Anda di halaman 1dari 11

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN NEONATUS DISMATUR

Anna Lewi Santoso


Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRAK
“Neonatus Dismatur” atau insufisiensi plasenta adalah suatu komplikasi yang terjadi pada
kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan sehingga bayi yang di dalam kandungan
tidak dapat cukup oksigen dan nutrisi, karena hal itu, maka bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Plasenta
adalah organ yang sangat penting dalan perkembangan tumbuh kembang bayi dalam kandungan, nama lain
dari insufisiensi plasenta aadalah disfungsi plasenta. Penyebab terjadinya neonatus dismatur bisa di
karenakan penyakit yang di derita ibu ( diabetes melitus, hipertensi ), kebiasaan ibu ( merokok ). Bisa di
karenakan plasenta tidak dapat berkembang dengan baik, bila bayi kembar, atau plasenta tidak melekat erat
pada dinding rahim, karena terlepas atau ada bekuan darah.

Kata kunci : kekurangan oksigen dan nutrisi, keadaan dan tingkah laku, tidak melekat erat.

PREVENTION AND RESPONSE NEONATES DISMATUR


Anna Levi Santoso
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRACT
“Neonatus Dismatur” or Placental insufficiency is a complication of pregnancy in which the
placenta cannot bring enough oxygen and nutrients to a baby growing in the womb. The placenta is the organ
that develops during pregnancy to feed a developing baby, is also by name “placental dysfunction”. Causes
by certain medical conditions and habits in the mother can lead to placental insufficiency, for example:
Diabetes, high blood pressure, smoking. In same case, the placenta may not grow big enough, expecially if
you are carrying twins or more. Placental insufficiency may also accur if the placenta does not attach
correctly to the surface of the womb, or if it breaks away from this surface or bleeds.

Key words: insufficiency oxygen and nutrients, conditions and habits, not attach correctly.

