Anda di halaman 1dari 3

1.

GROWTH HORMONE
Hormon pertumbuhan menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang
mampu untuk tumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis
yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari beberapa sel tipe
tertentu seperti sel pertumbuhan tulang dan otot awal

Selain efek umum hormon pertumbuhan dan menyebabkan pertumbuhan mempunyai berbagai
efek metabolit spesisfik, yang meliputi :
1. Meningkatkan kecepatan sintesis protein sebagian besar sel tubuh
2. Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak, meningkatkan asam lemak bebas
dari jaringan lemak, meningkatkan asam lemak bebas dalam darah dan meningkatkan
penggunaan asam lemak untuk energi
3. Menurunkan kecepatan pemakaian glukosa dalam tubuh

Jadi efek GH adalah meningkatkan protein tubuh, menghabiskan simpanan lemak. Dan
menghemat karbohidrat

Hormon pertumbuhan juga merangsang pertumbuhan kartilago tulang. Ada 2 mekanisme


utama pertumbuhan tulang
1. Sebagai respon terhadap pertumbuhan tulang panjang tumbuh memanjang pada kartilago
epifisisnya, tempat epifisis di pisahan dari batang tulang pada bagian ujung tulang.
Pertumbuhan ini mula-mula menyebabkan penimbunan kartilago baru diikuti dengan
perubahan kartilago ini menjadi tulang baru. Sehingga mendorong tulang menjadi
bertambah panjang dan mendorong epifisis semakin jauh berpisah pada usia remaja lanjut
epifisis akan bergabung dengan batang tulang pertumbuhan berangsung berhenti
2. Osteoblas dalam periosteum tulang dan dalam beberapa kavitas tulang membentuk tulang
baru pada permukaan tulang lama. Secara bersamaan osteoklas di dalam tulang meresorpsi
(resopsi : proses asimilasi atau pemecahan. Pada tulang resopsi mengacu pada pemecahan
tulang oleh osteoklas yang mengakibatkan pelepasan kalsium dan fosfat ke dalam darah)
ketebalan tulang akan meningkatkan bila kecepatan pembentukan lebih besar dari resopsi.
GH merangsang osteoblast sehingga tulang akan terus menebal sepanjang hidup akibat
pengaruh GH.

SOMASTATIN

Somastotatin disekresikan oleh sel delta pulau langerhans. Somastotatin disebut juga hormon
penghambat pertumbuhan dilepaskan oleh hipotalamus. Somastatin dari pankreas tampaknya
memiliki efek minimal pada pelepasan hormon pertumbuhan dari hipofisis. Hormon ini
mengendalikan metabolisme dengan menghambat sekresi insulin dan glukagon. Fungsi lain
hormon ini masih belom diketahui.

PARATOHORMON

Paratohormon adalah polipeptida yang terlibat dalam pengontrolan konsentrasi ion kalsium
darah. Hormon ini disekresi dalam respon terhadap turunnya konsentrasi ion kalsium dan
cendrung untuk meningkatkan konsentrasi ion tersebut.

PTH menghasilkan efeknya dengan


1. Mobilisasi ion-ion kalsium dari tulang dengan menstimulasi sel-sel tulang
2. Pencegahan kehilangan ion-ion kalsium dalam urin, dengan meningkatkan reabsorbsi ion-
ion kalsium dari tubulus kembali ke darah
3. Mingkatkan penyerapan kalsium dari dalam usus. Namun demikian masih kurang penting
dibandingkan vitamin D.

PTH dapat bekerja dengan sangat baik berkaitan dengan kalsitonin (yang menurunkan kalsium
darah) untuk mempertahankan konsentrasi ion kalsium dalam kadar stabil di dalam darah.

2. HIPOFISE
A. Hiperfungsi disebut juga hiperpituitari, yaitu satu kondisi patologi akibat tumor atau
hiperpalpasi hipofise sehingga mengakibatkan peningkatkan sekresi salah satu hormon
hipofise atau lebih. Hiperfungsi dapat terjadi dalam beberapa bentuk tergantung sel mana
dan ke-5 sel sel hipofise yang mengalami hiperfungsi

Kelenjar mengalami perbesaran dapat disebut


a. Adenoma makroskopik (d > 10 mm)
b. Adenoma mikroskopok (d < 10 mm)

