Simulasi Keterbacaan
Simulasi Keterbacaan
52
Tenriawaru et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif TPS 53
memenuhi kriteria tersebut adalah model potensi otak siswa dan pemahaman siswa
pembelajaran kooperatif think-pair-share. terhadap materi pelajaran serta mengoptimalkan
Model pembelajaran kooperatif think-pair- hasil belajar siswa.
share merupakan salah satu model pembelajaran Pada kenyataannya penerapan model
yang memberikan kesempatan untuk bekerja pembelajaran kooperatif think-pair-share
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. dipadukan dengan mind mapping di SMP di
Model pembelajaran ini memberi banyak waktu Sulawesi Selatan masih sangat jarang ditemukan.
kepada siswa untuk memikirkan materi yang Hal ini diduga karena belum adanya contoh dan
sedang dipelajari dan bertukar pikiran dengan perangkat yang relevan dengan model
siswa lain sebelum ide mereka dikemukakan di pembelajaran kooperatif think-pair-share
depan kelas. Menurut Lie (2005: 57), model dipadukan dengan mind mapping. Oleh karena
pembelajaran ini memberi kesempatan sedikitnya itu, penyiapan, pengadaan, dan pengembangan
delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa perangkat pembelajaran materi sistem
untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi pernapasan pada manusia dan sistem peredaran
mereka kepada orang lain daripada model darah pada manusia yang berorientasi model
klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa pembelajaran kooperatif think-pair-share
yang memaparkan hasil diskusi di depan kelas. dipadukan dengan mind mapping bagi siswa
SMP Negeri 30 Makassar adalah salah SMP ini melalui langkah penelitian, perlu
satu sekolah tipe A yang sedang berkembang dilakukan.
dan kemampuan rata-rata siswanya berada pada Penelitian pengembangan perangkat
kategori sedang. Selain itu, model pembelajaran pembelajaran ini diarahkan untuk menghasilkan
kooperatif tipe think-pair-share pernah perangkat yang berupa: (1) Rencana Pelaksanaan
diterapkan di sekolah ini dan menunjukkan hasil Pembelajaran (RPP) yang relevan dengan KTSP
yang cukup baik, yaitu nilai siswa mengalami dan menggambarkan langkah-langkah model
peningkatan dan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran kooperatif think-pair-share
pembelajaran. Akan tetapi, dalam penerapan dipadukan dengan mind mapping secara detail,
model pembelajaran tersebut masih ditemukan (2) materi ajar yang relevan dengan KTSP,
beberapa kelemahan yaitu lebih sedikit ide yang mengaktifkan siswa untuk berpikir, dan relevan
muncul dan terkadang siswa sulit mengaitkan dengan model pembelajaran kooperatif think-
antara materi yang satu dengan materi lainnya. pair-share dipadukan dengan mind mapping, dan
Salah satu cara yang dapat digunakan (3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang relevan
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dengan model pembelajaran kooperatif think-
terdapat dalam pelaksanaan model pembelajaran pair-share dipadukan dengan mind mapping.
kooperatif tipe think-pair-share tersebut adalah Selain itu, penelitian ini juga diarahkan untuk
dengan mengombinasikannya dengan mind mengetahui kualitas dari perangkat pembelajaran
maping. Mind mapping merupakan teknik IPA biologi yang dikembangkan berdasarkan
penyusunan catatan demi membantu siswa model pembelajaran kooperatif think-pair-share
menggunakan seluruh potensi otak agar dipadukan dengan mind mapping di SMP Negeri
optimum. Dengan adanya keterlibatan kedua 30 Makassar. Model pengembangan perangkat
belahan otak maka akan memudahkan seseorang pembelajaran yang akan digunakan adalah model
untuk mengatur dan mengingat segala bentuk 4-D yang dikembangkan oleh S. Thagarajan,
informasi, baik secara tertulis maupun secara Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel.
verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk Model 4-D ini dipilih sebab langkah-langkah
dan sebagainya memudahkan otak dalam pengembangan model 4-D sesuai dengan prinsip
menyerap informasi yang diterima. Selain itu pengembangan dalam KTSP. Perangkat
Mind mapping juga memungkinkan terjadinya pembelajaran yang dijadikan sebagai standar
asosiasi yang lebih lengkap pada informasi yang perangkat yang akan dikembangkan mengacu
ingin dipelajari, baik asosiasi antarsesama pada format perangkat yang ditetapkan oleh
informasi yang ingin dipelajari ataupun dengan BSNP dan dikembangkan dengan
informasi yang telah tersimpan sebelumnya mempertimbangkan prinsip-prinsip
dalam ingatan Yovan (2008) dalam Mahmuddin pengembangan perangkat dalam KTSP.
