Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan–perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut
pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit gout arthritis.
Gout artritis akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada
usia 50-60 tahun. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita
gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg / 100 mI, lebih
sedikit jika dibandingkan dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut
kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka
mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan
serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin
juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin
didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional.
Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi
lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari,
lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan
gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan akut
akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit Gout Artritis ?
2. Apa etiologi penyakit Gout Artritis ?
3. Apa manifestasi klinik Gout Artritis ?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Gout Artritis ?
5. Apa komplikasi penyakit Gout Artritis ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis ?
7. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Gout Artritis ?
8. Bagaiamna asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout
Artritis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem muskuloskeletal yaitu Gout Artritis.
2. Tujuan khusus :
1|Page
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Pengertian penyakit Gout Artritis.
b. Etiologi penyakit Gout Artritis.
c. Manifestasi klinik Gout Artritis.
d. Patofisiologi penyakit Gout Artritis.
e. Komplikasi penyakit Gout Artritis.
f. Pemeriksaan diagnostik penyakit Gout Artritis.
g. Penatalaksanaan penyakit Gout Artritis.
h. Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Gout
Artritis.

2|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
 Gout adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat
yang nyeri pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah ( Merkie, Carrie, 2005 ).
 Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan
defek genetic pada metabolisme purin atau hiperuricemia ( Brunner & Suddarth,
2001 : 1810 ).
 Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam
urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
 Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit Kristal
asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi
akut.
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat
yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau
akibat penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

C. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan Kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolic dalam pembentukan purin
dan eksresi asam urat yang kurang dari ginjal. Beberapa faktor lain yang mendukung
seperti :
a. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam
urat berlebihan ( Hiperuricemia ), retensi asam urat atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang kan menyebabkan :
 Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia

3|Page
 Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid
dan etambutol.
c. Pembentukan asam urat yang berlebih :
 Gout primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
 Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih
karena penyakit lain seperti leukemia.
d. Kurang asam urat melalui ginjal
e. Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat.
f. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya
glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 % penderita gout ditemukan
pada pria. Gout sering menyerang wanita pada post menopause usia 50 – 60
tahun. Juga dapat menyerang laki – laki usia pubertas dan atau usia diatas 30
tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metarsofaringeal, ibu jari kaki,
sendi lutut dan pergelangan kaki.

D. PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat akan
menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
( hiperuricemia ), sehingga mengakibatkan Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Pennimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan responinflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil :
 Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
 Menurunnya eksresi asam urat.
 Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam
urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam – garam urat yang
berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh, penumpukan ini
disebut tofi. Adanya Kristal memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan
lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya
yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan,
sebagai berikut :

4|Page
 Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila
konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di rawan,
sonovium, janringan para – artikuler misalnya bursa, tendon dan selaputnya.
Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus ( coate ) oleh berbagai macam
protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon
terhadap pembentukan Kristal.
 Respon leukosit polimorfonukuler ( PMN ). Pembentukan Kristal
menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan
selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.

E. PATHWAY

F. MANIFESTASI KLINIS
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati, antara
lain:
 Hiperuricemia asimtomatik

5|Page
 Arthritis gout akut
 Tahap interkritis
 Gout kronik

Gout akut berupa :


a. Nyeri hebat
b. Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
c. Sakit kepala
d. Demam

Gangguan kronik berupa :


 Serangan akut
 Hiperurisemia yang tidak diobati
 Terdapat nyeri dan pegal
 Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi ( penumpukan
monosodium asam urat dalam jaringan )

G. KOMPLIKASI
1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang
yang akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi

H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
 Medikasi
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg
( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.
b. Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )
c. Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal
asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
d. Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.
e. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan.
f. Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi
asam urat.
g. Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan
probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak

6|Page
tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan
Allopurinol 100 mg 2x/hari.
 Perawatan
a. Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang
mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden,
kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.
b. Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus
benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat
badan.
c. Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong,
roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
d. Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak
e. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
f. Hindari penggunaan alkohol.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia
( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi
lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif) : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
7|Page
R (Region) : kaji bagian persendian yang terasa nyeri
(biasanya pada pangkal ibu jari)
S (Saverity) : Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang
sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
 Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
 Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
 Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien
menjalankan ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Kebutuhan nutrisi
1. Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan
kaya protein).
2. Minum : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
 Kebutuhan eliminasi
1) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

 Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan
pemeriksaan setempat.
1) B1 (Breathing)
 Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan.
 Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
 Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
 Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing
karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)

8|Page
Kepala dan wajah Ada sinosis
Mata Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada
kasus efusi pleura hemoragi kronis
Leher Biasanya JVP dalam batas normal

4) B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik
dan antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
 Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku
dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan
nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi
(pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki
secara perlahan membesar.
 Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
 Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat. Pemeriksaan
diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang
berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju,
terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

