Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan suatu fakta historis yang sukar dibantah, bahwa
sebelum tanggal 1 Juni 1945 yang disebut sebagai tanggal “lahirnya”
Pancasila. Ir. Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang menggali
Pancasila tidak pernah berbicara atau menulis tentang Pancasila, baik sebagai
pandangan hidup apalagi sebagai dasar negara. Dalam pidato yang beliau
sampaikan tanpa konsep pada tanggal tersebut, yang mendapat berkali-kali
applause dari para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan
tentang Pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan
renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk
mencari jawaban terhadap pertanyaan Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua
BPUPKI, tentang apa dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasar
atau sila yang beliau ajukan itu beliau namakan sebagai filosofische grondslag.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya
secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirikan Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa
Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman
batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian
dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu
ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang,
kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-
kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh
pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan pada
sumpah pemuda pada tahun 1928.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Nilai yang Terkandung Dalam Pancasila pada Masa Kejayaan
Nasional?
2. Bagaimana Cara Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajah?
3. Bagaimana Proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
4.Bagaimana Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi kemerdekaan
Indonesia?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila pada masa kejayaan nasional
2.Untuk mengetahui cara bangsa Indonesia dalam melawan sistem penjajahan
3.Untuk mengetahui proses proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945
4.Untuk mengetahui perjuangan bangsa dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan Indonesia
1.4 Manfaat
a. Memberikan penjelasan tentang nilai-nilai pancasila
b. Memberikan penjelasan tentang cara bangsa Indonesia dalam melawan
sistem penjajahan
c. Memberikan penjelasan tentang proses proklamasi Kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus 1945
d. Memberikan penjelasan tentang perjuangan bangsa dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kejayaaan Nasional

Menurut Sejarah, kira-kira pada abad VII-XII, bangsa Indonesia telah


mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada abad
XIII-XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu
merupakan tonggak sejarah bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia pada
masa itu memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang mempunyai
negara.Pada zaman tersebut, kedua kerajaan itu telah mengalami kehidupan
masyarakat yang sejahtera.

1. Masa Kerajaan Sriwijaya


Pada abad VII, berdirilah kerajaan Sriwijaya di bawah kekuasaan Wangsa
Syailendra di Sumatera. Kerajaan yang berbahasa melayu kuno dan
menggunakan huruf pallawa tersebut dikenal juga sebagai kerajaan maritim
yang mengandalkan jalur perhubungan laut. Kekuasaan Sriwijaya
menguasain Selat Sunda (686), kemudian Selat Malaka (775).
Pada zaman Sriwijaya telah didirikan Universitas Agama Budha yang
sudah dikenal di Asia. Pelajar dari Universitas ini dapat melanjutkan studi ke
India, banyak guru-guru tamu yang mengajar di Universitas berasal dari india,
seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah
tercermin pada kejayaan Sriwijaya.
Pada hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya
telah menunjukkan nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut :

a. Nilai Sila Pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu
hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
b. Nilai Sila Kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India.
Pengiriman para pemuda untuk belajar di India telah tumbuh niali-nilai
politik luar negeri yang bebas dan aktif.

3
c. Nilai Sila Ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan
konsep negara kepulauan sesuai konsepsi wawasan nusantara.
d. Nilai Sila Keempat, Sariwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi(Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
e. Nilai Sila Kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan,
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

