Anda di halaman 1dari 44

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMK NEGERI 3 SAMARINDA
Kompetensi Keahlian :
AKOMODASI PERHOTELAN-USAHA PERJALANAN WISATA- JASA BOGA-PATISERI
TATA KECANTIKAN KULIT-TATA KECANTIKAN RAMBUT -BUSANA BUTIK
Alamat,Kampus Pelangi Jalan KH. WachidHasyim No. 76 Samarinda 75119 Websitewww.smkn3.e-samarindacity.com
Email:smkn3_smd@yahoo.co.id (0541) 743647 Faksimile (0541) 768544
NSS : 31166001001 NPSN : 30401080

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


A. Identitas :
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Samarinda
Mata Pelajaran : IPA Terapan
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Besaran Fisika dan Pengukuran
Alokasi Waktu : 3 x 45 (2x Pertemuan)
B. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Spiritual.
KI 2 : Sosial.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
C. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menerapkan besaran fisika
4.1 Mengukur besaran-besaran fisika yang digunakan di bidang pariwisata

D. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep besaran fisika
2. Mengidentifikasi besaran pokok dan besaran turunan yang ada di jurusan
3. Mendetifikasi aturan angka penting
4. Merencanakan eksprimen pengukuran besaran-besaran fisika
5. Melakukan percobaan pengukuran dengan menggunakan alat ukur baku

@pipuk prihantari’17
6. Mengkonversi hasil pengukuran
7. Menyajikan hasil eksperimen tentang pengkuran dan besaran fisika

E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca materi besaran, Siswa dapat menjelaskan konsep besaran dengan
tepat dan proaktif
2. Setelah memahami konsep besaran, Siswa dapat mengidentifikasi besaran pokok dan
besaran turuanan di jurusan dengan tepat dan objektif.
3. Setelah membedakan besaran pokok dan turunan, Siswa dapat mengidentifikasi
aturan angka penting dengan tepat dan objektif .
4. Setelah membedakan besaran pokok dan turunan, Siswa dapat merencanakan
eksperimen besaran-besaran dalam fisika dengan tepat danproaktif
5. Setelah merencanakan besaran fisika dan turunan, Siswa dapat melakukan percobaan
pengukuran menggunakan alat ukur baku dengan tepat dan bertanggung jawab
6. Setelah melakukan percobaan pengukuran, Siswa dapat mengkonversi hasil
pengukuran dengan tepat dan bertanggung jawab
7. Setelah melakukan eksperimen, Siswa dapat menyajikan hasil pengukuran dengan
besaran yang tepat dan bertanggung jawab

F. MATERI PEMBELAJARAN

@pipuk prihantari’17
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan
memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu

1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini
tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran
non fisika adalah Jumlah.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para
ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu, terdapat dua
besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga
dimensi).

@pipuk prihantari’17
2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada
banyak macamnya.

Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu
besaran skalar dan besaran vektor
1. Besaran skalar yaitu besaran yang mempunyai besar dan satuan saja tanpa
memiliki arah. Contoh : pangjang, massa, waktu
2. Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki besar (nilai), satuan dan arah.
Contoh:kecepatan, gaya, perpindahan,dll.

Angka Penting
Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri
atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (angka taksiran).
Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran:
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 72,753 (5 angka penting).
2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 9000,1009 (9 angka penting).
3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak
di depan tanda desimal adalah angka penting.
Contoh: 30000 (5 angka penting).
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda
desimal adalah angka penting.
Contoh: 67,50000 (7 angka penting).
5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda
desimal adalah angka tidak penting.
Contoh: 4700000 (2 angka penting).

@pipuk prihantari’17
6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak
penting.
Contoh: 0,0000789 (3 angka penting).
Ketentuan - ketentuan pada operasi angka penting:
1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh
terdapat Satu Angka Taksiran saja.
Contoh: 2,34 angka 4 = angka taksiran
0,345 angka 5 = angka taksiran
2,685 angka 8 dan 5 (dua angka terakhir) taksiran maka ditulis: 2,68 24
(Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka di belakang koma yang paling
sedikit).
13,46 angka 6 = angka taksiran
2,2347 - angka 7 = angka taksiran
11,2253 angka 2, 5 dan 3 (tiga angka terakhir) taksiran maka ditulis: 11,23
2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka
penting yang paling sedikit.
Contoh: 8,141 (empat angka penting)
0,22 × (dua angka penting)
1,79102 Penulisannya: 1,79102 ditulis 1,8 (dua angka penting)
1,432 (empat angka penting)
2,68 : (tiga angka penting)
0,53432 Penulisannya: 0,53432 di tulis 0,534 (tiga angka penting)
3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan.
Jika angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan
dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh: Bulatkanlah sehingga mempunyai tiga angka penting:
a) 24,48 (4 angka penting) = 24,5
b) 56,635 (5 angka penting) = 56,6
c) 73,054 (5 angka penting) = 73,1
G. METODE PEMBELAJARAN
Discovery based learning
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media: Laptop dan LCD
2. Alat dan bahan: dua buah benda (dua buah botol air minum dengan massa berbeda),
mistar, neraca pegas.

@pipuk prihantari’17
I. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Fisika SMK Non teknik
2. BSE (buku sekolah elektronik) Buku SMK fisika teknik
3. Internet
J. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
a. Kegiatan awal (5 menit)
1) Guru membuka pertemuan dengan salam, mengabsen siswa
2) Guru memotivasi siswa untuk fokus belajar dengan menceritakan fakta di
masyarakat terkait pengukuran, yakni guru melakukan demonstrasi mengukur
benda dengan dua jenis alat ukur yang berbedaa dan membandingkan diantara
keduanya. Dari peristiwa itu guru memancing pengetahuan siswa tentang faktor
yang mempengaruhi nilai besaran yang dihasilkan dari dua alar pengkuran yang
berbeda
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti (70 menit)
1) Mengamati/Observing :
a. Guru membimbing siswa untuk mengamati daftar (tabel) nama besaran, alat
ukur, cara mengukur, dan satuan yang digunakan secara individu, termasuk
yang berlaku di keseharian.
b. Siswa mengamati daftar (tabel) nama besaran, alat ukur, cara mengukur, dan
satuan yang digunakan secara individu, termasuk yang berlaku di keseharian
c. Guru membimbing siswa untuk mengamati beberapa alat ukur panjang, massa
dan waktu yang ada di sekitar
d. Siswa mengamati beberapa alat ukur panjang, massa, dan waktu yang ada
disekitar
e. Guru mengamati proses percobaan yang dilakukan siswa
2) Menanya/Questioner :
a. Guru mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah dari contoh uji coba
yang telah dilakukan guru
b. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan tentang contoh uji coba yang
dilakukan guru: cara menggunakan alat ukur, cara membaca skala, dan cara
menuliskan hasil pengukuran, aspek ketelitian, ketepatan, dan alat dalam
mengukur

@pipuk prihantari’17
3) Mencoba/Experimenting :
a. Guru membimbing siswa untuk melakukan studi pustaka mengenai konsep
besaran fisika dan pengukurannya (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka
penting).
b. Siswa melakukan studi pustaka mengenai konsep besaran fisika dan
pengukurannya (ketetapan, ketelitian, dan aturan angka penting)
c. Guru membimbing siswa untuk melakukan eksperimen Mengukur masa jenis
benda yang digunakan di bidang pariwisata (pengukuran dilakukan satu kali)
dengan menggunakan: buah atau sayuran atau serealia/ kain/bahan
kosmetik/penghapus (dilakukan berulang dengan ukuran beda dan jenis yang
sama) secara berkelompok dengan menggunakan mistar milimeter, jangka
sorong/ mikrometer, timbangan/neraca lengan/neraca pegas, dan stopwatch.
d. Siswa melakukan eksperimen Mengukur masa jenis benda yang digunakan di
bidang pariwisata (pengukuran dilakukan satu kali) dengan menggunakan:
buah atau sayuran atau serealia/ kain/bahan kosmetik/penghapus (dilakukan
berulang dengan ukuran beda dan jenis yang sama) secara berkelompok
dengan menggunakan mistar milimeter, jangka sorong/ mikrometer,
timbangan/neraca lengan/neraca pegas, dan stopwatch.
e. Guru meminta siswa untuk menuliskan hasil eksperimen dalam sebuah tabel
pengukuran
4) Menalar/Mengasosiasi :
a. Guru meminta siswa untuk menuliskan hasil eksperimen dalam sebuah table
pengukuran.
b. Siswa mengolah data hasil pengukuran berulang dalam bentuk penyajian data
table.
c. Guru membantu siswa menalarkan konsep besaran fisika dan penguran dalam
kehidupan sehari-hari
d. Siswa mengajukan pendapatnya terkait hasil menalarnya tentang besaran
fisika dan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari
5) Mengkomunikasikan/Communicating :
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengkomunikasikan hasil mencobanya
dengan cara mempersentasikan dan mendokumentasikan hasil eksperimen
dalam bentuk laporan tertulis
b. Siswa mempersentasikan hasil eksperimennya
c. Kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil eksperimen dan hasil
diskusi yang telah dilakukan
2. Siswa menyimpulkan hasil eksperimen dan diskusi yang dilakukan

@pipuk prihantari’17
K. PENILAIAN

 Bentuk penilaian : Penilaian kinerja


 Lembar penilaian :
Nama kelompok : (nama siswa)
Kelas :
Judul materi : Siswa ISiswa Siswa Siswa
II III IV
No Aspek Kinerja yang Diharapkan Skor Skor Skor Sekor
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
A. Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan alat yang akan digunakan
3. Mengecek kesiapan alat dan bahan
B. Selama kegiatan praktikum
1. Menggunakan bahan dan alat dengan hati-
hati
2. Menggunakan alat dan bahan sesuai
prosedur kerja
3. Mencatat hasil pengamatan dalam lembar
kerja
4. Rasa ingin tahu
5. Bertanggung jawab
6. Aktif
7. Fokus
C. Kegiatan akhir praktikum
1. Mempresentasikan hasil percobaan
2. Membersihkan alat
3. Mengembalikkan alat ketempat semula

 Berilah tanda centang pada skor nilai yang sesuai kriteria berikut ini:
1. Skor 3 : jika melakukan aspek
2. Skor 2 : jika aspek yang dilakukan kurang
3. Skor 1 : jika tidak melakukan aspek

Samarinda, Juli 2017 Mengetahui


Guru Bidang Study Waka Kurikulum Kepala SMK N 3 Samarinda

Pipuk Prihantari, SPd Fauzi, SPd, M.Pd Hj. Sitti Aisyah, SPd, SH, MM, MH
NIP.19830527 201408 2 004 NIP. 1966042 199303 1 004 NIP.19690912 199802 2 004

@pipuk prihantari’17
Lembar Kerja Siswa
1. Topik Praktikum : Besaran dan Pengukuran
2. Tujuan Praktikum :
 Untuk mengetahui konsep besaran dan pengukuran
 Untuk mengidentifikasi besaran dan pengkuran
 Untuk melakukan pengukuran dengan besaran fisika dan non fisika
 Untuk membandingkan pengukuan besaran fisika dan non fisika
3. Model pembelajaran : Discovery
4. Alat dan Bahan :
Alat : - Neraca
- Meteran/mistar (100 cm)
Bahan : beberapa benda dengan massa dan panjang berbeda

5. Cara Kerja :
a. Ukur massa benda dengan menggunakan neraca
b. Ukur massa benda dengan menggunakan perkiraan (tangan,keranjang,mug)
c. Bandingkan massa benda, tingkat ketelitian dan ketepatan diantara dua alat
pengkurana
d. tulis dan buat tabel
e. Ukur panjang benda dengan menggunakan mistar/metera
f. Ukur panjang benda dengan menggunakan tangan (jengkal/kilan)
g. Bandingkan panjang benda, tingkat ketelitian dan ketepatan diantara dua alat
pengukuran tersebut.
6. Hasil Pengamatan :
Tabel :

No Nama Massa Massa Panjang Panjang


Benda (timbangan) (tangan, (mistarmeteran) (jengkal/kilan)
Kg keranjang, M
mug)

@pipuk prihantari’17
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 3 SAMARINDA
Kompetensi Keahlian :
AKOMODASI PERHOTELAN-USAHA PERJALANAN WISATA- JASA BOGA-PATISERI
TATA KECANTIKAN KULIT-TATA KECANTIKAN RAMBUT -BUSANA BUTIK
Alamat,Kampus Pelangi Jalan KH. WachidHasyim No. 76 Samarinda 75119 Websitewww.smkn3.e-samarindacity.com
Email:smkn3_smd@yahoo.co.id (0541) 743647 Faksimile (0541) 768544
NSS : 31166001001 NPSN : 30401080

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


A. Identitas :
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Samarinda
Mata Pelajaran : IPA Terapan
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Gaya, Usaha dan Energi
Alokasi Waktu : 3 x 45 (2x Pertemuan)

B. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Spiritual
KI 2 : Sosial
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
C. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis hubungan gaya, usaha, dan energi dalam masalah gerak
4.2 Memecahkan masalah gerak benda di bidang pariwisata berdasarkan konsep gaya,
usaha, dan energi
D. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep energi, usaha, gaya dan gerak
2. Mengidentifikasi energi potensial dan energi kinetik pada gerak jatuh bebas
3. Memformulasikan energi, usaha, gaya dan gerak
4. Menganalisis hubungan gaya, usaha dan energi dalam masalah gerak

@pipuk prihantari’17
5. Melakukan percobaan untuk menghitung energi, usaha, gaya dalam gerak
6. Menyajikan hasil eksperimen
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca konsep energi, usaha dan gaya Siswa dapat menjelaskan konsep
gaya, usaha dan energi dalam gerak dengan tepat dan proaktif
2. Setelah memahami konsep energy, gaya dan usaha Siswa dapat mengidentifikasi
energi potensial dan kinetik pada gerak jatuh bebas secara tepat dan proaktif
3. Setelah memahami konsep enegi, usaha dan gaya, Siswa dapat memformulasikan
gaya, usaha dan energi dengan tepat dan bertanggung jawab
4. Setelah memformulasikan gaya, energi, dan usaha, Siswa dapat menganalisis
hubungan gaya, usaha dan energi dalam masalah gerak secara tepat dan bertanggung
jawab.
5. Melakukan eksperimen tentang energy, usaha, gaya dalam gerak
6. Menyajikan hasil eksperimen melalui kegiatan pengolahan data dan diskusi.
F. MATERI PEMBELAJARAN

1. Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari kata usaha mempunyai arti sangat luas, misalnya
usaha seorang anak untuk menjadi pandai, usaha seorang pedagang untuk
memperoleh laba yang banyak, usaha seorang montir untuk memperbaiki mesin dan
sebagainya. Jadi dapat disimpulkan usaha adalah segala kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan.

@pipuk prihantari’17
Dalam ilmu fisika, usaha mempunyai arti, jika sebuah benda berpindah tempat
sejauh d karena pengaruh gaya F yang searah dengan perpindahannya (Gambar 4.1),
maka usaha yang dilakukan oleh gaya sama dengan hasil kali antara gaya dan
perpindahannya, secara matematis dapat ditulis sebagai
W = F.d
Jika gaya yang bekerja membuat sudut α terhadap perpindahannya (Gambar
4.1), usaha yang dilakukan adalah hasil kali komponen gaya yang searah dengan
perpindahan (F.cosα) dikalikan dengan perpindahannya (d). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:

W = F cosα.d

Gambar 4.1 Ilustrasi tentang definisi usaha (W) = gaya (F) dikalikan dengan
perpidahan (d) dengan:
W = usaha (joule)
F = gaya (N)
d = perpindahan (m)
α = sudut antara gaya dan perpindahan

2. Konsep Energi
Suatu sistem dikatakan mempunyai energi/tenaga, jika system tersebut
mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha. Besarnya energi suatu sistem sama
dengan besarnya usaha yang mampu ditimbulkan oleh sistem tersebut. Oleh karena
itu, satuan energi sama dengan satuan usaha dan energi juga merupakan besaran
scalar. Dalam fisika, energi dapat digolongkan menjadi beberapa macam antara lain:
1) Energi mekanik (energi kinetik + energi potensial)
2) Energi panas
3) Energi listrik
4) Energi kimia
5) Energi nuklir
6) Energi cahaya
@pipuk prihantari’17
7) Energi suara
Hukum kekelan energi: Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan yang terjadi hanyalah transformasi/perubahan suatu bentuk energi ke
bentuk lainnya, misalnya dari energi mekanik di ubah menjadi energi listrik pada air
terjun.
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak.
Energi kinetik suatu benda besarnya berbanding lurus dengan massa benda dan
kuadrat kecepatannya.
Ek = ½mv 2
dengan,
Ek = energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Usaha = perubahan energi kinetik.
W = ΔEk = Ek2 – Ek1ubah menjadi energi listrik pada air terjun.
Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
pengaruh tempatnya (kedudukannya). Energi potensial ini juga disebut energi diam,
karena benda yang diam pun dapat memiliki tenaga potensial. Besarnya energi
potensial benda sama dengan usaha yang sanggup dilakukan gaya beratnya selama
jatuh menempuh jarak h.
Ep =w.h =m.g.h
Dengan:
Ep = Energi potensial (joule)
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi benda (m)
Energi potensial gravitasi tergantung dari percepatan gravitasi bumi, ketinggian
benda dan massa benda.
Energi potensial yang dimiliki benda karena sifat elastik pegas.
Gaya pegas (F) = k.x
Ep Pegas (Ep) = ½ k. x2
dengan:
k = konstanta gaya pegas
x = regangan/perubahan panjang pegas

@pipuk prihantari’17
Hubungan usaha dengan Energi Potensial:
W =ΔEp = Ep − Ep
Energi Mekanik
Energi mekanik (Em) adalah jumlah antara energi kinetik dan energi potensial
suatu benda.
Em= Ek + Ep
Karena energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan atau energi
itu kekal, maka berlaku hukum Kekekalan Energi. Nila konteks yang dibahas adalah
energi mekanik, maka berlaku Kekekalan Energi Mekanik yang dituliskan.
Em = Em
Ek + Ep = Ek + Ep
G. METODE PEMBELAJARAN
Discovery based learning
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media: Laptop dan LCD
2. Alat dan bahan: dua buah benda (dua buah botol air minum dengan massa berbeda),
mistar, neraca pegas.
I. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Fisika SMA kelas XI
2. BSE (buku sekolah elektronik): Dwi satya palupi
3. Internet
J. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

a. Kegiatan awal (5 menit)


1) Guru membuka pertemuan dengan salam, mengabsen siswa
2) Guru memotivasi siswa untuk fokus belajar dengan menceritakan peristiwa alam
terkait energi potensial, yakni guru melakukan demonstrasi dengan menjatuhkan
dua buah kertas, yang satu digumpal yang satu dalam bentuk lembaran. Dari
peristiwa itu guru memancing pengetahuan siswa tentang faktor yang
mempengaruhi besarnya energi potensial suatu benda.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti (70 menit)
1) Mengamati/Observing :
a. Guru membimbing siswa untuk mengamati peristiwa energi potensial pada dua
jenis berbeda yang dijatuhkan.

@pipuk prihantari’17
b. Siswa mengamati energi potensial pada dua jenis benda berbeda yang di
jatuhkan
c. Guru mengamati proses percobaan yang dilakukan siswa
2) Menanya/Questioner :
a. Guru mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah dari contoh uji coba
yang telah dilakukan guru
b. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan tentang contoh uji coba yang
dilakukan guru
3) Mencoba/Experimenting :
a. Guru membimbing siswa untuk melakukan perobaan
b. Siswa melakukan eksperimen
c. Guru meminta siswa untuk memformulasikan energi potensial
4) Menalar/Mengasosiasi :
a. Guru membantu siswa menalarkan konsep energi secara utuh dan konsep
energi potensial
b. Siswa mengajukan pendapatnya terkait hasil menalarnya tentang energi
potensial
5) Mengkomunikasikan/Communicating :
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengkomunikasikan hasil mencobanya
dengan cara mempersentasikan dan mendokumentasikan hasil
b. Siswa mempersentasikan hasil mencoobanya
c. Kegiatan akhir (15 menit)
1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil eksperimen dan hasil
diskusi yang telah dilakukan
2) Siswa menyimpulkan hasil eksperimen dan diskusi yang dilakukan

@pipuk prihantari’17
K. PENILAIAN

 Bentuk penilaian : Penilaian kinerja


 Lembar penilaian :
Nama Siswa :
Kelas :
Tugas :
No Aspek Kinerja yang Diharapkan Skor
1 2 3
A. Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan
4. Membersihkan alat yang akan digunakan
5. Mengecek kesiapan alat dan bahan
6. Membaca cara kerja
B. Selama kegiatan praktikum
7.Menggunakan bahan dan alat dengan hati-
hati
8. Menggunakan alat dan bahan sesuai
prosedur kerja
9. Menggambarkan hasil pengamatan dalam
lembar kerja
10. Mencatat hasil pengamatan dalam
lembar kerja
11. Menghitung besarnya energi potensial
pada tiga buah benda
12. Rasa ingin tahu
13. Bertanggung jawab
14. Aktif
15. Fokus
C. Kegiatan akhir praktikum
4. Mempresentasikan hasil percobaan
5. Membersihkan alat
6. Mengembalikkan alat ketempat semula

 Berilah tanda centang pada skor nilai yang sesuai kriteria berikut ini:
1. Skor 3 : jika melakukan aspek
2. Skor 2 : jika aspek yang dilakukan kurang
3. Skor 1 : jika tidak melakukan aspek

Samarinda, Juli 2017 Mengetahui


Guru Bidang Study Waka Kurikulum Kepala SMK N 3 Samarinda

Pipuk Prihantari, SPd Fauzi, SPd, M.Pd Hj. Sitti Aisyah, SPd, SH, MM, MH
NIP.19830527 201408 2 004 NIP. 1966042 199303 1 004 NIP.19690912 199802 2 004

@pipuk prihantari’17
Lembar Kerja Siswa
1. Topik Praktikum : Energi Potensial
2. Tujuan Praktikum :
 Untuk mengetahui konsep energi
 Untuk mengetahui besarnya energi potensial pada dua buah benda, jika dijatuhkan
dengan ketinggian yang sama dan massa yang berbeda
 Untuk mengukur bersarnya energi potensial pada dua buah benda yang massanya
berbeda
3. Model pembelajaran : Discovery
4. Alat dan Bahan :
Alat : - Neraca pegas
- Meteran/mistar (100 cm)
Bahan : dua buah botol dengan massa berbeda

5. Cara Kerja :
a. Ukur massa benda dengan menggunakan neraca pegas
b. letakkan mistar/meteran pada dinding
c. sesuaikan tinggi benda dengan meteran/mistar yang telah di tempelkan di dinding
d. jatuhkan dua buah benda dengan massa yang berbeda secara bersamaan
e. bandingkan benda mana yang lebih dulu sampai ke lantai
f. tulis dan gambar data penelitian

6. Hasil Pengamatan :
a. Tabel :

No Massa (gr) Gravitasi (m/s) Tinggi (m)

b. Gambar :

@pipuk prihantari’17
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 3 SAMARINDA
Kompetensi Keahlian :
AKOMODASI PERHOTELAN-USAHA PERJALANAN WISATA- JASA BOGA-PATISERI
TATA KECANTIKAN KULIT-TATA KECANTIKAN RAMBUT -BUSANA BUTIK
Alamat,Kampus Pelangi Jalan KH. WachidHasyim No. 76 Samarinda 75119 Websitewww.smkn3.e-samarindacity.com
Email:smkn3_smd@yahoo.co.id (0541) 743647 Faksimile (0541) 768544
NSS : 31166001001 NPSN : 30401080

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


A. Identitas :
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Samarinda
Mata Pelajaran : IPA Terapan
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Alokasi Waktu : 3 x 45 (2x Pertemuan)
B. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Spiritual.
KI 2 : Sosial
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

C. KOMPETENSI DASAR
3.4 Menganalisis hubungan suhu dan kalor
4.4 Melakukan percobaan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu, wujud, dan bentuk
benda di bidang pariwisata

D. INDIKATOR
1. Menjelaskan konsep suhu dan kalor
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk perpindahan kalor
3. Memformulasikan suhu dan kalor dengan menggunakan alat ukur dibidang

@pipuk prihantari’17
pariwisata
4. Menganalisa hubungan suhu dan kalor
5. Melakukan percobaan/eksperimen tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu,
wujud, dan bentuk benda di bidang pariwisata
6. Menyajikan hasil eksperimen tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu,
wujud, dan bentuk benda di bidang pariwisata
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca buku, Siswa dapat menjelaskan konsep suhu dan kalor dengan tepat
dan aktif.
2. Setelah memahami konsep suhu dan kalor, Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-
bentuk perpindahan suhu dan kalor dengan tepat dan objektif
3. Setelah memahami konsep suhu dan kalor, Siswa dapat memformulasikan suhu dan
kalor dengan alat ukur secara tepat dan bertanggung jawab.
4. Setelah memahami konsep suhu dan kalor, Siswa dapat menganalisis hubungan suhu
dan kalor dengan tepat dan objektif
5. Setelah memahami konsep suhu dan kalor, Siswa dapat melakukan eksperimen tentang
pengaruh suhu dan kalor terhadap perubahan suhu, wujud zat, dan bentuk benda
dengan tepat dan objektif
7. Setelah memahami konsep suhu dan kalor, Siswa dapat Menyajikan hasil eksperimen
tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu, wujud, dan bentuk benda di bidang
pariwisata dengan tepat dan bertanggung jawab

F. MATERI PEMBELAJARAN

Pengertian Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda, kita
memerlukian suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Sebagai contoh apa yang
kamu rasakan ketika kita minum es, dingin bukan, ketika kita merebus air, lama kelamaan
air yang kamu rebus akan menjadi panas bukan setelah itu bisakah kita mengukur suhu?
Bisakah tangan kita digunakan untuk mengukur panas atau dinginnya suatu benda dengan
tepat? Kita tentu memerlukan cara untuk membedakan derajat panas atau dingin benda
tersebut untuk itu kita perlu mengetahui cara untuk mengukur suhu secara akurat.
Alat Pengukuran Suhu
Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer pertama kali dibuat oleh
Galileo Galilei (1564-1642). Termemoter ini disebut termometer udara. Termometer
@pipuk prihantari’17
udara terdiriu dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang pipa kaca yang
panjang , pipa tersebut dicelupkan kedalam cairan berwarna. Jika bola kaca dipanaskan,
udara didalam pipa akan mengembang sehingga udara keluar dari pipa. Namun ketika
bola didinginkan udara didalam pipa menyusut sehingga sebagian air naik kedalam pipa.
Termometer udara peka terhadap perubahan suhu sehingga udara saat itu segera dapat
diketahui.
Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Thermometer yang
tabungnya diisi dengan raksa kita sebut thermometer raksa. Thermometer raksa dengan
skala Celcius adalah thermometer yang umum dijumpai dalam keseharian. Selain raksa
terdapat pula termometer alkohol. Adapun perbedaan atau kelemahan dan kelebihan dari
masing-masing thermometer yang dibuat dari Raksa atau alkohol adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan dan kerugian menggunakan termometer raksa


Keuntungan:
1) Raksa mudah dilihat karna mengkilat.
2) Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.
3) Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
4) Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan
laboratorium (-40o C sampai dengan 350o C)
5) Raksa dapat panas secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat dan
tepat.
Kerugian
1) Raksa mahal.
2) Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( seperti
dikutub utara dan selatan)
3) Raksa termasuk zat berbahaya sehingga ketika pecah akan membahayakan kulit.
b. Keuntungan dan kerugian thermometer alkohol

Keuntungan:
1) Alkohol lebih murah disbanding Raksa
2) Alkohol lebih teliti karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alcohol mengalami
perubahan volume yang lebih besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin
Kerugian:
1) Alkohol memiliki didih rendah yaitu 78oC, sehingga pemakainya terbatas.
2) Alkohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar terlihat.
3) Alkohol membasahi dinding kaca.
@pipuk prihantari’17
Mengapa kita menggunakan cairan yang jarang kita jumpai dikehidupan kita sehari-
hari seperti raksa dan alcohol? Mengapa kita tidak menggunakancairan yang sering kita
jumpai seperti air? Air tidak digunakan untuk mengisi pipa thermometer karena 5 alasan
berikut:
1) Air membasahi dinding kaca
2) Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya
3) Jangkauan suhu terbatas (0oC sampai 100oC)
4) Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikan.
5) Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karna air termasuk penghantar panas yang
sangat jelek.
Macam-macam Termometer
Ada beberapa thermometer yang kita kenal, yaitu thermometer laboratorium,
thermometer ruang, thermometer klinis, dan thermometer Six-Bellani.
a. Termometer Laboratorium, Suhu pada thermometer laboratorium biasanya 0oC
sampai 100oC. suhu 0oC menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu
100oC menyatakan suhu air sedang membeku.
b. Termometer Ruang, Thermometer ini mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala
thermometer ruang adalah -50oC sampai 50oC. mengapa menggunakan skala seperti
itu? Karena suhu udara dibeberapa tempat bisa dibawah 0oC misalnya di Eropa.
Sementara pada sisi lain suhu udara tidak pernah melebihi 50oC.
c. Termometer Klinis, Thermometer ini biasanya digunakan oleh dokter untuk
mengukur suhu badan. Pada keadaan sehat suhu tubuh kita sekitar 30oC namun pada
keadaan demam suhu tubuh kita melebihi suhu tersebut. Suhu tubuh kita pada saat
demam dapat melebihi 40oC. skala suhu pada thermometer klinis hanya 35oC sampai
43oC. hal ini sesuai dengan keadaan suhu tubuh kita. Suhu tubuh kita tidak mungkin
dibawah 35oC dan melebihi 45oC. thermometer klinis biasanya dijepit pada ketiak,
tapi ada pula yang nempel didahi, dan ditempel dimulutd. Thermometer Six-Bellani
dapat mencatat suhu tertinggi dan terendah pada jangka waktu tertentu.

Mengubah Skala Suhu


Pada skala Celcius terdapat 100 skala, pada skala Farenheit terdapat 180 skala, dan
pada skala Reamur terdapat 80 skala. Perbandingan skala tersebut adalah
G. oC : oF : oR = 5 : 9 : 4.
Untuk mengubah derajat satu skala menjadi derajat skala yang lain digunakan rumus:
Suhu Rumus Yang
Diubah Ke
Diketahui Digunakan
o o o
C F F = oC + 32

@pipuk prihantari’17
o
F o
C o
C = (oF – 32)
o o o
C R R = oC
o o o
R C C = oR
o o o
R F F = oR + 32
o
F o
R o
R = (oF – 32)
o
K o
C o
C = oK – 273
o o o
C K K = oC + 273

KALOR
Pengertian Kalor
Kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu. Secara
alamiah, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Sebelum abad
ke – 17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat yang pindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor merupakan zat, tentu mempunyai masa.
Ternyata benda yang suhunya naik, massanya tidak berubah, jadi kalor bukan zat.
Satuan kalor :
Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan
satuan usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan dalam
fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan satuan kalor yang
biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan makanan. Contohnya:
sepotong roti memiliki kandungan energi 200 kalori dan sepotong daging memiliki
kandungan energi 600 kalori. Nilai 1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk memanaskan 1 kg air agar suhunya nai 1°C. Hubungan satuan kalori dengan joule
adalah
1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal
Pengaruh Kalor Terhadap Benda
a. Pengaruh kalor terhadap suhu benda
Kalor merupakan energy yang diterima atau dilepaskan suatu benda. Kalor yang
diterima suatu benda bisa berasal dari matahari, api, atau benda lain. Kalor yang diterima
oleh benda dapat mengubah suhu benda. Ketika kalor diberikan kepada air, maka suhu air
bertambah. Makin banyak kalor yang diberikan makin banyak pula perubahan pada suhu air.
Bila kalor terus diberikan, lama kelamaan air akan mendidih. Ketika air sudah mendidih suhu
air tidak akan bertambah melainkan tetap. Dapat disimpulkan bahwa kalor mengubah suhu
benda.
Benda yang melepaskan kalor seperti air panas dalam gelas. Air panas yang kita
letakkan diatas meja akan melepaskan kalor keudara titik karena air panas melepaskan kalor,