9|Page
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. E

Umur : 75 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Madura

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. L.A Sucipto Gg. Mungil 212

Orang yang paling dekat /yang dapat dihubungi: Suami

II.RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
1. Genogram :

Keterangan:

: Perempuan : Tinggal serumah

: Laki-laki : Penderita/pasien

: laki-laki Meninggal : Perempuan meninggal

Keterangan :

10 | P a g e
/ : Laki/Wanita

/ : Yang meninggal dunia

: Klien

: Hubungan perkawinan

: Tinggal serumah

III. RIWAYAT PEKERJAAN

a.Status pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga


b. Pekerjaan sebelumnya: -
c.Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan thd kebutuhan : Dari pensiunan
suami
IV. RIWAYAT REKREASI

a. Hobi / minat : Membuat kerajinan


b. Keanggotaan organisasi : Mengikuti kegiatan posyandu lansia
c. Kegiatan keagamaan : Klien mengikuti kegiatan tahlilan setiap hari Jum’at
d. Liburan / perjalanan : Klien jarang bepergian jauh, namun setiap tahun
pulang kampung ke Madura
V. SUMBER / SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Klien mengatakan apabila sakit biasanya klien sering berobat di Puskemas dan
kontrol kesehatan tiap bulan di Posyandu Lansia di sekitar rumahnya.
VI. STATUS KESEHATAN SAAT INI

a. Keluhan kesehatan utama :


Klien mengeluh batuk pilek karena klien mengaku alergi oleh debu
b. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengatakan tidak mengeluh apa-apa, hanya saja batuk pilek yang sudah 2
hari diderita cukup mengganggu aktifitasnya.
c. Pengetahuan/pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan:
 Klien mengatakan “Saya tidak tahu mbak kenapa bisa asam urat dan
tidak tahu bagaimana cara memilih makanan yang boleh dan tidak boleh
dimakan biar linuya tidak kambuh lagi”
 Klien mengatakan “ Saya sering makan tape, daun bayam dan daun
singkong namun setelah itu lutut kaki dan punggung saya terasa linu sekal”

11 | P a g e
 Klien mengatakan “Kalau kaki saya terasa linu klien saya hanya
membiarkan saja rasa linu tersebut dan hanya memberikan obat untuk asam
urat mbak”

VII. OBAT-OBATAN

a. Nama : protexinal, dasabion dan OBH batuk


b. Dosis : 3x1 sehari
c. Bagaimana / kapan menggunakannya: Diminum setiap pagi,siang dan sore
hari
VIII. ALERGI
Klien mengatakan memiliki alergi terhadap debu.
IX. STATUS KESEHATAN MASA LALU

a.Penyakit masa kanak-kanak:


Klien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit saat masih kanak-
kanak
b. Penyakit serius / kronik :
Klien mengatakan pernah memiliki riwayat asam urat, dulu klien mengeluh
sering nyeri pada sendi dan kaki hingga tidak bisa jalan, namun sekarang sudah
tidak lagi. Dulu klien pernah memeriksakan diri ke dokter dan dinyatakan
mempunyai penyakit asam urat.
c.Trauma :
Klien mengatakan tidak memiliki trauma jatuh
d. Perawatan di RS:
Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit
e.Operasi :
Klien mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun
X. STATUS FISIOLOGIS
A. Bagaimana postur tulang belakang lansia:
Kifosis (membungkuk)
B. Tanda-tanda vital dan keadaan umum:
(1) Keadaan umum : Cukup

(2) Tingkat kesadaran : Composmentis

(3) Suhu : 36,3 0C

12 | P a g e
(4) Tekanan darah : 120/80 mmHg

(5) Nadi : 88x/menit

(6) Respirasi : 20x/menit

(7)Tinggi badan : 160 cm

(8) BB :58 kg Naik : - kg Turun : 2 kg

XI. PENGKAJIAN HEAD TO TOE


1. Kepala
a. Kebersihan : Bersih
b. Kerontokan rambut : Tidak ada
c. Warna : Putih
d. Keluhan : Tidak ada
2. Mata
a. Konjungtiva : Tidak anemis
b. Sklera : Tidak ikterik
c. Strabismus : Tidak
d. Penglihatan : Penglihatan menurun dibuktikan dengan klien
tidak bisa membaca tulisan kecil dengan jelas jika tidak memakai kacamata
e. Peradangan : Tidak
f. Riwayat katarak : Tidak
g. Pandangan kabur : Ya
h. Nyeri tekan : Tidak
i. Keluhan : Klien mengatakan “penglihatan saya kabur
mbak apalagi kalau melihat orang dari jarak jauh dan juga saat melihat tulisan
al-Qur’an. Saya tidak bisa membaca kalau tidak pakai kacamata”
j. Penggunaan kacamata: Ya
3. Hidung
a. Bentuk : Simetris
b. Peradangan : Tidak ada
c. Penciuman : Tidak terganggu
d. Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
e. Nyeri tekan : Tidak
f. Obstruksi : Tidak
g. Keluhan : Tidak ada
4. Mulut dan tenggorokan
a. Kebersihan : Baik
b. Mukosa : Lembab
c. Peradangan/stomatitis : Tidak
d. Gigi geligi : Ompong
e. Radang gusi : Tidak
f. Karies : Tidak