(2009). Dengan demikian, paduan antara model
pembelajaran kooperatif think-pair-share dengan
mind mapping dapat lebih mengoptimalkan
54 Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 1, April 2012, hlm.52-61
IV Kesesuaian dengan RPP, LKS dan tes hasil belajar 4,00 Sangat Valid
dari pembelajaran kooperatif tipe think-pair- sudah mampu menerima keberadaan buku siswa
share dipadukan dengan mind mapping adalah dan LKS yang telah dirancang sebelumnya dan
aktivitas mencari jawaban atas masalah yang menganggap bahwa pembelajaran kooperatif tipe
diberikan (think), membuat mind map secara think-pair-share dipadukan dengan mind
mandiri, berdiskusi dengan pasangannya dalam mapping dapat meningkatkan pemahaman
memecahkan masalah dalam LKS (pair), dan mereka terhadap materi pelajaran. Meskipun
mempresentasikan hasil diskusi dengan demikian, terdapat beberapa saran atau catatan
pasangannya di depan kelas (share) atau dari siswa yang penting untuk diperhatikan baik
memperhatikan presentase pasangan lainnya. komentar yang diberikan untuk melihat
Keempat aktivitas tersebut telah memenuhi terjemahan dari LKS dan buku siswa, paling
rentang waktu ideal yang ditetapkan artinya tidak ditinjau dari sudut pandang siswa. Catatan
kriteria aktivitas siswa telah terpenuhi. untuk buku siswa dan LKS diantaranya
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui berbentuk permintaan untuk menggunakan
bahwa rata-rata kemampuan guru dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh siswa
mengelola pembelajaran pada pertemuan I adalah dan permintaan agar siswa diberikan tugas rumah
4,23 atau berada pada kategori tinggi, pertemuan untuk mencari definisi dari beberapa istilah
II adalah 4,57 atau sangat tinggi, pertemuan III seputar materi pelajaran yang akan dipelajari
yaitu 4,55 atau sangat tinggi, dan pertemuan IV sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.
yaitu 4,55 atau sangat tinggi. Rata-rata total Selain itu, terdapat beberapa catatan yang
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diberikan oleh siswa bahwa terdapat kemajuan
adalah 4,47 atau tinggi. Hal tersebut positif yang dialami oleh siswa dengan
menunjukkan bahwa setiap fase-fase aktivitas mengikuti pembelajaran kooperatif tipe think-
yang harus dilaksanakan berdasarkan perangkat pair-share dipadukan dengan mind mapping yaitu
yang telah dirancang, dapat dilaksanakan dengan dapat meningkatkan pemahaman belajar biologi
baik karena kemampuan guru mengelola siswa dan siswa menganggap bahwa terdapat
pembelajaran berada dalam kategori tinggi. kemudahan untuk memahami konsep yang
Berdasarkan tabel 7, respon siswa terhadap diajarkan, karena berbagai persoalan yang
buku siswa, LKS, dan proses pembelajaran dihadapi oleh siswa dapat dikomunikasikan
adalah positif, dimana lebih dari 70% dari dengan siswa yang dianggap lebih mampu atau
keseluruhan siswa memberikan apresiasi positif. memahami konsep yang telah diajarkan. Catatan
Hal ini berarti bahwa pada umumnya siswa lainnya adalah kesulitan utama yang ditemukan
Tabel 5. Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share Dipadukan dengan Mind Mapping
Frekuensi
No. Kegiatan Kriteria Keterangan
rata-rata (%)
1 Mendengarkan/memperhatikan dengan cermat Terpenuhi
10,04 6,43-16,43
penjelasan guru
2 Membaca dan memahami buku siswa 8,26 2,14-12,14 Terpenuhi
3 Mencari jawaban atas masalah yang diberikan
8,48 5,00-15,00 Terpenuhi
(think)
4 Membuat mind map secara mandiri 16,96 9,29-19,29 Terpenuhi
5 Berdiskusi dengan pasangannya dalam
9,60 5,00-15,00 Terpenuhi
memecahkan masalah dalam LKS (pair)
6 Mempresentasikan hasil diskusi dengan
pasangannya di depan kelas (share) atau 28,35 23,57-33,57 Terpenuhi
memperhatikan presentase pasangan lainnya
7 Merespon penjelasan guru/teman, baik melalui
11,16 9,29-19,29 Terpenuhi
pertanyaan, menjawab, maupun menanggapi
8 Membuat rangkuman dari materi yang dipelajari 7,14 0,00-9,29 Terpenuhi
9 Melakukan kegiatan lain seperti tidak
memperhatikan penjelasan guru, menyontek
pekerjaan teman, atau melakukan aktivitas yang 0,00 0,00-5,00 Terpenuhi
tidak berkaitan dengan KBM (mengantuk, tidur,
mengobrol, melamun, dan sebagainya)
58 Jurnal Bionature, Volume 13, Nomor 1, April 2012, hlm.52-61
I 4,23 Tinggi
II 4,57 Sangat Tinggi
III 4,55 Sangat Tinggi
IV 4,55 Sangat Tinggi
Rata-rata 4,47 Tinggi
Tabel 7 Respon Siswa terhadap Materi Ajar (Buku Siswa), LKS, dan Pelaksanaan Pembelajaran
Respon Siswa (%)
Aspek Pengamatan Jumlah (%)
Sangat Positif Positif Negatif
Materi ajar
97,56 2,44 0 100
(buku siswa)
oleh siswa selama pembelajaran adalah siswa ini diharapkan dapat diimplementasikan dalam
menganggap sulit untuk membuat mind map dan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Saran-saran
sedikitnya waktu yang tersedia untuk tersebut selanjutnya digunakan untuk merevisi
mengerjakan LKS, tetapi secara perlahan mereka draft 3 menjadi draft final.
mengatakan telah terbiasa dan suka membuat Hasil ujicoba yang telah dilakukan dapat
mind map. digunakan untuk melihat sejauh mana baik
Penilaian siswa dalam angket respon siswa tidaknya perangkat yang telah dirancang.
yang telah diambil diasumsikan sebagai pendapat Perangkat yang telah dirancang dalam hal ini
siswa yang sebenar-benarnya sebab semua hal rencana pelaksanaan pembelajaran materi ajar
yang memungkinkan terjadinya penilaian yang (buku siswa), dan lembar kegiatan siswa
subjektif telah diminimalisir. Usaha dievaluasi berdasarkan nilai kevalidan, nilai
meminimalisir pendapat yang subjektif tersebut kepraktisan dan nilai keefektifan dari perangkat
adalah tidak mencantumkan kolom untuk tersebut.
identitas siswa pada angket respon siswa dan
sebelum mengisi angket yang diberikan, siswa a. Nilai Kevalidan
diminta agar memberi pendapat yang sebenarnya Kevalidan dari perangkat yang
terhadap item respon siswa yang diberikan dikembangkan diperoleh berdasarkan penilaian
dari validator ahli. Hasil analisis validasi
d. Tahap Pengembangan perangkat pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3
Draft 3 yang telah memenuhi kriteria menunjukkan bahwa seluruh perangkan yang
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan dikembangkan berada minimal pada kategori
selanjutnya disosialisasikan di lima (5) SMP di valid. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
kota Makassar, yang terdiri atas tiga (3) SMP perangkat pembelajaran yang dikembangkan
negeri dan 2 (dua) SMP swasta, Berdasarkan dianggap layak dan memadai untuk dipergunakan
hasil sosialisasi tersebut diperoleh beberapa saran sebagai perangkat pembelajaran. Meskipun
dan komentar dari guru-guru di sekolah tersebut semua perangkat pembelajaran yang
yaitu, penggunaan kata operasional harus dikembangkan telah memenuhi kriteria
merujuk pada kompetensi dasar, penggandaan kevalidan, tetapi tetap perlu dilakukan revisi kecil
perangkat pembelajaran untuk memaksimalkan untuk menyempurnakan perangkat-perangkat
fungsi perpustakaan, dan perangkat pembelajaran tersebut.
Tenriawaru et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif TPS 59
ditujukan untuk dikerjakan secara mandiri dan pada kategori valid, LKS yaitu 3,52 dan
selanjutnya jawaban LKS tersebut berada pada kategori sangat valid, (b) Praktis
didiskusikan dengan pasangan dan yaitu kemampuan guru dalam mengelola
dipresentasikan di depan kelas sebagaimana pembelajaran sangat tinggi yang berarti
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe bahwa proses pembelajaran dapat terlaksana
think-pair-share. seluruhnya, dan (c) Efektif yaitu tercapainya
4. Perangkat pembelajaran IPA biologi yang ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dengan
dikembangkan berdasarkan model rata-rata nilai tes hasil belajar sebesar 76,10
pembelajaran kooperatif think-pair-share atau berada pada kategori baik/tinggi,
dipadukan dengan mind mapping untuk siswa terpenuhinya kriteria toleransi waktu ideal
SMP telah diujicobakan dan memenuhi aktivitas siswa, terpenuhinya kriteria
kriteria kualitas perangkat pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola
yaitu: (a) Valid dengan sedikit revisi pembelajaran dengan nilai rata-rata 4,47 atau
berdasarkan rata-rata penilaian ahli dan tinggi, dan terpenuhinya kriteria respon siswa
praktisi. Rata-rata nilai kevalidan untuk RPP yaitu 100% siswa memberi respon positif
yaitu 3,47 dan berada pada kategori valid, terhadap buku siswa, LKS, dan pelaksanaan
materi ajar (buku siswa) yaitu 3,44 dan berada pembelajaran.
E. DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. 2008. Learning To Teach Buku 2. Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Negeri Surabaya.
Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Nurhayati B, & Wellang, Lukman. 2004. Strategi Belajar
Jakarta: Bumi Aksara. Mengajar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
Armstrong, T. 2003. The Whole-Brain Solution. Jakarta: UNM.
Grasindo. Pasuru. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Buzan, T. 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Pembelajaran “TPS Plus 2m” Siswa Kelas VIII
Gramedia Pustaka Utama. D SMP N 1 Rejoso Pasuruan (online). Error!
Depdiknas. 2008. Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Hyperlink reference not valid.. Diakses pada
Depdiknas. tanggal 15 April 2010.
DePotter, B. 2008. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Rahayu, W. 2009. Meningkatkan Kreativitas Anak Usia
Hartina. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dini melalui Peta Pikiran (Online).
Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil http://pkab.wordpress.com/2008/04/09/tingkatkan
Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri -kreativitas-usia-dini/. Diakses pada tanggal 02
5 Makassar (Studi pada Materi Pokok Laju Agustus 2011.
Reaksi). Skripsi. Tidak diterbitkan. Jurusan Rusdi, A. 2008. Model Pengembangan Perangkat
Kimia FMIPA UNM. Pembelajaran (Online).
Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. http://anrusmath.wordpress.com/2008/08/16/peng
Surabaya: Unesa University Press. embangan/. Diakses pada tanggal 02 April 2010.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning:“Mempraktekkan Saktiyono. 2009. IPA Biologi 2 SMP dan MTs untuk
Cooperative Learning di dalam Ruang-Ruang Kelas VIII. Jakarta: Esis.
Kelas”. Jakarta: Gramedia Widiasarana Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Indonesia. Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Mac Gregor, S. 2000. Piece of Mind. Jakarta: Gramedia Prenada Media
Pustaka Utama. Santrock, J. W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Mahmuddin. 2009. Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran Penerbit Kencana.
(Mind Mapping) (Online). Solihatin, E & Raharjo. 2007. Cooperative Learning
http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pe “Analisis Model Pembelajaran IPS”. Jakarta:
mbelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping/. Bumi Aksara.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2010. Suara Media. 2011. Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan
Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Tingkatkan Kecerdasan Anak (Online).
Pustaka Insan Madani. http://www.suaramedia.com/gaya-
Mustami, K.M. 2009. Pengaruh Synectic Dipadu Mind hidup/anak/25632-ke-seimbangan-otak-kiri-dan-
Maps terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, kanan-tingkatkan-kecerdasan-anak.html. Diakses
Sikap Kreatif, dan Penguasaan Materi Biologi. pada tanggal 14 Agustus 2011.
Jurnal Pendidikan Biologi, 1 (1), 75-80. Super Mind Strategy. 2011. Apakah Anda Dominan Otak
Nardy. 2010. Perkembangan Peserta Didik (online). Kiri/Otak Kanan Part-2 (Online).
Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses http://supermindstrategy.blogspot.com/2011/04/a
pada tanggal 2 Desember 2010. pakah-anda-domi-nan-otak-kiri-otak_26.html.
Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Diakses pada tanggal 14 Agustus 2011.
Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk
Menguasai Bahan Ajar. Disertasi. Program
Tenriawaru et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif TPS 61