Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 2017 sangatlah diperlukan sosok orang lain untuk menjadi
bagian dari hidup seseorang, baik teman, saudara dan keluarga. Bukan hanya
di zaman sekarang baik dari dulu juga manusia saling membutuhkan satu
sama lain terutama orang terdekat yaitu keluarga.
Keluarga merupakan warisan umat manusia yang terus dipertahankan
keberadaanya dan tidak lekang oleh perubahan zaman. ( Lestari sri, 2014 ,P .
1). Keluarga adalah sebuah komunitas dalam “satu atap” yang mana
kesadaran untuk hidup bersama dalam satu atap dan terjalin interaksi antara
anggota keluarga.Keluarga pun dapat diberi batasan sebagai sebuah group
yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita yang mana dapat
menciptakan dan membersarkan anak-anak. (Syaiful Bahri 2014:19).
Dalam sutau keluarga biasanya terdiri dari bapak atau suami, ibu atau
isteri dan anak – anak. Keluarga memegang peran penting dalam membentuk
sebuah watak serta kepribadian seorang anak, dalam hal ini keluarga
merupakan pendidikan pertama sebelum anak masuk ke dunia sekolah atau
dengan lingkungan sekitar. Dalam bahtera keluarga juga sering terjadi
perbedaan pendapat yang dapat menyebabkan konflik peran orang tua, dan
masalah lainnya.
Konflik peran orang tua merupakan pengalaman kebingungan peran
orang tua dan konflik dalam berespons terhadap krisis ( Nanda 2015 )
Kedudukan dan fungsi keluarga dalam kehidupan bersifat primer atau
wajib dan utama, serta fundamental yang meliputi pembentukan tingkah laku,
watak, moral, dan pendidikan anak. Sejak masih dalam kandungan, sampai
anak tersebut lahir dan tumbuh dewasa selalu dalam pengawasan orang tua,
dan anak dibesarkan, dididik dan dibimbing oleh keluarga. Hubungan anak
dan orang tua serta keluarga merupakan hubungan yang pertama yang ditemui
anak – anak, yang nantinya akan akan dianggap sebagai suatu sistem yang
saling berinteraksi. Sistem – sistem tersebut berpengaruh pada anak baik
secara langsung maupun tidak, melalui sikap dan cara pengasuhan anak oleh
orang tua.
Dibutuhkan keharmonisan,kejujuran , kekompakan, saling mengerti,
dalam mebangun suatu hubungan keluarga untuk mewujudkan kelurga yang
sehat dan baik. Apabila dalam membangun hubungan tanpa landasan yang
buruk maka akan terjadi beberapa masalah dalam rumah tangga, dan berakibat
harus menjadi seorang yang single parent.
Single parent secara umum adalah orang tua tunggal. Single parent
mengasuh dan membesarkan anak – anak mereka sendiri tanpa bantuan
pasangan, baik itu pihak suami maupun pihak isteri, ( jurnal sosiologi islam,
2013 ). Single parent memiliki permasalahan – permasalahan paling rumit
dibandingkan keluarga yang memiliki ayah atau ibu. Single parent juga dapat
terjadi karena kematian ataupun perceraian.
Orang tua single parent harus menjalankan peran ganda untuk
keberlangsungan hidup keluargnya.single parent harus mampu
mengkobinasikan dengan baik anatara pekerjaan dan kelurga. Orang tua
single parent harus mencari uang untuk menfakhi kelurga dan juga memenuhi
kebutuhan kasih saying keluargnya, dan juga harus menjalankan perencanaan
yang matang dalam menjalankan peran ganda. Kelurga dengan single parent
adalah keluarga yang hanya terdiri dari satu orang tua yang dimana mereka
secara sendirian membesarkananak – anaknya tanpa kehadiran, dukungan,
tanggung jawab pasangannya dan hidup bersama dengan anak – anaknya
dalam satu rumah.
Hasil pendataan dari Badan Pusat Statistik [BPS, 2010] terdiri dari
11.168.460 (5,8%) penduduk Indonesia berstatus janda, sedangkan 2.786.460
(1,4%) berstatus duda dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia sebanyak
191.709.144 jiwa, di tahun yang sama untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah,
data dari Badan Pusat Statistik [BPS, 2010] menunjukkan ada 1.801.120
(6,7%) berstatus janda, dan 419.540 (1,6%) berstatus duda dari jumlah
keseluruhan penduduk sebanyak 26.842.005 juta jiwa. Angka perceraian di
Indonesia lima tahun terakhir terus meningkat. Menurut Muharam Marzuki (
2015 ) mengatakan, dari juta pasangan menikah , sebanyak 15 hingga 20 %
bercerai. Sementara jumlah kasus perceraian yang diputus Pengadilan Tinggi
Agama seluruh Indonesia pada tahun 2014 mencapai 131.023 dibanding
dengan tahun 2010 sebanyak 251.208 kasus. Berdasarkan data Pengadilan
Agama daerah Purwokerto, jumlah penggugat dari pihak perempuan mulai
Januari sampai Juni 2015 sebanyak 975 orang. Sedangkan untuk penggugat
laki – laki sebanyak 420 orang. Sementara berdasarkan data tahun 2014, untuk
permohonan perceraian mencapai 2.879, dimana cerai talak sebanyak 893
orang sedangkan cerai gugat sebanyak 1.986 orang.
Apabila dalam suatu keluarga terjadi suatu perceraian atau keretakan
didalamnya, maka sedikit banyak akan mempengaruhi perubahan perhatian
dari orang tua terhadap anaknya baik perhatian fisik, seperti sandang, pangan,
dan pendidikan maupun perhatian psikis seperti, kasih sayang dan intensitas
interaksi. Perubahan ini disebabkan karena kebiasaan hidup yang dilakukan
bersama dalam satu rumah, harus berubah menjadi kehidupan sendiri-sendiri
dan timbulnya rasa tidak nyaman. ( Problematka interaksi anak keluarga
broken home, 2016 ). Pendidikan anak pada hakikatnya adalah tanggung
jawab para Orang tua. Oleh karena itu keterlibatan orang tua dalam
mendukung sukses anak menuntut ilmu di sekolah merupakan kewajiban.
Sebagai orang tua, sudah selayaknya orang tua memberikan bekal yang baik
bagi anaknya kelak. Dalam hal ini, di tangan anaklah tergenggam masa depan
umat. Menjadi keharusan bagi seluruh komponen masyarakat, pemerintah,
dan tak terkecuali keluarga (Orang tua) untuk membantu mewujudkan
pemenuhan terhadap hak anak dan strategi pendidikan yang tepat untuk
membentuk generasi masa depan yang berkualitas. Peran keluarga merupakan
salah satu faktor penting untuk mewujudkan generasi berkualitas, Rahmi
(2008).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan kelurga dengan fokus studi konflik
peran orang tua pada single parent dalam mengasuh anak X di desa X
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengakajian, doagnosa, perencanaan, dan tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada fokus studi konflik
peran orang tua pada single parent dalam mengasuh anak X di desa X.
Serta evaluasi masalah setelah dilakukan tindakan pemecahan
masalah.
b. Menganalisis / membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,
perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur – prosedur
keperawatan – SOP , serta evaluasi dari tindakan yang dilakukan
untuk diagnosa Asuhan keperawatan kelurga dengan fokus studi
konflik peran orang tua pada single parent dalam mengasuh anak X.
C. Manfaat Penulisan
Hasil pengelolaan keperawatan diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain :
1. Bagi Pihak Keluarga
Memberikan informasi tentang pentingnya suatu peningkatan
koping individu dan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan pada Anak.

2. Bagi Profesi Keperawatan


Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
praktis maupun klinis, informasi, dan masukan dalam asuhan
keperawatan keluarga yang terjadi konflik peran orang tua pada
single parent dalam mengasuh Anak.
3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dapat dijadikan sebagai referensi untu perawat pada pengelolaan
keperawatan kelurag dengan konflik oeran orang tua pada single
parent dalam mengasuh anak
4. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan, pengalaman, serta sebagai bahan
untuk membuat karya tulis pada pengelolaan keperawatan keluarga
dengan fokus studi konflik peran orang tua pada single parent
dalam mengasuh anak.

Anda mungkin juga menyukai