Anda di halaman 1dari 15

Ulumul Qur'an Helfina Ariyanti, M.Ag.

“NUZULUL-QUR'AN”

Disusun Oleh :
KELOMPOK I

Muhammad Fikri Anshari : 170102040256

Muhammad Khaujaki Al'Am K. : 170102040472

Muhammad Syarasi : 170102040469

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

BANJARMASIN

2017
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diterima oleh Nabi
Muhammad Saw. Di dalam Alquran banyak berbagai ilmu yang kita dapatkan.
Ternyata, bukan cuma umat Islam saja yang mempelajari dan memperdalami
Alquran, banyak orang dari berbagai negara dan agama sedang mempelajari
Alquran.

Alquran mulai dari diturunkan sampai sekarang, masih menyimpan


banyak rahasia yang belum diketahui, yang membuat banyak para ulama
berdiskusi untuk menemukan fakta - fakta yang masih tersembunyi di dalam
Alquran

Dan sebelum mempelajari berbagai macam ilmu yang terdapat di


dalam Alquran, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian Nuzulul
Qur'an, tahapan Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad, dan hikmah
terjadinya Nuzulul Qur'an.

Maka dari itu di kesempatan kali ini kami akan menjelaskan tentang
Nuzulul Qur'an.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Nuzulul Qur'an ?
2. Bagaimana Tahapan Alquran diturunkan ?
3. Apa hikmah terjadinya Nuzulul Qur'an ?

C. TUJUAN MAKALAH

Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ulumul Qur'an. Dengan


membaca dan belajar melalui makalah ini dengan pembahasan "Nuzulul
Qur'an" diharapkan nanti kita bisa mengetahui apa itu Nuzulul Qur'an,
bagaimana tahapan turun Alquran, dan apa hikmah dibalik Nuzulul Qur'an
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nuzul Alquran

Kata Nuzul Alquran adalah gabungan dari dua kata, yang dalam bahasa
Arab susunan semacam ini disebut dengan istilah tarkib idlafi, dan dalam
bahasa Indonesia dirartikan dengan, turunnya Alquran.

Dalam Bahasa Arab, kata "Nazala" dapat berarti "meluncur dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah". Nuzul secara etimologi dapat berarti
singgah atau tiba di tempat tertentu. Menurut Dr. Ahmad al-Sayyid al-Kumi
dan Dr.Muhammad Ahmad Yusuf al-Qasim mengemukakan ; Setidak-
tidaknya, ada lima makna nuzul, dua diantaranya telah disebutkan di atas,
sedangkan tiga makna lainnya berarti : "tertib, teratur" dan bisa juga berarti
"Perkumpulan". Kemudian yang terakhir Nuzul juga dapat berarti "Turun
secara berangsung-angsur dan terkadang sekaligus."1

Nuzulul Qur'an berasal dari gabungan 2 kata yaitu dari kata "Nuzul" dan
"Al-Quran". Dipandang dari segi bahasa "Nuzul" artinya turun.

Nuzulul Quran berasal dari gabungan 2 kata yaitu dari kata "Nuzul" dan
"Al- Quran". Dipandang dari segi bahasa "Nuzul" artinya turun. Sedangkan
Nuzul Alquran kepada Rasulullah adalah penerimaan Alquran oleh Rasulullah.
Diungkapkan turunnya Alquran kepada beliau itu memberikan pengertian
turun dari atas ke bawah. Demikian itu karena ketinggian kedudukan Al-Quran
dan besarnya ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup
manusia mendatang serta menyambung langit dan bumi serta dunia dengan
akhirat.

B. Fase turunnya Alquran

1. Fase/ Tahapan Nuzulul Qur’an


Pada bagian ini, ada beberapa tahapan mengenai turunnya al-Quran yaitu
sebagai berikut:

1
Usman, Ulumul Qur'an, (Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2009), h.37.
 Pertama, al-Quran sudah diturunkan dan ditempatkan sekaligus di suatu
tempat yang bernama Lauh mahfudz, tempat yang mana tidak ada
satupun orang yang mengetahuinya dengan pasti. Ini sesuai pada Q.S. Al-
Buruj ayat 21-22.
   
   

21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,
22. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
Mengenai waktu kapan diturunkannya, bagaimana wujudya dan cara
Allah menurunkan al-Quran ke lauh mahfudz tidak ada seorangpun yang
mengetahuinya dan hanya Allah yang mengetahui segalanya.

