Anda di halaman 1dari 4

Praktikum

Uji Kualitatif Formalindan


2 Borakspada Produk Hasil
Perikanan
Penggunaan bahan tambahan ilegal seperti formalin dan boraks dalam pembuatan
produk perikanan banyak terjadi. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan umur simpan
produk tersebut. Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam pengolahan produk-produk
hasil perikanan merupakan salah satu pemicu terjadinya oksidasi maupun modifikasi
struktur protein daging ikan yang memberikan dampak langsung terhadap kualitas gizi
hasil perikanan terutama protein ikan.
Formalin
Formaldehid sering dibuat dalam bentuk larutan 37% yang lebih dikenal sebagai
formalin. Larutan ini berfungsi sebagai desinfektan dan pengawet. Nama lain dari
formalin adalahFormol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane,
Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formaldehyde,
danFormalith. BeratMolekul Formalin adalah 30,03,karena
kecilnyamolekulinimemudahkanabsorpsidandistribusinyakedalamseltubuh.
Guguskarbonil yang dimilikinyasangataktif, dapatbereaksidengangugus –NH2dari
protein yang adapadatubuhmembentuksenyawa yang mengendap.
Formaldehid memiliki bau menyengat yang dapat terdeteksi walaupun pada
konsentrasi rendah. Selain itu, uap dan larutannya juga mengiritasi mata dan kulit. Iritasi
terjadi jika kulit terpapar larutan formaldehid 5-20%. Iritasi mata, hidung, dan
tenggorokan dihasilkan dari paparan sedikitnya 1 ppm formaldehid di udara. Paparan
lebih dari 50 ppm bisa mengakibatkan kerusakan yang serius terhadap saluran
pernapasan.Konsentrasi formaldehid berpengaruh terhadap pembentukan protein
karbonil, penurunan protein terlarut serta terjadinya denaturasi protein. Penelitian yang
dilakukan oleh Oktaviani (2005) menunjukkan bahwa formaldehid menurunkan
kelarutan protein.
Gambar 1 Struktur kimia formalin
Formalin dalam sampel dengan pereaksi asam kromatropat akan membentuk
reaksi warna ungu. Dengan terbentuknya reaksi warna ungu mmenunjukan bahwa
sampel positif mengandung formalin.
Boraks
Boraksadalahsenyawadengannamakimianatriumtetraborat
(NaB4O7),berbentukpadat, jikaterlarutdalam air
akanmenjadinatriumhidroksidadanasamborat (H3BO3).
Dengandemikianbahayaboraksidentikdenganbahayaasamborat.Boraks
mudahmenguapdenganpemanasandankehilangansatumolekulairnyapadasuhu 100oC
yang secaraperlahanberubahmenjadiasammetaborat (HBO2).
Asamboratmerupakanasamlemahdengangaramalkalinyabersifatbasa,
mempunyaibobotmolekul 61,83
berbentukserbukhaluskristaltransparanataugranulputihtakberwarnadantakberbausertaaga
kmanis. Boraks dapat menurunkan kelarutan protein dalam jumlah yang lebih rendah
daripada formaldehid. Kombinasi kedua aditif tersebut semakin menurunkan kelarutan
protein. Selain itu, daya cerna protein akan menurun secara signifikan.

Gambar 2 Struktur kimia boraks


Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui adanya
kandungan boraks dalam makanan. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan
dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli.
Serbuk boraks murni jika dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel
yang dibakar menghasilkan warna nyala hijau maka sampel dinyatakan positif
mengandung boraks.
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kandungan boraks dan formalin secara
kualitatif pada berbagai produk hasil perikanan.
Indikator Belajar
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a) Menjelaskan dan memahami prinsip pengujian kualitatif kandungan formalin dan
boraks dalam suatu bahan pangan.
b) Mempraktekkan uji kualitatifkandungan formalin dan boraks.

Alat
Beaker glass
Pengaduk
Kompor
Tabung reaksi
Erlenmeyer
Sentrifuse

Bahan
Sampel
Asam kromatofat
Asam sulfat
Methanol
Aquades

ProsedurAnalisisUji Formalin
Sampel sebanyak 5 gram ditimbang. Aquades sebanyak 50 ml dimasukkan dalam
beaker glass, kemudian didihkan. Masukkan sampel yang akan diuji ke dalam
erlenmeyer, lalu direndam dengan aquades yang mendidih, masukkan asam kromatofat,
dan diaduk. Produk yang mengandung formalin akan ditunjukkan dengan berubahnya
warna air dari bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu berarti kadar
formalin semakin tinggi.
Prosedur Analisis Uji Boraks
Sebanyak 10 gram sampel dicampur dengan 20 ml aquades kemudian
dihomogenkan. Kemudian dilakukan sentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 2
menit. Filtrat yang dihasilkan dikeringkan dengan penangas air sehingga dihasilkan abu.
Abu ditambahkan asam sulfat dan metanol masing-masing sebanyak 10 tetes dan 2 ml
kemudian dibakar. Selanjutnya diuji nyala api hingga terlihat berwarna hijau.
Sebanyak 10 gram sampel dicampur dengan 1 gr kapur, dikeringkan di dalam
oven. Diabukan dalam tanur hingga terjadi pengabuan yang sempurna, kemudian
sebagian abu ditambah sedikit asam sulfat dan metanol kemudian dibakar. Amati
apakah terbentuk nyala berwarna hijau.

DAFTAR PUSTAKA
Hastuti S. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin di
Madura. Agrointek. Vol (IV):2. Hlm 132-137.

Anda mungkin juga menyukai