13 | P a g e
g. Lesi : Tidak ada
h. Kesulitan mengunyah : Ya
i. Kesulitan menelan : Tidak
j. Keluhan : Jika makan-makanan yang keras klien
tidak bisa mengunyah
5. Telinga
a. Kebersihan : Bersih
b. Peradangan : Tidak
c. Pendengaran : Terganggu
d. Jika terganggu, jelaskan : ketika diajak berbicara dengan volume
suara yang pelan kadang klien tidak bisa mendengar pertanyaan yang
diajukan oleh perawat sehingga perawat harus mengulangi pertanyaan dengan
volume suara agak keras dan sedikit mendekat kepada klien.
6. Leher
a. Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
b. JVD : Tidak ada
c. Kaku kuduk : Tidak ada
d. Nyeri tekan : Tidak
e. Benjolan/massa : tidak ada
f. Keluhan : Tidak ada
7. Dada

a. Bentuk dada : Normal chest

b. Retraksi : Tidak

c. Wheezing : - -

- -

d. Ronchi : - -

- -

e. Suara jantung tambahan : Tidak ada

f. Ictus cordis : (+), tidak ada pelebaran

g. Keluhan : Tidak ada

8. Abdomen

a. Bentuk : Distend

b. Nyeri tekan : Tidak

c. Auskultasi : Tympani

14 | P a g e
d. Supel : Ya

e. Bising usus : Ada

frekwensi 18 kali/menit

f. Massa : Tidak ada

g. Keluhan : Tidak ada

9. Genetalia

a. Kebersihan : Tidak terkaji

b. Haemoroid : Tidak ada

c. Keluhan : Tidak ada

10. Ekstremitas
5 5 5 5
a. Kekuatan otot :

b. Postur tubuh : Membungkuk/lordosis

c. Rentang gerak : Maksimal

e. Deformitas : Tidak

f. Tremor : Tidak

g. Nyeri : Iya, pada lutut dan pinggang

h. Pembengkakan sendi : Tidak

- -- -
i. Edema :

j. Penggunaan alat bantu : Tidak

i. Refleks

Area Kanan Kiri


15 | P a g e
Biceps + +

Triceps + +

Knee + +

Achiles + +

Keterangan:

Refleks +: normal

Refleks -: menurun/meningkat

11. Integumen

a. Kebersihan : Baik

b. Warna : Tidak

c. Kelembaban : Lembab

d. Lesi : Tidak ada

e. Turgor : 2 detik

f. Akral : Hangat

g. Pruritus : Tidak ada

h. Perubahan tekstur : Tidak

i. Perubahan tekstur : Tidak

g. Gangguan pada kulit : Tidak ada

12. Hasil Pemeriksaan Penunjang

a. Kadar asam urat : 2,2 mg/dl

b. kadar gula darah : 80 mg/dl

XII. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA

16 | P a g e
A.PENGKAJIAN POSISI DAN KESEIMBANGAN (Sullivan)
No Tes koordinasi Keterangan Nilai

1 Berdiri dengan postur normal 4

2 Berdiri dengan postur normal, menutup mata 4

3 Berdiri dengan kaki rapat 4

4 Berdiri dengan satu kaki 4

5 Berdiri, fleksi trunk dan berdiri ke posisi netral 4

6 Berdiri, lateral dan fleksi trunk 4

7 Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki didepan jari kaki 4


yang lain

8 Berjalan sepanjang garis lurus 4

9 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai 4

10 Berjalan menyamping 4

11 Berjalan mundur 4

12 Berjalan mengikuti lingkaran 4

13 Berjalan pada tumit 2

14 Berjalan dengan ujung kaki 2

Jumlah 52

Keterangan

4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap

3: mampu melakukan aktifitas dengan bantuan

2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal

1 : tidak mampu melakukan aktifitas

Nilai

42-54 : mampu melakukan aktifitas

28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan

14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal

17 | P a g e
14 : tidak mampu melakukan

Kesimpulan: Pada pengkajian posisi dan keseimbangan didapatkan nilai 52 yang artinya
klien mampu melakukan aktifitas

XIII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

1. Hubungan dengan orang lain:

(1) Tidak dikenal


(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kerjasama
2. Kebiasaan lansia berinteraksi dengan tetangga:

(1) Sering
(2) Jarang
(3) Tidak pernah
4. Stabilitas emosi:

(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar

XIV. PENGKAJIAN FUNGSIONAL LANSIA

1. Aktivitas kehidupan sehari-hari


Katz indeks aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL)
A: Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan
mandi.
B: Kemandirian dalam semua hal, kecuali satu dari fungsi tersebut.
C: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu
fungsi tambahan.
F: Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah, dan satu fungsi tambahan.
G: Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
18 | P a g e
Lain-lain: Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, atau F.

