Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN STUDI LAPANGAN AZAS DAN PENERAPAN TEKNIK

SISTEM DI PASAR BRINGHARJO YOGYAKARTA

Program Studi Magister Teknik Sistem


Azas dan Penerapan Teknik Sistem

diajukan oleh
Muhammad Rizki Kresnawan
16/407811/PTK/11442
Wahid Pujo Widiyantoro
16/407814/PTK/11445

supervisi oleh
Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

Juni, 2017
1. Latar Belakang

Pasar Beringharjo (Hanacaraka: ꧋ꦥꦱꦂꦧꦼꦫꦶꦲ


ꦁ ꦂꦗ꧉, Pasar Beringharja) adalah

pasar tertua dengan nilai historis dan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan Kraton
Yogyakarta. Beringharjo memiliki makna harafiah hutan pohon beringin yang diharapkan
memberikan kesejahteraan bagi warga Yogyakarta. Pasar Beringharjo terletak di Jalan
Jenderal Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta. Ada banyak jenis barang yang dapat dibeli
di Pasar Beringharjo, mulai dari batik, jajanan pasar, uang kuno, pakaian anak dan
dewasa, makanan cepat saji, bahan dasar jamu tradisional, sembako hingga barang antik.

Wilayah Pasar Beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah
berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini
dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun
kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah
bangunan permanen. Nama 'Beringharjo' sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX,
artinya wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan
kesejahteraan (harjo). Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar
merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang kebesaran dan
pengayoman bagi banyak orang.

Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta
karena telah melewati tiga fase, yakni masa kerajaan, penjajahan, dan kemerdekaan.
Pembangunan Pasar Beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola
tata kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut Catur Tunggal. Pola tata kota ini mencakup
empat hal yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang
publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi.

Ciri khas bangunan Pasar Beringharjo dapat dilihat pada interior bangunan yang
merupakan perpaduan antara arsitektur kolonial dan tradisional Jawa. Secara umum, pasar
ini terdiri dari dua bangunan yang terpisah yaitu bagian barat dan bagian timur. Bangunan
utama di bagian barat terdiri dari dua lantai, adapun bangunan yang kedua di bagian timur
terdiri dari tiga lantai. Pintu masuk utama pasar ini terletak di bagian barat, tepat
menghadap Jalan Malioboro. Pintu gerbang utama ini merupakan bangunan dengan ciri
khas kolonial bertuliskan Pasar Beringharjo dengan aksara Latin dan aksara Jawa.

Pada sisi kanan dan kiri pintu utama terdapat dua buah ruangan berukuran 2,5 x
3,5 meter yang digunakan untuk kantor pengelola pasar. Pintu utama ini berhubungan
langsung dengan jalan utama pasar yang dibangun lurus dari arah barat ke timur. Lebar
jalan utama di dalam pasar ini berkisar 2 meter dengan los-los terbuka di sisi kanan dan
kiri. Di samping pintu utama, terdapat pula pintu-pintu lain di bagian utara, timur, selatan
dengan ukuran lebih kecil dibandingkan pintu utama.

Gambar 1. Pasar Beringharjo (Masa Kini)

Gambar 2. Pasar Beringharjo (Masa Lalu)


2. Manajemen Disperindagkop DIY

Pasar beringharjo berada di bawah naungan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan


Koperasi provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun pengelolaannya diserahkan
kepada Dinas Pengelolaan Pasar.
Disperindagkop & UKM DIY mempunyai fungsi melaksanakan urusan pemerintah
daerah di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, serta kewenangan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah.
Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas, Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas :
a. Penyusunan dan pengendalian program dibidang perindustrian, perdagangan,
koperasi dan usaha kecil menengah.
b. Perumusan kebijakan teknis dibidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan
usaha kecil menengah.
c. Pelaksanaan kerjasama perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil
menengah serta pengembangan eksport daerah.
d. Fasilitas, pembinaan, perlindungan, pemasaran, dan pengembangan perindustrian,
perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah.
e. Pemberian perijinan dan rekomendasi perijinan dibidang perindustrian,
perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah.
f. Pelaksanaan umum bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil
menengah.
g. Fasilitasi kegiatan perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah.
h. Pemberdayaan sumberdaya dan mitrakerja dibidang perindustrian, perdagangan,
koperasi dan usaha kecil menengah.
i. Pelaksanaan ketatausahaan.
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan
tugasnya.
Gambar 4. Kantor Disperindagkop DIY

VISI:
“Menjadi Akselator Terwujudnya Indagkop dan UKM Sebagai Penggerak
Peningkatan Daya Saing Untuk Menuju Kemandirian Dan Kesejahteraan Masyarakat”

MISI:
a. Meningkatkan peran koperasi dan pelaku usaha kecil Menengah dalam
mendukung perekonomian masyarakat.
b. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya saing perdagangan dalam negeri
dan luar negeri.
c. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya saing perdagangan dengan
mewujudkan tertib ukur.
d. Meningkatkan produktivitas dan daya saing IKM serta mengembangkan industri
kreatif untuk peningkatkan daya saing produk.
Gambar 3. Bagan Struktur Disperindagkop DIY

Tugas masing-masing bagian Sekretariat:


1. Sekretariat Bagian Umum
Melaksanakan kearsipan, kerumahtanggan, pengelolaan barang, kepegawaian,
kehumasan, kepustakaan, efisiensi dan tatalaksana Dinas.
Fungsi :
a. Penyusunan program Subbagian Umum;
b. Pengelolaan kearsipan
c. Penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas
d. Pengelolaan barang Dinas
e. Pengelolaan data kepegawaian Dinas
f. Penyiapan bahan mutasi pegawai Dinas
g. Penyiapan kesejahteraan pegawai Dinas
h. Penyiapan bahan pembinaan pegawai Dinas
i. Penyelenggaraan kehumasan Dinas
j. Pengelolaan kepustakaan Dinas
k. Penyiapan bahan efisiensi dan tatalaksana Dinas
l. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum

2. Sekretariat Bagian Keuangan


Mengelola keuangan Dinas.
Fungsi :
a. Penyusunan program Subbagian Keuangan
b. Penyusunan rencana anggaran Dinas
c. Pelaksanaan perbendaharaan keuangan Dinas
d. Pelaksanaan akuntansi keuangan Dinas
e. Pelaksanaan verifikasi anggaran Dinas
f. Penyusunan pertanggungjawaban anggaran Dinas
g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subagian Keuangan

3. Sekretariat Bagian Program dan Informasi


Menyusun program, mengelola data, mengembangkan sistem informasi,
monitoring, evaluasi dan menyusun laporan kinerja Dinas.
Fungsi :
a. Penyusunan program Subbagian Program dan Informasi
b. Penyusunan Program Dinas
c. Penyiapan bahan dan pelaksanaan kerjasama di bidang perindustrian,
perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah
d. Pengelolaan data, pengembangan sistem informasi dan pelayanan informasi
perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah
e. Penyelenggaraan pemantauan dan pengendalian program perindustrian,
perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah;
f. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kinerja Dinas
g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Program dan
Informasi

3. Manajemen Dinas Pengelolaan Pasar


Dinas Pengelolaan Pasar mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
pengelolaan pasar. Peranan Dinas Pengelolaan Pasar sebagai salah satu Dinas Daerah yang
mengelola Retribusi Daerah sangat menentukan peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang
diwujudkan dalam bentuk setoran Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Pemerintah Kota
Yogyakarta. Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Tradisional Beringharjo merupakan
salah satu bagian dari kegiatan pengelolaan Pasar Tradisional Beringharjo.

Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar


4. Analisis Keuangan Dalam Pengelolaan Pasar
Peranan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta dalam pengelolaan Retribusi
Pelayanan Pasar Tradisional Beringharjo untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Kota Yogyakarta yaitu tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar dalam
menjalankan kewenangan dan tugas sesuai dengan kedudukannya dalam suatu rangkai
kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengoordinasian
dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan potensi Retribusi Pelayanan
Pasar Tradisional Beringharjo yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk pencapaian
target pendapatan Retribusi Pelayanan Pasar Tradisional Beringharjo secara optimal yang
memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta.
Faktor yang mendukung peranan tersebut meliputi : data akurat, kegiatan, kerja
sama dengan pihak ketiga, komunikasi, sumber daya manusia, alokasi anggaran program,
struktur birokrasi, hot line service ASIK pasar, buku pedoman pelayanan pasar, partisipasi
paguyuban dan pedagang Pasar Tradisional Beringharjo, Peraturan Daerah Kota
Yogyakarta serta Peraturan Walikota Yogyakarta. Faktor yang menghambat peranan
tersebut meliputi : jumlah pemungut Unit Pelaksana Teknis Pemungutan Retribusi Wilayah
I dan II terbatas, pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar Tradisional Beringharjo masih
konvensional, sosialisasi tentang pelayanan Pasar Tradisional Beringharjo dan Retribusi
Pelayanan Pasar Tradisional Beringharjo masih kurang, pemberian sanksi administrasi
masih kurang tegas, kesadaran pedagang Pasar Tradisional Beringharjo dalam membayar
Retribusi Pelayanan Pasar masih kurang, daya tampung Pasar Tradisional Beringharjo
terbatas dan cuaca.

Gambar 5 & 6. Unit Pelaksana Teknis Pasar Beringharjo


5. Kesimpulan
Pengelolaan pasar harus ditinjau dengan sebuah pola pikir yang sistemis. Pola pikir
ini meninjau suatu masalah dari berbagai macam aspek seperti, aspek teknis, aspek
ekonomis, aspek social & regulasi, serta aspek lingkungan, dimana seluruh komponen
organismis yang menyusun dari operasional pasar akan saling bersinergi satu dengan yang
lainnya. Sinergi ini menghasilkan pertukaran informasi, energid dan materi yang sangat
dibutuhkan agar sebuah sistem pengelolaan pasar ini dapat berkembang menjadi lebih baik
dari waktu ke waktu. Konsep berpikir sistemis yang telah dituangkan ke dalam sebuah
buku berjudul pola pikir sistem karya Bapak Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono akan sangat
membantu bagi dinas pengelola pasar agar dapat meresapi lebih dalam tentang konsep
dasar dan bagaimana cara implementasi yang baik ke dalam sistem nyata. Pembangunan
jembatan antara alam nyata dan alam pikir akan mengembangkan kinerja dari lintas
sektoral antar stakeholder pasar, baik itu dari produsen, distributor, maupun konsumen.

Anda mungkin juga menyukai