08a. Kemen Pu - Rapat Kerja Kementerian Perindustrian - Pembangunan Infrastruktur Pusat Industri Di Luar P. Jawa 6 Februari 2014 Rev1 PDF
08a. Kemen Pu - Rapat Kerja Kementerian Perindustrian - Pembangunan Infrastruktur Pusat Industri Di Luar P. Jawa 6 Februari 2014 Rev1 PDF
Disampaikan dalam
Rapat Kerja Kementerian Perindustrian
“Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan
Pembangunan Industri untuk Menjadi Negara Industri
Tangguh”
Jakarta, 6 Februari 2013
3
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan
5 Ketahanan Pangan
11 Prioritas Nasional
Kabinet Indonesia Bersatu II 6 Infrastruktur
2010-2014 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8 Energi
9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik
4
Infrastruktur Jalan dan Transportasi
Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan
keamanan nasional
Pembangunan infrastruktur jalan memperlancar arus distribusi barang dan jasa, serta berperan
dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia
Jaringan jalan sebagai prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah
Pembangunan infrastruktur jalan sejalan dengan tiga strategi pembangunan ekonomi: pro
growth, pro jobs dan pro poor.
5
1. Perbedaan permintaan transportasi di Indonesia dimana ada daerah yang memiliki
permintaan transportasi rendah dan ada yang tinggi. Pengembangan jaringan
transportasi yang ekonomis adalah dengan melakukan perencanaan pada wilayah
yang mempunyai permintaan transportasi yang tinggi terlebih dahulu. Selanjutnya
untuk perencanaan sistem transporasi seluruh NKRI, perencanaan yang efektif
adalah dengan membangun sistem transportasi barang yang dapat mengakibatkan
perkembangan yang seimbang di seluruh wilayah negara.
2. Sebagai negara kepulauan, Indonesia masih lemah dalam sistem pengangkutan laut
yang efisien dan terkelola dengan baik. Meskipun hal ini merupakan faktor yang
sangat penting dalam persaingan ekonomi serta integritas nasional.
3. Peringkat kualitas jalan Indonesia tahun 2013 ke 2014 naik dari 90/144 menjadi
78/148 (Global Competitiveness Index-World Economic Forum)
4. Ranking LPI Indonesia tahun 2012 pada peringkat 59/128, masih berada di bawah
peringkat Vietnam, Filipina dan Thailand (Logistic Performance Index-World Bank)
6
• Jalan merupakan salah satu moda transportasi terpenting di Indonesia yang
merupakan bagian dari sistem logistik nasional yang berperan sebagai
prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah.
• Pemerintah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan jalan (jalan nasional
non-tol dan tol) dan mempertahankan jalan dalam kondisi mantap.
• Total panjang jalan di Indonesia adalah ± 372.000 km, dengan±38.569 km
merupakan jalan nasional (non tol) and 774 km jalan tol.
7
1. Waktu tempuh rata-rata transportasi jalan di Indonesia relatif lebih tinggi dari negara
tetangga (2,7 jam/100 km)
2. Kerapatan jalan bebas hambatan di Indonesia masih lebih rendah dari negara tetangga
3. Pertumbuhan ekonomi (7% per tahun) dan motorisasi (13% per tahun) berdampak terhadap
peningkatan lalu lintas:
a. 2025: 5 kali volume tahun 2015;
b. 2045: 10-15 kali volume tahun 2015
4. Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari perairan, namun moda transportasi
yang dipergunakan masih dikuasai oleh moda transportasi yang menggunakan prasarana
jalan. Bappenas mencatat moda transportasi melalui jalan melayani 84% penumpang,
sedangkan kereta api 7,3%, udara 1,5%, laut 1,8%, dan sungai 5,3%.