Kesimpulan: Indek Katz klien adalah A yang artinya klien mandiri dalam hal makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi

2. Masalah emosional

a. Pertanyaan tahap 1

(1) Apakah klien mengalami susah tidur


(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir
Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1
atau lebih.

b. Pertanyaan tahap 2

(1) Keluhan >3 bulan/>1 bulan 1 kali dalam satu bulan


(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri
>1 atau = 1 jawaban ya, maka ada masalah
gangguan emosional.

Gangguan emosional

Kesimpulan:

Pada pertanyaan tahap 1 klien tidak mengalami kesulitan tidur, banyak pikiran, ataupun
murung, sehinnga masalah emosional klien baik.

3. Tingkat kerusakan intelektual

a. SPMSQ (short portable mental status quesioner).

Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini:

19 | P a g e
Benar Salah Nomor Pertanyaan

√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 4

√ 2 Hari apa sekarang ? Rabu

√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah

√ 4 Dimana alamat anda ? Jl. LA Sucipto gg. Mungil 212

√ 5 Berapa umur anda ? 64

√ 6 Kapan anda lahir ? 1950

√ 7 Siapa presiden Indonesia ? Bambang Yudhoyono

√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Megawati

√ 9 Siapa nama ibu anda ? Sarminah

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap


angka baru, secara menurun.

20-3= 17

17-3= 14

14-3= 11

JUMLAH B= 10 S= 0

Interpretasi:

Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Kesimpulan: Dari 10 pertanyaan yang diajukan kien dapat menjawab semuanya. Sehingga
kesimpulannya fungsi intelektual klien utuh.

XV. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF

a. MMSE (Mini Mental Status Exam)


No Aspek Kognitif Nilai Maksimal Nilai Kriteria
20 | P a g e
Klien

1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar

Tahun : 2014

Musim : Hujan

Tanggal: 4

Hari : Rabu

Bulan : Juni

2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada?

Negara : Indonesia

Propinsi: Jawa Timur

Kabupaten/kota: Malang

Kelurahan: Pandanwangi

Gang : Mungil

3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal:


kursi, meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab:

a. kursi
b.meja
c. kertas
4 Perhatian dan 5 2 Meminta klien berhitung mulai
kalkulasi dari 100 kemudian kurangi 7
sampai 5 tingkat.

Jawaban:

1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Mengingat 3 1 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke 2 (tiap

21 | P a g e
poin nilai 1).

a. Kursi
b. Meja
c. Kertas
6 Bahasa 9 1 a. Menanyakan pada klien
tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut):
Lantai

b. Minta klien untuk


mengulangi kata berikut:
2 tidak ada, dan, jika/ tetapi

c. Minta klien untuk


mengikuti perintah berikut
yang terdiri 3 langkah:
3 1. Ambil kertas ditangan
anda

2. Lipat dua

3. Taruh di lantai

d. Perintahkan pada klien


untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai
satu poin).
“tutup mata anda”

1 e. Perintahkan kepada klien


untuk menulis kalimat dan
menyalin gambar.
Klien dapat menulis

Total nilai 30 22

Interpretasi hasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 – 23 : gangguan kognitif sedang

22 | P a g e
0 - 17 : gangguan kognitif berat

Kesimpulan:

Dari ke 6 poin yang diajukan, klien mendapatkan skor 30 yang artinya klien tidak memiliki
gangguan kognitif.

b. Inventaris Depresi Beck (IDB)

Skor Pernyataan

A. (Kesedihan):

3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya.

2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya.

1 Saya merasa sedih atau galau.

0 Saya tidak merasa sedih.

B. (Pesimisme):

3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik.
2
Saya merasa saya tidak mempuyai apa-apa untuk memandang ke depan.
1
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0
Saya tidak begitu pesimis atau kecil tentang masa depan.

C. (Rasa kegagalan):
3
Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri).
2
Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan.
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0 Saya tidak merasa gagal.

23 | P a g e
D. (Ketidakpuasan):

3 Saya tidak puas dengan segalanya.

2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.

1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.

0 Saya tidak merasa tidak puas.

E. (rasa bersalah):

3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tidak berharga.

2 Saya merasa sangat bersalah.

1 Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.

0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah.

F. (Tidak menyukai diri sendiri):

3 Saya benci diri saya sendiri.

2 Saya muak dengan diri saya sendiri.

1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.

0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri.

G. (Membahayakan diri sendiri):

3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan.

2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.

1 Saya merasa lebih mati.

0 Saya tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri sendiri.

H. (Menarik diri dari sosial):

Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
24 | P a g e
3 mereka semua.

Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka.
2
Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya.

Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.


1

0
I. (Keragu-raguan):

Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali.

Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.


3
Saya berusaha mengambil keputusan.
2
Saya membuat keputusan yang baik.
1

0
J. (Perubahan gambaran diri):

Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan.

Saya merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan saya, dan
3 ini membuat saya tidak menarik.
2 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik.

Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya.
1

0 K. (Kesulitan kerja):

Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.

Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
3 Ini memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
2 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
1

0 L. (Keletihan):

Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.

25 | P a g e
Saya lelah untuk melakukan sesuatu.

3 Saya lelah lebih dari yang biasanya.

2 Saya tidak lebih lelah dari biasanya.

0 M. (Anoreksia):

Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.

Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang.

3 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.

2 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

Penilaian:

0-4 Depresi tidak ada atau minimal.

5-7 Depresi ringan.

8-15 Depresi sedang.

≥16 Depresi berat.

Kesimpulan:

Dari beberapa pertanyaan di atas tentang depresi didapatkan nilai 2 yang artinya klien tidak
mengalami depresi atau depresi minimal.

XVI. IDENTIFIKASI ASPEK FUNGSI SOSIAL

a. APGAR Keluarga
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada waktu ada
sesuatu yang menyusahkan saya. (adaptasi) = selalu (2)
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya. (hubungan) = hampir tidak pernah (0)
3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas. (pertumbuhan) = selalu (2)
26 | P a g e
4. Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. (afek) = kadang-kadang
(1)
5. Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya menyediakan waktu bersama-
sama = selalu (2)
Penilaian:

Pernyataan yang dijawab: selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin
0).

Nilai <3: disfungsi keluarga sangat tinggi.

4-6: disfungsi keluarga sedang.

Kesimpulan:

Skor APGAR keluarga yang didapatkan klien yaitu 7 yang artinya tidak ada disfungsi
keluarga.

27 | P a g e
XVII. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN

1. Kebiasaan merokok:

(1) > 3 batang sehari

(2) < 3 batang sehari

(3) Tidak merokok

2. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari:

a. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

1. Frekwensi makan

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) Tidak teratur
2. Jumlah makanan yang dihabiskan

(1) 1 porsi dihabis


(2) ½ porsi yang dihabiskan
(3) < ½ porsi yang dihabiskan
(4) Lain-lain
3. Makanan tambahan

(1) Dihabiskan
(2) Tidak dihabiskan
(3) Kadang-kadang dihabiskan

b. Pola pemenuhan cairan

1. Frekwensi minum

(1) < 3 gelas sehari


(2) > 3 gelang sehari
2. Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan

(1) Takut kencing malam hari


(2) Tidak haus
(3) Persediaan air minum terbatas
(4) Kebiasaan minum sedikit

28 | P a g e
3. Jenis Minuman

(1) Air putih (2) Teh(3) Kopi (4) susu

(5) lainnya, jelaskan………

c. Pola kebiasaan tidur

1. Jumlah waktu tidur

(1) <4 jam (2) 4-6 jam (3) >6 jam

Keluhan: Tidak ada

2. Gangguan tidur berupa


(1) Insomnia (2) Sering terbangun

(3) Sulit mengawali (4) Tidak ada gangguan

3. Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur

(1) Santai (2) Diam saja

(3) Ketrampilan (4) Kegiatan keagamaan

29 | P a g e
d. Pola eliminasi BAB

1. Frekwensi BAB

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) Lainnya, jelaskan .........
2. Konsisitensi

(1) Encer (2) Keras (3) Lembek (4) Padat

3. Gangguan BAB

(1) Inkontinensia alvi


(2) Konstipasi
(3) Diare
(4) Tidak ada

e. Pola BAK

1. Frekwensi BAK

(1) 1 – 3 kali sehari

(2) 4 – 6 kali sehari

(3) > 6 kali sehari

2. Warna urine

(1) Kuning jernih


(2) Putih jernih
(3) Kuning keruh
3. Gangguan BAK

(1) Inkontinensia urine


(2) Retensi urine
(3) Lainnya, jelaskan …

f. Pola aktifitas

1. Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan

(1) Membantu kegiatan dapur


(2) Berkebun
(3) Pekerjaan rumah tangga
30 | P a g e
(4) Ketrampilan tangan
2. Pola pemenuhan kebersihan diri mandi

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) < 1 kali sehari
3. Memakai sabun

(1) ya (2) tidak

4. Sikat gigi

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) Tidak pernah, alasan karena sudah tidak ada giginya
5. Menggunakan pasta gigi

(1) ya (2) tidak

6. Kebiasaan berganti pakaian bersih

(1) 1 kali sehari


(2) > 1 kali sehari
(3) Tidak ganti

7. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

Nama Pasien: Ny.J Tanggal: 26 / 2 / 2013 13 : 00

Aktifitas Score

0 5 10
Makan
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet
10 = independent

0 5
Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan
5 = independent (menggunakan shower)

0 5
Berdandan
0 = Perlu bantuan

31 | P a g e
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur

Memasang Baju 0 5 10
0 = Dengan bantuan
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent (mengancing baju, restleting)

Buang Hajat (buang air besar) 0 5 10


0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
5 = Kadang tidak tertahan (tid
10 = Dapat mengontrol

0 5 10
Buang Air Kecil
0 = Menggunakan kateter
5 = Kadang ngompol
10 = Bisa mengontrol

0 5 10
Ke Toilet
0 = Butuh Bantuan Penuh
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)

0 5 10 15
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur
0 = Bantuan penuh
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = independent

0 5 10 15
Berjalan di jalan yang datar
0 = immobilisasi atau < 50 yards
5 = Selalu menggunakan kursi roda
10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang> 50 yards
15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards

Naik tangga 0 5 10
0 = Tidak bisa
5 = Membutuhkan bantuan

32 | P a g e
10 = independent

TOTAL (0 - 100) 100


Interpretasi hasil:

0 – 20 : Ketergantungan penuh

21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung

62 – 90 : Ketergantungan moderat

91 – 99 : Ketergantungan ringan

100 : Mandiri

Kesimpulan: Skor indeks barthel klien yaitu 100 yang artinya klien mandiri dalam memenuhi
aktivitasnya sehari-hari

XVII. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

A. PEMUKIMAN

1. Luas bangunan: -

2. Bentuk bangunan:

(1) Rumah (2) Petak (3) Asrama (4) Paviliun

3. Jenis bangunan:

(1) Permanen (2) Semi permanen (3) Non permanen

33 | P a g e
4. Atap rumah

(1) Genting (2) Seng (3) Ijuk (4) Kayu

(5) Asbes

5. Dinding

(1) Tembok (2) Kayu (3) Bambu (4) Lainya……

6. Lantai

(1) Semen (2) Tegel (3) Keramik (4) Tanah

(5) Lainnya ...............

7. Kebersihan lantai

(1) Bersih dan tidak licin(2) Kurang

8. Lantai kamar mandi

(1) Licin (2) Tidak licin

9. Ventilasi

(1) < 15% luas lantai (2) 15% luas lantai

9. Pencahayaan

(1) Baik

(2) Kurang, Jelaskan: Pencahayaan dalam rumah kurang, sehingga terlihat gelap pada
siang hari. Pada malam hari di bagian dalam rumah hanya diterangi oleh lampu 5 watt
Lantai rumah bersih dan tidak licin namun lantai kamar mandi sedikit licin.

10. Pengaturan penataan perabot

(1) Baik (2) Kurang

11. Kelengkapan alat rumah tangga

(1) Lengkap (2) Tidak lengkap, Jelaskan …………

XII. SANITASI

1. Penyediaan air bersih (MCK):

(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) Sungai

34 | P a g e
(5) Lainnya ……………

2. Penyediaan air minum

(1) Air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) Air biasa tanpa rebus

3. Pengelolaan jamban

(1) Bersama (2) Kelompok (3) Pribadi (4) Lainnya.......

4. Jenis jamban :

(1) Leher angsa (2) Cemplung terbuka(3) Cemplung tertutup

(4) Lainnya …......

5. Jarak dengan sumber air

(1) < 10 meter (2) > 10 meter

6. Sarana pembuangan air limbah (SPAL):

(1) Lancar (2) Tidak lancar

7. Petugas sampah

(1) Ditimbun (2) Dibakar (3) Daur ulang

(4) Dibuang sembarang tempat (5) Dikelola dinas

8. Polusi udara

(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) Industri (4) Tidak ada

9. Pengelolaan binatang pengerat

(1) Tidak (2) Ya, (*) Dengan racun (*) Dengan alat

(*) Lainnya ..........

XIV. FASILITAS

1. Peternakan

(1) Ada (2) Tidak

2. Perikanan

(1) Ada (2) Tidak

3. Sarana olah raga


35 | P a g e
(1) Ada (2) Tidak Jenis: lapangan olahraga

4. Taman

(1) Ada (2) Tidak

5. Ruang pertemuan

(1) Ada (2) Tidak

6. Sarana hiburan

(1) Ada (2) Tidak

7. Sarana ibadah

(1) Ada (2) Tidak Jenis Masjid

XX. KEAMANAN DAN TRANSPORTASI

A. Keamanan

1. Sistem keamanan lingkungan (1) Ada (2) Tidak

2. Penanggulangan kebakaran (1) Ada (2) Tidak

3. Penanggulangan bencana (1) Ada (2) Tidak

B. Transportasi
1. Kondisi jalan masuk

(1) Rata (2) Tidak rata (3) Licin

(4) Tidak licin

2. Jenis transportasi yang dimiliki

(1) Mobil (2) Sepeda motor (3) Lainnya

Jumlah 1

C. Komunikasi
1. Sarana komunikasi

(1) Ada (2) Tidak ada

2. Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti

(1) Telphon (2) Kotak surat (3) Fax


36 | P a g e
(4) Handphone

3. Cara penyebaran informasi

(1) Langsung (2) Tidak langsung (3) Lainnya

ANALISA MASALAH
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Penurunan Resiko cedera
 Klien mengatakan penglihatan
“penglihatan saya kabur mbak
apalagi kalau melihat orang dari
jarak jauh dan juga saat melihat
tulisan al-Qur’an. Saya tidak
bisa membaca kalau tidak pakai
kacamata”

DO:
 Penglihatan menurun
dibuktikan dengan klien tidak
bisa membaca tulian kecil
dengan jelas jika tidak memakai
kacamata
 Usia 64 tahun
 Pencahayaan dalam rumah
kurang, sehingga terlihat gelap
pada siang hari.
 Lantai rumah bersih dan
tidak licin namun lantai kamar
mandi sedikit licin.
3 DS: Kurangnya informasi Kurang pengetahuan
 Klien mengatakan “Saya mengenai penyakit (kebutuhan belajar)
tidak tahu mbak kenapa bisa Artritis gout mengenai kondisi dan
asam urat dan tidak tahu pengobatan
bagaimana cara memilih
makanan yang boleh dan tidak
boleh dimakan biar linuya
tidak kambuh lagi”
 Klien mengatakan “ Saya
sering makan tape, daun
bayam dan daun singkong
namun setelah itu lutut kaki

37 | P a g e
dan punggung saya terasa linu
sekal”
 Klien mengatakan “Kalau
kaki saya terasa linu klien saya
hanya membiarkan saja rasa
linu tersebut dan hanya
memberikan obat untuk asam
urat mbak”

DO:
 Sering bertanya mengenai
makanan apa yang boleh
dimakan untuk mengurangi linu
serta cara-cara untuk
mengurangi linu
 Klien bertanya mengenai
pencegahan agar linu tidak
kambuh lagi
 Klien terlihat bingung dan
menggeleng saat ditanya diit
yang baik untuk asam urat serta
saat ditanya klien tidak bisa
mnjawab
 Usia 64 tahun
 Kadar asam urat: 2,2 mg/dl

DIAGNOSA PRIORITAS KEPERAWATAN

3. Resiko cedera dengan faktor resiko penurunan penglihatan


4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit Artritis gout

38 | P a g e
PENYUSUNAN POA

NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Resiko cedera dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Ajarkan kepada keluarga untuk menyediakan
faktor resiko dengan selama 1x30 menit, cedera tidak terjadi pada lingkungan yang aman untuk pasien
penurunan penglihatan klien dengan kriteria: 2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
dan riwayat penyakit terdahulu pasien
3. Ajarkan kepada keluarga dan klien untuk
menghindarkan lingkungan yang berbahaya
No. NOC Skor (misalnya memindahkan perabotan berbahaya,
1 Klien terbebas dari cedera 5 kebersihan lantai rumah dan kamar mandi)
2 Klien mampu menjelaskan 5 4. Ajarkan kepada keluarga untuk memberikan
cara untuk mencegah penerangan yang cukup di dalam rumah
cedera 5. Jelaskan manfaat senam mata
3 Klien mampu menjelaskan 5 6. Ajarkan gerakan senam mata
manfaat senam mata
4 Klien mampu 5
mendemonstrasikan senam
mata

2 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Jelaksan tanda dan gejala yang biasa muncul
(kebutuhan belajar) selama 1x30 menit, klien mengerti dan pada penyakit
mengenai kondisi dan memahami mengenai penatalaksanaan 2. Jelaskan tentang proses penyakit
39 | P a g e
pengobatan berhubungan penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus 3. Identifikasi kemungkinan penyebab penyakit
dengan kurangnya dengan kriteria: 4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
informasi mengenai mungkin diperlukan untuk mencegah
penyakit Artritis gout komplikasi di masa yang akan datang dan atau
No NOC Skor proses pengontrolan penyakit
1 Klien memahami tanda 5 5. Diskusikan tentang rencana diet yang sesuai
gejala, penyebab, proses dengan kondisi klien
penyakit, serta 6. Jelaskan tentang penggunaan obat
penatalaksanaan penyakit 7. Tanyakan kembali tentang penjelasan yang
seperti pengobatan dan diet telah diberikan untuk mengetahui pemahaman
yang sesuai klien tentang penjelasan yang telah diberikan
2 Klien mampu menjelaskan 5
kembali apa yang telah
dijelaskan oleh perawat