 Kedua, sesudah turun dari lauh mahfudz lalu al-Quran turun ke Bait al-
Izzah di langit dunia. Ini berarti tempat dari Bait al-Izzah berada di langit
yang terdekat dengan bumi tapi untuk persisnya Wallahu ‘Alam hanya
Allah yang mengetahui.
Imam al-Hakim dan Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan sebuah riwayat
melalui Hasan bin Hurait, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia
berkata, “Al-Quran telah dipisah dari adz-Dzikr kemudian diletakkan di
Baitul Izzah di langit dunia, kemudian Jibril membawa turun kepada
Nabi saw. Semua sanad dalam hadis ini shahih.2

 Ketiga, al-Quran diturunkan kembali dari langit dunia melalui perantara


Jibril kepada Nabi Muhammad saw. secara mutawatir (berangsur-angsur)
pada malam lailatul qadr. Lailatul qadr terjadi pada malam ke-23 bulan
Ramadhan menurut Syekh Shaduq.3

2
Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Ulumul Quran: Studi Al-Quran Komprehensif, terj. Tim
Editor Indiva (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), h.180.
3
M. Hadi Ma’rifat, Sejarah Alquran, terj. Thoha Musawa (Jakarta: AL-HUDA, 2007),
h.43.
Dengan ketiga tahapan ini, Imam Suyuti pun menyatakan penjelasan
secara singkat ketiga tahapan ini, beliau menyatakan: inilah pendapat
yang diceritakan oleh Imam Mawardi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Hatim melalui jalan periwayatan adh-Dhahak dari Ibnu Abbas, ia
berkata: Al-Quran diturunkan secara sekaligus dari sisi Allah, dari
Lauhul Mahfuz kepada para malaikat yang mulia. Mereka itulah para
penulis di langit dunia, kemudian oleh mereka disampaikan kepada Jibril
secara bertahap dalam waktu dua puluh malam, dan oleh Jibril
disampaikannya kepada Nabi saw. secara bertahap pula selama dua puluh
tahun.4

2. Ayat dan Surah Pertama dan Terakhir yang Diturunkan


Ada beberapa pendapat dari para ulama tentang ayat dan surah pertama,
yaitu sebagai berikut:

 Pendapat pertama, bahwa ayat-ayat pertama yang diturunkan Allah


adalah tiga atau ayat pertama dari Surah al- Alaq yang diturunkan
bersamaan dengan peristiwa bi’tsah Nabi Muhammad saw.5 Ini adalah
pendapat yang paling kuat diantara pendapat lainnya dan riwayatnya pun
terbukti sahih.
  
   
   
  
   
    
 

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,


2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4
Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Ulumul Quran: Studi Al-Quran Komprehensif, terj. Tim
Editor Indiva (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), h.182.
5
Ibid, h.57.
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad saw sedang


menyendiri dan beribadah di dalam sebuah gua yang bernama Gua Hira,
terdapat di Jabal Nur dengan kira-kira sekitar tiga mil dari kota Mekkah.
Pendapat ini menjadi kuat karena ada di dalam hadis Muttafaqun ‘Alaih
dari Aisyah ra. Menurut kisah hadis ini bahwa Nabi Muhammad saw.
sering mengunjungi Gua Hira dan menyendiri serta beribadah di sana
selama beberapa malam. Untuk kelancaran beliau dalam beribadah,
beliau selalu membawa bekal setiap ingin ke Gua Hira. Apabila
perbekalan beliau sudah habis, maka beliau kembali kepada Khadijah
yang kemudian memberikan bekal lagi untuk beliau. Pada suatu waktu,
Nabi Muhammad kedatangan oleh seorang malaikat yang bernama Jibril
as. Ketika Jibril menghampiri dan memanggil beliau dengan sebutan
“Nabi” dan berkata kepada beliau, “Bacalah, hai Muhammad.” Nabi pun
menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Nabi kemudian menceritakan
bahwa malaikat itu merangkul dan memelukku sampai aku betul-betul
keletihan, kemudian aku dilepaskannya dan ia berkata lagi kepadaku,
“Bacalah.” Aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Aku dirangkul
dan dipeluk untuk kedua kalinya sampai aku merasa letih, baru kemudian
ia melepaskan aku dan berkata lagi kepadaku, “Bacalah.” Aku
menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Aku dirangkul dan dipeluknya
untuk yang ketiga kalinya, lalu dilepaskan seraya berkata, “Bacalah
dengan nama Tuhanmu Yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara Qalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Setelah itu
nabi bergegas menemui Khadijah dengan hati yang takut dan gemetar.6

