Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia diperkirakan angka kesakitan antara 150 - 450 perseribu penduduk
setahunnya. Penyakit gastritis terjadi pada semua golongan umur terutama golongan umut 25 -
44 tahun. Prevalensi gastritis pada masyarakat diperkirakan antara 8 - 20% sebagian (+ 95%)
penderita dimasyarakat adalah termasuk gastritis akut. Gastritis merupakan masalah kesehatan
di masyarakat. Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar
115/100.000 penduduk. (Yanti, 2009).
Menurut data dari World Health Organization (WHO), Indonesia menempati urutan ke
empat dengan jumlah penderita gastritis terbanyak setelah negara Amerika, Inggris dan
Bangladesh yaitu berjumlah 430 juta penderita gastritis, di Medan angka kejadian infeksi cukup
tinggi sebesar 91,6% pada tahun 2012. Insiden gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari
jumlah penduduk setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2008).
Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau ulu hati merupakan
peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan
infeksi. Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi lambung
dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian.
Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak
ditemui akibat dari gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Gastritis
fungsional merupakan sakit yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung
melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, faktor psikis dan
kecemasan (Saydam, 2012).
Pembagian gastritis secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu gastritits akut dan
gastritis kronik. Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan
tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan inflamasi akut. Gastritis kronis merupakan
gastritis penyebab yang tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang
bervariasi. Gastristis kronis berkaitan erat dengan infeksi Helicobacteri pylori. (Rahmi
Kurni,2013)
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penyakit lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung.
Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan makan
terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejala
yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa
cepat kenyang.
2. Syarat diet
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap
hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu
terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member
istirahat pada lambung.
A. Pengembangan Resep
1. Pengertian
Pengembangan resep adalah upaya memodifikasi standar resep yang ada untuk
menciptakan makanan baru yang berbeda, baik warna, bentuk, tekstur, aroma, maupun rasa
dengan tetap memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya dan makanan mengandung nilai
gizi yang standar.
2. Tujuan
Tujuan pengembangan resep secara umum adalah :
a. Membuat variasi dari resep lama menjadi resep baru baik penampilan, maupun cara
pemasakan.
b. Meningkatkan cita rasa, bentuk, dan penampilan serta nilai gizi.
1. Ikan Nila
ikan nila banyak mengandung vitamin B6, yang diperlukan tubuh untuk metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, memproduksi sel darah merah, serta memperkuat sistem
kekebalan tubuh. Daging ikan nila paling tinggi mengandung protein, vitamin, dan mineral,
namun lebih rendah lemak dan kolesterol. Daging ikan adalah sumber protein tinggi, yang
sangat diperlukan untuk sejumlah fungsi penting dalam tubuh. kandungan Gizi per 100 gram
daging ikan nila dapat dilihat pada tabel I
3. Telur ayam
Telur ayam memiliki berbagai kandungan vitamin, mineral seperti vitamin A, ribovlafin,
asam folat, vitamin B6, vitamin B12, zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan sumber protein yang
sangat tinggi. Selain itu kandungan yang terdapat dalam kuning telur itu sendiri yaitu
mengandung vitamin A, D, dan vitamin E. kandungan Gizi pada 1 btr telur dapat dilihat pada
Tabel III.
Kandungan Jumlah
Energy 85,3 kkal
Protein 6,9 gram
Lemak 5,8 gram
Vitamin A 104,5 IU
4. Wortel
Wortel memiliki berbagai kandungan zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh
seperti betakaroten, falkarinol, vitamin A, mineral, dan anti oksidan dalam jumlah yang cukup
banyak. Di dalam tubuh karoten dikonversi menjadi vitamin A oleh hati. Beta karoten adalah
karoten utama yang terkandung dalam wortel. Beta karoten juga merupakan salah satu anti
oksidan alami paling kuat untuk menangkal radikal bebas. Selain itu vitamin A yang dihasilkan
dari koversi tersebut bermanfaat untuk kesehatan mata. Kandungan Gizi untuk wortel dilihat
pada tabel IV
Kandungan Jumlah
Energy 41 kkal
Protein 0,93 gram
karbohidrat 9,58 gram
Lemak 0,24 gram
Serat 2,8 gram
1. .