2. Masa Kerajaan Majapahit


Sebelum Kejayaan Majapahit berdiri telah muncul kerajaan-kerajaan di
Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu Kerajaan Kalingga
( abad ke-VII) dan Kerajaan Sanjaya ( abad ke-VIII), sebagai refleksi puncak
budaya dari kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi
agama Budha pada abad ke-IX) dan candi Prambanan (candi agama Hindu
pada abad ke-X).
Pada abad ke –XIII, berdiri kerajaan Singasaridi Kediri, Jawa Timur yang
ada hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman
keemasan Majapahit terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan
Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya
membentang dari Semenanjung Melayu sampai Irian Jaya.
Pengalaman sila Ketuhanan Yang Maha Esa telah terbukti pada waktu
agama Hindu dan Budha hidup berdampingan secara damai. Dan pada sila
Kemanusiaan juga telah terwujud, yaitu hubungan Raja Hayam Wuruk
dengan baik dengan Kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja.
Perwujudan nilai-nilai sila persutuan Indonesia telah terwujud dengan
keutuhan Kerajaan, khususnya Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah
Mada yang diucapkannya pada sidang Ratu dan menteri-menteri pada tahun
1331 yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya. Sila
Kerakyatan sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat juga sudah dilakukan
pada sistem pemerintahan kerajaan Majapahit, dalam pemerintahan kerajaan
Majapahi kerukunan dan gotong-royong dalam kehidupan masyarakat telah
menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan
keputusan bersama. Sedangkan perwujudan sila Keadilan Sosial adalah

4
sebagai wujud dari berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya ditopang
dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita pahami bahwa zaman kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit adalah sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita.

2.2 Perlawanan Bangsa Indonesia Melawan Bangsa Penjajah


Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama
rempah-rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia
menyebabkan bangsa asing (Eropa) masuk ke Indonesia. Bangsa Eropa yang
membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia, yaitu Portugis,
Spanyol, Inggris, dan Belanda.
Bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan
kemakmuran bumi Indonesia ini. Sejak itu, mulailah lembaran hitam sejarah
Indonesia dengan penjajahan Eropa, khususnya Belanda. Pada zaman
penjajahan ini apa yang telah dicapai bangsa Indonesia pada zaman kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran
lenyap, wilayah diinjak-injak oleh penjajah.

1. Perjuangan Sebelum Abad ke-XX


Penjajahan Eropa yang memusnahkan kemakmuran bangsa Indonesia itu
tidak dibiarkan begitu saja oleh segenap bangsa Indonesia. Kita mengenal
nama-nama pahlawan bangsa yang berjuang dengan gigih melawan penjajah.
Pada permulaan abad ke-XIX penjajah Belanda mengubah sistem
kolonialismenya yang semula berbentuk perseroan dagang pertikelir yang
bernama VOC berganti denga badan pemerintaha resmi,yaitu pemerintahan
Hindia Belanda. Dalam memperkuat Kolonialismenya Belanda menghadapi
perlawanan bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura, Imam Bonjol,
Dipenogoro, Badaruddin, Pangeran Antasari, Jelantik, Anang Agung Made,
Teuku Umar, Teuku Cik di Tiro dan Cut Nyak Din.
Pada hakikat nya perlawanan terhadap belanda itu terjadi hampir di setiap
daerah di Indonesia. Tidak adanya persatuaan serta koordinasi dalam
melakukan perlawanan sehingga tidak berhasilnya bangsa Indonesia mengusir

5
kolonialis, sebaliknya semakin memperkukuh kedudukan penjajah. Hal ini
membuktikan betapa pentingnya rasa persatuan (nasionalisme) dalam
menghadapi penjajahan.

2. Kebangkitan Nasional 1908


Pada abad ke-XX bangsa Indonesia mengubah cara-caranya dalam
melakukan perlawananterhadap penjajahan Belanda. Kegagalan perlawanan
secara fisik yang tidak ada koordinasi pada masa lalu mendorong pemimpin-
pemimpin Indonesia pada abad ke-XX itu untuk mengubah bentuk
perlawanan yang lain. Bentuk perlawnan itu ialah dengan membangkitkan
kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara. Usaha-usaha yang
dilakukan adalah mendirikan berbagai macam organisasi polituk di samping
organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial. Organisasi
sebagai pelopor pertama adalah Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Mereka yang tergabung dalam organisasi itu mulai merintis jalan baru ke arah
tercapainya cita-cita perjuangaan bangsa Indonesia,tokohnya yang dikenal
adalah dr. Wahidin Sudirohusodo.

