Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk

membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan

kemampuan perilaku mereka, untuk mencapai tingkat kesehatannya

secara optimal (Notoadmodjo,2011).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut Rakhmat Susilo tahun 2011 dalam bukunya pendidikan

kesehatan dalam keperawatan, tujuan pendidikan kesehatan yaitu :

a. Tujuan kaitanya dengan batasan sehat

Berdasarkan WHO (1954) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk

mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat

menjadi perilaku sehat.

b. Mengubah perilaku kaitanya dengan budaya

Contoh : perilaku sehat menjaga hygine mulut dan gigi ialah, orang

harus bersikat gigi empat kali sehari setiap habis makan dan hendak

tidur, dengan cara bersikat gigi yang benar. Kegiatan pendidikan

kesehatan seperti ini untuk menjaga agar mulutnya tidak diserang

penyakit. Jadi kegiatan ini bertujuan menjaga kesehatan fisik.


3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,

antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya, dan dimensi tempat pelayanan kesehatan. Dari dimensi

sasarannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokan menjadi tiga,

yakni (Notoadmodjo,2011) :

a. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.

b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat

berlangsung di berbagai tempat atau tatanan dengan sendirinya

berbeda pula, misalnya :

a. Pendidikan kesehatan di dalam keluarga (rumah)

b. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakkan di sekolah dengan

sasaran murid.

c. Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan,(dilakukan

di rumah sakit- rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga

pasien, di puskesmas, dan sebagaianya).

d. Pendidikan kesehatan di tempat- tempat kerja dengan sasaran

buruh atau karyawan yang bersangkutan.

e. Pendidikan kesehatan di tempat- tempat umum (TTU).


Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat

dilakukan berdasarakan lima tingkat pencegahan (five levels of

preventation) dari leavel and clark, sebagai berikut :

a. Promosi kesehatan (health promotion)

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya

dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi

lingkungan hihiene perorangan, dan sebagaianya.

b. Perlindungan khusus (specific protection)

Dalam perorangan imunisasi sebagai bentuk pelayan

perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan

terutama di negara- negara berkembang. Hal ini karena kesadaran

masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan

terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak- anaknya

masih rendah.

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and

prompt treatment)

Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan dan penyakit, maka sulit mendeteksi penyakit-

penyakit yang terjadi dalam masyarakat. Bahkan kadang- kadang,

masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati

penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak


memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu,

pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.

d. Pembatasan cacat (disability limitation)

oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat

tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak

melanjtkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain,

mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang

komplit terhadap penyakitnya.


e. Rehabilitasi (rahabilitation)

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang- kadang

orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut

kadang- kadang diperlukan latihan- latihan tertentu. Oleh karena

kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau

segan melakukan latihan- latihan yang dianjurkan. Disamping itu

orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang- kadang

malu untuk kembali ke masyarakat.

4. Media pendidikan kesehatan

Yang di masksud dengan media pendidikan kesehatan seberanarnya

nama lain dari alat bantu pendidikan AVA. Disebut media pendidikan

karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk

menyampaikan informasi – informasi kesehatan. Alat- alat tersebut

digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan- pesan kesehatan bagi

masyarakat atau ’klien’. Media ini dibagi menjadi tiga yaitu media cetak,

media elektronik dan media papan. Alat bantu pendidikan yang

digunakan yaitu alat bantu lihat (visual aids, alat bantu dengar (audio

aids), dan alat bantu lihat- dengar (Notoadmodjo,2011).


B. Organ Reproduksi Wanita

Gambar B.1.Organ reproduksi wanita

Bentukan dari sistem akan membuat organ. Organ adalah bagian dari suatu

sistem. Organ reproduksi manusia terdiri dari organ reproduksi pria dan dan

organ reproduksi wanita (Dr.H.sandu Siyoto,Dr.Hasdianah Hasan Rohan, 2013).

Organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ

reproduksi ekternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ

reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang

ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri dari saluran telur (oviduk/tuba

falopi), rahim(uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris,

klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora (Irianto,2015).

a. Struktur organ reproduksi wanita internal

Ovarium

Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut

melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonad wanita yang berfungsi


mengahasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin wanita yaitu

esterogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang

kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang wanita memiliki kira- kira

400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan

ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan

ovum selama masa reproduksi seorang wanita, yaitu sejak menarche

(pertama mendapat menstruasi) hingga menopouse ( berhenti menstruasi).

Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum

tiap satu kali menstruasi (kira- kira 28 hari) dari salah satu ovarium secara

bergantian. Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormon

esterogen. Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah

menjadi korpus luteum yang mensekresikan esterogen dan progesteron.

Esterogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan

oleh folikel. Jika sel telur dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah

folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya

(Iranto,2015).

