PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Gout artritis akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada
usia 50-60 tahun. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita
gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg / 100 mI, lebih
sedikit jika dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut
kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka
mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan
serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin
juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin
didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional.
Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari,
lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan
gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan akut
akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Gout Artritis ?
2. Apa etiologi penyakit Gout Artritis ?
3. Apa manifestasi klinik Gout Artritis ?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Gout Artritis ?
5. Apa komplikasi penyakit Gout Artritis ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis ?
7. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Gout Artritis ?
8. Bagaiamna asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout
Artritis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem muskuloskeletal yaitu Gout Artritis.
2. Tujuan khusus :
1|Page
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Pengertian penyakit Gout Artritis.
b. Etiologi penyakit Gout Artritis.
c. Manifestasi klinik Gout Artritis.
d. Patofisiologi penyakit Gout Artritis.
e. Komplikasi penyakit Gout Artritis.
f. Pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis.
g. Penatalaksanaan penyakit Gout Artritis.
h. Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout
Artritis.
2|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat
yang nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah ( Merkie, Carrie, 2005 ).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan
defek genetic pada metabolisme purin atau hiperuricemia ( Brunner & Suddarth,
2001 : 1810 ).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam
urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit Kristal
asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi
akut.
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat
yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
B. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau
akibat penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
C. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan purin
dan eksresi asam urat yang kurang dari ginjal. Beberapa faktor lain yang mendukung
seperti :
a. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam
urat berlebihan ( Hiperuricemia ), retensi asam urat atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang kan menyebabkan :
Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia
3|Page
Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid
dan etambutol.
c. Pembentukan asam urat yang berlebih :
Gout primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih
karena penyakit lain seperti leukemia.
d. Kurang asam urat melalui ginjal
e. Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat.
f. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya
glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 % penderita gout ditemukan
pada pria. Gout sering menyerang wanita pada post menopause usia 50 – 60
tahun. Juga dapat menyerang laki – laki usia pubertas dan atau usia diatas 30
tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metarsofaringeal, ibu jari kaki,
sendi lutut dan pergelangan kaki.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat akan
menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
( hiperuricemia ), sehingga mengakibatkan Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Pennimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan responinflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil :
Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
Menurunnya eksresi asam urat.
Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam
urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam – garam urat yang
berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh, penumpukan ini
disebut tofi. Adanya Kristal memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan
lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya
yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan,
sebagai berikut :
4|Page
Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila
konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di rawan,
sonovium, janringan para – artikuler misalnya bursa, tendon dan selaputnya.
Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus ( coate ) oleh berbagai macam
protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon
terhadap pembentukan Kristal.
Respon leukosit polimorfonukuler ( PMN ). Pembentukan Kristal
menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan
selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.
E. PATHWAY
F. MANIFESTASI KLINIS
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati, antara
lain:
Hiperuricemia asimtomatik
5|Page
Arthritis gout akut
Tahap interkritis
Gout kronik
G. KOMPLIKASI
1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang
yang akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
Medikasi
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg
( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.
b. Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )
c. Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal
asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
d. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.
e. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan.
f. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi
asam urat.
g. Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan
probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak
6|Page
tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan
Allopurinol 100 mg 2x/hari.
Perawatan
a. Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang
mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden,
kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.
b. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus
benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat
badan.
c. Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong,
roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
d. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak
e. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
f. Hindari penggunaan alkohol.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia
( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi
lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
7|Page
R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang
sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien
menjalankan ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan nutrisi
1. Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan
kaya protein).
2. Minum : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
Kebutuhan eliminasi
1) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan
pemeriksaan setempat.
1) B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing
karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)
8|Page
Kepala dan wajah Ada sinosis
Mata Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada
kasus efusi pleura hemoragi kronis
Leher Biasanya JVP dalam batas normal
4) B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik
dan antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku
dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan
nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi
(pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki
secara perlahan membesar.
Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat. Pemeriksaan
diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang
berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju,
terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).
9|Page
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. E
Umur : 75 tahun
Suku : Madura
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
II.RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
1. Genogram :
Keterangan:
: Laki-laki : Penderita/pasien
Keterangan :
10 | P a g e
/ : Laki/Wanita
: Klien
: Hubungan perkawinan
: Tinggal serumah
11 | P a g e
Klien mengatakan “Kalau kaki saya terasa linu klien saya hanya
membiarkan saja rasa linu tersebut dan hanya memberikan obat untuk asam
urat mbak”
VII. OBAT-OBATAN
12 | P a g e
(4) Tekanan darah : 120/80 mmHg
13 | P a g e
g. Lesi : Tidak ada
h. Kesulitan mengunyah : Ya
i. Kesulitan menelan : Tidak
j. Keluhan : Jika makan-makanan yang keras klien
tidak bisa mengunyah
5. Telinga
a. Kebersihan : Bersih
b. Peradangan : Tidak
c. Pendengaran : Terganggu
d. Jika terganggu, jelaskan : ketika diajak berbicara dengan volume
suara yang pelan kadang klien tidak bisa mendengar pertanyaan yang
diajukan oleh perawat sehingga perawat harus mengulangi pertanyaan dengan
volume suara agak keras dan sedikit mendekat kepada klien.
6. Leher
a. Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
b. JVD : Tidak ada
c. Kaku kuduk : Tidak ada
d. Nyeri tekan : Tidak
e. Benjolan/massa : tidak ada
f. Keluhan : Tidak ada
7. Dada
b. Retraksi : Tidak
c. Wheezing : - -
- -
d. Ronchi : - -
- -
8. Abdomen
a. Bentuk : Distend
c. Auskultasi : Tympani
14 | P a g e
d. Supel : Ya
frekwensi 18 kali/menit
9. Genetalia
10. Ekstremitas
5 5 5 5
a. Kekuatan otot :
e. Deformitas : Tidak
f. Tremor : Tidak
- -- -
i. Edema :
i. Refleks
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
Keterangan:
Refleks +: normal
Refleks -: menurun/meningkat
11. Integumen
a. Kebersihan : Baik
b. Warna : Tidak
c. Kelembaban : Lembab
e. Turgor : 2 detik
f. Akral : Hangat
16 | P a g e
A.PENGKAJIAN POSISI DAN KESEIMBANGAN (Sullivan)
No Tes koordinasi Keterangan Nilai
10 Berjalan menyamping 4
11 Berjalan mundur 4
Jumlah 52
Keterangan
Nilai
17 | P a g e
14 : tidak mampu melakukan
Kesimpulan: Pada pengkajian posisi dan keseimbangan didapatkan nilai 52 yang artinya
klien mampu melakukan aktifitas
(1) Sering
(2) Jarang
(3) Tidak pernah
4. Stabilitas emosi:
(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar
Kesimpulan: Indek Katz klien adalah A yang artinya klien mandiri dalam hal makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
2. Masalah emosional
a. Pertanyaan tahap 1
b. Pertanyaan tahap 2
Gangguan emosional
Kesimpulan:
Pada pertanyaan tahap 1 klien tidak mengalami kesulitan tidur, banyak pikiran, ataupun
murung, sehinnga masalah emosional klien baik.
19 | P a g e
Benar Salah Nomor Pertanyaan
20-3= 17
17-3= 14
14-3= 11
JUMLAH B= 10 S= 0
Interpretasi:
Kesimpulan: Dari 10 pertanyaan yang diajukan kien dapat menjawab semuanya. Sehingga
kesimpulannya fungsi intelektual klien utuh.
Tahun : 2014
Musim : Hujan
Tanggal: 4
Hari : Rabu
Bulan : Juni
Negara : Indonesia
Kabupaten/kota: Malang
Kelurahan: Pandanwangi
Gang : Mungil
a. kursi
b.meja
c. kertas
4 Perhatian dan 5 2 Meminta klien berhitung mulai
kalkulasi dari 100 kemudian kurangi 7
sampai 5 tingkat.
Jawaban:
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Mengingat 3 1 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke 2 (tiap
21 | P a g e
poin nilai 1).
a. Kursi
b. Meja
c. Kertas
6 Bahasa 9 1 a. Menanyakan pada klien
tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut):
Lantai
2. Lipat dua
3. Taruh di lantai
Total nilai 30 22
Interpretasi hasil :
22 | P a g e
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan:
Dari ke 6 poin yang diajukan, klien mendapatkan skor 30 yang artinya klien tidak memiliki
gangguan kognitif.
Skor Pernyataan
A. (Kesedihan):
B. (Pesimisme):
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik.
2
Saya merasa saya tidak mempuyai apa-apa untuk memandang ke depan.
1
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0
Saya tidak begitu pesimis atau kecil tentang masa depan.
C. (Rasa kegagalan):
3
Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri).
2
Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan.
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya tidak merasa gagal.
23 | P a g e
D. (Ketidakpuasan):
E. (rasa bersalah):
1 Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan.
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
24 | P a g e
3 mereka semua.
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka.
2
Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya.
0
I. (Keragu-raguan):
0
J. (Perubahan gambaran diri):
Saya merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan saya, dan
3 ini membuat saya tidak menarik.
2 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik.
Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya.
1
0 K. (Kesulitan kerja):
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
3 Ini memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
2 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
1
0 L. (Keletihan):
25 | P a g e
Saya lelah untuk melakukan sesuatu.
