1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini menyangkut segi lingkup pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana adalah REHABILITASI GEDUNG 4 RUANG
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BANGKALAN
3. URAIAN PEKERJAAN
3.1 Penyediaan.
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur, termasuk semua
alat-alat bantu yang dipergunakan seperti andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin,
alat-alat penarik dan sebagainya yang dipergunakan oleh rekanan.
3.2 Kuantitas dan Kuwalitas Pekerjaan.
a. Kuantitas dan kwalitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak
harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak
atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang tersebut diatas
apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penetrapan
atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-
bagian dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
c. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan mungkin sewaktu-waktu
diberikan kepada Pemborong. Tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini
dan harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun
ada ketidak sesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang tercantum
perkiraan manapun.
d. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirobah dengan cara
bagaimanapun selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tetap dari syarat-syarat
ini, dan taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat ini, segala kekeliruan baik
mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah
diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.
4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dibuat oleh Konsultan
Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen yang lain. Rekanan
tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari
Kuasa Pengguna Anggaran/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan
kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
4.2 Gambar-gambar Tambahan.
Bila Direksi menganggap perlu maka Konsultan Perencana harus membuat tambahan
gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disahkan oleh Direksi, gambar-
gambar tersebut menjadi milik Direksi.
4.3 Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan (shop drawing). Untuk
semua pekerjaan yang belum terdapat gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah Pemberi Tugas atau tidak, Pemborong harus membuat gambar-gambar yang
sesuai dengan apa yang akan dilaksanakan (shop drawing). Gambar- gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung
oleh rekanan.
4.4 Gambar-gambar di tempat pekerjaan.
Rekanan harus menyediakan dilokasi pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule,
dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika Pemberi Tugas
atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan. Sebelum pekerjaan dimulai rekanan
dianggap sudah pempelajari serta memahami maksud perencanaan yang
dikerjakan, rekanan berkewajiban menanyakan kejanggalan-kejanggalan yang
ditemuinya sebelum pekerjaan dimulai kepada Konsultan Pengawas.
4.5 Contoh barang/bahan yang ditawarkan.
a. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan bahan-bahan/barang
yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
b. Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan
bahan/upah adalah mengikat, rekanan harus menawarkan harga- harga tersebut
sesuai RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
c. Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum
mendapatkan persetujuan dari Direksi secara tertulis.
5. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN
Berlaku dan mengikat didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini :
a) Peppres RI. Nomor 54 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa
b) Algemene Voorwarden voor de uitvoering bij aaneming van open bare warken
c) (A.V.), yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941
nomor 9 dan tambahan Lembaran Negara nomor 14571 (khusus pasal-pasal yang
masih berlaku).
d) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971, yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia/N.I.2.
e) UBB (Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan nomor I 3/56).
f) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) tahun 1997, yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia/N.I.5.
g) Peraturan Semen PORTLAND INDONESIA 1973/N.I.8.
h) Peraturan Bata Indonesia/N.I.10
i) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung (PPI) 1983/N.I.18.
j) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1997, yang diterbitkan oleh Yayasan
Normalisasi Indonesia.
k) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
l) Peraturan Muatan Indonesia (PMI. N.I. 18/1970).
m) Peraturan Umum Instalasi Air Minum (AV WI)
n) Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
o) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain
tentang larangan memperkerjakan anak-anak dibawah umur.
p) Peraturan-peraturan Pemerintah/Kotamadya setempat mengenai bangunan-
bangunan.
q) Peraturan Perburuan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas Keselamatan Kerja Nomor :
3 Tahun 1985 dan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
r) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002.
s) Keputusan Direktur Jendral Cipta Karya Nomor 296/KPTS/SK/1997 tanggal 1 April 1997.
t) Surat Edaran Bersama Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor : S – 42/A/2000
tanggal 3 Mei 2000 S – 2262/D.2/05/2000.
u) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur nomor 192 tahun 1983 dan
nomor 196 tahun 1983 (Program ASTEK).
v) Surat Edaran Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur nomor
602/118877/021/1995 tanggal 16 Agustus 1995 tentang tindak lanjut Keppres 24/1995
di Jawa Timur.
7. PERSIAPAN DILAPANGAN
7.1. Bangunan sementara (Bouwkeet)/Direksi keet :
Pemborong harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara (bouwkeet) untuk
digunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan.
7.2. Rekanan pemborong harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan Direksi (Direksi
keet) dengan perlengkapan meja, kursi, papan tulis, buku harian dan buku direksi
seperlunya.
7.3. Semua bouwkeet, perlengkapan rekanan pemborong dan sebagainya pada waktu
selesainya pekerjaan harus dibongkar atau bila ada perintah disingkirkan dari tapak, juga
segala pekerjaan yang terganggu harus diperbaiki, pembongkaran bangunan sementara
tersebut harus dengan persetujuan Direksi/Kuasa Pengguna Anggaran yang
bersangkutan.
7.4. Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh
rekanan bilamana diperlukan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan proyek
tanpa dimasukkan di dalam anggaran biaya.
18.7 Pondasi
a. Pasangan pondasi adalah pondasi plat setempat dan strousepile.
b. Untuk penulangan pondasi lihat detail pembesian.
c. Semua pekerjaan pondasi dikerjakan sesuai dengan gambar rencana.
d. Pasangan Kawat
Kawat yang digunakan untuk pemasangan tersebut ialah kawat NYA
ex. Lokal yang telah disetujui oleh PLN (pusat penyelidikan masalah
kelistrikan) antara lain ex. LMK, Supreme, Royal, Sinar, General dan
lain-lain berukuran 4 mm untuk aliran pembawa dari skakelar lampu dengan
satu sama lain berlainan warna (merah hitam).
Penarikan kawat diatas isolasi dikerjakan diatas langit-langit yang tidak
terlihat dari bawah.
Isolator yang digunakan adalah R.25 berukuran 25 x 25 mm dengan jarak
kurang lebih 0,80 m.
Sebagai pengikat digunakan tali rami yang dicelupkan dalam teer.
Pada tiap-tiap penyambungan kawat digunakan lasdop.
Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan di atas tembok
maka kawat itu dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa tidak boleh ada sambungan.
Tarikan kawat diatas harus cukup tegang dan kencang, tetapiisolasi tidak
boleh rusak .
g. Ukuran Isolasi
Untuk ukuran isolasi ditentukan antara ½ Ohm sampai 5 ohm.
j. Pengujian
Seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah
bekerja sempurna, dalam segala hal harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan-peraturan PLN setempat.