6
A. Athaillah, Sejarah Al-Quran: Verifikasi tentang Otentisitas Alquran (Banjarmasin:
IAIN Antasari Press. 2006), h.70.
 Pendapat kedua, bahwa surah pertama yang diturunkan adalah surah al-
Muddatstsir. Ini sesuai pada penjelasan Jabir yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim dalam kitab Jami’ al-Shahih. Diriwayatkan bahwa
Ibnu Salamah bertanya kepada Jabir bin Abdillah Anshari, “Surah atau
ayat Al-Quran yang mana yang pertama kali diturunkan?”. Dia
menjawab, “Ya Ayyuhal Muddatstsir.” Ibnu Salamah bertanya,
“Bagaimana dengan Iqra’ Bismi Rabbika?” Dia menjawab, “Perkataan
yang pernah aku dengar dari Rasulullah saw, kini akan aku sampaikan
kepadamu. Aku mendengar beliau bersabda, “Aku telah melewati
waktuku dalam gua. Setelah masa itu berakhir, aku turun dan berada di
tengah-tengah sebuah lembah. Aku mendengar suara panggilan.
Kemudian aku mendongak ke langit. Tiba-tiba aku melihat dia (Jibril).
Seluruh tubuhku bergetar . aku langsung kembali ke rumah menghampiri
Khadijah. Aku ingin dia menyelimutiku, saat itulah diwahyukan, Ya
Ayyuhal Muddatstsir Qum Fa Andzir...”.7 Ini menjadikan kesimpulan
sebagian para ulama bahwa surah yang pertama kali diturunkan adalah
surah Al-Muddatstsir.

 Pendapat ketiga, berkeyakinan bahwa surah pertama yang diturunkan


Allah adalah surah al-Fatihah. Syekh Muhammad Abduh menguatkan
pendapat tersebut dengan tiga alasan, yaitu:
Pertama, Surah al- Fatihah terletak pada permulaan Alquran.
Kedua, seluruh isi surat Al-Quran tersimpul dalam surah al- Fatihah.
Ketiga, menurut cerita yang diriwayatkan kembali oleh al- Baihaqi dalam
Dalail Nubuwah, ternyata surah al- Fatihah yang disebutkan sebagai yang
pertama kali diturunkan.8

M. Hadi Ma’rifat, Sejarah Alquran, terj. Thoha Musawa (Jakarta: AL-HUDA, 2007),
7

h.57-58.
8
A. Athaillah Sejarah Al-Quran: Verifikasi tentang Otentisitas Alquran (Banjarmasin:
IAIN Antasari Press. 2006), h.72.
Sama seperti ayat dan surah pertama yang diturunkan, terdapat
perbedaan dari para ulama tentang ayat dan surah terakhir, yaitu sebagai
berikut:

 Pendapat pertama, yang diturunkan terakhir kali adalah ayat 3 dari Surah
al-Maidah. Ini menurut riwayat yang terkuat. Alasannya adalah pada ayat
tersebut memuat makna bahwa agama Islam telah sempurna oleh Allah
swt. Sehingga para ahli banyak merujuk pada ayat ini.
  
 
  
  



  
   
   
 
    
  
   
  
  
  
  
   
   
    
  
3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir
Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari Ini Telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa.
Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

Menurut riwayat, ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad saw.


Sedang melaksanakan wukuf di ‘Arafah bersama para sahabat dalam
rangka sedang melaksanakan ibadah haji terakhir (haji wada’)9.

 Pendapat kedua, yang diturunkan terakhir kali adalah ayat 278 dari surah
al-Baqarah.
 
  
   
  
 
278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

9
Ibid, h.75.
Ini adalah ayat tentang dilarangnya riba. Menurut riwayat bahwa diantara
terakhir sekali turunnya ayat quran adalah ayat riba dan pada waktu itu
Rasulullah saw. telah wafat dan tidak sempat menjelaskan maksud dari
ayat ini10.
 Pendapat ketiga, yang diturunkan untuk terakhir kalinya adalah ayat 281
dari surah al-Baqarah.
 
    
    
    
281. Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu
itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri
diberi balasan yang Sempurna terhadap apa yang Telah dikerjakannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Ibnu Hatim mengeluarkan sebuah riwayat dari Said bin Jubair, ia berkata
bahwa ayat terakhir yang diturunkan dari Allah secara keseluruhan
(mutlak) adalah: “wattaquu yauman turja’uuna fiihi illallah”, dan Nabi
saw. masih hidup setelah turunnya ayat ini selama sembilan malam.
Kemudian beliau wafat pada (Ahad) tanggal 3 bulan Rabi’ul Awal.11

C. Hikmah Turunnya Alquran

Diturunkannya Al Qur'an secara berangsur angsur telah memberikan


beberapa hikmah yang besar sekali Nabi Muhammad SAW. dan para
sahabat.

1) Hikmah yang pertama adalah untuk memperkuat hati Nabi Muhammad


SAW sendiri. Hal ini telah dinyatakan di dalam Alquran,

10
Ibid, h.76.
11
Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Ulumul Quran: Studi Al-Quran Komprehensif, terj. Tim
Editor Indiva (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), h.116.
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur
dan benar).

Firman Allah li nutsabbita bihi fu'adak dapat ditafsirkan dengan


beberapa pengertian:

Pertama, Untuk memperkuat terpatrinya Alquran di dalam hati Nabi


Muhammad Saw. Sebab, dengan diturunkannya Qur'an secara
berangsur-angsur akan memudahkan beliau dalam menerima, memahami
dan menghapalnya dengan cepat, mengingat beliau adalah seorang ummi.
Hal yang seperti itu, tidak mungkin beliau laksanakan jika Alquran itu
diturunkan sekaligus.
Kedua, Untuk memperkuat hati Nabi Muhammad Saw. dalam
melaksanakan tugas kerasulan. Sebab, seperti diketahui bahwa dalam
melaksanakan tugas tersebut, Nabi Muhammad Saw. menghadapi
berbagai macam rintangan dan tantangan orang kafir Quraisy, dan pihak-
pihak lain. Karena itu, diturunkannya dengan diturunkannya Qur'an
secara berangsur-angsur berarti Jibril sering mendatangi beliau.
Kedatangan Jibril dari waktu-ke waktu ini telah menguatkan tekad dan
semangat juang Nabi dalam melaksanakan tugas kerasulan. Di samping
itu, beliau akan selalu merasa didampingi oleh yang maha kuasa. Karena
itu, betapapun besarnya rintangan dan tantangan, beliau selalu tabah dan
sabar menghadapinya. Bahkan, hal itu sudah pula beliau buktikan hingga
beliau wafat.
2) Hikmah yang kedua adalah untuk memberikan kemudahan kepada para
sahabat, mempelajari, memahami, dan menghapal Alquran. Sebab,
sebagaimana sudah diketahui bahwa pada umumnya para sahabat adalah
orang-orang yang masih ummi ( Buta Huruf), tidak menulis dan
membaca. Seandainya Alquran itu diturunkan sekaligus, sudah tentu
hikmah kedua yang dimaksud dalam ayat tersebut tidak akan tercapai
sebagaimana mestinya.
3) Hikmah ketiga, agar ayat-ayat alquran diturunkan selalu sesuai dengan
situasi, kondisi dan perkembangan kaum muslim sehingga ajaran-ajaran
dan perubahan-perubahan yang dibawanya tidak menimbulkan rasa
antipati dan kegoncangan dalam masyarakat islam yang baru tumbuh itu.
Seperti diketahui alquran datang membawa berbagai macam peraturan,
perintah dan larangan, dari yang mudah sampai kepada yang berat
dilaksanakan, padahal orang-orang yang harus melaksanakannya itu,
sebelumnya berada dalam kondisi yang serba bebas. Sekiranya mereka
yang serba bebas ini langsung menerima ajaran-ajaran dan peraturan
yang dibawa alquran secara keseluruhan, mereka akan meninggalkannya,
karena diluar kemampuan mereke untuk melaksanakannya.
4) Hikmah keempat, agar ayat-ayat alquran yang diturunkan
dapat diterima dan dihayati oleh para sahabat secara lebih mendalam.
Seperti yang dimaklumi bahwa ayat-ayat alquran itu ada yang diturunkan
untuk menjawab suatu pernyataan atau menanggapi suatu kasus dan
peristiwa. Ajaran dan peraturan yang diturunkan dengan cara ini biasanya
lebih berkesan daripada yang diturunkan tanpa didahului oleh suatu
sebab baik berupa pertanyaan maupun peristiwa. Padahal, penghayatan
dan penerimaan yang mendalam dan mengesankan akan mudah
mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu yang telah dihayati
dan diterimanya itu. Hikmah yang demikiannya ini hanya dapat
diperoleh, jika alquran diturunkan diterima secara berangsur-angsur,
bukan sekaligus. 12
Demikianlah alquran itu diturunkan secara bertahap karena ia
akan membawa perubahan dan pembaharuan yang besar. Dia akan
membawa bermacam-macam peraturan-peraturan yang berisi perintah
dan larangan-larangan. Padahal manusia tidak akan mematuhi perintah-
perintah dan larangan-larangan apapun, bila ia tidak mempunyai
keimanan dan kecintaan serta rasa ketaatan kepada yang memberikan