Jenis-jenis adenoma diantaranya


1. Adenoma laktotropin (prolaktinoma)
2. Adenoma somatotropin
a. Hipersekresi dapat menyebabkan gigantisme pada prepuber dan akromegali
pada postpubertas
b. Hiposekresi dapat menyebaban hiperglikemia dan hiperkalsemia
3. Adenoma kortikopik
Hipersekresi dapat menyebabkan mikroadenoma dan secara khas dikenal dengan
cushing disease

B. Hipofungsi dapat bersifat primer dan sekunder. Hipofungsi primer terjadi jika gangguan pada
kelenjar hipofise itu sendiri, sedangkan hipofungsi sekunder terjadi pada hipotalamus.
Penyebab nya dapat disebabkan oleh :
1. defek perkembangan kongenital, seperti pada dwarfisme pituitari atau hipodonadisme
2. tumor yang merusak hipofise atau merusak hipotalamus
3. iskemia, seperti pada nekrosis pospartum (sindrom sheehan’s)

Contoh dari hipofungsi dari kelenjar hipofise yaitu panhipopituitarisme yang memiliki tanda-
tanda yaitu kelemaan umum, intoleransi dingin, napsu makan banyak, berat badan
menurun, hipotensi, pada pria dapat mengalami impotensi dan penurunan libido, pada
wanita tidak mengalami menstruasi sedangkan pada anak anak kakn mengalami dwarfisme.
Selain panhipopituitarisme terdapat contoh lain yaitu diabetes insipidus yang dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu :
a. Nefrogenik, terjadi secara herediter dimana tubulus ginjal tidak berespon terhadap ADH
b. Primer, disebabkan oleh gangguan pada hipofise
c. Sekunder, disebabkan oleh tumor pada hipofise-hipotalamus

TIROID

A. Hipertiroidisme, hal ini mungkin terjadi karena over fungsi keseluruhan kelenjar atau kondisi
kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau multipel adenoma kanker tiroid.
Pengobatan miksidema (kekurangan hormon tiroksin) juga dapat menyebabkan
hipertiroidisme disebabkan oleh berlebihnya kadar hormon tirosin.
Bentuk hipertiroidisme paling umum yaitu penyakit graves yang memiliki 3 tanda penting
yaitu :
1. Hipertiroidisme
2. Perbesaran kelenjar tiroid (goiter)
3. Eksoptalmos (protusi mata abnormal)

Penyakit graves merupakan kelainan autoimun yang di mediasi oleh antibodi IgG yang
berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel-sel tiroid

B. Hipotiroidisme, terjadi akibst pengangkatan kelenjar tiroid. Penurunan sekresi hormon


kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua
sistem tubuh. Proses yang di pengaruhi :
a. Penurunan produksi asam lambung
b. Penurunan motilitas usus
c. Penurunan detak jantung
d. Gangguan fungsi neurologik
e. Penurunan produksi panas

Penurunan hormon tiroid juga akan menganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi
peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami
atherosklerosis

C. Hipertrofi kelenjar tiroid, hal ini terjadi apabila kelenjar tiroid mengalami perbesaran akibat
penambahan ukuran sel / jaringan tanpa di sertai peningkatan / penurunan sekresi hormon
kelenjar tiroid. Pada kondisi ini diman perbesaran kelenjar tidak di sertai penurunan /
penigkatan sekresi hormon-hormonnya maka dampak yang di timbulkan hanya bersifat lokal
yaitu sejauh mana pembesaran tersebut mempengaruhi organ disekitarnya seperti
pengaruhnya pada trakea dan esofagus

3. Pengeluaran hormon dari hipofisis posterior dan anterior secara khusus diatur oleh hipotalamus,
tetapi sifat hubungan keduanya sama sekali berbeda. Hipofisis posterior berhubungan dengan
hipotalamus melalui suatu jalur saraf, sementara hipofisis anterior berhubungan dengan
hipotalamus melalui pembuluh darah yang besifat unik

Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu sistem neuroendrokrin. Hipofisis


posterior sebenarnya tidak menghasilkan hormon apapun. Bagian ini hanya menyimpan dan
setelah mendapatkan rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hormon peptida kecil seperti
vassopresin dan oksitosin. Yang di sintesis oleh badan sel neuron di hipotalamus ke dalam
darah.

Hipofisis anterior membentuk sendiri hormon-hormon yang akan di bebaskan ke dalam darah.
Hipofisis anterior menghasilkan beberapa hormon yaitu GH, TSH, ACTH, FSH, LH dan prolaktin.
Dimana TSH, ACTH, FSH, dan LH merupakan golongan hormontropik, yaitu hormon yang
masing-masing mengatur sekresi kelenjar endokrin spesifik.

Anda mungkin juga menyukai