5. Untuk angkutan barang, moda jalan masih mendominasi dengan menguasai 90,4%, sisanya
dibagi ke moda lainnya yakni laut dan kereta api masing-masing 7% dan 0,6%, padahal moda
ini memiliki potensi angkutan barang berskala besar. (Bappenas, 2006)
6. Kondisi jalan daerah yang belum memadai:
a. Kondisi Mantap Jalan Provinsi: 60,65%;
b. Kondisi Mantap Jalan Kabupaten: 55,14%
7. Biaya logistik Indonesia mencapai 24 % dari total GDP atau sama dengan Rp 1.820 triliun yang
terdiri dari: (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Indonesia Kadin, 2011)
a. biaya penyimpanan (persediaan) sebesar Rp 546 triliun;
b. biaya transportasi Rp 1.092 triliun; dan
c. biaya administrasi sebesar Rp 182 triliun.
8
Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dilaksanakan melalui pendekatan pembangunan regional yang sesuai dengan prinsip
“Infrastruktur bagi seluruh lapisan masyarakat” dan “pembangunan berkelanjutan”.
Sedangkan pendekatan pembangunan dalam rangka penentuan prioritas, dilakukan dengan pendekatan
lintas. Jaringan jalan lintas pada dasarnya sudah termuat dalam PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Khusus untuk Pulau Papua, pendekatan prioritas pembangunan yang dipergunakan adalah berdasarkan
pendekatan cluster sebagaimana yang tertuang dalam 11 Ruas Strategis Papua.
9
Misi Ekonomi Indonesia 2025
“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur ”
MP3EI
Koridor
Konektivitas
Ekonomi
Sistem Logistik
Nasional
Meningkatkan Meningkatkan
Daya Saing IPTEKS Kesejahteraan
10
1. Sistem logistik yang terintegrasi secara
lokal mulai dari tingkat pedesaan,
perkotaan, sampai dengan antar
wilayah, dan antar pulau
2. Sistem logistik yang terkoneksi secara
global mulai dari terhubungnya sistem
logistik Indonesia dengan sistem
~8
terbesar
logistik ASEAN sampai dengan
~ 12
terbesar
terhubungnya sistem logistik global
8 – 9 % per tahun 5 – 6 % per tahun melalui Pelabuhan Hub Internasional
dan jaringan informasi logistik
“International Gateways”
Untuk mencapai visi logistik dan PDB per kapita sebesar dimaksud,
Indonesia dituntut tidak hanya menjadi “demand side” (pasar yang
besar) dalam rantai pasok global tetapi juga menjadi “supply side”
yang dapat memasok kebutuhan dunia dengan kekayaan alam
dengan industri olahannya.
11
Integrasi Blue Print Sislognas, Sistranas (transportasi multi moda,
rencana induk pelabuhan, bandara, jalan dan KA) dan rencana
pembangunan daerah
12
RTRW
N/P/K/K
SISTRANAS
(Sistem Transportasi Nasional)
JARINGAN JALAN
13
• Jaringan jalan terbagi Pelabuhan
menjadi 2 sistem: (Utama &
Bandar Udara Pengumpul)
• Primer (Menerus antar-kota)
(Utama &
• Sekunder (dalam Kota) Pengumpul) Pergudangan
15
Percepatan dan perkuatan konektivitas nasional (mengintegrasikan antar moda transportasi melalui
peningkatan akses jalan ke pelabuhan antar pulau)
Dukungan terhadap Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
pada 6 Koridor Ekonomi
TEMA KE. SUMATERA
TEMA KE. KALIMANTAN TEMA KE. SULAWESI
Sentra Produksi
Pusat Produksi dan Pusat Produksi dan Pengolahan
dan Pengolahan Hasil Bumi dan
Pengolahan Hasil Tambang Hasil Pertanian, Perkebunan,
Lumbung Energi Nasional
& Lumbung Energi Nasional dan Perikanan Nasional
Sumber: Perpres No 32 Tahun 2011 ttg Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 16
Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan
Visi: di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan sosial
19
Kebijakan pengembangan KSN meliputi (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Pasal 9):
• Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman
hayati, mempertahankan dan peningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan
keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional;
• Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;
• Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian
nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional;
• Pemanfaatan sumber daya alam dan/ atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
• Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa;
• Pelestarian dan penigkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia,
cagar biosfer, dan ramsar; dan
• Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan
antarkawasan.
1. JALAN MENURUT PERUNTUKANNYA (UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 6):
o JALAN UMUM
Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
o JALAN KHUSUS
Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat
untuk kepentingan sendiri
2. JALAN MENURUT SISTEM (UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 7):
o SISTEM PRIMER
o SISTEM SEKUNDER
o KOLEKTOR
o LOKAL
o LINGKUNGAN
o JALAN PROVINSI
o JALAN KABUPATEN/KOTA
o JALAN DESA
• Kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan jalan;
• Dilaksanakan sesuai kewenangan
– Jalan Nasional oleh Pemerintah Pusat (Ditjen Bina Marga)
– Jalan Provinsi oleh Pemerintah Provinsi
– Jalan Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
PKN JAP JAP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP --- JAP JAP --- JSN --- ---
PKW JAP JKP JKP JLP Jling.P JSN JAP JAP JSP JAP JAP JSP JSN JSP ---
PKL JKP JKP JLP JLP Jling.P JSN --- --- JSK --- --- JSK --- --- JSK
PKLing JLP JLP JLP JLP Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Persil Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
PKSN JSN JSN JSN --- --- JSN --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Bandara
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Utama
Bandara
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pengumpul
Bandara
Pengumpan
--- JSP JSK --- Ibukota
--- Provinsi
--- --- --- ---
JKP-1 --- Ibukota
--- Provinsi
--- --- --- ---
Pelabuhan
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Utama JKP-2 Ibukota Kabupaten/ Kota
Pelabuhan
JAP JAP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pengumpul
Ibukota Kabupaten/ Kota JKP-3 Ibukota Kabupaten/ Kota
Pelabuhan
--- JSP JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Pengumpan
JKP-4 Ibukota Kecamatan
KSN JSN JSN --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
KSP --- JSP --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
KSK --- --- JSK --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- 25---
1. Salah satu misi Ditjen. Bina Marga adalah mendukung Kawasan Strategis Nasional (KSN);
2. Rencana pengembangan jaringan jalan nasional mengacu pada RTRWN, dalam hal ini salah satunya
adalah penetapan KSN dalam RTRW;
3. Penetapan KSN dilakukan berdasarkan kepentingan (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Pasal 75):
(i) Pertahanan dan keamanan; (ii) Pertumbuhan ekonomi; (iii) Sosial dan budaya; (iv) Pendayagunaan
sumber daya alam dan/ atau teknologi tinggi; dan/ atau (v) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
4. Salah satu kriteria pengembangan jaringan jalan strategis nasional adalah untuk menghubungkan: PKN
dan/atau PKW dengan kawasan strategis nasional. Dalam hal ini, perlu ditentukan pusat dari kawasan
strategis nasional tersebut (terkait dengan akses jaringan jalan nasional ke pintu gerbang KSN);
5. Rencana pengembangan jaringan jalan disesuaikan dengan RTRWN, potensi perkembangan kawasan;
6. Pengadaan infrastruktur jalan membutuhkan pendanaan yang besar sehingga perlu peran lebih dari
Pemerintah Daerah dan sektor swasta;
7. Pemerintah Daerah dapat berfokus pada penyelenggaraan jalan provinsi/kabupaten/kota dan
membantu Pemerintah Pusat terutama dalam proses pengadaan tanah untuk pembangunan jalan
nasional;
8. Pemerintah Pusat akan terus memberikan bimbingan bagi penyelenggaraan jalan
provinsi/kabupaten/kota dan penyediaan dana melalui mekanisme DAK;
9. Sektor swasta dapat terlibat dalam penyelenggaraan jalan melalui mekanisme Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS) dan penyaluran dana CSR/dana khusus lainnya untuk pembangunan jalan contohnya pada
kawasan industri;
10. Pemerintah akan memberikan dukungan/jaminan terhadap proyek KPS sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
LAMPIRAN
28
15 KPI (sudah validasi)
KE. SUMATERA
1 KPI Sei Mangke, Sumatera utara
2 KPI Tapanuli Selatan, Sumatera utara
3 KPI Dairi, Sumatera Utara
4 KPI Dumai, Riau
9 KPI Padang, Sumatera Barat
12 KPI Tanjung Api-api- Tanjung Carat, Sumatera Selatan 3
1
13 KPI Muara Enim-Pendopo, Sumatera Selatan 4
14 KPI Palembang, Sumatera Selatan 19
2 5
15 KPI Prabumulih, Sumatera Selatan
6 8
18 KPI Bangka Barat, Bangka-Belitung
10
19 KPI Kota Batam, Kepulauan Riau 7
20 KPI Kota Bandar Lampung, Lampung 9
11
21 KPI Lampung Timur, Lampung
12
18
22 KPI Baja Cilegon, Banten
8 KPI (belum validasi)
17
23 KSN Selat Sunda
5. KPI Rokan Hulu-Hilir-Siak, Riau 13
14
NB: Dari total 23 KPI pada Koridor Ekonomi Sumatera terdapat 11 KPI yang membutuhkan dukungan
Infrastruktur PU, sisanya (12 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur PU 30
CONTOH I: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU
DAN PERMUKIMAN DI KPI SEI MANGKE (K.E. SUMATERA)
Pelabuhan Perbaikan/Pelapisan Sp. Inalum – Lima Puluh:
Kuala Tanjung 2011:
1. Pelebaran Jl. Tanjung Kasau - Indrapura / 6,2 Km (24,29 Milyar)
2. Pelebaran Jalan Indrapura – Lima Puluh / 17,6 Km (63,46 Milyar), termasuk
penanganan 1 Km Ruas Jalan Kabupaten Sp. Mayang
2012:
1. Duplikasi Jembatan Sidalu-dalu/ 40 Meter (10, Milyar)
2. Perbaikan Simpang Sebidang Sp. Lima Puluh (9,2 Milyar)
2013-2014:
17 km 1. Pemeliharaan Rutin/ 22 Km (11 Milyar)
Tanjung Indrapura
Kasau Kota
Lima Puluh Rantau
22 km Prapat
Sp. Lintas Timur
Medan Inalum Sumatera
SPAM Kota Lima Puluh dengan
kapasitas 50 l/s dan nilai total Kawasan
investasi Rp. 39,82 M Industri
Sei Mangkei (KISM)
6 km
Pelintung
5.084 Ha
Kws.
Pelabuhan
Dumai
Kementerian PU (2 km)
3 9
11 10
1 4
6 12 5
2 7 18
15
32
16 14 13 17 19 20 27
8 30
22 31
21
33
23 28
24 25
26 29
33 KPI Pasuruan
34 KPI Malang
KE. JAWA
34
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI
DI KORIDOR EKONOMI JAWA
Rencana Dukungan
No Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
KPI Cilegon
1 (Besi baja, petrokimia, dan makanan- • Jalan Cilegon-Pasauran • Jalan Lingkar Selatan Cilegon (Jalan Provinsi)
minuman)
KPI Lamongan
17
(Perkapalan)
KPI Pasuruan • Jalan Tol Gempol-Pandaan (13,61 km)
18
(Makanan-minuman) • Jalan Tol Pandaan-Malang (37,62 km)
KPI Malang
19 • Jalan Tol Pandaan-Malang (37,62 km)
(Makanan-minuman)
NB: Dari total 34 KPI pada Koridor Ekonomi Jawa terdapat 19 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya (15 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur PU
37
CONTOH IV: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU
DAN PERMUKIMAN DI KPI PURWAKARTA (K.E. JAWA)
1. Akses Tol, panjang jalan: 8,87
Km
2. Nilai Investasi: Rp. 688 Milyar
3. DED disusun oleh Ditjen Bina
Marga
4. Pembebasan tanah oleh Pemda
dan swasta (industri-industri
tekstil)
3 perusahaan baru
telah mendapat izin 2 perusahaan
dalam proses izin
Alternatif 1 (Terpilih)
38
37 KPI (sudah validasi) 37 KPI (sudah validasi) 37 KPI (sudah validasi) 37 KPI (sudah validasi)
1 KPI Balikpapan 9 KPI Penajam Paser Utara 17 KPI Kapuas 25 KPI Kapuas Hulu
2 KPI Berau 10 KPI Banjar 18 KPI Tanah Laut 26 KPI Lamandau
3 KPI Kutai Kertanegara 11 KPI Kota Baru 19 KPI Tanah Bumbu 27 KPI Katingan
4 KPI Kutai Timur 12 KPI Murungraya 20 KPI Tabalong 28 KPI Sukamara
5 KPI Rapak dan Ganal 13 KPI Pontianak 21 KPI Balangan 29 KPI Seruyan
6 KPI Kutai Barat 14 KPI Ketapang 22 KPI Barito 30 KPI Sambas
7 KPI Bulungan 15 KPI Kotawaringin Barat 23 KPI Sanggau 31 KPI Kubu
8 KPI Bontang 16 KPI Kotawaringin Timur 24 KPI Sintang 32 KPI Landak
31 2
36 7
6
4 5
37 33 25
8
23
13 34
12
32 3
24
17
9
14 26 16
1
35
11
15 22
27 20
37 KPI (sudah validasi) 10
21
33 KPI Melawi 28 29
34 KPI Penajam Paser 19
18
35 KPI Bengkayang
36 KPI Mempawah
37 KPI Balongan
KE. KALIMANTAN
39
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI
DI KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN
Rencana Dukungan
No Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
• Jembatan Mahkota II (Provinsi)
KPI Balikpapan
1 • Jalan Akses Terminal Peti Kemas Kariangau
(kelapa sawit)
(Provinsi)
NB: Dari total 37 KPI pada Koridor Ekonomi Sumatera terdapat 9 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya (28 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur
PU 40
CONTOH V: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU
DAN PERMUKIMAN DI KPI MALOY (K.E. KALIMANTAN)
• Saat ini telah
dibuka badan
jalan sepanjang
12 Km dengan
lebar 50 Meter.
• Rencana
pembangunan
jalan sepanjang
12 km rigid
pavement.
41
28 KPI (sudah validasi)
1 KPI Makassar KE. SULAWESI
2 KPI Maros
23 22
3 KPI Gowa 21
4 KPI Luwu 12 26 24
25
27
5 KPI Wajo 28 28 KPI (sudah validasi)
6 KPI Pare-Pare 17 KPI Banggai
7 KPI Mamuju 18 KPI Sigi
8 KPI Palipi 19 KPI Donggala
19
3
4
42
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI
DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI
Kawasan Perhatian Rencana Dukungan
No
Investasi (KPI) Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
KPI Mamuju
1 • Jalan Polewali-Batas Sulsel (23 km)
(kelapa sawit)
•Penanganan Jalan Kendari - Asera 125.4 km
KPI Kendari •Penanganan jalan Sp-Torobulu-Lainea-Kendari 127 km
2
(Nikel) •Penanganan jalan mendukung kegiatan tambang / industri
nikel di Kolaka menuju ke Pelabuhan Pomala - 38 km
• Penanganan jalan mendukung kegiatan tambang / industri
KPI Kolaka
3 nikel di Kolaka Utara menuju ke Pelabuhan Lasusua - batas
(Nikel)
sulsel 279.8 km
43
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI DI
KORIDOR EKONOMI SULAWESI
Kawasan Perhatian Rencana Dukungan
No
Investasi (KPI) Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
KPI Bitung
10 (Pelabuhan dan makanan- • Jalan Tol Manado-Bitung (38,6 Km)
minuman)
KPI Manado
11 • Jalan Tol Manado-Bitung (38,6 Km)
(Makanan-minuman)
NB: Dari total 28 KPI pada Koridor Ekonomi Sulawesi terdapat 11 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya (17 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur
PU
44
Contoh: JALAN TOL MANADO - BITUNG
Alinemen Horizontal
Manado
Suwaan
Danowudu
(Bitung)
Airmadidi
Kauditan
2 4
1 5
3
6 7
PROVINSI BALI
8
Kawasan
Nilai Investasi
# Perhatian
(Rp.)
Investasi (KPI)
46
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI
DI KORIDOR EKONOMIBALI-NUSA TENGGARA
Rencana Dukungan
No Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
• Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-
KPI Denpasar Benoa (9,6 km)
1
(Pariwisata, Peternakan, dan Perikanan) • Jalan Tohpati-Kosamba (11,8 km)
• Underpass Dewa Ruci
KPI Badung
2
(Pariwisata dan Peternakan)
KPI Kupang
3
(Pariwisata, Perikanan, dan Peternakan)
KPI Benoa • Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-
4
(Pariwisata) Benoa (9,6 km)
KPI Lombok Tengah • Jalan Akses Bandara Internasional
5
(Pariwisata) BIL
NB: Dari total 9 KPI pada Koridor Ekonomi Bali-Nusra terdapat 5 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya ( KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur PU
47
CONTOH: DUKUNGAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KPI DENPASAR
ALTERNATIF JALUR TOL NUSA DUA-NGURAH RAI-BENOA – KPI DENPASAR
1
2
3
4
49
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI DI
KORIDOR EKONOMI SULAWESI
Kawasan Perhatian Rencana Dukungan
No
Investasi (KPI) Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
KPI Merauke • Jalan Merauke-Muting-Waropko (511,5 km)
1 (kelapa sawit, padi, food estate • Jalan Merauke-Okaba-Buraka-Wanam-Bian-Wogikel (152
MIFEE) km)
KPI Timika • Jalan Timika-Potowaiburu-Wagetha-Enarotali –Nabire
2
(Tembaga, Emas, dan Nikel) (427,7 km)
KPI Manokwari
4 • Jalan Manokwari-Kebar-Sorong
(Energi Gas)
NB: Dari total 8 KPI pada Koridor Ekonomi Papua-Kep.Maluku terdapat 4 KPI yang
membutuhkan dukungan Infrastruktur PU, sisanya ( 4 KPI) belum membutuhkan dukungan
Infrastruktur PU
50
CONTOH : DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN
PERMUKIMAN DI KPI MIFEE (K.E. PAPUA-MALUKU)
JAGEBOB II
Penanganan jalan
Merauke-Muting-
Waropko (511 km)
51
LAMPIRAN
52
DAFTAR PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019
KAWASAN PERHATIAN
KORIDOR PROYEK
INVESTASI (KPI)
Jawa KPI DKI Jakarta Jalan Tol Akses Tanjung Priok (Seksi E2, E2A, dan NS)
53
PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019
1
KPI DAIRI – Rp. 4,5 T
2
KPI DUMAI – Rp. 4,34 T
Kelapa Sawit : Rp. 4.171 M
Kegiatan Migas : Rp. 166 M
Ekonomi
Total : Rp. 4.337 M
Keterangan :
Lainnya artinya sektor ekonomi yang tidak
termasuk dalam 22 kegiatan ekonomi utama
KE. SUMATERA
54
PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019
9
21
KPI DKI JAKARTA – Rp. 7.763 M
KPI SEMARANG– Rp.1.824 M
Peralatan Transportasi : Rp. 6.261 M
Makanan dan Migas : Rp. 283 M
Kegiatan
Kegiatan Minuman: Rp. 324 M Makanan dan Minuman: Rp. 870 M
Ekonomi
Ekonomi Migas : Rp.1.500 M Besi Baja : Rp. 349 M
14
21
14
23
KPI SANGGAU – Rp. 5.028 M
23
KE. KALIMANTAN
56
PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019
22
22
KPI BITUNG - Rp. 1.582 M
KEGIATAN
Perikanan Rp. 1.582 M
EKONOMI
TOTAL Rp. 1.582 M
KE. SULAWESI
57
PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019
2
KPI TELUK BINTUNI/SORONG
Rp 50 T
Kegiatan Migas : Rp 50 T KPI MERAUKE (MIFEE)
Ekonomi Total : Rp 50 T 1 Rp 57,68 T
Pertanian Pangan : Rp
Infrastruktur Nilai Investasi Kegiatan 57,68 T
Ekonomi
Jalan Manokwari- 2 Total : Rp 57,68 T
Rp. 4.568 M
Kebar-Sorong
Infrastruktur Nilai Investasi
Jalan Merauke-Muting-
Rp. 2.282 M
Waropko
Jalan Merauke-Okaba- 1
Buraka-Wanam-Bian- Rp. 1.951 M
Wogikel
KE. PAPUA-KEP.MALUKU
58