ENDOFTHTALMITIS
Hanina Al jufri
NIM : 09 777 031
Pembimbing:
dr.BAMBANG ALI, Sp. M
ENDOFTALMITIS
2. Definisi
Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan
intraocular, yang mengenai dua dinding bola mata, yaitu retina dan koroid tanpa
melibatkan sklera dan kapsula tenon, yang biasanya terjadi akibat adanya infeksi.
3. Epidemiologi
Endophthalmitis endogen jarang terjadi, hanya terjadi pada 2-15% dari
semua kasus endophthalmitis. Kejadian rata-rata tahunan adalah sekitar 5 per
10.000 pasien yang dirawat. Dalam beberapa kasus, mata kanan dua kali lebih
mungkin terinfeksi sebagai mata kiri, mungkin karena lokasinya yang lebih
proksimal untuk mengarahkan aliran darah ke arteri karotid kanan. Sejak tahun
1980, infeksi Candida dilaporkan pada pengguna narkoba suntik telah meningkat.
Jumlah orang yang beresiko mungkin meningkat karena penyebaran AIDS, sering
menggunakan obat imunosupresif, dan lebih banyak prosedur invasif (misalnya,
transplantasi sumsum tulang).
4. Etiologi
Penyebab endoftalmitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu endoftalmitis yang
disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang disebabkan oleh imunologis atau
autoimun (non infeksi):
c. Endoftalmitis fakoanafilaktik
Merupakan endoftalmitis unilakteral ataupun bilateral yang merupakan
reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang mengalami ruptur. Endoftalmitis
fakoanafilaktik merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan tubuh
(lensa) sendiri, akibat jaringan tubuh tidak mengenali jaringan lensa yang tidak
terletak di dalam kapsul. Pada tubuh terbentuk antibodi terhadap lensa sehingga
terjadi reaksi antigen antibodi yang akan menimbulkan gejala endoftalmitis
fakoanafilaktik.
5. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (blood-ocular barrier)
memberikan ketahanan alami terhadap serangan dari mikroorganisme. Dalam
endophthalmitis endogen, mikroorganisme yang melalui darah (terlihat pada
pasien yang bacteremic dalam situasi seperti endokarditis) menembus sawar
darah-mata baik oleh invasi langsung (misalnya, emboli septik) atau oleh
perubahan dalam endotelium vaskular yang disebabkan oleh substrat yang
dilepaskan selama infeksi. Kerusakan jaringan intraokular dapat juga disebabkan
oleh invasi langsung oleh mikroorganisme dan / atau dari mediator inflamasi dari
respon kekebalan.
Endophthalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul lensa,
iris, retina, atau koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan semua jaringan
okular, mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi bola mata. Selain itu,
peradangan dapat menyebar ke jaringan lunak orbital. Setiap prosedur operasi
yang mengganggu integritas bola mata dapat menyebabkan endophthalmitis
eksogen (misalnya, katarak, glaukoma, keratotomi radial).
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis endoftalmitis dapat diketahui dari gejala subjektif dan
objektif yang didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
a. Subjekif
Secara umum, gejala subjektif dari endoftalmitis adalah
- Fotofobia
- Nyeri pada bola mata
- Penurunan tajam penglihatan
- Nyeri kepala
- Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka:
Adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai dengan
atau tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya
kemungkinan penyebab eksogen. Mengenai penyebab endogen maka penderita
perlu di anamnesis mengenai ada atau tidaknya riwayat penyakit sistemik yang
dideritanya. Penyakit yang merupakan predisposisi terjadinya endoftalmitis di
antaranya adalah diabetes melitus, AIDS dan SLE yang dapat dihubungkan
dengan imunitas yang rendah. Sedangkan beberapa penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan endoftalmitis endogen akibat penyebarannya secara hematogen
adalah meningitis, endokorditis, infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru dan
pielonefritis. untuk endoftalmitis fakoanafilaktik, dapat ditanyakan tentang adanya
riwayat segala subjektif katarak yang diderita pasien sebelumnya.
b. Objektif
Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata yang
terkena dan derajat infeksi/peradangan. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan luar, slit lamp dan funduskopi kelainan fisik yang dapat ditemukan
dapat berupa:
- Udem Palpebra Superior
- Reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
- Udem Kornea
- Kornea keruh
- Keratik presipitat
- Bilik mata depan keruh
- Hipopion
- Kekeruhan vitreus
- Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun
hilang sama sekali.
Gambar 2. Endoftalmitis
Salah satu yang khas dari endoftalmitis pseudofaki kronik adalah adanya
plak kapsul putih dan secara proporsional tingkat kekeruhan badan
vitreous yang lebih rendah dibandingkan dengan endophthalmitis akut.
Hal ini dianggap bahwa penyebab endoftalmitis pseudofaki kronik adalah
adanya beberapa bakteri yang memiliki virulensi rendah, dengan tanda-
tanda inflammation yang berjalan lambat. Frekuensi paling sering yang
menjadi penyebab dari chronic endophthalmitis adalah Propionibacterium
acnes dan Corynebacterium species.
5. Endoftalmitis Endogen
Pada bentuk endoftalmitis ini tidak ada riwayat operasi mata ataupun
trauma mata. Biasanya ada beberapa penyakit sistemik yang
mempengaruhi, baik melalui penurunan mekanisme pertahanan host atau
adanya fokus sebagai tempat potensial terjadinya infeksi. Dalam kelompok
ini penyebab tersering adalah; adanya septicaemia, pasien dengan imunitas
lemah, penggunaan catethers dan Kanula intravena kronis. Agen bakteri
yang biasanya menyebabkan endoftalmitis endogen adalah Staphylococcus
aureus, Escherichia coli dan spesies Streptococcus. Namun, agen yang
paling sering menyebabkan Endoftalmitis endogen adalah jamur (62%),
gram positive bakteri (33%), dan gram negatif bakteri dalam 5% dari
kasus.
6. Fungal Endoftalmitis
a. Non Farmakologi:
1. Menjelaskan baha penyakit yang diderita memiliki prognosa yang
buruk yang mengancam bola mata dan nyawa apabila tidak tertangani.
2. Menejelaskan bahwa penyakit tersebut dapat mengenai mata satunya.
Sehingga perlu di lakukan pengawasan yang ketat tentang adanya tanda
– tanda inflamasi pada mata seperti mata merah, bengkak, turunnya
tajam penglihatan, kotoran pada mata untuk segera untuk diperiksakan
kedokter mata.
3. Menjelaskan bahwa penderita menderita diabetes yang memerlukan
pengontrolan yg ketat baik secara maupun medikamentosa. Hal ini
disebabkan karena kondisi hiperglikemia akan meningkatkan resiko
terjadinya bakteriemi yang dapat menyerang mata satunya, ataubahkan
dapat mengakibatkan fatal. Jika menyebar ke otak.
4. Perlunya menjaga kebersihan gigi mulut, sistem saluran kencing yang
memungkin menjadi fokal infeksi dari endoftalmitis endogen.
b. Farmakologi
1. Antibiotik
Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup
semua kemungkinan patogen dalam konteks pengaturan klinis.
Intravitreal antibiotik :
Pilihan pertama : Vancomicin 1mg dalam 0,1 ml + ceftazidine 2,25 mg
dalam 0.1 ml.
Pilihan kedua : vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + amikasin 0.4 mg
dalam 0.1 ml.
Pilihan ketiga : vancomicin 1mg dama 0.1 ml + gentamicin 0.2 mg
dalam 0.1 ml
Antibiotik topikal :
Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50mg/ml) dan
Amikasin (20mg/ml) atau tobramycin (15 mg %)
2. Terapi steroid
Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml
Dexamethason 4 mg (1 ml) OD selama 5-7 hari
Steroid sistemik terapi harian dengan prednisolone 60 m,g di ikuti
dengan 50mg, 40mg, 30 mg, 20mg, dan 10 mg selama 2 hari.
3. Terapi suportif
Siklopegik. Disarankan tetsmata antropin 1 % atau bisa juga
hematropin 2% 2-3 hari sekali.
Obat obat anti glaukoma disarankan untuk pasien dengan
peningkatan intraokular. Acetazolamide (3 x 250mg) atau Timolol
(0.5 %) 2 kali sehari.
c. Operatif
Vitrectomi adalah tindakan bedah dalam terapi endoftalmitis. Bedah
debridemen rongga vitreous terinfeksi menghilangkan bakteri, sel sel
inflamasi, dan zat beracun lainya untuk memfasilitasi difusi vitreal,
untuk menghapus membran vitreous yang dapat menyebabkan ablasio
retina, dan membatu memulihkan penglihatan. Endophthalmitis
vitrectomy study (EVS) menunjukan bahwa dimata dengan akut
endoftalmitis oprasi post katarak dan lebih baik dari visi persepsi
cahaya. Vitrectomy juga memainkan peran penting dalam pengelolaan
endoftalmitis yang tidak responsif terhadap terapi medikamentosa.
10. Prognosis
Prognosis dari endofthalmitis sendiri bergantung durasi dari
endofthalmitis, jangkawaktu infeksi sampai penatalaksanaan, virulensi
bakteri dan keparahan dari trauma. Diagnosa yang tepat dalam waktu cepat
dengan tatalaksanan ya tepat mampu meningkatkan anghka kesembuhan
endoftalmi.
BAB III
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Tn. E
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Agama : Islam
Alamat : jl. Bantilan
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mata kanan nyeri, bengkak dan tidak dapat
melihat
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poliklinik mata RS Anutapura Palu dengan keluhan
mata sebelah kanan nyeri, bengkak, merah yang dialami sejak 2 hari
yang lalu SMRS. Berair, dan nyeri semakin bertambah hingga
menjalar sampai di kepala. Riwayat terkena spritus 2 hari yang lalu.
pasien mengaku pada saat bangun tidur matanya sudah
kemerahan,bengkak, kabur dan nyeri seperti ditusuk tusuk.pasien juga
mengatakan bagian mata kanan yang berarna hitam berubah warna jadi
putih dan penglihatan menjadi kabur.
Riwayat penyakit mata sebelumnya :
Tidak ada
Riwayat penyakit mata dalam keluarga :
Tidak ada
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda tanda vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 37,0º C
B. Status Oftalmologis
Pemeriksaan OD OS
Visus 1/∞ 5/60 R
Inspeksi :
Palpebra Edema Normal
App. Lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)
Silia Sekret (+) Sekret (-)
preaurikular
Tonometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes buta warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Oftalmoskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Slit lamp Tidak dilakukan Tidak dilakukan
V. RESUME
VI. Pasien datang ke poliklinik mata RS Anutapura Palu dengan keluhan
mata sebelah kanan nyeri, bengkak, merah yang dialami sejak 2 hari
yang lalu SMRS. Berair, dan nyeri semakin bertambah hingga
menjalar sampai di kepala. Riwayat terkena spritus 2 hari yang lalu.
pasien mengaku pada saat bangun tidur matanya sudah
kemerahan,bengkak, kabur dan nyeri seperti ditusuk tusuk.pasien juga
mengatakan bagian mata kanan yang berarna hitam berubah warna jadi
putih dan penglihatan menjadi kabur.
Pada pemeriksan fisik didapatkan TD : 110/80 mmHg, Nadi :
80x/menit, pernapasan : 18x/menit, suhu : 37,0º C. Pada pemeriksaan
oftalmologi didapatkan visus OD : 1/∞, OS:5/60. Hiperemis mata
kanan (+). Hiperlakrimasi (+),sekret (+). Kornea mata kanan tampak
keruh.
Tes uji sensitivitas : resisten
VII. DIAGNOSIS
Endoftalmitis Okuli Dekstra
VIII. PENATALAKSANAAN
IVFD Ringer Laktat 18 tetes/menit
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
Inj. Metronidazole 1 amp/12 jam/IV
Inj. Dexametasone 1 gr/8 jam/IV
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam/IV
Omeprazole 1 gr/12 jam/IV
C LFX 6x1 gtt OD
C Hyalub 6x1 gtt OD
C Glaucon 2 x 2 mg
KSR 1x1
Serum Autulog 1 tts/2jam OD
IX. PROGNOSIS
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad malam
Ad Cosmeticam : Dubia ad malam
Daftar pustaka