PENDAHULUAN Untuk mengetahui adanya


Neonatus Dismatur adalah bayi baru dismaturitas, diperlukan perhitungan umur
lahir yang berat badan waktu lahirnya kurang gestasi yang tepat. Karena itu penting untuk
dibandingkan dengan berat badan seharusnya penatalaksanaan neonatus dismatur dan
untuk masa gestasi bayi itu, nama lain untuk membedakan dengan neonatus
neonatus dismatur adalah Kecil Masa prematur.(1,3,4,5,8)
Kehamilan ( KMK ) (1,3,5,6) Tujuan dari penyusunan jurnal ini,
Pada umumnya neonatus dismatur agar kita dapat lebih waspada akan adanya
mengalami retardasi pertumbuhan intra neonatus dismatur dan dapat melakukan
uterin, kasus neonatus dismatur paling perawatan dan mencegah terjadinya
banyak ditemukan pada golongan sosial komplikasi pada neonatus dismatur.
ekonomi rendah, bentuk ibu yang kecil, Neonatus dismatur adalah bayi lahir
adanya komplikasi kehamilan, kelainan yang berat badan lahirnya kurang
kromosom dan kelainan bawaan pada fetus, dibandingkan dengan berat badan seharusnya
bisa juga dikarenakan kehamilan multipara untuk masa gestasi bayi itu.(1,3,5,8)
dan ibu yang merokok.(2,3,5,6) Pengertian berat badan kurang dari berat
Dismaturitas dapat terjadi “preterm”, badan lahir yang seharusnya untuk masa
“term”, atau “postterm”. Nama lain yang gestasi tertentu adalah kalau berat badan
sering digunakan juga adalah insufisiensi lahirnya di bawah persentil 10 menurut kurva
plasenta. Untuk dismaturitas “postterm” pertumbuhan intra uterin “Lubchenco” atau
sering disebut “postmaturity”. Penyebab di bawah 2SD menurut kurva pertumbuhan
dismaturitas adalah setiap keadaan yang intrauterin “Usher” dan “McLean”.(1,3,8)
mengganggu pertukaran zat antara ibu dan Nama lain yang sering digunakan adalah
janin.(1,3) kecil untuk masa kehamilan ( KMK ),
insufisiensi plasenta.(1,3,8) Penyakit vaskuler yang kronis, terutama bila
Neonatus dismatur merupakan juga mengalami komplikasi superimposed-
bagian dari Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR preeklampsia dan proteinuria, biasanya
). Bayi Berat Lahir Rendah adalah: bayi baru menyebabkan hambatan pertumbuhan.
lahir yang berat badan lahirnya pada saat Hipertensi akibat kehamilan yang terjadi
kelahirannya kurang dari 2.500 gram ( pada akhir kehamilan tanpa penyakit vaskuler
sampai dengan 2.499 gram ). BBLR dibagi kronis atau penyakit ginjal yang
menjadi dua golongan yaitu mendasarinya, biasanya tidak menyebabkan
Prematuritas murni, dengan batasan masa hambatan pertumbuhan janin yang nyata.
(2,3,5,6,7,8)
gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk 4. Penyakit ginjal kronis
masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus Penyakit ginjal kronis dengan penurunan
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan ( klirens ginjal biasanya disertai dengan
NKB-SMK).Dan Dismaturitas, adalah bayi hambatan pertumbuhan janin. (3,5,6,8)
lahir dengan berat badan kurang dari berat 5. Hipoksia kronis
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Janin pada ibu yang tinggal pada tempat yang
Berarti bayi mengalami retardasi tinggi seringkali mempunyai berat badan
pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang kecil untuk masa kehamilan ( KMK ). mereka yang tinggal di daerah yang lebih
(1,3,8)
rendah. Demikian pula janin pada wanita
Insidens untuk BBLR mulai 1985 : dengan penyakit jantung sianotik dan
6,7%, insiden ini dicatat di USA, dan rata- insufisiensi paru. (3,5,8)
rata menurun 14% sejak 1970 dibandingkan 6. Anemia ibu.
dengan 50% penurunan infant mortality rate. Konsentrasi haemoglobin ibu yang rendah
Mendekati 30% BBLR di USA adalah berpengaruh pada terjadinya hambatan
retardasi intra uterin yang berumur lebih dari pertumbuhan janin. Tetapi biasanya hanya
37 minggu. BBLR meningkat lebih besar terjadi pada janin dengan ibu yang menderita
10% dengan pembagian, dismaturitas penyakit anemia sel bulan sabit atau anemia
meningkat dan prematuritas menurun. Pada yang disebabkan penyakit ibu yang berat.
(3,5,8)
negara berkembang, dismaturitas mendekati
70%. Neonatus dismatur memiliki angka 7. Merokok.
kesakitan dan kematian yang lebih besar Merokok tembakau mengganggu
dibandingkan dengan neonatus yang berat pertumbuhan janin, lebih banyak sigaret yang
badan sesuai masa kehamilan. (3) dihisap, makin besar gangguan tersebut.
(2,3,5,6,8)
Keadaan-keadaan yang merupakan
predisposisi gangguan pada besarnya janin: 8. Obat-obat keras.
1. Ibu yang kecil. Karena faktor genetik, Pemakaian heroin dan hampir dipastikan
maka seorang ibu yang kecil biasanya obat-obat keras lainnya pada waktu hamil
mempunyai bayi yang kecil. Pada keadaan di mengganggu pertumbuhan janin. (2,3,5,8)
mana ibunya kecil, kelahiran bayi yang 9. Konsumsi kronis alkohol dalam jumlah
beratnya ditentukan secara genetik berada di besar oleh ibu pada waktu hamil
bawah rata-rata populasi, tidak perlu menyebabkan hambatan pertumbuhan janin,
merupakan hal yang merisaukan. (3,5,6) seringkali disertai malformasi fisik dan
2. Pertambahan berat yang jelek pada ibu. gangguan intelektual di kemudian hari. (2,3,5,8)
Bila ibu mempunyai berat badan rata-rata 10. Kelainan plasenta dan tali pusat.
atau lebih kecil, kegagalan pertambahan berat Lesi plasenta termasuk solutio plasenta fokal