12
A. Athaillah, Sejarah Al-Quran: Verifikasi tentang Otentisitas Alquran (Banjarmasin:
IAIN Antasari Press. 2006), h.92-96.
perintah dan larangan larangan itu. Sebab itu ayat-ayat yang mula-mula
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam masa-masa permulaan
adalah diarahkan kepada pembentukan pribadi muslim, dengan ajaran-
ajaran iman dan akhlak. Dan setelah rasa iman dan kecintaan kepada
Allah SWT bersemi dalam jiwa, maka timbulah rasa taat dan kesedian
untuk melaksanakan perintah dan larangannya. Ini adalah benar benar
suatu hikmah kebijaksanaan yang harus diperhatikan oleh setiap orang
yang ingin mengadakan perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat
manapun juga.13

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penulisan makalah di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut :

 Pengertian Nuzulul Qur'an bukanlah tergambar dalam wujud


berpindah atau turunnya Alquran dari atas ke bawah, tetapi
haruslah dipahami bahwa segenap penghuni laingit dan bumi telah
di 'i'ilamkan ( diberitahukan) oleh Allah mengenai Alquran dengan
segala aspeknya.

13
Drs. H.A. Mustofa, Sejarah Alquran (Surabaya: Al-Ikhlas,2006), h. 155-156.
 Diungkapkan turunnya Alquran Dapat di artikan turun dari atas ke
bawah. Maksudnya adalah ketinggian kedudukan Al-Quran dan
besarnya ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup
manusia mendatang serta menyambung langit dan bumi serta dunia
dengan akhirat.
 Al-Quran diturunkan dalam beberapa tahap:
1. Al- Quran diturunkan sekaligus di Lauh mahfudz
2. Al-Quran diturunkan lagi dari Lauh mahfudz ke Bait al-Izzah
3. Al-Quran diturunkan secara bertahap dari Bait al-Izzah kepada
Nabi Muhammad melalui perantara Jibril as.
 Ayat/surah yang pertama yang diturunkan pertama kali secara
shahih ialah lima ayat pertama surah al-Alaq. Sedang ayat/surah
yang terakhir kali diturunkan adalah surah Al- Maidah ayat 5
 Diturunkannya Alquran secara bertahap telah memberikan
beberapa hikmah yang besar sekali pada Nabi Muhammad SAW
dan para sahabat. Diantaranya:
 Untuk memperkuat hati Nabi Muhammad SAW sendiri.
 Untuk memberikan kemudahan kepada para sahabat dalam
menyimak, mempelajari, memahami, dan menghafalkan
Alquran.
 Ayat-ayat alquran yang diturunkan selalu sesuai dengan
situasi, kondisi dan perkembangan kaum Muslim.
 Agar ayat-ayat alquran yang diturunkan dapat diterima dan
dihayati oleh para sahabat secara lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

As-Suyuthi, Jalaluddin. Ulumul Quran: Studi Quran Komprehensif. Surakarta:


India Pustaka. 2008.

Athaillah, A. Sejarah Al-Quran: Verifikasi tentang otentisitas Alquran.


Banjarmasin: IAIN Antasari Press. 2006.

Ma'rifat, M. Hadi. Sejarah Alquran. Jakarta: AL-HUDA. 2007.

Mustofa, A. Sejarah Al-Quran. Surabaya: Al-Ikhlas. 2006.

Usman. Ulumul Qur'an. Yogyakarta: Penerbit TERAS. 2009.

Anda mungkin juga menyukai