0 M. (Anoreksia):
Penilaian:
Kesimpulan:
Dari beberapa pertanyaan di atas tentang depresi didapatkan nilai 2 yang artinya klien tidak
mengalami depresi atau depresi minimal.
a. APGAR Keluarga
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada waktu ada
sesuatu yang menyusahkan saya. (adaptasi) = selalu (2)
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya. (hubungan) = hampir tidak pernah (0)
3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas. (pertumbuhan) = selalu (2)
26 | P a g e
4. Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. (afek) = kadang-kadang
(1)
5. Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya menyediakan waktu bersama-
sama = selalu (2)
Penilaian:
Pernyataan yang dijawab: selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin
0).
Kesimpulan:
Skor APGAR keluarga yang didapatkan klien yaitu 7 yang artinya tidak ada disfungsi
keluarga.
27 | P a g e
XVII. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
1. Kebiasaan merokok:
1. Frekwensi makan
(1) Dihabiskan
(2) Tidak dihabiskan
(3) Kadang-kadang dihabiskan
1. Frekwensi minum
28 | P a g e
3. Jenis Minuman
29 | P a g e
d. Pola eliminasi BAB
1. Frekwensi BAB
3. Gangguan BAB
e. Pola BAK
1. Frekwensi BAK
2. Warna urine
f. Pola aktifitas
4. Sikat gigi
Aktifitas Score
0 5 10
Makan
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet
10 = independent
0 5
Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan
5 = independent (menggunakan shower)
0 5
Berdandan
0 = Perlu bantuan
31 | P a g e
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur
Memasang Baju 0 5 10
0 = Dengan bantuan
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent (mengancing baju, restleting)
0 5 10
Buang Air Kecil
0 = Menggunakan kateter
5 = Kadang ngompol
10 = Bisa mengontrol
0 5 10
Ke Toilet
0 = Butuh Bantuan Penuh
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)
0 5 10 15
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur
0 = Bantuan penuh
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = independent
0 5 10 15
Berjalan di jalan yang datar
0 = immobilisasi atau < 50 yards
5 = Selalu menggunakan kursi roda
10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang> 50 yards
15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards
Naik tangga 0 5 10
0 = Tidak bisa
5 = Membutuhkan bantuan
32 | P a g e
10 = independent
0 – 20 : Ketergantungan penuh
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Kesimpulan: Skor indeks barthel klien yaitu 100 yang artinya klien mandiri dalam memenuhi
aktivitasnya sehari-hari
A. PEMUKIMAN
1. Luas bangunan: -
2. Bentuk bangunan:
3. Jenis bangunan:
33 | P a g e
4. Atap rumah
(5) Asbes
5. Dinding
6. Lantai
7. Kebersihan lantai
9. Ventilasi
9. Pencahayaan
(1) Baik
(2) Kurang, Jelaskan: Pencahayaan dalam rumah kurang, sehingga terlihat gelap pada
siang hari. Pada malam hari di bagian dalam rumah hanya diterangi oleh lampu 5 watt
Lantai rumah bersih dan tidak licin namun lantai kamar mandi sedikit licin.
XII. SANITASI
34 | P a g e
(5) Lainnya ……………
(1) Air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) Air biasa tanpa rebus
3. Pengelolaan jamban
4. Jenis jamban :
7. Petugas sampah
8. Polusi udara
(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) Industri (4) Tidak ada
(1) Tidak (2) Ya, (*) Dengan racun (*) Dengan alat
XIV. FASILITAS
1. Peternakan
2. Perikanan
4. Taman
5. Ruang pertemuan
6. Sarana hiburan
7. Sarana ibadah
A. Keamanan
B. Transportasi
1. Kondisi jalan masuk
Jumlah 1
C. Komunikasi
1. Sarana komunikasi
ANALISA MASALAH
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Penurunan Resiko cedera
Klien mengatakan penglihatan
“penglihatan saya kabur mbak
apalagi kalau melihat orang dari
jarak jauh dan juga saat melihat
tulisan al-Qur’an. Saya tidak
bisa membaca kalau tidak pakai
kacamata”
DO:
Penglihatan menurun
dibuktikan dengan klien tidak
bisa membaca tulian kecil
dengan jelas jika tidak memakai
kacamata
Usia 64 tahun
Pencahayaan dalam rumah
kurang, sehingga terlihat gelap
pada siang hari.
Lantai rumah bersih dan
tidak licin namun lantai kamar
mandi sedikit licin.