badan atau terhentinya pertambahan berat yang kronis, infark yang luas, atau
badan selama trimester kedua kehamilan chorioangioma, dapat menyebabkan semakin
kemungkinan disebabkan bayi yang besar resiko pertumbuhan janin terhambat.
terhambat pertumbuhannya. Pada umumnya Suatu plasenta sirkumvalata atau plasenta
bila kalori dibatasi 1500 setiap hari selama previa dapat mengganggu pertumbuhan tetapi
beberapa waktu, akan menyebabkan biasanya janin tidak jauh lebih kecil daripada
hambatan pertumbuhan janin yang nyata. normal. Tali pusat dengan insertio marginalis
(3,5,6,7,8)
dan terutama insertio velamentosa sering
3. Penyakit vaskuler. disertai dengan janin yang pertumbuhannya
terhambat. (3,5) menonjol adalah wasting, demikian pula pada
11. Janin multipel. “postterm” dengan dismaturitas. (1,3,6)
Adanya dua atau lebih janin dapat Gruenwald ( 1967 ) mengatakan
menyebabkan hambatan pertumbuhan salah bahwa tidak semua kekurangan makanan
satu atau kedua janin bila dibandingkan pada janin diakibatkan oleh insufisiensi
dengan kehamilan tunggal. (3,5,8) plasenta. Gejala insufisiensi plasenta
12. Infeksi janin. timbulnya tergantung pada berat dan lamanya
Penyakit virus cythomegalo, virus rubella bayi menderita defisit. Menurut Gruenwald
dan mungkin penyakit infeksi kronis janin defisit yang menyebabkan retardasi
yang lain dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan biasanya berlangsung kronis.
pertumbuhan yang berat. (2,3,5,6,8) Menurut sarjana tersebut, sebagai akibat
13. Malformasi janin. defisit itu akan terjadi fetal distress. (1,3,8)
Pada umumnya makin berat malformasi, Dalam arti luas fetal distress dibagi menjadi 3
makin besar kemungkinan janin menjadi golongan, yaitu :
kecil untuk masa kehamilan. Hal ini terutama 1. Acute fetal distress yaitu defisit atau
nyata pada janin dengan kelainan kromosom fetal deprivation yang hanya
atau dengan malformasi kardiovaskuler yang mengakibatkan perinatal distress
berat. (2,3,5,8) tetapi tidak mengakibatkan retardasi
14. Kahamilan extra uterin. pertumbuhan dan wasting.
Biasanya janin yang tidak berada dalam 2. Subacute fetal distress yaitu bila fetal
uterus akan mengalami hambatan deprivation tersebut menunjukan
pertumbuhan ( dismaturitas ). (3,5) tanda wasting tetapi tidak retardasi
Faktor-faktor penyebab diatas pertumbuhan.
3.
memungkinkan terdapatnya neonatus Chronic fetal distress yaitu bila bayi
dismatur. Hal ini dapat terjadi karena fungsi jelas menunjukkan retardasi
plasenta yang insufisiensi sebagai akibat pertumbuhan. (1,3)
gangguan perfusi maternal maupun
terhalangnya fungsi plasenta atau keduanya. Bayi dismatur dengan tanda wasting
(3,5,8)
Juga dapat menyebabkan kelainan atau insufisiensi plasenta dapat dibagi dalam
denyut jantung janin dan adanya mekonium tiga ( 3 ) stadium menurut berat ringannya
di dalam cairan amnion, yang disebut distress wasting tersebut ( clifford ) yaitu:
janin. (3,5) 1. Stadium pertama: Bayi tampak kurus
Cairan amnion yang minimal tanpa dan relatif lebih panjang, kulitnya
bukti adanya pecah selaput janin merupakan longgar, kering seperti perkamen
tanda yang membahayakan, tak peduli kapan tetapi belum terdapat noda
hal tersebut ditemukan pada kehamilan. mekonium.
Keadaan tersebut sering dijumpai pada kasus 2. Stadium kedua: Didapatkan tanda
hambatan pertumbuhan yang berat, dimana stadium pertama ditambah dengan
janin terhambat pertumbuhannya karena warna kehijauan pada kulit, plasenta
faktor ibu. Bukti yang nyata tentang adanya dan umbilikus. Hal ini disebabkan
oligohidramnion dan adanya tanda lain oleh mekonium yang tercampur
mengenai hambatan pertumbuhan yaitu: dalam amnion yang kemudian
dengan menghitung perkiraan umur gestasi mengendap ke dalam kulit, umbilikus
yang teliti dan evaluasi besar uterus secara dan plasenta sebagai akibat anoksia
konsisten pada waktu kunjungan-kunjungan intrauterin.
antenatal (3,5,8) 3.
Stadium ketiga: Ditemukan tanda
Dismaturitas dapat terjadi “preterm”, stadium kedua ditambah dengan kulit
“term”, “postterm”. Pada “preterm” akan yang berwarna kuning, demikian
terlihat gejala fisik bayi prematur murni pula kuku dan tali pusat. Ditemukan
ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam juga tanda anoksia intra uterin yang
hal ini berat badan kurang dari 2.500 gram, lama. (1,3)
karakteristik fisik sama dengan bayi prematur
dan mungkin ditambah dengan retardasi Identifikasi melalui pengambilan
pertumbuhan dan wasting. Pada bayi cukup riwayat penderita yang teliti, tentang adanya
bulan dengan dismaturitas, gejala yang faktor-faktor etiologi merupakan predisposisi
gangguan pertumbuhan janin. Selain itu, Y = 11,03 + 7,75x
perkiraan umur gestasi yang teliti dan Y = masa gestasi
evaluasi besar uterus secara konsisten pada x = lingkaran kepala.
waktu kunjungan antenatal, dalam banyak hal
akan menemukan adanya hambatan janin. (3,5) 3. Pemeriksaan radiologis
Pengukuran tinggi fundus uteri harus Dengan pemeriksaan ini dapat
didukung dengan pemeriksaan sonografi, diketahui lamanya masa gestasi dengan
dimana ditemukan: meneliti pusat epifisis. (1,3,4,5)
 Hambatan pertumbuhan simetris, 4. “Motor conduction velocity”
terdapat menyeluruh, termasuk Pemeriksaan ini adalah dengan mengukur
kepala. “motor conduction velocity” dari nervus