3. Sumpah Pemuda 1928


Pada tanggal 28 Oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa
sejarah perjuangan bangsa Indonesiamencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda
Indonesia yang dipelopori oleh Muh. Yamin, Kuncoro Purbopranoto, dan
lain-lain mengumandangkan sumpah pemuda yang berisi pengakuan akan
adanya bangsa, tanah air, dan bahasa satu, yaitu Indonesia.
Melalui sumpah pemuda ini, makin tegaslah apa yang diinginkan
oleh bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa. Oleh karena
itu, diperlukan adanya persatuan sebagai suatu bangsa yang merupakan syarat
mutlak
Sebagai realisasi perjuangan bangsa, pada tahun 1930 berdirilah
Partai Indonesia yang disingkat dengan Partindo (1931) sebagai pengganti
PNI yang dibubarkan. Kemudian golongan Demokrat yang terdiri aas Moh.

6
Hatta dan Sutan Syahir mendirikan PNI baru, dengan semboyan kemerdekaan
Indonesia harus dicapaidengan kekuatan sendiri.

4. Perjuangan Bangsa Indonesia Pada Masa Penajahan Jepang


Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah perang Pasifik, dengan
dibomnya Pearl Harbour oleh Jepang. Dalam waktu yang singkat, Jepang
dapat menduduki daerah-daerah jajahan sekutu di daerah Pasifik.
Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942, Jepang masuk ke Indonesia
menghalau penjajah Belanda. Pada sat itu, Jepang mengetahui keingian
bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia.
Peristiwa penyerahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang terjadi di Kalijati
Jawa Tengah tanggal 8 Maret 1942.
Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk
memebebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh karena itu, Jepang
memperbolehkan pengibaran bendera merah putih dan menyayikan lagu
Indonesia Raya. Akan tetapi, hal itu merupakan tipu muslihat agar rakyat
Indonesia membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda.
Kekecewaan rakya Indonesia akibat perlakuan Jepang itu
menimbulkan perlawanan-perlawanan terhadap Jepang, baik secara ilegal
maupun secara legal, seperti pemberontakan Peta di Blitar.
Sejarah berjalan terus, di mana Perang Pasifik menunjukkan tanda-
tanda akan berakhirnya dengan kekalahan Jepang di mana-mana. Jepang
berusaha membujuk hati bangsa Indonesia dengan mengumumkan janji
kemerdekaan apabila perang telah selesai. Bangsa Indonesia diperkenanan
memperjuangkan kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani
mendirikan negara Indonesia merdeka di hadapan musuh Jepang.

2.3 Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945


Pembahasan pada sub bagian ini meliputi proses perumusan Pancasila dan
UUD 1945, Proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan
Pancasila dasar negara dan UUD 1945.

7
1. Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Sebagai tindak lanjut dari janji Jepang, maka tanggal 1 Maret 1945
Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-uasaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan penyelidik ini
kemudian dibentuk tanggal 29 April 1945 yang diketuai oleh Dr. K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat.
Dengan adanya Badan Penyelidik ini, bangsa Indonesia dapat
secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai negara merdeka.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Badan penyelidik mengadakan sidangnya yang
pertama. Beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut antara lain :
a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin mendapat
kesempatan pertama mengemukakan pidatonya dihadapan sidang
lengkap Badan Penyelidik yang pertama. Pidatonya berisikan lima dasar
untuk negara Indonesia merdeka yaitu sebagai berikut :

1. Perikebangsaan
2. Perikemanusiaan
3. Periketuhanan
4. Perikerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai rancangan


UUD Republik Indonesia. Di dalam pembukaan dari rancangan itu
tercantum perumusan lima asas dasar Negara yang berbunyi sebagai
berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

8
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno menyampaikan pidatonya
dihadapan sidang hari ketiga Badan Penyelidik.
Dalam pidatonya diusulkan 5 hal untuk menjadi dasar-dasar negara
merdeka, dengan rumusannya sebagai berikut :

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat (Demokrasi)
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Bekebudayaan

Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi nama
Pancasila, yangmenurut beliau diusulkan oleh kawan beliau seorang ahli
bahasa.

 Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional anggota


BPUPKI pertemuan untuk membahas pidato-pidato dan usul0usul
mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang BPUPKI.
Setelah mengadakan pembahasan disusunlan sebuah Piagam yang
kemudian dikenal Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila sebagai
berikut :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syaiat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia

9
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kesembilan tokoh tersebut ialah Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr.
A.A. Maramis, Abikoesno, Tjokrosoejoso, Abdulkahar Moezakir, Haji
Agus Salim, Mr. Achmad Soebardjo, K.H. Wachid Hasjim, dan Mr. Muh
Yamin.
Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat perumusan dan
sistematika Pancasila sebagaimana diuraikan diatas, kemudian diterima
oleh BPUPKI dalam siding keduanya tanggal 14-16 Juli 1945.

2. Proklamasi Kemerdekaan dan Maknanya


Pada tanggal 9 Agustus 1945, terbentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan
wakilnya Drs. Moh Hatta. Badan ini mula-mula bertugas memeriksa hasil-
hasil Badan Penyelidik, tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan
fungsi yang penting, yaitu sebagai berikut :

a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia


b. Sebagai pembentuk negara
c. Menurut teori Hukum, badan ini memepunyai wewenang meletakkan
dasar negara

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kalah kepada sekutu.


Pada saat itu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia. Situasi
kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia.
Pemimpin-pemimin bangsa, terutama para pemudanya, segera menanggapi
situasi ini dengan mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang diselenggarakan oleh PPKI sebagai wakil bangsa Indonesia. Naskah
Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas
nama Indonesia bertanggal 17 Agustus 1945.

10
Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17
Agustus 1945 mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan
negara Indonesia yaitu sebagai berikut :

a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak


perjuangan bangsa Indonesia
b. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya
bangsa Indonesia
c. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama
dari tata hukum Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan merupakan perwujudan formal dari salah


satu revolusi bangsa Indonesia untuk menyatakan, baik kepada diri sendiri
maupun kepada dunia luar (Internasional), bahwa bangsa Indonesia muali
saat ini telah mengambil sikap untuk menuntukan nasib sendiri, yaitu
mendirikan negara sendiri, termasuk tata hukum dan tata negaranya.

3. Proses pengesahan UUD 1945


Sehari setelah Proklamasi pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama dengan menyempurnakan dan
mengesahkan UUD 1945. UUD 1945 terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
Pembukaan dan bagian Batang Tubuh UUD. Hasil sidang pertama
menghasilkan keputusan sebagai berikut :

a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi sebagai


berikut :
1. Melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan UUD 1945
2. Menetapkan rangcangan hukum dasar yang telah diterima Badan
penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piaga Jakarta,
kemudian berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama

11
c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai Badan
Musyawarah Darurat.

Rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan


UUD 1945 adalah sah dan benar, karena di samping mempunyai kedudukan
konstitusional,juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh
bangsa Indonesia (Panitia Persiapan Kemerdekaan) yang berarti telah
disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia.

2.4 Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia

Pembahasan sub bagian ini tentang perjuangan mempertahankan dan


mengisi kemerdekaan Indonesia, meliputi periode (masa) revolusi fisik,
demokrasi liberal, orde lama, orde baru, dan era global.
1. Masa revolusi fisik
Undang-Undang Dasar 1945 dibentuk dalam waktu singkat dan secara
keseluruhan oleh BPUPKI dan PPKI. Oleh karena itu, segala sesuatunya
diatur dalam Aturan Peralihan UUD 1945 (naskah asli) yang menentukan
sebagai berikut :
Pasal I
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan menyelenggarakan
kependahan pemerintahan kepada pemerintahan Indonesia
Pasal II
Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku,selama
belum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar itu.
Pasal III
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
Pasal IV
Sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut undang-undang dasar ini,
segala kekuasaan nya dijalankan oleh presiden dengan bantuan Komite Nasional
Pusat.