3 DS: Kurangnya informasi Kurang pengetahuan
Klien mengatakan “Saya mengenai penyakit (kebutuhan belajar)
tidak tahu mbak kenapa bisa Artritis gout mengenai kondisi dan
asam urat dan tidak tahu pengobatan
bagaimana cara memilih
makanan yang boleh dan tidak
boleh dimakan biar linuya
tidak kambuh lagi”
Klien mengatakan “ Saya
sering makan tape, daun
bayam dan daun singkong
namun setelah itu lutut kaki
37 | P a g e
dan punggung saya terasa linu
sekal”
Klien mengatakan “Kalau
kaki saya terasa linu klien saya
hanya membiarkan saja rasa
linu tersebut dan hanya
memberikan obat untuk asam
urat mbak”
DO:
Sering bertanya mengenai
makanan apa yang boleh
dimakan untuk mengurangi linu
serta cara-cara untuk
mengurangi linu
Klien bertanya mengenai
pencegahan agar linu tidak
kambuh lagi
Klien terlihat bingung dan
menggeleng saat ditanya diit
yang baik untuk asam urat serta
saat ditanya klien tidak bisa
mnjawab
Usia 64 tahun
Kadar asam urat: 2,2 mg/dl
38 | P a g e
PENYUSUNAN POA
1 Resiko cedera dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Ajarkan kepada keluarga untuk menyediakan
faktor resiko dengan selama 1x30 menit, cedera tidak terjadi pada lingkungan yang aman untuk pasien
penurunan penglihatan klien dengan kriteria: 2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
dan riwayat penyakit terdahulu pasien
3. Ajarkan kepada keluarga dan klien untuk
menghindarkan lingkungan yang berbahaya
No. NOC Skor (misalnya memindahkan perabotan berbahaya,
1 Klien terbebas dari cedera 5 kebersihan lantai rumah dan kamar mandi)
2 Klien mampu menjelaskan 5 4. Ajarkan kepada keluarga untuk memberikan
cara untuk mencegah penerangan yang cukup di dalam rumah
cedera 5. Jelaskan manfaat senam mata
3 Klien mampu menjelaskan 5 6. Ajarkan gerakan senam mata
manfaat senam mata
4 Klien mampu 5
mendemonstrasikan senam
mata
2 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Jelaksan tanda dan gejala yang biasa muncul
(kebutuhan belajar) selama 1x30 menit, klien mengerti dan pada penyakit
mengenai kondisi dan memahami mengenai penatalaksanaan 2. Jelaskan tentang proses penyakit
39 | P a g e
pengobatan berhubungan penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus 3. Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit
dengan kurangnya dengan kriteria: 4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
informasi mengenai mungkin diperlukan untuk mencegah
penyakit Artritis gout komplikasi di masa yang akan datang dan atau
No NOC Skor proses pengontrolan penyakit
1 Klien memahami tanda 5 5. Diskusikan tentang rencana diet yang sesuai
gejala, penyebab, proses dengan kondisi klien
penyakit, serta 6. Jelaskan tentang penggunaan obat
penatalaksanaan penyakit 7. Tanyakan kembali tentang penjelasan yang
seperti pengobatan dan diet telah diberikan untuk mengetahui pemahaman
yang sesuai klien tentang penjelasan yang telah diberikan
2 Klien mampu menjelaskan 5
kembali apa yang telah
dijelaskan oleh perawat
40 | P a g e
EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
41 | P a g e
4 Skala nyeri berkurang 4
(Skala 5)
5 TTV dalam batas 5
normal
TD= 130/90 mmHg
N= 88x/menit
RR= 20x/menit
A:
P:
42 | P a g e
16.45 berbahaya (misalnya memindahkan O:
perabotan berbahaya, kebersihan lantai
rumah dan kamar mandi) No. NOC Skor
1 Klien terbebas dari 5
4. Mengajarkan kepada keluarga untuk
cedera
memberikan penerangan yang cukup di
2 Klien mampu 5
dalam rumah
menjelaskan cara untuk
5. Menjelaskan manfaat senam mata
16.45 mencegah cedera
6. Mengajarkan gerakan senam mata 3 Klien mampu 5
menjelaskan manfaat
senam mata
4 Klien mampu 5
16.50 mendemonstrasikan
senam mata
16.50
A:
Masalah teratasi
P:
A:
Masalah teratasi
44 | P a g e
P:
Hentikan intervensi.
Discharge planning:
45 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1) http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_back.jpg
2) http://yadikustiyadi.blogspot.com/2013/05/laporan-pendahuluan-arthritis-gout_13.html
3) Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta :
Salemba Medika.
4) Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Cet.1. Jakarta : EGC.
5) Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ; Jil.II. Jakarta : EGC.
6) Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
7) Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cet. 1. Jakarta : EGC.
8) Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet. 1. Jakarta : EGC.
46 | P a g e