40 | P a g e
EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

28 Feb Nyeri akut berhubungan 16.00 1. Memonitor skala nyeri (skala 5) S:


2013 dengan proses inflamasi 2. Memonitor TTV
akibat destruksi sendi 16.05 3. Mengobservasi reaksi nonverbal dan Ny S mengatakan “Masih nyeri mbak
ketidaknyamanan (Grimmace +) setelah dipijet tadi. Nanti kalau kaki saya
4. Mengajarkan teknik non-farmakologi linu lagi saya akan mencoba kompres
untuk mengurangi (relaksasi nafas dalam, hangat dan nafas dalam serta meminta
kompres hangat dan massase) bantuan anak untuk memijat bagian yang
16.10 linu seperti yang mbak ajarkan tadi.”
5. Mengkolaborasi dengan tim medis
pemberian analgesik
 Ibuprofen 3x1
 B1 3x1 O:
6. Mengevaluasi pemberian analgesik dan
16.20 No. NOC Skor
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
1 Mampu mengontrol 5
nyeri
nyeri dengan teknik
non-farmakologi
2 Menggunakan analgesik 5
yang sesuai
3 Menyatakan nyeri 4
16.25 berkurang

41 | P a g e
4 Skala nyeri berkurang 4
(Skala 5)
5 TTV dalam batas 5
normal
TD= 130/90 mmHg
N= 88x/menit
RR= 20x/menit

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi no. 4 dan 5

28 Feb Resiko cedera dengan 16.30 1. Mengajarkan kepada keluarga untuk S:


2013 faktor resiko dengan menyediakan lingkungan yang aman untuk
penurunan penglihatan pasien Ny. J mengatakan “Sudah jelas mbak, nanti
2. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan kalau lagi tidak ada pekerjaan ataun waktu
pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan istirahat saya peragakan mbak senam mata
16.40 fungsi kognitif pasien dan riwayat tadi biar mata saya menjadi lebih jelas saat
penyakit terdahulu pasien melihat nanti.”
3. Mengajarkan kepada keluarga dan klien
untuk menghindarkan lingkungan yang

42 | P a g e
16.45 berbahaya (misalnya memindahkan O:
perabotan berbahaya, kebersihan lantai
rumah dan kamar mandi) No. NOC Skor
1 Klien terbebas dari 5
4. Mengajarkan kepada keluarga untuk
cedera
memberikan penerangan yang cukup di
2 Klien mampu 5
dalam rumah
menjelaskan cara untuk
5. Menjelaskan manfaat senam mata
16.45 mencegah cedera
6. Mengajarkan gerakan senam mata 3 Klien mampu 5
menjelaskan manfaat
senam mata
4 Klien mampu 5
16.50 mendemonstrasikan
senam mata
16.50

A:

Masalah teratasi

P:

Hentikan intervensi. Motivasi klien untuk


tetap melakuakn senam mata secara rutin
untuk mencegah cedera karena penurunan
penglihatan

28 Kurang pengetahuan 17.00 1. Menjelaskan tanda dan gejala yang S:


Februar (kebutuhan belajar) biasa muncul pada penyakit
43 | P a g e
i mengenai kondisi dan 2. Menjelaskan tentang proses penyakit Ny J mengatakan “iya mbak, sudah cukup
pengobatan berhubungan 3. Mengidentifikasi kemungkinan jelas dengan penjelasan mbak tentang
2013 dengan kurangnya 17.05 penyebab penyakit penyakit asam urat, saya baru tahu kalau
informasi mengenai 17.10 4. Meniskusikan perubahan gaya hidup makanan tersebut ternyata yang membuat
penyakit Artritis gout yang mungkin diperlukan untuk mencegah kaki saya semakin linu. Jadi mulai sekarang
komplikasi di masa yang akan datang dan saya akan membatasi makanan tersebut
atau proses pengontrolan penyakit mbak. ”
17.15
5. Diskusikan tentang rencana diet yang
sesuai dengan kondisi klien
6. Jelaskan tentang penggunaan obat O:
7. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi No. NOC Skor
perawatan kesehatan, dengan cara yang 1 Klien terbebas dari 5
17.15 tepat. cedera
2 Klien mampu 5
menjelaskan cara untuk
mencegah cedera
17.20 3 Klien mampu 5
17.25 menjelaskan manfaat
senam mata
4 Klien mampu 5
mendemonstrasikan
senam mata

A:

Masalah teratasi

44 | P a g e
P:

Hentikan intervensi.

Discharge planning:

 Motivasi keluarga untuk membantu


klien dalam memberikan diit yang
tepat untuk asam urat

45 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1) http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_back.jpg

2) http://yadikustiyadi.blogspot.com/2013/05/laporan-pendahuluan-arthritis-gout_13.html

3) Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta :
Salemba Medika.

4) Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Cet.1. Jakarta : EGC.

5) Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ; Jil.II. Jakarta : EGC.

6) Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

7) Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cet. 1. Jakarta : EGC.

8) Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet. 1. Jakarta : EGC.

46 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai