Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 3

PENENTUAN KADAR ASAM DENGAN TITRASI ASIDI ALKALIMETRI

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M
dan standar primer H2C2O4
2. Mahasiswa dapat melakukan standarisasi larutan NaOH dengan
H2C2O4.2H2O (asam oksalat)
3. Mahasiswa dapat menetapkan kadar asam asetat cuka
perdagangan dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M

II. Dasar teori


Titrasi Asam Basa ( Titrasi Netralisasi )

Reaksi antara asam dan basa disebut sebagai reaksi penetralan


yang menghasilkan garam dan air. Asam akan membebaskan ion H+
sedangkan basa akan membebaskan ion OH- jika dilarutkan dalam
air. Jika larutan asam dan basa itu direaksikan, maka ion H+ dan ion
OH- akan bereaksi membentuk molekul air.

Seperti yang telah diketahui, air bersifat netral. Hal inilah yang
menjadikan reaksi asam dan basa disebut sebagai reaksi penetralan.
Akan tetapi reaksi antara asam dan basa tidak selamanya bersifat
netral walupun disebut reaksi penetralan. produk dari reaksi antara
asam dan basa ini dapat bersifat asam, basa, atau netral tergantung
pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.

Reaksi asam dan basa dapat kita gunakan untuk menentukan


konsentrasi asam atau basa tersebut. Proses penetapan konsentrasi
suatu asam dan basa dengan memanfaatkan reaksi antara asam dan
basa ini disebut titrasi asam dan basa. (Novianti, 2015)

Titrasi itu sendiri adalah proses penentuan kadar atau konsentrasi


suatu larutan dengan larutan lain yang sudah diketahui kadarnya
(larutan standar). Proses titrasi dihentikan pada saat terjadi
perubahan warna indikator. (Adip, 2015)

1
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat
di dalam proses titrasi, misalnya bila melibatkan reaksi asam basa
maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang
melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi
yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

Titrasi asam basa terbagi menjadi 2 :

1. Titrasi asidimetri yaitu titrasi terhadap larutan basa bebas dan


larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah
dengan larutan standar asam.
2. Titrasi Alkalimetri yaitu titrasi terhadap larutan asam bebas dan
larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah
dengan larutan standar basa.

Dalam proses titrasi terdapat larutan standar, yaitu larutan yang


dibuat dan diketahui konsentrasinya secara teliti. Larutan standar
dikelompokkan menjadi larutan standar primer dan sekunder. Larutan
standar primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat
langsung diketahui dari berat bahan yang sangat murni yang
dilarutkan dan volume larutannya diketahui. Sedangkan larutan
standar sekunder yaitu larutan baku yang konsentrasinya tidak
diketahui dengan pasti karena bahan yang digunakan untuk membuat
larutan tersebut memiliki kemurnian yang rendah. (Rodiani, 2013)

Pada titrasi asam basa, pH titik akhir titrasi ditentukan dengan


banyaknya konsentraasi H+ yang berlebihan dalam larutan, yang
besarnya tergantung pada sifat asam, basa dan konsentrasi larutan.
Oleh karena itu, pada penambahan titran yang lebih lanjut pada titik
akhir titrasi akan menyebabkan perubahan pH yang cukup besar dan
indikator yang digunakan harus berubah warna sehingga perubahan
indikator asam-basa tergantung pada pH titik ekivalen.
(Padmaningrum, 2013)

2
III. Alat
1. Statif dan klem 1 buah
2. Gelas beker 250 ml 2 buah
3. Gelas beker 50 ml 1 buah
4. Gelas beker 1000 ml 1 buah
5. Labu takar 100 ml 2 buah
6. Erlenmeyer approx 250 ml 2 buah
7. Kaki tiga 1 buah
8. Pembakar spirtus 1 buah
9. Asbes 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. Gelas pengaduk 1 buah
12. Pipet volume 10 ml 1 buah
13. Botol kosong 2 buah
14. Corong 1 buah
15. Pipet ukur 1 buah
16. Gelas arloji 2 buah
17. Timbangan analitik
18. Buret
19. Botol semprot
20. Kawat kasa
21. Kertas timbang

IV. Bahan
1. Larutan NaOH 0,1 M
2. Larutan H2C2O4
3. Asam cuka perdagangan (CH3COOH)
4. Aquades
5. Indikator phenolphtalein (PP)

3
V. Prosedur kerja
Pembuatan aquades bebas dari CO2

Aquades dlm
erlenmeyer 250 ml

Dipanaskan dengan
pembakar spiritus

Aquades bebas CO2


250 ml

Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 M

0,4 g NaOH

Dilarutkan dengan aquades


bebas CO2 yang didinginkan
ke dalam gelas beker

Ditera hingga volumenya 100


ml dalam labu takar

Dikocok hingga larutan


homogen

Larutan NaOH 0,1 M

4
Pembuatan larutan H2C2O4 (asam oksalat)

H2C2O4 0,63 g

Dilarutkan dengan aquades


dalam gelas beker

Ditera hingga volumenya 100


ml dalam labu takar

Dikocok hingga larutan


homogen

Larutan H2C2O4.2H2O

Standarisasi NaOH dengan H2C2O4.2H2O (asam oksalat)

10 ml H2C2O4.2H2O

Diberi 3 tetes indikator PP


dengan pipet ukur

Dititrasikan dengan larutan


NaOH dalam buret

Perubahan warna (titik


akhir titrasi)

5
Pembuatan larutan asam cuka (CH3COOH)

Asam cuka diambil 10 ml


dengan pipet volume

Dilarutkan dengan aquades


hingga 100 ml pada labu
takar

Larutan asam cuka 100 ml

Penggunakan larutan standar asam untuk menetapkan kadar


asam asetat pada cuka

Diambil larutan asam cuka


10 ml

Diberi 5 tetes indikator PP


dengan pipet ukur

Dititrasikan dengan larutan


NaOH dalam buret

Perubahan warna (titik


akhir titrasi)

6
VI. Data pengamatan
Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 M
Massa kristal NaOH : 0,4 gr
Volume larutan : 100 ml
Standarisasi NaOH 0,1 M
V NaOH V Indikator PP V H2C2O4 Pengamatan

11 ml 3 tetes 10 ml Merah muda


agak pekat
13 ml 4 tetes 10 ml Merah muda
pudar

Penetapan kadar asam asetat pada cuka menggunakan larutan


asam
V NaOH V Indikator PP V CH3COOH Pengamatan

39 ml 5 tetes 10 ml Merah muda


agak pekat
41 ml 5 tetes 10 ml Merah muda
agak pekat

VII. Analisis data


Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 M
Konsentrasi larutan NaOH : 0,1 M
Volume larutan : 100 ml
G 1000
M= ×
Mr V(mL)
G 1000
0,1 M = ×
40 g/mol 100mL

0,1×40×100
G=
1000

G = 0,4 gram

Standarisasi NaOH dengan H2C2O4.2H2O (Asam oksalat)


Persamaan reaksi :
H2C2O4 + 2 NaOH → Na2C2O4 + 2 H2O
1 grammol NaOH = 2 grammol H2C2O4

7
Perhitungan :
Mr H2C2O4 = 90 g/mol
Massa H2C2O4 = 0,63 gram
MH2C2O4 = 0,05 M
VH2C2O4 = 10 ml
11+13
V NaOH rata-rata = = 12 ml
2

Titrasi 1
Molaritas NaOH = MNaOH
2×VH2 C2O4 ×MH2 C2 O4
MNaOH = VNa OH
2×10mL×0,05 M
MNaOH = 11

= 0.0909 M
Titrasi 2
Molaritas NaOH = MNaOH
2×VH2 C2O4 ×MH2 C2 O4
MNaOH =
VNa OH
2×10mL×0,05 M
MNaOH =
13
= 0,0769 M
0,0909 +0,0769
MNaOH rata-rata = = 0,0839 M
2

Penggunaan larutan standar asam untuk menetapkan kadar


asam asetat pada cuka
Reaksi : NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O
Konsentrasi asam cuka perdagangan :
Molaritas NaOH (Hasil standarisasi) : 0,0839 M
39+41
Volume titrasi rata-rata : = 40 ml
2

(Masam cuka×Vasam cuka) = (MNaOH × VNaOH) × Fp


(MNaOH×VNaOH)×Fp
Masam cuka =
Vasam cuka
0,0839×40×10
Masam cuka = = 0, 3356 M
100

8
Titrasi 1

0,0839×39×10
Masam cuka = = 0,32721 M
100 ml

Titrasi 2

0,0839×41×10
Masam cuka = = 0, 34399 M
100 ml

0,32721+0,34399
Masam cuka rata-rata : = 0, 3356M
2

Kadar asam cuka perdagangan :

G 1000
M= ×
Mr v(mL)
G 1000
0,3356 M = ×
60G/mol 100
M
G= 1000 × Mr
100
0,3356 g
G= 1000 × 60 = 0,20136 gr
mol
10

G
Kadar = 0,01 L × 100%
0,20136
Kadar = × 100% = 20,136%
0,01 L

VIII. Pembahasan

Dalam percobaan titrasi asidi alkalimetri ini, praktikan terfokus


dengan percobaan alkalimetri dengan bahan dasarnya larutan standar NaOH
0,1 M yang dilarutkan dengan zat pelarut aquades yang bebas dari CO2
karena apabila NaOH bereaksi dengan CO2 akan mempersulit pembacaan
titik akhir dari proses titrasi tersebut dan dapat menimbulkan endapan. Bahan
dasar lain dari percobaan ini, larutan standar primer asam oksalat, yang akan
didapat praktikan dari sampel asam oksalat 0,63 gram yang telah ditimbang
dengan timbangan analitik. Sampel tersebut dilarutkan dengan aquades dan
ditera dalam labu takar hingga volumenya mencapai 100 ml.

9
Kemudian larutan NaOH distandarisasikan menggunakan asam
oksalat dengan menambahkan 4 tetes indikator phenolphtalein agar
mempermudah proses titik akhir dari titrasi yang akan terlihat perubahan
warna pada sampel larutan asam oksalat 10 ml menjadi merah muda. Selain
untuk menstandarisasikan asam oksalat, larutan NaOH dalam percobaan ini
digunakan pula untuk menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam
cuka yang diperdagangkan.

Sampel asam cuka 10 ml dilarutkan dalam labu takar dengan


mencampurkannya dengan pelarut aquades hingga volumenya 100 ml.
Pengenceran cuka ini bertujuan agar jumlah kandungan ion asam asetat
yang terdapat pada cuka tersebut sedikit berkurang sehingga mampu
mempercepat proses titrasi. Karena basa kuat dari NaOH hanya mengubah
sebagian kecil kandungan ion asam asetat, proses titrasi ini dibantu dengan
memberikan indikator phenolphtalein yang memiliki jangkauan 3-4 tetes.
Meski demikian, praktikan menambahkan indikator hingga 5 tetes
dikarenakan percobaan pada cuka ini sedikit lebih lama terjadi perubahan
warna saat titik akhir titrasi.

Percobaan ini menunjukkan bahwa jika titrasi dilakukan oleh asam


lemah dengan basa yang kuat akan menghasilkan garam yang bersifat basa
sehingga pada saat itu titik ekuivalennya dapat dicapai pada larutan yang
memiliki pH lebih dari 7. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
konsentrasi larutan NaOH 0,0839 M dan kadar asam asetat dalam asam
cuka sebesar 20,136 %

Praktikum ini dirasa belum dikatakan berhasil, karena terdapat


kesalahan-kesalahan selama praktikum. Kesalahan tersebut terutama saat
penetaraan larutan NaOH dengan aquades dalam mencapai volume 100 ml
pada labu takar. Kesalahan lain, kurangnya kehati-hatian dalam penjagaan
alat-alat yang digunakan untuk percobaan dalam praktikum ini.

10
IX. Kesimpulan
1. Larutan aquades dibuat dengan melarutkan 0,4 gr kristal NaOH
dengan aquades hingga 100 ml dan dikocok hingga larutan
homogen.
2. Pembutan larutan standar primer H2C2O4 dengan melarutkan 0,63
gram asam oksalat dengan aquades hingga 100 ml pada labu
takar dan dikocok hingga larutan homogen
3. Standarisasi larutan NaOH dengan H2C2O4 dengan mengambil
sampel 10 ml larutan H2C2O4 ke dalam erlenmeyer dengan diberi
inidikator phenolphtalein 3-4 tetes dan dititrasikan dengan larutan
NaOH sehingga terjadi perubahan warna yang merupakan titik
akhir titrasi.
4. Larutan asam cuka (CH3COOH) dibuat dengan sampel 10 ml dari
cuka tersebut dan dlarutkan dengan aquades hingga 100 ml pada
labu takar dan dikocok hingga larutan homogen.
5. Penentuan kadar asam asetat pada cuka dengan menggunakan
larutan standar asam dapat dilakukan dengan cara melarutkan 10
ml asam asetat dengan indikator phenolphtalein 5 tetes lalu
dititrasikan dengan larutan NaOH akan terjadi perubahan warna
yang merupakan titik akhir titrasi tersebut.
6. Dalam percobaan ini konsentarasi larutan NaOH yang telah
distandarisasikan dengan larutan H2C2O4 adalah 0,0839 M
7. Sehingga penggunaan larutan standar asam untuk menetapkan
kadar asam asetat pada cuka adalah 20,136 %

11
Daftar pustaka

Novianti, Yuni. 2015, Buku Pintar Praktikum Kimia, Laskar Askara, Jakarta,

hlm :68

Padmaningrum, Regina Tutik. 2013, Jurdik kimia, UNY

Rodiani, Teni. 2013, Analisis Titrimetri Dan Gravimetri, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, hlm : 10

Adip, 2015, Shortcut Kimia, Sekata Media, Jakarta, hlm : 159

Gontor putri 1, 28 November 2015

Disetujui oleh Diperiksa oleh Dibuat oleh


Dosen pengampu, Asisten Praktikan

Himyatul Hidayah, S.Si, Apt. Anugerah Suciati Hasna Hanifah A.R

12

Anda mungkin juga menyukai