Anda di halaman 1dari 16

DISUSUN OLEH :

Nama : Muhammad Fajar Septiawan


NIM : 1786206253
Kelas : I Semester 1 PGSD

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2017-2018
1. Jelaskan bagaimana proses pembentukan kata

Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia

Kata dalam bahasa Indonesia dibentuk melalui proses morfologis dan di luar proses
morfologis. Proses morfologis yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain
yang merupakan bentuk dasarnya. Dengan kata lain proses morfologis adalah
peristiwa penggabungan morfem yang satu dengan morfem yang lain menjadi kata.
Ciri suatu kata yang mengalami proses morfologis yaitu mengalami perubahan bentuk,
mengalami perubahan arti, mengalami perubahan kategori/jenis kata. Terdapat tiga
cara pembentukan kata melalui proses morfologis, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan
komposisi.

1. Proses Morfologis

a. Afiksasi

Afiksasi merupakan proses penambahan morfem afiks pada bentuk dasar. Afiks
tersebut dapat berupa prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks dan
simulfiks (imbuhan gabung). Contoh masing-masing adalah sebagai berikut.

- Prefiks: ber-, pe-, peN-; berlari, pelari, pembunuh

- Infiks: er, el, em; gerigi, gelegar, gemetar

- Sufiks: -kan, -i, -isasi, -wan, -man; bacakan, lempari, reboisasi, hartawan, budiman

- Konfiks: ke-an, per-an; kemanusiaan, perlakuan, perbuatan

- Simulfiks: memper-kan, diper-kan; mempertanggungjawabkan, diperlakukan

Proses afiksasi ini biasanya akan menyebabkan terjadi perubahan fonem pada
suatu kata. Untuk itu perlu kita cermati bersama kaidah morfofonemis yang merupakan
kaidah yang mengatur perubahan bunyi akibat proses morfologis. Kaidah tersebut
adalah sebagai berikut.

Kaidah Perubahan Fonem


1) Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan berubah menjadi
/m/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p/,/ b/, dan /f/.

Misalnya:

- meN- + pikir = memikir - peN- + potong = pemotong

- meN- + bakar = membakar - peN- + bual = pembual

- meN- + fitnah = memfitnah - peN- + fitnah = pemfitnah

2) Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan berubah menjadi /n/
apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t/, /d/, dan /s/ yang
berasal dari bahasa asing dan masih terasa keasingannya.

Contoh:

- meN- + tolak = menolak - peN- + tanam = penanam

- meN- + daki = mendaki - peN- + daki = pendaki

- meN- + suplai = mensuplai - peN- + survai = pensurvai

3) Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan berubah menjadi /n/
apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/, /s/, /c/, dan /j/.

Misalnya:

- meN- + sabit = menyabit

- men- i + syukur = mensyukuri - peN- + sulap = penyulap

- meN- + cetak = mencetak - peN- + ceramah = penceramah

- meN- + jual = menjual - peN- + jajah = penjajah


4) Fonem /N/ pada morfem afiks {meN-} dan {peN-} akan berubah menjadi /n/
apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k/, /g/, kh/, /h/, dan
/vokal/.

Misalnya:

- meN- + kutip = mengutip - meN- + ikat = mengikat

- meN- + goreng = menggoreng - meN- + ukur = mengukur

- meN- + khitan = mengkhitan - meN- + ejek = mengejek

- meN- + hias = menghias - meN + operasi = mengoperasi

- meN- + angkat = mengangkat

5) Fonem /r/ pada morfem asiks ber- dan per- akan berubah menjadi /l/ apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berupa morfem ajar.

Misalnya:

- ber- + ajar = belajar - per- + ajar = pelajar

6) Fonem /?/ (hamzah) yang menduduki posisi akhir pada bentuk dasar
akan berubah menjadi /k/ apabila diikuti atau bergabung dengan morfem afiks peN-
an, ke-an, per-an, dan -an.

Misalnya:

- peN-an + kutuk = pengutukan - ke-an + elok = keelokan

- peN-an + tolak = penolakan - per-an + budak = perbudakan

- ke-an + duduk = kedudukan - per-an + minyak = perminyakan


- an + kutuk = kutukan - an + petik = petikan

Kaidah Penambahan Fonem

1) Apabila morfem afiks {meN-} dan {peN-} diikuti oleh bentuk dasar yang bersuku
satu akan terjadi penambahan fonem /e/ sehingga {meN-} menjadi {menge-} dan {peN-
} menjadi {penge-}.

Misalnya:

- meN- + las = mengelas - peN- + las = pengelas

- meN- + cat = mengecat - peN- + cat = pengecat

2) Apabila morfem afiks {peN-an}, {ke-an}, {per-an}, dan {-an} bertemu dengan
bentuk dasar : (1) berakhir dengan vokal /a/ akan terjadi penambahan fonem /?/, (2)
berakhir dengan vokal /u/, /o/, dan /au/ akan terjadi penambahan /w/, dan (3) berakhir
dengan vokal /i/ dan /ay/ akan terjadi penambahan fonem /y/.

Contoh:

- peN-an + nama = penamaan - satu + -an = satuan


/penama?an/

- peN-an + veto = pemvetoan


- ke-an + sengaja = kesengajaan /pemvetowan/

- per-an + coba = percobaan - per-an + toko = pertokoan

- paksa + -an = paksaan - peN-an + bau = pembauan

- peN-an + buku = pembukuan - ke-an + pulau = kepulauan


/pembukuwan/

- jangkau + -an = jangkauan


- ke-an + satu = kesatuan

- peN-an + daki = pendakian


- per-an + sekutu = persekutuan /pendakiyan/
- ke-an + lestari = kelestarian - cuci + -an = cucian

- per-an + judi = perjudian

Kaidah Penghilangan Fonem

1) Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} akan mengalami penghilangan apabila
bertemu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w/ dan /nasal/

Contoh:

meN- + larang = melarang peN- + lamar = pelamar


meN- + ramal = meramal peN- + ramal = peramal
meN- + nyanyi = menyanyi peN- + waris = pewaris
meN- + nikah = menikah peN- + nyanyi = penyanyi
PeN- + malu = pemalu

2) Fonem /r/ pada { ber-} dan {ter-},akan mengalami penghilangan apabila


bertemu dengan bentuk yang berawal dengan /r/ dan bentuk dasar yang suku
pertamanya mengandung /er/.

Contoh:

- ber + ragam = - ber- + ternak


beragam = beternak
- ter- + rebut = terebut

3) Fonem / k, p, t, s/ pada awal bentuk dasar yang bertemu dengan {meN-}


dan {peN-} akan mengalami penghilangan fonem kecuali untuk bentuk dasar yang
berasal dari bahasa asing dan masih terasa keasingannya. Misalnya:

meN- + kapur = mengapur peN- + kejar = pengejar


meN- + pikir = memikir peN- + pikir = pemikir
meN- + tolak = menolak peN- + tulis = penulis
meN- + siram = menyiram peN- + sadap = penyadap

b.Reduplikasi

Reduplikasi merupakan proses pengulangan bentuk dasar yang dilakukan


dengan pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan berkombinasi
dengan afiks, pengulangan berubah bunyi.

- rumah-rumah - mengata-ngatai

- perumahan-perumahan - kebarat-baratan

- berlari-lari - sayur-mayur

- mengata-ngatakan - lauk-pauk

Bentuk rumah-rumah dan perumahan-perumahan merupakan pengulangan


secara utuh, artinya seluruh bentuk dasar mengalami proses pengulangan. Bentuk
berlari-lari dan mengata-ngatakan mengalami pengulangan sebagian. Bentuk
mengata-ngatai dan kebarat-baratan mengalami pengulangan berkombinasi dengan
afiks, sedangkan sayur-mayur dan lauk-pauk merupakan pengulangan berubah bunyi.

c. Komposisi

Komposisi merupakan suatu proses penggabungan dua atau lebih bentuk dasar
sehingga menimbulkan makna yang relatif baru. Makna yang timbul akibat
penggabungan tersebut ada yang dapat ditelurusuri dari unsur yang membentuknya,
ada yang maknya tidak berkaitan dengan unsur pembentuknya, dan ada yang
mempunyai makna unik. Contoh masing-masing tipe dapat dilihat pada contoh berikut.

- rumah makan - matahari

- pisang goreng - kumis kucing


- tua renta - muda belia

2. Pembentukan di luar Proses Morfologis

Pembentukan kata di luar proses morfologis dibentuk melalui beberapa


cara, yaitu akronim, abreviasi, abreviakronim, kontraksi, dan kliping.

a. Akronim; pemendekan dengan mengambil satu suku atau lebih kata-kata asalnya.
Misalnya:

- krismon (krisis moneter) - sisdiknas (sistem pendidikan


nasional)

- sembako (sembilan bahan pokok)


- sekwilda (sekretaris wilayah
daerah)
- kultum (kuliah tujuh menit)

b. Abreviasi; pemendekan dengan mengambil huruf pertama setiap kata asalnya.

- ABG (Anak Baru Gede; atas - PGSD (Pendidikan Guru Sekolah


Bawah Gede) Dasar)

- PGTK (Pendidikan Guru - BLK (Balai Latihan Kerja)


Taman Kanak-Kanak)

c. Abreviakronim; gabungan dari abreviasi dan akronim.

- AKABRI - PEMILU

d. Kontraksi; pemendekan dengan pengerutan bentuk.

- tidak – tak

- saya pergi – sapi (dalam kebiasan bahasa masyarakat Nusa Tenggara).

e. Kliping; pemendekan dengan mengambil sebagian untuk mewakili seluruh.


- influensa – flu - profesor – prof

- dokter –dok

2. Sebutkan jenis-jenis kalimat majemuk sertakan


contonya

Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)


Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari dua atau
lebih klausa yang kedudukannya setara/sederajat.

A. Berdasarkan pola kalimatnya, kalimat majemuk setara terbagi atas 3 jenis, antara lain :

1. Kalimat Majemuk Setara Sejalan : kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal
dengan kondisi atau situasi yang sama.
Contoh : Ayah berangkat ke kantor, Ibu pergi ke pasar sedangkan kakak berangkat kuliah.
2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan : kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat
dengan kondisi atau situasi berlawanan antara satu sama lain.
Contoh : Meski kelihatannya cuek, tetapi dia adalah orang yang sangat perhatian.
3. Kalimat Majemuk Setara Sebab Akibat : kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat,
dimana salah satu kalimat menyatakan sebab sedangkan yang lainnya menyatakan akibat.
Contoh : Aku tak bisa pergi ke rumahmu kemarin karena hujannya sangat deras.

B. Berdasarkan kata hubung yang digunakan, kalimat majemuk setara terbagi menjadi 5 jenis,
yakni :

1. Kalimat majemuk setara penjumlahan atau penggabungan (kata hubung : dan)


Contoh : Di rumah aku bertugas menyapu rumah dan mencuci piring.
2. Kalimat majemuk setara penegasan/penguatan (kata hubung : bahkan)
Contoh : Jangankan merawat ketika sakit bahkan kau tak pernah menanyakan kabar mereka
sekalipun.
3. Kalimat majemuk setara pemilihan (kata hubung : atau)
Contoh : Kau bisa memilih dimana kau ingin melanjutkan pendidikanmu, di dalam negeri atau
di luar negeri.
4. Kalimat majemuk pertentangan (kata hubung : tetapi, melainkan)
Contoh : Aku tidak menyukai tetapi juga tidak membencinya.
5. Kalimat majemuk urutan waktu (kata hubung : kemudian, lalu, lantas)
Contoh : Tunggu sampai air mendidih, kemudian masukkan semua bumbu yang telah ditumis
sebelumnya.

Kalimat Majemuk Rapatan


Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dua atau lebih
klausa/kalimat tunggal yang dirapatkan penggunaan dan penulisan bagian yang sama yang
terdapat pada beberapa kalimat tunggal tersebut. Bagian dari kalimat yang mengalami
perapatan dapat terjadi pada subjek, predikat maupun objek. Perapatan biasanya dilakukan
dengan cara hanya menyebutkan atau menuliskan sebanyak satu kali subjek/predikat/objek
yang sama dari beberapa kalimat tunggal tersebut.
Berdasarkan bagian dari pola kalimat yang dilakukan rapatan, kalimat majemuk rapatan
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Kalimat majemuk rapatan subjek


2. Kalimat majemuk rapatan predikat
3. Kalimat majemuk rapatan objek

Contoh Kalimat Majemuk Rapatan


Untuk lebih jelas mengenai kalimat majemuk rapatan, perhatikan contoh berikut ini :

 Ani seorang karyawan swasta.


Ani seorang penulis novel.
o Ani adalah seorang karyawan swasta dan penulis novel.
 Aku menyukai serial Upin Ipin.
Diah menyukai serial Upin Ipin.
o Aku dan Diah menyukai serial Upin Ipin.

Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dua atau
lebih kalimat tunggal yang memiliki perbedaan kedudukan.

Berdasarkan kata hubung (konjungsi) yang digunakan, kalimat majemuk bertingkat terbagi
menjadi 10 jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan syarat (kata hubung : jika, kalau, manakala,
andaikata, asalkan)
2. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan tujuan (kata hubung : agar, supaya, biar)
3. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan perlawanan/konsesif (kata hubung : walaupun,
kendatipun, biarpun, meskipun)
4. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan sebab/penyebab (kata hubung : sebab, karena, oleh
karena)
5. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan akibat (kata hubung : maka, sehingga)
6. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan cara (kata hubung : dengan, tanpa)
7. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan alat (kata hubung : dengan, tanpa)
8. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan perbandingan (kata hubung : seperti, bagaikan, alih-
alih)
9. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan penjelasan (kata hubung : bahwa)
10. Kalimat majemuk bertingkat menyatakan kenyataan (kata hubung : padahal)
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat
Untuk lebih jelas mengenai kalimat majemuk bertingkat, perhatikan contoh berikut ini :

 Kau pasti bisa menjadi anak yang pandai, asalkan kau rajin belajar.
 Aku sengaja pulang bekerja lebih awal hari ini agar bisa menemani ibu pergi ke rumah sakit.
 Penggalangan dana itu terpaksa dihentikan karena terjadi kebakaran di gedung tersebut.
 Dia selalu menyembunyikan kenyataan bahwa dia adalah anak dari pemilik yayasan ini.
 Dalam kehidupan sehari-hari Roni bersikap seperti gelandangan dan tuna susila padahal
sebenarnya dia adalah pengusaha.

Kalimat Majemuk Campuran (Koordinatif –


Subordinatif)
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Pada kalimat majemuk campuran minimal
terdiri dari tiga kalimat tunggal.

Baca : Contoh kalimat majemuk campuran

Berdasarkan predikatnya, kalimat majemuk campuran terbagi menjadi 2 jenis, antara lain :

1. Kalimat verbal : kalimat majemuk campuran yang predikatnya terdiri dari kata kerja.
Contoh : Ibu memasak.
2. Kalimat nominal : kalimat majemuk campuran yang predikatnya terdiri dari kata benda,
keadaan, dan kata ganti.
Contoh : Nia rajin dan disiplin.

Berdasarkan pengucapannya, kalimat majemuk campuran terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Kalimat langsung : kalimat yang menuliskan kutipan secara langsung perkataan dari
seseorang dengan menggunakan tanda petik.
Contoh : Ayah bertanya padaku, “Dimana kamu menyimpan koran minggu lalu?”
2. Kalimat tidak langsung : kalimat yang tidak mengutip ucapan dari seseorang secara
langsung.
Contoh : Ayah bertanya padaku, dimana aku menyimpan koran minggu lalu.
3. Jika anda berada di dalam sebuah stasiun maupun
bandara. Jenis membaca apakah yang anda gunakan
untuk melihat jadwal keberangkatan

Dengan membaca intensif karena teknik membaca ini dapat diterapkan dalam upaya
mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk
mencari informasi sebagai bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca
secara cermat. Membaca dengan cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan
atau perihal menarik dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi.
4. Buatlah judul karya ilmiah kemudian buatlah kerangka
karya ilmiah tersebut

“Hidup Mulia dengan Mengikuti Sunnah


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, semangat dalam beribadah itu sangat penting. Karena
mempengaruhi ibadah yang kita lakukan tersebut. Beribadah merupakan hubungan
antara seorang hamba dengan Tuhannya, Allah SWT. Namun dalam prakteknya saat
kita beribadah terkadang ada rasa kurang semangat. Entah karena lelah, bosan, ataupun
malas.
Oleh karena itu, untuk menjadikan hidup kita mulia dengan mengikuti segala apa yang
diperintahkan dan dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Kita butuh suatu
penyemangat dalam hal beribadah.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sunnah Rasulullah?


2. Apa manfaat dari Sunnah Rasulullah ?
3. Apa saja perintah untuk mengikuti Sunnah Rasulullah ?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk menambah pengetahuan tentang Sunnah Rasulullah
2. Untuk menambah wawasan tentang pengertian Sunnah Rasulullah
3. Untuk mengetahui cara agar semangat dalam menjalankan Sunnah Rasulullah
4. Untuk mengetahui cara menjalankan Sunnah Rasulullah agar menjadikan hidup
mulia
II. LANDASAN TEORI

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
5. Buatlah contoh kalimat menggunakan kata turunan,
gabungan kata. Minimal 3 kalimat !

1. Faizal menyapu pekarangan rumah sakit dengan sapu lidi.


2. Dayat memakai kacamata untuk membaca.
3. Pulangi saputangan yang kau pinjam kemarin.
Catatan :
 Kirim ke email : vitrianivit@gmail.com
 Paling lambat tgl 22 desember 2017 13.00 WIB
 Cantumkan nama,nim, dan juga kelas
 Syarat untuk UAS

Anda mungkin juga menyukai