2. Harga hidangan
D. Resep modifikasi
Brokoli 100 gr
5. 3. Blender daging ikan, roti tawar kemudian
Bawang bombay 5 gr
campurkan dengan bumbu yang dihaluskan.
Tepung maizena 3 sdm
margarin 1 sdt 6. 4. Siapkan telur dadar kemudian Oleskan
adonan rolade ke telur dadar hingga rata dan
gulung pelan-pelan sambil dirapatkan.
2. Harga hidangan
E. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mengetahui penerapan
HCCP pada pembuatan rolade ikan isi wortel di Instalasi gizi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Tebing Tinggi.
A. Identifikasi bahaya bahan Makanan Mentah
N Bahan Mentah Bahaya Jenis Bahaya Cara Pencegahan
o F/K/B(M)
1 Daging ikan K,F Zat formalin Masak hingga matang
Simpan di frezzer
Bau
2 Roti tawar F, K hekter, kutu, disortir, disimpan pada tempat
kerikil, benang yang bersih dan tertutup dan
p pewarna putih kering, serta melihat tanggal
kadar luarsa.
K: melihat komposisi bahan pada
kemasan
3 Wortel K,F Residu Penyimpanan pada suhu
pestisida, refrigerator
pembusukan Pengupasan kulit ari
dan kapang Pencucian dengan air mengalir
4 Bawang K, F,B Pestisida Penyortiran dan pencucian
Putih dengan air mengalir.
Bacillus
5 Garam F Kotoran
6 Seledri F Adanya kotoran Penyortiran dan pencucian
busuk dengan air mengalir
7 Bawang K, F,B Pestisida Penyortiran dan pencucian
merah dengan air mengalir.
Bacillus
8 Telur ayam M, F salmonella, M penyimpanan ditempat yang
clostridium bersih, aman, dan terbebas dari
botulinum. konta minasi luar
K kotoranF pencucian telur, dilap atau
ayam dikeringkan lalu disimpan di
tempat yang bersih, aman dan
terbebas dari kontaminasi
9 Bawang K, F,B Pestisida Penyortiran dan pencucian
Bombay dengan air mengalir.
\
C. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Proses Pengolahan
N Proses Bahaya Jenis Bahaya Cara Pencegahan
o B/F/K/
1 Persiapan F Kotoran Pengecekan bahan
makanan sebelum
digunakan
Mencuci bahan makanan
F. Kebutuhan Alat
No Alat Jumlah (Buah)
1 Talenan
1
2 Pisau
1
3 Timbangan digital
1
4 Teplon
1
5 Spatula stainless steel
2
6 Piring saji
1
7 Mangkuk sedang
1
8 Baskom
2
9 Blender
1
10 Wajan
1
Metode Pelaksanaan
Dilaksanakan di RSUD. Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi pada tanggal Desember 2017.
B. Jenis Pelaksanaan
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan one
grup pretest-posttest. Yaitu dilakukan observasi pertama (Pre test) yang memungkinkan peneliti
menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen atau program.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam pelaksanaan yaitu Subjek penelitian ini adalah Tenaga Pengolah
Dan Ahli Gizi Di Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi dengan kriteria dalam
penelitian ini adalah
1. Ahli gizi dan tenaga pengolah yang bersedia menjadi responden penelitian.
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengamatan langsung proses
pembuatan ikan asam manis, meliputi:
a. Data penerimaan bahan makanan
b. Data persiapan bahan makanan
c. Data bumbu
d. Data hasil pengolahan
e. Data hasil penyajian
f. Data hasil distribusi
g. Data hygieni dan sanitasi alat dan tenaga pengolah dan tenaga distribusi
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mencatat buku yang telah ada, meliputi:
a. Data siklus menu
b. Data standar resep
c. Data standar porsi
d. Data cara pengolahan
e. Data pola pemberian