12
Sehubungan dengan keadaan pada waktu itu, terutama sikap Belanda yang
ingin menjajah kembali Indonesia, maka untuk menanggapi keadaan tersebut,
perlu adanya badan yang ikut bertanggung jawab tentang nasib bangsa dan
negara Indonesia di samping pemerintah. Yang dimaksud pemerintah pada
waktu itu adalah Presiden

2. Masa Orde Liberal


Belanda mengetahui bahwa Indonesia telah merdeka. Mereka tidak tinggal
diam, Belanda ingin menjajah kembali seperti tempo dahulu. Oleh karena itu,
ia berusaha menduduki wilayah negara Republik Indonesia dan merebut
kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia.
Sehubungan dengan keadaan tersebut, PBB perlu ikut campur tangan guna
menyelesaikan pertikaian antara negara Republik Indonesia dengan Belanda,
dengan diusahakan suatu konferensi yang diadakan di Den Haag pada tanggal
23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 yang dikenal dengan nama
Konferensi Meja Bundar (KBM). Hasilnya yang dicapai dalam persetujuan
adalah sebagai berikut :

a. Didirikannya negara Republik Indonesia Serikat.


b. Pengakuan kedaulatan oleh pemerintah kerajaan Belanda kepada
pemerintahan negara Republik Indonesia Serikat.
c. Didirikannya Uni antara negara Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan
Belanda.

Pengakuaan kedaulatan ditentukan akan dilaksanakan tanggal 27


Desember 1949. Dengan demikian, negara Republik Indonesia hanya
berstatus sebagai negara bagian.

3. Masa Orde Lama


Pemilu tahun 1955, dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan
masyarakat, bahkan kestabilan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun
hankam. Keadaan ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

13
a. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian
Indonesia.
b. Akibat silih bergantinya kabinet, maka pemerintahan tidak mampu
menyalurkan dinamika masyarakat ke arah pembangunan, terutama
pembangunan bidang ekonomi.
c. Sistem liberal berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan kabinet jatuh
bangun sehingga pemerintahan tidak stabil.

d. Pemilu 1955 ternyata dalam DPR tidak mencerminkan pertimbangan


kekuasaan politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat, karena
banyak golongan di aerah-daerah belum terwakili di DPR.
e. Konstituante yang bertugas membentuk UUD yang baru ternyata gagal.

Ideologi Pancasila pada saat itu dirancang oleh PKI untuk diganti
dengan Ideologi Manipol Usdek serta konsep Nasakom. PKI berusaha untuk
menancapkan kekuasaannya dengan membangun komunis internasional
dengan RRC. Sebagai puncak peristiwanya adalah meletusnya Gerakan 30
September (G-30-S/PKI), sebagai usaha untuk mengganti Ideologi Pancasila
dengan Ideologi Marxis.

4. Masa Orde Baru


Dengan berakhirnya pemerintahan Soekarno dalam orde lama, dimulailah
pemerintahan baru yang dikenal dengan orde baru, yaitu suatu tatanan
kehidupan masyarakat dan pemerintahan yang dilaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Munculnya orde barudiawali dengan
tuntutan dari aksi-aksi seluruh masyarakat, seperti Kesatuan Aksi Pemuda
Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Tuntutan mereka dikenal dengan nama Tritura. Isi tuntutan tersebet adalah
sebagai berikut :

a. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya


b. Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur G-30-S/PKI
c. Penurunan harga

14
Orde baru mengambil tugas utamanya, yaitu penciptaan ketertiban
politik dan kemantapan ekonomi. Pada tahun 1983, pemerintah mengajukan
satu paket yang terdiri atas 5 Undang-Undang Politik tentang :

a. Susunan dan kedudukan anggota MPR/DPR


b. Pemilihan Umum
c. Kepartaian dan Golkar

d. Organisasi masyarakat, dan


e. Referendum

Kelima paket undang-undang itu disetujui oleh DPR dengan tujuan


menjaga terpeliharanya kekuasaan dan menjaga kelanjutan pembangunan
sebagai Ideologi.