Hambatan pertumbuhan asimetris, ulnaris. (1,3,4,5)
dimana kepala tidak ikut serta. (3,5) 5. Pemeriksaan elektro ensefalogram ( EEG
). (1,3,4,5)
Untuk bayi yang baru lahir perlu 6. Penilaian karakteristik fisik luar dari
diketahui dengan tepat lamanya masa gestasi beberapa alat tubuh ternyata mempunyai
untuk menentukan maturitas bayi tersebut. hubungan dengan maturitas bayi. Dari semua
Ada beberapa cara untuk menaksir umur atau kriteria external yang dapat dinilai untuk
lamanya masa gestasi bayi pada saat bayi menentukan masa gestasi neonatus, kriteria
dilahirkan. yang disebutkan di bawah ini adalah yang
Cara yang sampai sekarang digunakan ialah terbaik mempunyai hubungan dengan masa
1.Perhitungan “hari pertama haid terakhir” ( gestasi. Kriteria tersebut adalah bentuk
HPHT ) puting susu, ukuran payudara, “plantar
Biasanya masih ada kesalahan ± 1 minggu, creases”, rambut kepala, transparansi kulit,
karena selalu ada variasi waktu antara HPHT membran pupil, alat kelamin, kuku dan
dan ovulasi, kemungkinan terjadi “time log” tulang rawan telinga.
antara koitus yang menyebabkan kehamilan Hasil penelitian kriteria external ini
dan ovulasi atau antara ovulasi dan koitus. bervariasi, untuk mendapatkan hasil yang
(1,3,4,5,8)
lebih baik, beberapa sarjana mengadakan
2. Penilaian ukuran antropometrik :A. Berat skor terhadap kriteria external ini dan
badan lahir ( BBL ) korelasi antara skor dengan masa gestasinya.
BBL merupakan indeks yang terburuk untuk Lihat tabel 1. (1,3,4,5)
menentukan masa gestasi neonatus. Hal ini 7. Penilaian Kriteria Neurologis
disebabkan BBL sangat dipengaruhi oleh Telah lama diketahui bahwa beberapa kriteria
banyak faktor. BBL kurang atau sama dengan neurologis atau reflek tertentu baru timbul
2.500 gram tidak dapat dipandang sebagai pada suatu masa gestasi. Cara penilaian masa
unit yang homogen. Bayi BBLR dapat gestasi dengan kriteria external dan
merupakan bayi prematur murni atau neurologis merupakan maturitas yang paling
dismatur. Jadi lama masa gestasi untuk mendekati kebenaran. Kombinasi penilaian
BBLR sangat bervariasi.(1,3,4,5,6,8) karakteristik external, kriteria neurologis dan
lingkaran kepala adalah cara yang paling
B. Crown heel length mendekati kebenaran. Lihat tabel 2. (1,3,4,5)
Lingkaran kepala, diameter oksipito-frontal, 8. Penilaian menurut Dubowitz
diameter bipariental dan panjang badan. Menggabungkan hasil penilaian fisik
Menurut Finnstrom ( 1971 ), dari semua external dan neurologis. Kriteria neurologis
ukuran tersebut di atas hanya ukuran diberikan skor, demikian pula kriteria fisik
lingkaran kepala yang mempunyai korelasi external. Jumlah skor fisik dan neurologis
yang baik dengan lamanya masa gestasi. dipadukan, kemudian dengan menggunakan
Untuk ini ia menemukan “confidence limit” grafik linier dicari masa gestasinya. Lihat
kira-kira 26,1 hari. (1) Selain itu ia tabel 3. (1,3,4,5,8)
mengajukan rumus sebagai berikut:
TABEL 1: HUBUNGAN ANTARA MASA GESTASI DAN BEBERAPA KRITERIA EXTERNA
PADA BAYI BARU LAHIR.

Kriteria Masa gestasi


Sampai 36 minggu 37-38 minggu 39 minggu
Plantar Creases Bagian anterior: hanya ada Meliputi 2/3 anterior Seluruh telapak kaki
transverse creases
Diameter nodul 2mm 4mm 7mm
mammae
Rambut kepala Halus Halus Kasar
Daun telinga Lentur, tidak bertulang rawan Sedikit tulang rawan Kaku, tulang rawan tebal
Testis dan scrotum Testis di kanal bawah. Intermedia Testis pendulum. Scrotum
Scrotum kecil, ruga sedikit penuh, ruga extensif

TABEL 2 : KRITERIA NEUROLOGIS UNTUK MENENTUKAN MATURASI NEONATUS


24 minggu 28 minggu 32 minggu 34 minggu 37 minggu 41 minggu
Posisi Lateral Extensi total E.A:extensi E.A:extensi Fleksi pd E.A Flexi total
dekubitus (hipotoni) E.B:tonus E.B:flexi dan E.B
meningkat (frog)
Popliteal angle 180 0 180 0 180 0 120 0 90 0 90 0
Head to ear Tanpa Tanpa Sedikit Susah Hampir tidak Tidak
manouvre tahanan tahanan tahanan mungkin mungkin
Berjalan 0 0 0 Minimal Jalan pada Jalan pada
otomatik ujung jari tumit
Reflek Moro Belum jelas Lemah Baik Baik Baik Baik
Reflek Lemah Lemah Lemah Lemah Baik Baik
menghisap
Reflek cahaya - 29 minggu (+) (+) (+) (+)
pupil (+)
Glabellar tap - - (+) (+) (+) (+)
reflek
Neck traction - - - (+) (+) (+)
reflek
Neck righting - - - (+) (+) (+)
reflek
Head turning to - - - (+) (+) (+)
light
E.A = Extremitas Atas E.B = Extremitas Bawah

TABEL 3: KRITERIA FISIK LUAR


KRITERIA SKOR
0 1 2 3 4
Edema - edema jelas Edema tidak Tanpa edema - -
pada tangan dan jelas pada
kaki tangan dan kaki
-Pretibia: 'Piting' Pretibia: piting
Jaringan kulit Tipis sekali Tipis dan licin Licin, sedikit -Penebalan -Tebal dan
seperti gelatin menebal sedang kering
terdapat erupsi -Pecah-pecah -Terdapat
kecil atau supefisial pecahan
mengelupasan -Pengelupasan superfisial dan
terutama tangan dalam
+ kaki
Warna kulit Merah Merah muda Merah muda Pucat, hanya -
menyeluruh pucat, bervariasi merah muda
pada seluruh pada telinga,
tubuh bibir, telapak
tangan dan kaki
Dibawah kulit Terlihat banyak Terlihat vena Beberapa Beberapa Tidak terlihat
vena, besar- dan cabang- pembuluh besar pembuluh darah pembuluh darah
kecil, terutama cabangnya jelas terlihat besar samar
didinding perut pada dinding terlihat pada
abdomen dinding
abdomen
Lanugo (dipunggung) Tidak ada Banyak:panjang Rambut menipis Terdapat sedikit Kira-kira
dan tebal terutama pada lanugo dan setengah dari
diseluruh punggung daerah tak punggung tidak
punggung bawah berambut ada lanugo
Garisan telapak kaki Tidak terdapat Pada ½ anterior Garis merah yg Indentasi pada Indentasi jelas
garisan telapak kaki ada jelas pada lebih lebih 1/3 dalam pada >
garis merah ½ anterior anterior 1/3 anterior
yang samar- indentasi pd 1/3
samar anterior
Perkembangan puting Puting baru Puting berbatas Areola bertitik- Areola bertitik- -
susu terlihat samar- tegas, areola titik pinggir titik, pinggir
samar tanpa licin dan datar, datar, diameter tinggi. Diameter
areola diameter < < 0,75cm < 0,75cm
0,75cm
Besarnya mammae Tidak teraba Teraba jaringan Jaringan Jaringan -
jaringan mammae pada mammae pada mammae pada
mammae satu atau dua dua sisi, kedua sisi,
sisi, diameter < diameter 0,5- diameter1cm.
0,5cm 1,0cm Lipatan pada
pinggiran
Bentuk telinga Pinna datar, Terdapat lipatan Pelipatan tak Pelipatan yang -
tidak berbentuk. pada sebagian sempurna pada jelas pada
Tidak ada tepi pinna semua pinna semua pinna
lipatan atau bagian atas bagian atas
sangat sedikit
Elastisitas telinga Pinna lembek, Pinna lembek, Terdapat tulang Pinna keras, -
mudah dilipat, mudah dilipat, rawan pada tulang rawan
rekoil (-) rekoil-pelan pinggir pinna. pada pinggiran,
Bagian lain rekoil-cepat
lembek. Rekoil-
baik
Genetalia pria Desensus testis Sekurang- Sekurang- - -
(-) kurangnya satu kurangnya satu
testis masih testis turun
tinggi pada dengan baik
scrotum
Genetalia wanita Labia mayora Labia mayora Labia mayora - -
terbuka lebar, hampir menutupi
labia minora menutupi labia seluruh labia
menonjol minora minora

Bila sudah didiagnosa neonatus dismatur, dengan pemberian infus glukosa 10%.
(1,2,3,6,7,8,10)
perlu antisipasi terhadap komplikasi yang
mungkin timbul pada bayi tersebut. Adapun 3. Asfiksia neonatorum
komplikasi yang dapat terjadi adalah sebagai Bayi dismatur lebih sering menderita
berikut. asfiksia neonatorum dibandingkan dengan
1. Sindrom aspirasi mekonium bayi normal. (1,2,3,6,8,9,10)
Kesulitan pernapasan yang sering 4. Penyakit membran hialin.
ditemukan pada bayi dismatur adalah Penyakit ini terutama mengenai bayi
sindrom aspirasi mekonium. Keadaan dismatur yang preterm. Hal ini karena
hipoksia intra uterin akan mengakibatkan surfaktan paru belum cukup sehingga alveoli
janin mengadakan gasping dalam uterus. selalu kolaps. Sesudah bayi mengadakan
Selain itu mekonium akan dilepaskan ke inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam
dalam likuor amnion seperti yang sering alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga
terjadi pada subacute fetal distress. Akibatnya negatif yang tinggi pada pernapasan
cairan yang mengandung mekonium yang berikutnya. Akibatnya akan tampak dispneu
lengket itu masuk ke dalam paru janin karena yang berat, retraksi epigastrium, sianosis dan
inhalasi. Pada saat lahir bayi akan menderita pada paru terjadi atelektasis dan akhirnya
gangguan pernapasan yang sangat terjadi eksudasi fibrin dan lain-lain serta
menyerupai sindrom gangguan pernapasan terbentuknya membran hialin. Penyakit ini
idiopatik. Pengobatannya sama dengan dapat mengenai bayi dismatur yang preterm,
pengobatan sindrom gangguan pernapasan terutama bila masa gestasinya kurang
idiopatik di tambah dengan pemberian daripada 35 minggu. (1,3,4,6,7,8,9)
antibiotik. (1,3,4,6,8) 5. Hiperbilirubinemia
2. Hipoglikemia simptomatik Bayi dismatur lebih sering mendapat
Keadaan ini terutama terdapat pada hiperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi
bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, yang sesuai dengan masa kehamilannya. Hal
tetapi mungkin sekali disebabkan oleh ini mungkin disebabkan gangguan
persediaan glikogen yang sangat kurang pada pertumbuhan hati. Menurut Gruenwald, hati
bayi dismaturitas. Gejala klinisnya tidak pada bayi dismatur beratnya kurang
khas, tetapi umumnya mula-mula bayi tidak dibandingkan dengan bayi biasa. (1,2,3,4,6,7,8,10)
menunjukkan gejala, kemudian dapat terjadi 6. Infeksi
Jitteriness ( tampak seperti kaget ), twitching, Perkembangan sistem imun belum
serangan apneu, sianosis, pucat, tidak mau lengkap maka bayi dismatur lebih mudah
minum, lemas, apatis dan kejang ( fit ). terkena infeksi dibandingkan dengan bayi
Diagnosa dapat digunakan dengan normal. (3,4,8,10)
melakukan pemeriksaan gula darah. Bayi
cukup bulan dinyatakan menderita Bayi dismatur biasanya aktif, reflek
hipoglikemia bila kadar gula darahnya baik, menghisap secara aktif tampak haus dan
kurang dari 30mg % harus diberikan makanan dini ( early feeding
Sedangkan bayi BBLR bila kadar ). Hal ini sangat penting untuk menghindari
gula darahnya kurang dari 20mg%. terjadinya hipoglikemia. Maka untuk
Pengobatannya adalah dengan menyuntikkan penatalaksanaan bayi dismatur adalah : kadar
glukosa 20%, 4 ml/kgBB, kemudian disusul gula darah harus diperiksa setiap 8 – 12 jam.
Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan baik agar fungsi plasenta
“true glukosa” dilakukan lebih dahulu terjamin.
2.
pemeriksaan penyaring dengan dextrostix. Obat-obatan pada ibu harus
Jika dengan cara ini ternyata kadar glukosa diperhatikan betul sehingga
45 mg% atau kurang, harus dilakukan dengan masuknya obat-obat itu
(1,2,3,8)
pemeriksaan “true glukosa”. melalui plasenta ke janin,
Frekwensi pernapasan terutama dalam 24 jam terutama obat-obat sedativa,
pertama selalu harus diawasi untuk harus kita awasi. Mengingat
mengetahui adanya sindrom aspirasi rapuhnya tubuh bayi dismatur,
mekonium atau sindrom gangguan harus dihindari/dibatasi trauma
pernapasan idiopatik. Sebaiknya setiap jam waktu persalinan dengan
dihitung frekwensi pernapasan dan bila episiotomi, dan sebagainya.
frekwensi pernapasan lebih dari 60x/mnt “Minimal handling” juga harus
dibuat foto thorax. (1,2,3,8) Pencegahan diterapkan pada bayi itu setelah
terhadap infeksi sangat penting, karena bayi kelahirannya. (3,8)
sangat rentan terhadap infeksi, yaitu karena 2. Pernapasan harus segera dibenahi
pemindahan IgG dari ibu ke janin terganggu. Bayi dismatur sering
(1,2,3,8)
dilahirkan dalam keadaan asfiksia. Menjadi
Temperatur harus dikelola, jangan sampai prioritas untuk segera resusitasi. (1,3,8)
kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah 3. Pertahanan suhu tubuh.
menjadi hipotermik. Hal ini disebabkan oleh Bayi dismatur sukar
karena luas permukaan tubuh bayi relatif mempertahankan suhu tubuhnya, mudah
lebih besar dan jaringan lemak subkutan hipotermia.
kurang. (1,3,8) Untuk itu perlu dilakukan :
Harus waspada pula terhadap  Segera setelah lahir bayi dikeringkan
kelainan kongenital dibandingkan dengan dan dibungkus dengan selimut yang
bayi normal. Pentingnya membedakan bayi telah dihangatkan. Jangan
dismatur dengan bayi prematur murni. dimandikan terutama bila lahir dalam
Bayi BBLR seperti telah diuraikan, dapat keadaan asfiksia.
berupa bayi prematur murni atau bayi 
Masukkan bayi dalam inkubator atau
dismatur. perhatikan suhu bayi secara berkala.
Hal ini sangat penting dibedakan karena: (1,3,8)

1. Morbiditas yang berlainan, misalnya 4. Berikan nutrisi yang sesuai


prematuritas murni mudah menderita  puasa 2-3 jam.
komplikasi seperti membran hialin,  Frekwensi pemberian minum per os
pendarahan intraventrikular,  BBL kurang dari 1250 gram : 24
pneumonia aspirasi. x minum/hr
2. Bayi dismatur mudah menderita  BBL 1250-2000 gram : 12
sindrom aspirasi mekonium, x minum/hr
hipoglikemia simptomatik dan  BBL lebih dari 2000 gram : 8
hiperbilirubinemia. x minum/hr
3. Pada bayi dismatur yang preterm,  Jumlah cairan :
dengan sendirinya komplikasi bayi  Hari I : 60 cc/kg/24 jam
prematuritas murni juga dapat terjadi.  Hari II : 90 cc/kg/24 jam
4.
Membedakan hal ini penting pula  Hari III : 120 cc/kg/24 jam
sebab bayi dismatur harus mendapat  Hari IV : 150 cc/kg/24 jam
makanan dini daripada bayi Kemudian ditambah sedikit-sedikit setiap
permatur. (1,3) hari sampai mencapai 180-200 cc/kg/24 jam
pada waktu bayi berumur 10-12 hari.
Dasar perawatan yang penting  Kalori : 67-75 cal/100 cc
1. Pengawasan dan perawatan khusus in  Macam minuman:
utero ( waktu hamil dan selama  ASI
persalinan.  Humanized Milk
1. Nutrisi dan keseimbangan cairan 
Pengenceran perlu untuk PASI
dan elektrolit ibu harus dijaga terutama pada bayi dismatur dan
menderita komplikasi, sebaiknya tali pusat, janin multiple, infeksi janin,
ditambah glukosa 5% agar kebutuhan malformasi janin dan kehamilan extra uterin
kalori dapat dipenuhi. (8) Terjadinya neonatus dismatur
5.
Cegah atau bertindak sedini mungkin disebabkan oleh fungsi plasenta yang
semua penyulit yang timbul. (1,3,8) insufisien sebagai akibat gangguan perfusi
6. Cegah infeksi dengan cara yang maternal maupun terhalangnya fungsi
aseptik. plasenta atau keduanya.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah Gejala klinis ditentukan berdasarkan
memegang / memeriksa tiap bayi. (1,3,8) stadium menurut berat ringannya wasting.
Identifikasi melalui pengambilan
Perkembangan selanjutnya bayi baru riwayat penderita yang teliti, perkiraan
lahir yang mengalami hambatan gestasi dapat mendiagnosis adanya neonatus
pertumbuhan tidak dapat diramalkan dismatur.
berdasarkan ukuran-ukuran pada waktu lahir. Komplikasi yang dapat terjadi pada
Bayi yang kecil pada masa kehamilannya neonatus dismatur adalah sindrom aspirasi
dapat menunjukkan berbagai variasi mekonium, hipoglikemia simptomatik,
pertumbuhan pada waktu masa bayi dan asphyxia neonatorum, penyakit membran
masa anak. Hambatan pertumbuhan simetris, hialin, hiperbilirubinemia.
atau menyeluruh, yang lama dalam uterus Bayi dismatur harus diberikan
biasanya diikuti pertumbuhan yang lambat makanan dini, untuk mencegah hipoglikemia,
setelah lahir, sedangkan janin yang pengawasan frekwensi pernapasan untuk
mengalami hambatan pertumbuhan yang mencegah komplikasi, diperlukan juga
asimetris biasanya lebih dapat mengejar pencegahan terhadap infeksi dan pengaturan
pertumbuhannya setelah lahir. Bayi yang suhu tubuh.
panjang ( tinggi ) nya pada waktu lahir Perkembangan selanjutnya bayi baru
normal tetapi beratnya kurang dapat lahir yang mengalami dismaturitas tidak
diharapkan akan tumbuh dengan normal. Bila dapat diramalkan berdasarkan ukuran-ukuran
