhi tidak hanya dapat kita Mitroff (1997) dalam karangannya “Smart
tetapkan atas pertimbangan sederhana, melainkan
didalamnya mengandung unsur etika dan estetika.
Thinking for Crazy Times: The art of solving the
Pertimbangan etika dan estetika, oleh karena itu, right problems” menyatakan bahwa formulasi
memainkan peran fundamental dalam menetapkan masalah dan langkah-langkah yang dilakukan
masalah dan cara kita untuk menentukannya. pada umumnya tidak banyak difahami oleh para
Verschoor (1998) pernah melakukan studi pengambil keputusan. Formulasi masalah yang
terhadap 500 perusahaan publik di Amerika menghasilkan masalah yang keliru cenderung
Serikat dengan fokus pada hubungan antara sudah menjadi kebiasaan dan cukup sulit untuk

 
 

mengatasinya. Memimpin rapat untuk secara kritis mempertanyakan tujuan dan


menentukan masalah, dengan gaya hasilnya. Adanya peraturan adalah demi
kepemimpinan dan informasi yang itu-itu juga, peraturan itu sendiri. Adanya peraturan menjadi
biasanya tidak pernah menghasilkan inovasi tujuan akhir dan biasanya timbul masalah baru,
penetapan masalah secara benar. Untuk setiap yaitu tambahan birokrasi. Persoalan tetap
situasi kompleks biasanya dihadapi hanya menjadi persoalan dan bahkan bertambah.
dengan formulasi masalah secara sederhana – Peraturan ada hanya karena dituntut
terlalu cepat dirumuskan dan terlalu dangkal keberadaannya.
kerangka pikir yang digunakan. Demikian kata
Ritme kegiatan seperti itu menjadi sebuah
Mitroff, dari hasil penelitiannya di banyak
jebakan. Dikerjakan salah, tidak dikerjakan
perusahaan dan lembaga publik.
hampir tidak mungkin karena semua orang sudah
ooo biasa melakukan hal demikian. Apalagi ada
disposisi “atasan”. Nampak penting, tetapi perlu
Lima faktor sebagai penyebab, sehingga para
dipertanyakan. Terkait jebakan tersebut filosof di
pengambil keputusan senantiasa memecahkan
bidang bisnis, Charles Handy, pernah bertanya:
masalah yang salah, yaitu: konsultasi dengan
Apa sebenarnya tujuan binis? Dia menyatakan
orang-orang yang tidak tepat, selalu berkaca pada
bahwa jangan terjebak bahwa bisnis adalah
masalah di masa lalu, lebih memperhatikan
mencari untung, kecuali keuntungan itu untuk
gejala daripada penyebabnya, terlalu banyak
menjaga kesinambungan pencarian inovasi dan
berfikir struktural daripada fungsional, serta
berbuat hal-hal positif bagi masyarakat.
hanya terfokus pada bidang atau unit kerja
tertentu. Terkait hal ini, rapat – sebagai ajang Rapat, peraturan, keuntungan diperlukan, tetapi
pengambilan keputusan – biasanya menjadi suatu tidak pernah mengisi kecukupan “kehidupan”,
ritual atau gerakan reflek dengan agenda sekalipun kehidupan perusahaan. Ini sejalan
seadanya untuk menjawab pertanyaan- dengan ucapan yang sudah populer, Russel L.
pertanyaan yang keliru. Ackoff, pengajar di Wharton School of
Economic:
Pertanyaan-pertanyaan yang keliru tersebut juga
dapat melanda dunia penelitian. Para peneliti “Keuntungan seperti oksigen. Jika tidak cukup oksigen,
anda tidak bertahan (hidup) lama. Namun bila anda fikir
seringkali menjawab pertanyaan mereka sendiri
bahwa hidup adalah untuk bernafas, anda akan
dan bukan pertanyaan di dunia nyata yang kehilangan sesuatu (arti hidup).”
menjadi topik penelitiannya. Mereka seringkali
tidak merasa perlu komunikasi dengan pelaku- ooo
pelaku atau bahkan tidak merasa perlu membaca Segenap persoalan laten senantiasa dialami oleh
referensi dan langsung merumuskan pertanyaan berbagai pihak, dapat disebabkan akibat
penelitian sesuai apa yang dipikirkannya. lemahnya menentukan masalah. Tidak ada cara
William N Dunn, ahli kebijakan publik, lain untuk menghindarinya, kecuali mengubah
menyatakan kondisi demikian itu sebagai cara berfikir yang biasa digunakan untuk
pemikiran logis tetapi tidak terpakai. menentukan masalah. Juga berfikir ulang
Untuk kasus pengambilan keputusan dalam mengenai berbagai bentuk kebiasaan dan
bentuk pembuatan peraturan, kelima faktor di konsensus terkait menentukan dan cara
atas paling banyak terjadi. Pertanyaan lebih menyelesaikan masalah. Mungkin juga perlu
banyak kearah kesesuaian koridor hukum, namun melihat sekeliling, apakah kedekatan hubungan-
secara substansial sangat lemah, bahkan hubungan sosial, budaya, psikologi dan juga
seringkali hasil peraturan yang dibuat tidak kedekatan secara fisik, yang sepertinya
mempunyai hubungan dengan penyebab menghangatkan suasana kerja sehari-hari dan
terjadinya persoalan. Peraturan ada dengan telah menjadi tempat nyaman, sehingga lupa
membawa logikanya sendiri, tidak terkait dengan bahwa berfikir kritis untuk pembaruan itu perlu.
peristiwa yang harus diintervensi. Regulator Sebagaimana John F. Kennedy katakan:
merasa harus masuk ke wilayah operator hanya “Pembaruan adalah hukum dari kehidupan” ■
karena alasan ada kewenangan untuk itu, tanpa

Anda mungkin juga menyukai