@pipuk prihantari’17
maka suhu air panas makin lama makin turun. Air panas berubah menjadi air dingin. Hal ini
menunjukkan bahwa kalor merubah suhu benda.
b. Pengaruh kalor terhadap wujud benda
Kalor menyebabkan perubahan wujud pada benda-benda, seperti cokelat dan es batu.
Cokelat yang kita genggam dengan tangan dapat meleleh. Hal ini terjadi karena cokelat
mendapat kalor dari tangan kita dan udara. Demikian juga dengan es batu yang diletakkan
dalam piring di atas meja. Lama-kelamaan es batu mencair karena pengaruh kalor dari udara.
Ketika es batu dipanaskan maka lama-kelamaan es batu berubah menjadi air. Berarti es batu
berubah wujud dari padat menjadi cair.
Logam seperti besi dan emas juga dapat berubah wujud bila mendapat panas. Hal ini
terjadi misalnya ditempat peleburan logam.
Pada fenomena lain bila pemanasan berlangsung terus maka suatu saat air mendidih.
Setelah mendidih cukup lama air seakan-akan lenyap. Disekitar panci banyak terdapat uap
air berarti air telah berubah wujud dari air menjadi gas. Dapat disimpulkan bahwa kalor dapat
merubah wujud gas. Perubahan wujud gas yang disebabkan oleh kalor diantara :
1. Perubahan wujud dari padat menjkadi cair dan sebaliknya. Contoh fenomena ini terjadi
pada lilin yang sedang menyala.
2. Perubahan wujud dari cair menjadi gas dan sebaliknya. Fenomena ini terjadi pada
peristiwa memasak air dan terjadinya fenomena hujan.
3. Perubahan wujud dari padat menjadi gas dan sebaliknya. Peristiwa ini terjadi pada kapur
barus yang menyublin, yang mengubah kapur barus menjadi gas. Sedangkan benda gas
yang berubah menjadi benda padat dicontohkan pada asap kenalpot. Asap nkenalpot
berubah menjadi jelaga (benda padat) ketika menyentuh permukaan dalam kenalpot.

Menguap, Mengembun dan Mendidih


Melebur dan Membeku
Melebur merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.
Sedangkan membeku adalah kebalikannya, yaitu perubahan bentuk zat dari cair menjadi
padat. Peristiwa melebur dan membeku sering kita jumpai dalam hidup kita, misalnya saja
peristiwa meleburnya keju yang dipanaskan di atas wajan, es krim yang meleleh saat di
tangan. Dan peristiwa membeku kita jumpai pada saat membuat es batu.
Untuk melebur, zat memerlukan kalor, dan pada waktu melebur suhu zat tetap.
Sebaliknya untuk membeku, zat melepaskan kalor, dan pada waktu membeku, suhu zat tetap.
Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 Kg zat padat menjadi 1 Kg zat cair pada titik
leburnya dinamakan kalor lebur. Sebaliknya, kalor yang dilepaskan pada waktu 1 Kg zat cair
membeku menjadi 1 Kg zat padat pada titik bekunya dinamakan kalor beku. Jika banyaknya

@pipuk prihantari’17
kalor yang diperlukan oleh zat yang massanya m Kg untuk melebur adalah Q Joule, maka
kalor lebur (L) dapat kita tulis: L =
Dimana: L = Kalor Lebur (J/Kg)

Q = Banyaknya kalor (J)


m = Massa (Kg)

Nilai kalor lebur Berbeda untuk zat yang berbeda, seperti digambarkan pada table
berikut:
Titil Lebur Kalor Lebur
Zat
(oC) (J/Kg)
Air 0 336.000
Alcohol -97 69.000
Raksa -39 120.000
Aluminium 660 403.000
Tembaga 1.083 206.000
Platina 1.769 113.000
Timbale 327 25.000

Persamaan Kalor
Kalor menyatakan banyaknya panas, sedangkan suhu menyatakan derajat panas suatu
benda. Misalnya kita memiliki dua panic yang identik. Panic pertama berisi 100 g air,
sedangkan panic kedua berisi 50 g air. Suhu air dalam kedua panic tersebut sama. Bila kedua
air ini dipanaskan, maka air 100 g memerlukan kalor lebih banyak dibandingkan air 50 g. Itu
berarti kalor sebanding dengan massa.
Pemberian kalor menyebabkan suhu benda berubah. Makin banyak kalor yang
diberikan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut maikin tinggi. Berarti kalor sebanding
dengan perubahan suhu. Selain bergantung pada massa dan perubahan suhu, kalor yang
diperlukan agar suhu benda naik juga bergantung pada jenis zat. Bila kita merangkum semua
factor tersebut, maka kalor yang diperlukan agar suhu benda naik adalah:

Q = m c Δt
Dimana:
Q = Banyaknya Kalor (J)
m = Massa (Kg)
c = Kalor jenis benda (J/Kg oC)
Δt = Perubaha suhu (oC)

@pipuk prihantari’17
Kalor jenis menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 Kg
zat sebesar 1 oC. Beberapa contoh kalor jenis dari beberapa zat adalah sebagai berikut:

Zat Kalor Jenis/c Zat Kalor Jenis


(J/Kg oC) (J/Kg oC)
Timbel 128 Aluminium 900
Emas 129 Es 2100
Raksa 140 Eter 2190
Tembaga 400 Alcohol (Etil) 2500
Besi 460 Air (15oC) 4200
Baja 500 Beton 800
Kaca 700

Perpindahan Kalor
a. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut tidak
ikut berpindah ataupun bergerak. COntoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya,
ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk
mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas. Panas
dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita membakar
besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi logam tersebut yang
dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke seluruh bagian logam sampai ke ujung
logam yang tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi
logam tersebut.
b. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat. Contoh yang
sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas. Panas pada
air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut kemudian
menyebabkan es batunya meleleh.
c. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara. Untuk memahami ini,
dapat kita lihat kehidupan kita sehari-hari. Ketika matahari bersinar terik pada siang hari,
maka kita akan merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api
unggun, kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara

@pipuk prihantari’17
langsung. Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh
asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.

Peralatan Yang Memanfaatkan Sifat Kalor


Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai peralatan yang memanfaatkan sifat
kalor diantaranya:
a. Kulkas
Kulkas dimanfaatkan untuk mendinginkan atau mengawetkan makanan dan minuman.
Daging, ikan, buah-buahan, dan coklat sebaiknya disimpan dikulkas agar lebih bertahan
lama. Sementara air dan minuman disimpan dalam kulkas agar terasa segar saat diminum.
Didalam ruang pembeku kulkas terdapat rangkaian pipa. Pipa ini bersambung dengan pipa
diseluruh ruang pada kulkas. Dalam pipa terdapat Freon (zat yang mudah menguap). Freon
cair dialirkan kedalam ruang pembeku dimana tekanan udara ditempat itu rendah. Karena
tekana udara rendah maka Freon akan mudah menguap. Ketika menguap, freon mengambil
kalor dalam makanan yang disimpan dalam ruang pembeku. Karna melepaskan kalor maka
ruang pembeku menjadi dingin. Hal ini mirip dengan menetesnya spiritus atau alcohol pada
kulit kita. Alcohol dengan cepat menguap sambil mengambil kalor dari tangan kita, akibatnya
tangan menjadi dingin.

b. Otoklaf
Beberapa jenis pekerjaan membutuhkan pemanasan hingga suhu melebihi 100ᵒC.
untuk mendapatkan suhu ini orang memanfaatkan uap yang berasal dari air mendidih pada
tekanan diatas 1 atm. Contohnya, pada proses vulkanisasi karet. Untuk membunuh bakteri
pada peralatan kedokteran digunakan otoklaf. Dengan menggunakan alat ini maka dapat
dicapai suhu diatas 100ᵒC sehingga bakteri pun mati.
c. Alat penyulingan air
Benda lain yang memanfaatkan sifat kalor adalah alat penyuling air (destilasi). Alat
penyulingan air dilengkapi dengan alat pendingin yang disebut kondensor. Didalam
kondensor dialiri air dingin secara terus menerus menyelubungi pipa. Sementara pipa sendiri
mengaliri uap-uap panas dari labu didih kebotol Erlenmeyer. Cara kerja alat penyulingan air
dapat digambarkan sebagai berikut: mula-mula air dalam labu dipanaskan hingga mendidih.
Leher labu ditutup dengan gabus yang dilengkapi dengan thermometer. Uap panas yang
terbentuk kemudian mengalir melalui pipa yang dilingkupi oleh alat pendingin (kondensor).
sKetika melewati alat pendingin uap panas berubah menjadi tetes-tetes embun. Tetes-tetes

@pipuk prihantari’17
embun ini kemudian mengalir kedalam botol Erlenmeyer. Dengan demikian kita mendapat
air suling yang dapat diminum.

Asas Black
Ketika kita memasukkan es batu kedalam air panas ternyata suhu air turun. Suhu air
itu turun karena air melepaskan kalor ke es batu. Sementara itu, es batu mencair atau berubah
wujud karena mendapat kalor dari air panas. Berarti pada peristiwa ini salha satu benda
melepaskan kalor, sedangkan benda yang lain menerima kalor. besranya kalor yang dilepas
dan kalor yang diterima oleh benda yang bercampur pertama kali diketahui oleh Joseph Black
(1720-1799), seorang ilmuan Inggris. Ia melakukkan serangkaian eksperimen dan
mendapatkan hasil berikut:

a. Bila dua benda bercampur maka benda yang panas akan memberikan kalor kepada benda
yang dingin hingga suhu keduanya sama.
b. Banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas sama dengan banyaknya kalor yang
diserap oleh benda yang dingin

Pernyataan diatas dapat diringkas sebagai berikut: Kalor yang dilepas oleh suatu
benda sama dengan kalor yang diterima benda lain. Pernyataan ini dikenal dengan Asas
Black. Yang ditulis dengan pernyataan
Kalor Lepas = kalor terima
Q lepas = Q terima
G. METODE PEMBELAJARAN
Discovery based learning
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media: Laptop dan LCD
2. Alat dan bahan : 1) Beaker Glass, 2). Hot plate 3). Neraca timbangan, 4). Termometer.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah : 1) Aquades, 2) batu es,
H. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Fisika SMK jilid 2
2. BSE (buku sekolah elektronik): Dwi satya palupi
3. Internet
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan awal (5 menit)
1) Guru membuka pertemuan dengan salam, mengabsen siswa
2) Guru memotivasi siswa untuk fokus belajar dengan menceritakan peristiwa alam
terkait suhu dan kalor, yakni guru melakukan demonstrasi dengan mengkur suhu

@pipuk prihantari’17
air hangat, air dingin dan suhu air panas. Dari peristiwa itu guru memancing
pengetahuan siswa tentang perbandingan suhu air dan kalornya.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti (70 menit)
1) Mengamati/Observing :
a. Guru membimbing siswa untuk mengamati suhu dan kalor air
b. Siswa mengamati suhu dan kalor
c. Guru mengamati proses percobaan yang dilakukan siswa
2) Menanya/Questioner :
a. Guru mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah dari contoh uji coba
yang telah dilakukan guru
b. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan tentang contoh uji coba yang
dilakukan guru
3) Mencoba/Experimenting :
a. Guru membimbing siswa untuk melakukan perobaan
b. Siswa melakukan eksperimen
c. Guru meminta siswa untuk memformulasikan suhu dan kalor
4) Menalar/Mengasosiasi :
a. Guru membantu siswa menalarkan konsep suhu dan kalor
b. Siswa mengajukan pendapatnya terkait hasil menalarnya tentang suhu dan
kalor
5) Mengkomunikasikan/Communicating :
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengkomunikasikan hasil mencobanya
dengan cara mempersentasikan dan mendokumentasikan hasil
b. Siswa mempersentasikan hasil mencoobanya
c. Kegiatan akhir (15 menit)
1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil eksperimen dan hasil diskusi
yang telah dilakukan
2) Siswa menyimpulkan hasil eksperimen dan diskusi yang dilakukan

@pipuk prihantari’17
J. PENILAIAN

 Bentuk penilaian : Penilaian kinerja


 Lembar penilaian :
Nama Siswa :
Kelas :
Tugas :
No Aspek Kinerja yang Diharapkan Skor
1 2 3
A. Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan alat yang akan digunakan
3. Mengecek kesiapan alat dan bahan
4. Membaca cara kerja
B. Selama kegiatan praktikum
5. Menggunakan bahan dan alat dengan
hati-hati
6. Menggunakan alat dan bahan sesuai
prosedur kerja
7. Menggambarkan hasil pengamatan dalam
lembar kerja
8. Mencatat hasil pengamatan dalam lembar
kerja
9. Menghitung besarnya suhu dan kalor air
dan beberap benda
10. Rasa ingin tahu
11. Bertanggung jawab
12. Aktif
13. Fokus
C. Kegiatan akhir praktikum
14. Mempresentasikan hasil percobaan
15. Membersihkan alat
16. Mengembalikkan alat ketempat semula

 Berilah tanda centang pada skor nilai yang sesuai kriteria berikut ini:
Skor 3 : jika melakukan aspek
Skor 2 : jika aspek yang dilakukan kurang
Skor 1 : jika tidak melakukan aspek

Samarinda, Juli 2017 Mengetahui


Guru Bidang Study Waka Kurikulum Kepala SMK N 3 Samarinda

Pipuk Prihantari, SPd Fauzi, SPd, M.Pd Hj. Sitti Aisyah, SPd, SH, MM, MH
NIP.19830527 201408 2 004 NIP. 1966042 199303 1 004 NIP.19690912 199802 2 004

@pipuk prihantari’17
Lembar Kerja Siswa
1. Topik Praktikum : Suhu dan Kalor
2. Tujuan Praktikum :
 Untuk mengetahui konsep suhu dan kalor
 Untuk mengetahui besarnya suhu dan kalor
 Untuk mengukur bersarnya suhu dan kalor
3. Model pembelajaran : Discovery
4. Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) Beaker Glass, 2). Hot plate 3).
Neraca timbangan, 4). Termometer.
Bahan yang digunakan adalah : 1) Aquades, 2) batu es,

5. Cara Kerja :

Dididihkan

1. 0,25 kg air dimasukkan kedalam beaker glass.

2. Suhu awalnya diukur dengan menggunakan termometer

3. Air dididihkan diatas hotplate

4. Suhu akhirnya diukur denga menggunakan termometer

Dicairkan

1. 500 ml air dimasukkan kedalam beaker glass

2. Batu es ditimbang menggunakan timbangan

3. Suhu batu es diukur menggunakan termometer

4. Batu es dimasukkan kedalam beaker glass yang telah diisi air

5. Suhu akhirnya diukur menggunakan termometer.

6. Hasil Pengamatan :
Perlakuan Massa (kg) Suhu (t=0C) Kalor jenis Kalor
(C=J/kg0C (Q=Joule)
Didihkan
Dinginkan

@pipuk prihantari’17
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 3 SAMARINDA
Kompetensi Keahlian :
AKOMODASI PERHOTELAN-USAHA PERJALANAN WISATA- JASA BOGA-PATISERI
TATA KECANTIKAN KULIT-TATA KECANTIKAN RAMBUT -BUSANA BUTIK
Alamat,Kampus Pelangi Jalan KH. WachidHasyim No. 76 Samarinda 75119 Websitewww.smkn3.e-samarindacity.com
Email:smkn3_smd@yahoo.co.id (0541) 743647 Faksimile (0541) 768544
NSS : 31166001001 NPSN : 30401080

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


A. Identitas :
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Samarinda
Mata Pelajaran : IPA Terapan
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Elastisitas
Alokasi Waktu : 3 x 45 (2x Pertemuan)
B. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Spiritual.
KI 2 : Sosial.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
C. KOMPETENSI DASAR
3.3 Menganalisis elatisitas dan tegangan permukaan
4.3 Melakukan percobaan elastisitas dan tegangan permukaan di bidang pariwisata
D. INDIKATOR
1. Menjelaskan 2 sifat elastisitas suatu bahan
2. Menganalisis 2 karakteristik benda elastis dan tidak elastis
3. Menganalisis tegangan permukaan
4. Melakukan eksperimen elastisitas dan tegangan permukaan dibidang pariwisata

@pipuk prihantari’17
E. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tayangan tentang sifat elastisitas bahan, siswa dapat menjelaskan 2 sifat
elastisitas suatu bahan secara tepat dan proaktif
2. Melalui bahan yang telah disediakan, siswa dapat menganalisis 2 karakteristik benda
elastis dan tidak elastis secara tepat dan objektif
3. Siswa mencoba mendesain percobaan Hukum Hooke dengan alat & bahan yang
disediakan melalui kerjasama kelompok secara teliti dan bertanggung jawab.
4. Siswa membuat laporan hasil percobaan Hukum Hooke secara berkelompok dengan
tepat.
5. Siswa mencoba mempresentasikan hasil percobaan Hukum Hooke dengan tepat dan
bertanggung jawab

F. Materi
Gaya Pegas (Hukum Hooke)
Jika anda menarik karet gelang atau karet ban sampai batas tertentu, karet tersebut
bertambah panjang. Setelah tarikanmu dilepaskan, panjang karet kembali seperti semula.
Demikian juga ketika anda merentangkan pegas, pegas tersebut bertambah panjang.
Setelah dilepaskan, panjang pegas kembali seperti semula. Pegas atau karet bertambah
panjang ketika ditarik dan panjangnya kembali seperti semula setelah tarikan dilepaskan
karena pegas atau karet bersifat elastis. Elastis atauelastisitas adalah kemampuan sebuah
benda untuk kembali ke bentuknya semula ketika gaya yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan.
Pernah mengunyah permen karet ? Jika permen karet ditarik menggunakan kedua tangan
anda, permen karet bertambah panjang. Setelah tarikanmu dilepaskan, bentuk permen
karet tetap seperti itu atau panjang permen karet tidak kembali seperti semula. Demikian
juga plastisin, tanah liat dll. Benda-benda seperti permen karet, plastisin dan tanah liat
disebut sebagai benda plastis. Benda elastis seperti pegas juga bisa berubah menjadi
plastis jika ditarik dengan gaya yang besar dan melewati batas elastisnya.
Jika pegas ditarik ke kanan maka pegas akan meregang dan bertambah panjang (gambar
1). Jika gaya tarik tidak sangat besar, ditemukan bahwa pertambahan panjang pegas
sebanding dengan besar gaya tarik (F). Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik,
semakin besar pertambahan panjang pegas. Perbandingan besar gaya tarik (F) terhadap
pertambahan panjang pegas bernilai konstan.

@pipuk prihantari’17
Perbandingan antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan, yang
ditandai oleh kemiringan grafik yang sama (gambar 2).

k merupakan konstanta pegas atau koofisien elastisitas pegas atau ukuran kelenturan
pegas. Hubungan ini pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635 – 1703) pada tahun
1678, karenanya dikenal sebagai hukum Hooke.
Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegas melewati batas elastisitas pegas maka setelah
gaya dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula. Hukum hooke hanya
berlaku hinggabatas elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang
dapat diberikan pada pegas sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas
tidak dapat kembali seperti semula. Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.
Tegangan (Stress) dan Regangan (Strain)
Pada material yang diperjual belikan dipasaran [diperdagangkan], kekuatan darimaterial
tersebut sering diberikan dalam bentuk hasil pengujian berupa tegangan tarik atau
kekerasan, dimana besar tegangan tarik ini selalu berhubungan dengan angka kekerasan
dari suatu material.
Besar tegangan tarik juga berhubungan dengan besar tegangan- tegangan yang lainnya
misalnya : tegangan lengkung, tegangan geser, dan tegangan puntir.
Hasil dari tegangan tarik dari berbagai bahan [ material ], diperoleh dari hasil percobaan
yaitu dengan menarik material tersebut sampai putus.
Energi Potensial Pegas
Menurut hukum Hooke, untuk meregangkan pegas sepanjang diperlukan gaya
sebesar . Ketika teregang, pegas memiliki energi potensial, jika gaya tarik dilepas,
pegas akan melakukan usaha sebesar

Gambar 6. Grafik hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas dan pertambahan
panjang pegas .
Gambar 3. menunjukkan grafik hubungan antara besar gaya yang diberikan pada pegas
dan pertambahan panjang pegas. Energi potensial pegas dapat diperoleh dengan
menghitung luas daerah di bawah kurva. Jadi,

Susunan Pegas Identik


Susunan Pegas Secara Seri

@pipuk prihantari’17
Gambar 7. Susunan Pegas Secara Seri
Misalkan kita menyambungkan dua pegas dengan konstanta . Sebelum diberi
beban, panjang masing-masing
pegas adalah . Ketika diberikan beban seberat , maka panjang pegas atas
bertambah sebesar dan panjang
pegas bawah bertambah sebesar Berarti, pertambahan panjang total pegas
adalah .
Gaya yang bekerja pada pegas atas dan pegas bawah sama besar. Gaya tersebut sama
dengan gaya yang diberikan oleh
beban, yaitu . Berarti,

Jika adalah konstanta pengganti untuk susunan dua pegas di atas, maka berlaku

atau

Dengan menghilangkan w pada kedua ruas, maka kita peroleh konstanta pegas pengganti
yang memenuhi persamaan

Title : Elastisitas Kelas X


Description : Gaya Pegas (Hukum Hooke) Jika anda menarik karet gelang atau karet ban
sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah panjang. Setelah t...

G. Metode Pembelajaran
 Discovery
 Demonstrasi
 Praktikum
 Diskusi kelompok
 Tanya jawab
@pipuk prihantari’17
H. Sumber Belajar
 Media : cetak dan elektronik (internet)
 Alat : karet, plastisin.
 Sumber Belajar :http://files.sman1-mgl.sch.id/files/Animasi/kelas10/fis/12/12.html
*note: referensi harus disebutkan lengkap

I. Langkah-langkah Pembelajaran
Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan
 Berdoa.
 Mengecek kesiapan siswa.
 Meninjau ulang hasil kompetensi (KD) sebelumnya tentang gerak
melingkar. 5 menit
 Menjelaskan kaitan elastisitas dengan hukum Newton (KD
sebelumnya) dan gerak getaran (KD yang akan datang).
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Mengkondisikan kesiapan siswa belajar.

Kegiatan Inti
Mengamati
 Peserta didik mengamati tayangan gambar menarik benda elastis
(karet).

Menanya
 Siswa membuat pertanyaan tentang sifat benda elastis, batas
elastisitas, pengaruh gaya terhadap benda benda elastis, setelah
memperhatikan tayangan gambar.

Mencoba
75 menit
 Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil.
 Peserta didik dalam kelompok diminta untuk menarik dua karet
berbeda jenis, kemudian membandingkan kekuatannya, mana yang
lebih kuat.
 Peserta didik mencoba mendesain dan melaksanakan percobaan
Hukum Hooke.
 (Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan
membimbing/menilai menilai keterampilan mencoba, menggunakan
alat, dan mengolah data, serta menilai kemampuan peserta didik
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah, juga

@pipuk prihantari’17
Rincian Kegiatan Waktu
menilai pengetahuan siswa tentang sifat elastisitas bahan)

Mengasosiasi
 Peserta didik menyimpulkan hubungan antara perubahan panjang
dengan besar gaya. Kegiatan dilakukan untuk karet lain yang berbeda
 (Guru membimbing/menilai keterampilan dan pengetahuan peserta
didik dalam mengolah data dan merumuskan kesimpulan)

Mengomunikasikan
 Perwakilan dari dua kelompok menyampaikan kesimpulan diskusi
 Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
 (Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan)

Berkarya

 Membuat laporan hasil percobaan

Penutup
 Bersama peserta didik menyimpulkan karakteristik benda elastis dan
Hukum Hooke.
 Tugas mandiri terstruktur : pembuatan laporan hasil percobaan. 10 menit
 Pemberian reward bagi kelompok terbaik.
 Membaca doa kafaratul majelis & hamdalah

J. Penilaian
1. Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi
kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.

2. Aspek dan Instrumen penilaian


Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama
pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi

Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada
kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

@pipuk prihantari’17
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda

Contoh Instrumen (Terlampir)


Samarinda, Juli 2017 Mengetahui
Guru Bidang Study Waka Kurikulum Kepala SMK N 3 Samarinda

Pipuk Prihantari, SPd Fauzi, SPd, M.Pd Hj. Sitti Aisyah, SPd, SH, MM, MH
NIP.19830527 201408 2 004 NIP. 1966042 199303 1 004 NIP.19690912 199802 2 004

@pipuk prihantari’17
NAMA :

A. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah


No Pernyataan Benar Salah

1. Dalam keadaan apa pun benda elastis pasti kembali ke


bentuk semula

2. Karet selalu bersifat elastic

3. Batang kayu selalu bersifat plastis

4. Benda elastis mempunyai batas elastisitas

5. Kekuatan pegas dinyatakan dengan konstanta pegas

6. Menurut Hooke makin besar gaya pegas, makin besar


pertambahan panjangnya

@pipuk prihantari’17
FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM

(PORTOFOLIO)

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Peminatan : X/MIA
Materi Pokok : Elastisitas

Aspek Penilaian
Skor

Pertanyaa
Kejujuran
Ketelitian

Penyajian
No Nama Peserta didik rata- Nilai

Jawaban
Regresi
Bentuk
Visual

Data
rata

n
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

@pipuk prihantari’17
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 3 SAMARINDA
Kompetensi Keahlian :
AKOMODASI PERHOTELAN-USAHA PERJALANAN WISATA- JASA BOGA-PATISERI
TATA KECANTIKAN KULIT-TATA KECANTIKAN RAMBUT -BUSANA BUTIK
Alamat,Kampus Pelangi Jalan KH. WachidHasyim No. 76 Samarinda 75119 Websitewww.smkn3.e-samarindacity.com
Email:smkn3_smd@yahoo.co.id (0541) 743647 Faksimile (0541) 768544
NSS : 31166001001 NPSN : 30401080

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


A. Identitas :
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Samarinda
Mata Pelajaran : IPA Terapan
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Besaran Fisika dan Pengukuran
Alokasi Waktu : 3 x 45 (2x Pertemuan)
B. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Spiritual.
KI 2 : Sosial.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
C. KOMPETENSI DASAR
3.5 Menerapkan besaran listrik

4 5 Menghitung biaya energi listrik yang digunakan berdasarkan pemakaian dan teknologi
alat-alat elektonik di bidang pariwisata
D. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian pengukuran besaran listrik.
2. Mengidentifikasi alat ukur listrik sesuai besaran listriknya
3. Menghitung biaya energi listrik yang digunakan berdasarkan pemakaian dan teknologi
alat-alat elektonik di bidang pariwisata

@pipuk prihantari’17
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pengertian pengukuran besaran listrik.
2. Menyebutkan alat ukur listrik sesuai dengan besaran listriknya.
3. Menghitung biaya energi listrik yang digunakan berdasarkan pemakaian dan teknologi
alat-alat elektonik di bidang pariwisata
F. MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian pengukuran besaran listrik Pengukuran adalah membandingkan besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai pembandingnya. Besaran adalah sesuatu
yang dapat diukur dan dapat dianyatakan dengan angka yang disebut besaran. Sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Dengan demikian pengukuran
besaran listrik adalah membandingkan besaran listrik yang diukur dengan alat ukur listrik
sebagai pembandingnya. Besaran – besaran listrik yang banyak di jumpai dalam bidang
industry, perbengkelan ataupun keperluan laboratorium antara lain :
Nama Besaran Simbol Satuan Singkatan Rumus
Arus I;i Amper A I = E/R
Tegangan V;v Volt V V= I.R
Tahanan R Ohm R= V/I
Frequensi f Hertz Hz F= 1/T
Daya P Watt W P=V.I
Faktor Daya CosPhi CosPhi Watt CosPhi =P/(V.I)
Energi U Watt Jam Wh U= V.I.t (jam)

G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran: Saintific
Model pembelajaran : demonstrasi dan problem base learning
Metode pembelajaran: demostrasi, tanya jawab, diskusi, penugasan
H. MEDIA PEMBELAJARA
1. Buku IPA terapan
2. Lembar kerja
3. Pawer point
I. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku IPA terapan
2. Internet

@pipuk prihantari’17
J. LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan awal (5 menit)
1. Guru menyiapkan siswa untuk belajar: a. Mengajak siswa berdo’a sebelum
belajar b. Mengecek kesiapan siswa untuk belajar c. Mengabsensi siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai
peserta didik baik berbentuk kemampuan proses maupun kemampuan produk.
3. Guru menjelaskan manfaat pen kompetensi dasar ini sebagai modal awal untuk
menguasai pasangan kompetensi dasar lainnya yang tercakup dalam mata
pelajaran dasar dan pengukuran listrik
4. Menjelaskan pendekatan dan model Kegiatan inti (70 menit) pembelajaran
yang digunakan serta metodanya.
5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan benda konkrit alat ukur listrik
b. Kegiatan Inti
1. Mengamati/Observing :
 Membaca/mempelajari mengenai karakteristik besaran dan contoh listrik
statis dan dinamis
 Di lingkungan sekitar mengenai sumber listrik
 Mengamati perbedaan listrik statis dan dinamis berdasarkan referensi

2. Menanya/Questioner :
 Mengajukan pertanyaan tentang listrik statis
 Mengajukan pertanyaan tentang listrik dinamis
 Mengajukan pertanyaan tentang menghitung biaya energy listrik

3. Mencoba/Experimenting :
 Melakukan kajian pustaka mengenai karakteristik besaran dan contoh listrik
statis dan dinamis
 Melakukan percobaan untuk menghitung biaya energy listrik
4. Menalar/Mengasosiasi :
 Mengolah data, menginterpretasikan, menyajikan data hasil percobaan
menghitung biaya energy listrik
 Mendiskusikan hasil diskusi/percobaan

@pipuk prihantari’17
5. Mengkomunikasikan/Communicating :
a. Guru mengarahkan siswa untuk mengkomunikasikan hasil mencobanya
dengan cara mempersentasikan dan mendokumentasikan hasil eksperimen
dalam bentuk laporan tertulis
b. Siswa mempersentasikan hasil eksperimennya
c. Kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil eksperimen dan hasil diskusi
yang telah dilakukan
2. Siswa menyimpulkan hasil eksperimen dan diskusi yang dilakukan

K. PENILAIAN
 Bentuk penilaian : Penilaian kinerja
 Lembar penilaian :
Nama kelompok : (nama siswa)
Kelas :
Judul materi : Siswa ISiswa Siswa Siswa
II III IV
No Aspek Kinerja yang Diharapkan Skor Skor Skor Sekor
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
A. Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan
7. Membersihkan alat yang akan digunakan
8. Mengecek kesiapan alat dan bahan
B. Selama kegiatan praktikum
8. Menggunakan bahan dan alat dengan hati-
hati
9. Menggunakan alat dan bahan sesuai
prosedur kerja
10. Mencatat hasil pengamatan dalam
lembar kerja
11. Rasa ingin tahu
12. Bertanggung jawab
13. Aktif
14. Fokus
C. Kegiatan akhir praktikum
7. Mempresentasikan hasil percobaan
8. Membersihkan alat
9. Mengembalikkan alat ketempat semula

@pipuk prihantari’17
 Berilah tanda centang pada skor nilai yang sesuai kriteria berikut ini:
4. Skor 3 : jika melakukan aspek
5. Skor 2 : jika aspek yang dilakukan kurang
6. Skor 1 : jika tidak melakukan aspek

Samarinda, Juli 2017 Mengetahui


Guru Bidang Study Waka Kurikulum Kepala SMK N 3 Samarinda

Pipuk Prihantari, SPd Fauzi, SPd, M.Pd Hj. Sitti Aisyah, SPd, SH, MM, MH
NIP.19830527 201408 2 004 NIP. 1966042 199303 1 004 NIP.19690912 199802 2 004

@pipuk prihantari’17

Anda mungkin juga menyukai