Vagina

merupakan akhir dari saluran reproduksi wanit. Suatu selaput berpembuluh

darah yang disebut himen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini

dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan

badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita juga sebagai saluran

kelahiran. Dindingnya berlipat- lipat, dapat mengembang saat melahirkan


bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholini yang

mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual (Irianto,2015).

Uterus (rahim)

Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian

bawah mengecil disebut serviks. Uterus merupakan tempat tumbuh dan

berkembangnya embrio, didindingnya dapat mengembang selama kehamilan

dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut

endometrium, banyak menghasilkan lendir dan pembuluh darah.

Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat

menstruasi (Irianto,2015).

Tuba fallopi/ oviduk/saluran telur

Jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut

infundibulum berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium.

Epithelium bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong

ovum untuk bergerak menuju uterus (Irianto,2015)

b. Struktur reproduksi wanita eksternal

Mons veneris

Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak,

area ini mulai ditumbuhi bulu ( pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang

dilapisi lemak, terletak diatas simfisis pubis. Pertumbuhan rambut kemaluan

ini tergantung dari suku bangasa dan jenis kelamin. Batas atasnya melintang
sampai pinggir atas simfisis, sedangkan kebawah sampai sekitar anus dan

paha (Walyani,Purwoastuti,2015).
Labia mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini

bertemu dibagian bawah dan mebentuk perineum. Lania mayora bagian luar

tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris.

Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,merupakan selaput yang

mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita

dewasa panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, tebal 1-1,5 cm

(Walyani,Purwoastuti,2015).

Labia minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora),

tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang

lembab dan berwarna kemerahan. Bagian atas labia minora akan bersatu

membentuk preputium dan frenulum clitoridis (Walyani,Purwoastuti,2015).

Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans

clitoris mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris

sehingga sangat sensitif. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan

panjang rata- rata tidak melebihi 2 cm (Walyani,Purwoastuti,2015).

Vestibulum/serambi (vestibule)

Merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labia minora). Pada

vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra ekterna, introitus

vagina, 2 buah muara kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan


cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga

menghalangi masuknya bakteri neiseiria gonorhoea maupun bakteri bakteri

patogen (Walyani,Purwoastuti,2015).

Himen

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastis. Lapisan tipis ini yang menutupi

sebagian besar dari liang senggama, tengahnya berlubang sehingga kotoran

menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing- masing

wanita berbeda- beda ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada

yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat

dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapt terjadi robekan.

Biasanya pada bagian posterior (Walyani,Purwoastuti,2015).

Perineum (kerampang)

Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi

oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus cocygeus. Otot- otot

berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.

(Walyani,Purwoastuti,2015).
C. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan manusia

terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup sehingga

kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang sebagai upaya

untuk memenuhi kebutuhan manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa

depan (Ariani,2014).

Menurut Wawan (2010), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang

terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap objek terjadi

melalui panca indra seperti pengelihatan, penciuman, pendengaran, perasa

dan peraba dengan sendiri (Ariani,2014).

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

sikap seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki

perilaku yang baik pula. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkat, yakni (Notoatmodjo, 2011):

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dieplajari

sebelumnya.

2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (apliccation)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi seberanarnya.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen- komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

5. Sintesis(synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakann atau

menghubungkan bagian- bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi itu berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat- tingkat tersebut

diatas (Notoatmodjo,2011).
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Ariani 2014 faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1) Umur sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan

yang diperolehnya sangat baik.

2) Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah

satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan

perempauan ,pada umumnya perempuan kesadaran yang baik dalam

mencari tahuninformasi daripada laki-laki baik secara formal maupun

informal.

3) Pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cendrung untuk

mendapatkan informasi yang baik dari orang lain maupun media massa.

4) Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan.Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan

orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula.

b. Faktor ekstranal

1) Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut

2) Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan

Seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau

buruk.

3). Status ekonomi juga akan mementukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu ,sehingga sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4). Sumber informasi yang berperan sangat penting yaitu media massa,

media cetak, media elektronik,keluarga ,teman,penyuluhan.


D. Sikap

1. Konsep dasar sikap

Sikap (atititude) adalah perasaan atau pandangan seseorang yang disertai

kecendrungan untuk bertindak terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap

merupakan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial yang

membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak

kajian dan penelitian yang dilakukan mengenai sikap beserta kaitannya.

Menurut pandangan Bem dalam self perception theory orang bersikap

positif/negatif terhadap suatu objek sikap dibentuk melalui pengamatan pada

perilaku sendiri. Secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide

yang berkaitan dengan pembicaraan), perilaku (cenderung mempengaruhi

respon sesuai dan tidak sesuai dan emosi menyebabkan respon- respon yang

konsisten) (Ariani,2014).

2. Komponen Sikap

Menurut Azwar (2000), struktur sikap tediri atas 3 komponen yang saling

menunjang yaitu (Ariani,2014) :

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif merupkan representasi yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang

dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini

atau pendapat) apabila menyangkut masalah isu yang kontroversial.

b. Komponen afektif
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional ini biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh- pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki oleh

seseorang.

c. Komponen konatif

Komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seorang dan berisi kecendrungan

untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara- cara tertentu

yang berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk

mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk

tendensi perilaku.

3. Tingkatan Sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat- tingkat

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut (Notoatmodjo,2010) :

a. Menerima (receiving)

Diartikan bahwa seorang atau subjek mau menerima stimulus yang

diberikan (objek). Misalnya, sikap seseorang terhadap periksa hamil

(antenal care), diketahui atau diukur dari kehadiran si ibu untuk

mendengarkan penyuluhan tentang ante natal care di lingkungannya.

b. Menanggapi (responding)
Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai ( valving)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan

orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan

orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatanya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang yang mengambil sikap tertentu

berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada

orang lain mencemoohkan atau adnya resiko lain.


E. Perawatan organ reproduksi wanita

Menurut Irianto tahun 2015 dalam bukunya tentang kesehatan reproduksi,

menjaga kesehatan bagian kewanitaan bagi kaum hawa sangatlah penting. Inilah

cara menjaga kesehatan alat reproduksi wanita :

1. Disarankan agar kaum wanita membersihkan bagian luar vagina setelah

buang air kecil atau besar, seeloknya menggunakan air.

2. Bagi remaja putri, membiasakan diri untuk membersihkan vulva setiap

setelah buang air kecil atau buang air besar dan mengeringkannya sampai

benar- benar kering sebelum mengenakan pakaian dalam adalah perilaku

yang benar (Poltekkes Depkes Jakarta I,2012)

3. Ketika haid, anda disarankan sering mengganti pembalut terutama pada hari-

hari yang banyak darah. Ini karena darah merupakan media yang paling

sesuai untuk kuman berkembang biak.

4. Hindari sering berlatih dounching yaitu memasukan jari atau ejakulasi ke

dalam vagina dengan tujuan membersihkan bagian dalam vagina. Perbuatan

ini akan menyingkirkan sejenis bakteri lactobacilli dari vagina disamping

mengungkapkan vagina dan bagian luar kemaluan pada bahan kimia yang

dapat menyebabkan iritasi kulit.

5. Hindari menggunakan sabun atau menyapu shower gel pada alat kelamin

karena dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit dan akan menjadi

gatal. Beberapa wanita sensitif dan alergi pada kandungan pewangi serta

biuh sabun.
6. Celana dalam harus diganti setiap hari dan pada hari- hari yang mengalami

keputihan, lebih baik menggunakan panty liner sehingga tidak menempel

pada pakaian dalam yang menyebabkan ketidaknyamanan.

7. Selain dari itu bengkak nanah juga dikaitkan dengan infeksi dan pasien

mengeluh sakit dan demam. Perawatan adalah secara insisional dan drainage

untuk mengeluarkan nanah dan komsumsi antibiotik. Bisul juga bisa terjadi

pada wanita yang sering mencukur. Jadi keberihan cukur harus

dititikberatkan.

8. Wanita yang mengalami keputihan pada alat sulit seharusnya harus tau

membedakan antara keputihan biasa dan yang berpenyakit. Keputihan

normal dapat terjadi pada waktu- waktu seperti beberapa hari sebelum haid,

ketika gairah seks, kehamilan, dan klimakterik atau setelah menapouse.

9. Tanda- tanda keputihan yang berpenyakit sperti pertukaran warna dari jernih,

putih kekuningan atau kehijauan atau berdarah. Jika keputihan terlalu

banyak, kental kecil, gatal dan berbau, tanda- tanda bengkak, pedih atau

sakit pada alat kelamin. Jika infeksi menyebar ke leher rahim atau sistem

peranakan, wanita akan mengeluh sakt pada bagian bawah perut serta

demam.

10. Kebanyakan wanita seberanarnya tidak membutuhkan produk atau obat

peraawatan kelamin jika langkah- langkah yang disarankan diikuti dengan

bijak. Obat hanya harus diambil untuk mengobati infeksi dan keputihan yang

tidak normal.
11. Selalu memikirkan bahan makanan yang tidak mendatangkan efek samping,

yang tidak mengubah pH vagina dan telah diuji kebersihannya.

12. Jika setelah menggunakan produk tersebut dan timbul rasa gatal, pedih,

kemerahan, anda disarankan tidak menggunakannya lagi dan periksakan ke

dokter untuk mendapatkan pengobatan tepat.

Anda mungkin juga menyukai