panjangnya juga kurang, biasanya akan tetap waktu lahir. Bayi yang kecil pada masa
kecil. kahamilannya dapat menunjukkan berbagai
Kemampuan neurologik dan variasi pertumbuhan pada waktu masa bayi
intelektual selanjutnya pada bayi yang dan masa anak.
mengalami hambatan pertumbuhan in utero
tidak dapat diramalkan dengan tepat. Tetapi
Fancourt dkk, mendapatkan bahwa pada Daftar pustaka
anak yang terbukti secara sonografik
pertumbuhan kepalanya lambat sejak 1. Abdoerachman. M. H., dkk,
sebelum trimester ketiga, perkembangan Perinatologi, dalam : Ilmu Kesehatan
neurologik dan intelektual selanjutnya juga Anak, Editor : Hassan. R, Dr., dkk,
lambat. (3,5,8) jilid III, Jakarta : Percetakan
infomedika Jakarta, 1985 : 1055 –
Simpulan 1065.
Neonatus dismatur adalah bayi baru 2. Damanik. S. M, Dr., dkk, Masa
lahir yang berat badan lahirnya kurang Perinatal, Titik Tolak Menuju Anak
dibandingkan dengan berat badan seharusnya Sehat, dalam : Continuing Education
untuk masa gestasi bayi itu. Ilmu Kesehatan Anak, Editor :
Insidens angka kesakitan dan Sarwan. E, Dr., dkk, no 12, FK Unair
kematian neonatus dismatur lebih besar / R. S. U. D Dr. Soetomo, Surabaya,
dibandingkan neonatus yang berat badan Desember 1985 : 57 – 66.
sesuai masa kehamilan. 3. Gotoff. S. P, The Fetus and The
Faktor predisposisi untuk neonatus Neonatal Infant, dalam : Nelson
dismatur adalah ibu yang kecil, pertambahan Textbook of Pediatrics, Editor :
berat yang jelak pada ibu, penyakit vaskuler, Bralow. L., 14th ed, W. B. Sounders
penyakit ginjal kronis, anemia ibu, merokok, Company, Philadelphia, 1992 : 439 –
obat-obat keras, konsumsi kronis alkohol 449.
dalam jumlah besar, kelainan plasenta dan 4. Pernoll. M. J. B., The Infant, dalam :
Handbook of Obstetrics and
Gynecology, Editor : Govert. G.,
Bolger. G., P. P., 9th ed, Mc Growhill
Inc., 1994 : 242 – 268.
5. Pritchard. J. A. M. D., eds,
Kehamilan Preterm dan Postterm dan
Hambatan Pertumbuhan Janin, dalam
: Obstetrics Williams, Alih Bahasa :
Hariadi. H, Prof. Dr., dkk, Edisi 17,
Surabaya : Airlangga University
Press, 1991 : 869 – 889.
6. Rangkuti. S. M., dkk, Perinatal
Mortality Rate dan Penyebab
Kematian BBLR pada tahun 1978 di
RS Dr. Pirngadi Medan, dalam,
Majalah Obstetrics dan Gynecology
Indonesia, vol 6, No 3 : Perkumpulan
Obstetrics dan Gynecology Indonesia
( POGI ), Jakarta, Juli 1980 : 126 –
128.
7. Robie. G, eds, Newborn, dalam :
Current Therapy in Obstetrics and
Gynecology, Editor : Quilligan. E. J,
M. D., W. B., Sounders Company,
Philadelphia, 1980 : 77 – 90.
8. Sarwono. E., dkk, Bayi Berat Lahir
Rendah, dalam : Continuing
Education Ilmu Kesehatan Anak,
Editor : Sarwono. E., Dr., dkk, No 6,
FK Unair/ R. S. U. D Dr., Soetomo,
Surabaya, Desember 1982 : 65 – 78.
9. Sarwono. E., Strategi Pendekatan
Diagnosis pada Neonatus dengan
Masalah Pernapasan, dalam :
Continuing Education Ilmu
Kesehatan Anak, Editor : Soegijanto.
S., Prof. Dr. dr. DSAK, dkk, No 27,
FK Unair/ R. S. U. D Dr., Soetomo,
Surabaya, November 1997 : 63 – 78.
10. Sarwono. E., dkk, Neonatologi,
dalam : Pedoman Diagnosis dan
Terapi. Lab/ UPF Ilmu Kesehatan
Anak, Editor : Soemarto. R., Prof.
Dr., R. S. U. D. Dr. Soetomo,
Surabaya, 1994 : 165 – 183.

Anda mungkin juga menyukai