5. Masa Era Global


Penyimpangan kehidupan bernegara era orde baru sampai kepada
puncaknya dengan muncul krisis moneter yang berakibat jatuhnya Presiden
Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Untuk menyelamatkan
negara dari kehancuran, maka MPR telah mengeluarkan ketetapan, antara
lain sebagai berikut :

a. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR


tentang referendum.
b. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang pokok-pokok Reformasi
pembangunan dalam rangka penyelamtan dan normalisasi kehidupan
nasional sebagai haluan Negara
c. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bersih dan bebas KKN
d. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan
Presiden dan Wakil Presiden Indonesia
e. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang politik ekonomi dalam
rangka demokrasi ekonomi
f. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang HAM

15
g. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang pencabutan P-4 dan
penegasan Pancasila sebagai dasar Negara.

Sekalipun MPR telah mengeluarkan ketetapannya,namun


permasalahan yang ditinggalkan oleh pemerintahan orde baru bukanlah
sedikit, sehingga merumitkan bagi pemerintah transisi atau pemerintah era
reformasi untuk keluar dari permasalahan tersebut.
Pada masa era global, telah tiga kali pergantian Presiden, yaitu
Presiden B.J. Habibie dengan Kabinet Reformasi Pembangunan, Presiden
Abdurrahman Wahid sebagai Presiden hasil Pemilu 1999 dengan kabinet
Persatuan Nasional, namun Presiden Abdurrahman Wahid diperhentikan oleh
MPR karena melanggar haluan negara, kemudian digantikan oleh Presiden
Megawati dengan Kabinet Gotong Royong. Pada masa era global ini,
pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi seperti orde baru yang dikenal
dengan nama rencana pembangunan lima tahun (Repelita), melainkan dengan
nama pembangunan nasional (Propenas). Propenas yang telah disusun oleh
Bappenas, berlaku untuk tahun 2000-2004.

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu satu kesatuan yang


saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi yang
tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi pancasila pada dasarnya satu
bagian atau unit-unit yang berkaitan satu sama lain, dan memiliki fungsi serta

16
tugas masing-masing.Pancasila pada hakikatnya adalah system nilai (value
system) yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
sepanjang sejarah, yang berakar dari unsure-unsur kebudayaan luar yang
sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa
Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari proses terjadinya pancasila yaitu melalui
suatu proses yang disebut kausa materialism karena nilai-nilai dalam
pancasila sudah ada dan hidup sejak zaman dulu yang tercermin dari
kehidupan sehari haripandangan yang diyakinikebenarannya itu menimbulkan
tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku
serta perbuatannya. Disisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi
tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya.

3.2 Saran
Pancasila pada hakikatnya adalah system nilai (value system) yang
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepanjang sejarah,
yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai
pancasila harus tetap dijaga karena nilai pancasila merupakan landasan
berbangsa dan bernegara , ideologi bernegara , pemersatu bangsa , sumber
dari segala sumber hukum. Oleh karena itu, pancasila harus tetap berkembang
agar tidak mengalami pergeseran terhadap nilai-nilainya dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari untuk mengubah bangsa indonesia ke arah yang
lebih baik kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Syarbaini, Syahrial, 2011. Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-Nilai


Karakter Bangsa) Di perguruan Tinggi, Bogor,Penerbit Ghalia Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai