Anda di halaman 1dari 5

Hiperventilasi adalah ventilasi yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan untuk

mempertahankan pengeluaran karbon dioksida (CO2) normal, hal ini dapat diidentifikasi dengan
memantau tekanan parsial CO2 arteri, atau tegangan (PaCO2), yaitu lebih rendah dari angka
normal (40 mmHg). Dispnea sering dikeluhkan pada sindrom hiperventilasi yang sebenarnya
merupakan seseorang yang sehat dengan stres emosional. Selanjutnya,

gejala lelah yang berlebihan harus dibedakan dari dispnea. Seseorang yang sehat mengalami lelah
yang berlebihan setelah melakukan kegiatan fisik dalam tingkat yang berbeda-beda, dan gejala ini
juga dapat dialami pada penyakit kardiovaskular, neuromuskular, dan penyakit lain selain paru

Hipoventilasi adalah kurangnya ventilasi dibandingkan dengan kebutuhan


metabolik, sehingga terjadi peningkatan PCO2 dan asidosis respiratorik.
Hipoventilasi merupakan penyebab hiperkapnia yang paling sering. Selain
meningkatnya PaCO2 juga terdapat asidosis respirasi yasng sebanding
dengan kemampuan bufer jaringan dan ginjal. Menurunnya VA, pertama
dapat disebabkan oleh karena menurunnya faktor minute ventilation (VE)
yang sering disebut sebagai hipoventilasi global atau kedua, karena
meningkatnya dead space (VD). Penyebab hipoventilasi global adalah
overdosis obat yang menekan pusat pernafasan.
Dead space (VD). Terjadi apabila daerah paru mengalami ventilasi dengan
baik, tetapi perfusinya kurang, atau pada daerah yang perfusinya baik tetapi
mendapat ventilasi dengan gas yang mengandung banyak CO2 Dead space
kurang mampu untuk eliminasi CO2. Dead space yang meningkat akan
menyebabkan hiperkapnia.
Keadaan ini terjadi apabila CO2 yang dikeluarkan oleh paru lebih kecil dari
CO2 yang dihasilkan oleh jaringan sehingga terjadi peningkatan kadar CO2
dalam darah (hiperkapnia). Hiperkapnia menyebabkan peningkatan produksi
asam karbonat dan menyebabkan peningkatan pembentukan H+ yang akan
menimbulkan keadaan asam yang disebut asidosis respiratorik.
Hipoventilasi akan menyebabkan PAO2 dan PaO2 menurun. Bila pertukaran
gas intrapulmonal tidak terganggu, penurunan PaO2 sesuai dengan
menurunnya PAO2.
Penyebab Gagal Nafas.
Gagal nafas (yang menyebabkan hipoksemia dan atau hiperkapnia), dapat
juga disebabkan karena obstruksi saluran nafas, disfungsi parenkim paru dan
ventilatory pump failure. Supaya pernafasan menjadi efektif, perlu tekanan
intrapleura yang negatif, dan keadaan ini dihasilkan oleh kerja otot nafas
dengan iga. Kegagalan ventilatory pump dapat disebabkan oleh disfungsi
pusat nafas, disfungsi otot nafas atau kelainan struktur dinding dada. Anatomi
saluran nafas dan parenkim parunya mungkin normal. Kifosis dan flail chest
adalah contoh kelainan perubahan struktur dinding dada yang menyebabkan
kontraksi otot nafas dan pembuatan tekanan pleura menjadi inefisien.
Hipoventilasi juga dapat terjadi apabila otot inspirasi diafragma dan iga
dinding toraks berkontraksi secara asinkron (pada paralisis diafragma,
kuadriplegia, stroke akut). Sebagai penyebab utama disfungsi pump
pernafasan adalah kekuatan otot yang menurun. Ketahanan serabut otot
ditentukan oleh keseimbangan antara suplai nutrisi dengan kebutuhannya.
Otot pernafasan yang kekurangan nutrisi bekerjanya menjadi inefisien dan
lelah.
Hypoventilasi adalah ketidakcukupan ventilasi alveoli ( ventilasi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh ), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran
darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli,
obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi
kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi karbon dioksida secara adekuat.
Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2 akan meningkat.
Atelektasis akan menghasilkan hipoventilasi. Atelektasis merupakan kolaps
alveoli yang mencegah pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam
pernapasan. Karena alveoli kolaps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit
dan menyebabkan hipoventilasi.
Pada klien yang menderita penyakit obstruksi paru, pemberian oksigen yang
berlebihan dapat mengakibatkan hipoventilasi. Klien ini beradaptasi terhadap
kadar karbon dioksida yang tinggi dan kemoreseptor yang peka pada
karbondioksida pada hakikatnya tidak berfungsi. Klien ini terstimulus untuk
bernapas jika PaO2 menurun. Apabila jumlah oksigen yang diberikan
berlebihan, maka kebutuhan oksigen dipenuhi dan stimulus untuk bernapas
negative. Konsentrasi oksigen yang tinggi (misalnya lebih besar dari 24%
sampai 28%[1 sampai 3 liter]) mencegah penurunan PaO2 dan
menghilangkan stimulus untuk bernapas, sehingga terjadi hipoventilasi.
Retensi CO2 yang berlebihan menyebabkan henti napas.
Hypoventilasi sering terjadi karena gangguan pada :
jalan atas : obstruksi, aliran udara terhambat
rongga thorax : gangguan gerak karena nyeri operasi, farktur
costae,pleister lebar jaringan ketal. pneumothorax dan pleural effusion
jaringan paru : atelektasis
otot nafas : paralyse diaphragma / otot nafas lain karena obat pelumpuh
otit myasthenia gravis
syaraf nafas : kerusakan N-phrenicus, polio, anestesi spinal
pusat nafas : depresi sentral nafas karena obat anestesi, narkotik, sedatif,
trauma alkohol
Dengan pemberian O2, hipoksia berkurang (p02 naik) tetapi pCO2 tetap
atau naik. Pada hipoventilasi ringan. pemberian O2 bermanfaat. Sedangkan
pada hipoventilasi berat jusrtu mengakibatkan paradoxical apnea, sehingga
penderita jadi apnea setelah diberi oksigen

Selama bernapas tidal pada manusia, otot-otot dada otomatis melenturkan bersama dengan
paru-paru. Non-mamalia tidak menggunakan pernapasan tidal. Sebaliknya, serangga memiliki
ventilasi samping yang tetap tertutup sampai mereka perlu untuk bertukar oksigen. Tanaman
menyerap energi dari cahaya menggunakan klorofil, dan ikan mendapatkan oksigen mereka
dari penyaringan air melalui insang mereka.

Untuk mengukur Pernapasan tidal, dunia medis menggunakan beberapa metode. Salah satu
cara adalah dengan pasien memakai jenis khusus dari masker wajah, yang akan mengukur
volume udara ketia ia bernapas keluar. Pengukuran juga dapat diambil meskipun dengan ikat
pita sekitar dada dan pengukuran ekspansi mereka. Seringkali, pengukuran dilakukan saat
pasien sedang tidur atau saat istirahat sehingga untuk mendapatkan pengukuran yang paling
akurat dari kapasitas paru-paru. Namun, pengukuran dari individu yang aktif juga sering
digunakan selama studi pernapasan.

Jika seseorang yang menghirup sedalam dia bisa, volume udara yang diselenggarakan di paru-
paru akan disebut kapasitas inspirasi (IC). IC seseorang terdiri dari volume tidal ditambah
volume ekstra udara, yang dikenal sebagai volume cadangan inspirasi. Volume tidal umumnya
sekitar 500 ml (16,9 ons) tetapi dapat bervariasi berdasarkan ukuran tubuh dan kondisi fisik
lainnya. Volume cadangan dapat secara sadar diperoleh dengan kontraksi berlebihan dari
diafragma atau dapat digunakan selama stres fisiologis untuk membantu dalam mendapatkan
lebih banyak oksigen.

Pernafasan, mirip dengan inhalasi, terdiri dari volume tidal standar serta potensi volume
ekspirasi (ERV). ERV dapat dianggap sebagai jumlah udara yang didorong keluar setelah
napas yang normal jika Anda menghembuskan nafas sebanyak mungkin. Istilah lain yang
umum digunakan adalah kapasitas vital (VC). VC adalah sama dengan volume tidal ditambah
volume cadangan ekspirasi ditambah volume cadangan inspirasi. VC digunakan sebagai
ukuran volume potensi udara yang akan mengalir masuk dan keluar dari paru-paru jika mereka
menekankan kepada kapasitas maksimum.

Istilah lainnya tentang kapasitas paru-paru adalah volume residu dan kapasitas total paru.
Volume residu menjelaskan setiap volume paru-paru yang tidak mendapatkan keuntungan
pernapasan atau pertukaran gas, seperti ruang mati antara alveoli di paru-paru. Udara dapat
mengisi ruang ini, tapi udara tidak dalam posisi untuk dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi
fisiologis yang menguntungkan. Kapasitas total paru, seperti namanya, adalah kapasitas vital
ditambah volume residu.

Mengukur Pernapasan tidal telah memungkinkan orang untuk menetapkan standar yang pasti
untuk respirasi yang sehat. Manusia memiliki kapasitas rata-rata enam liter oksigen.
Bagaimanapun, mereka tidak menggunakan kapasitas paru-paru penuh mereka selama
respirasi biasa, menghirup hanya setengah liter dari setiap rata-rata napas. Atlet dan mereka
yang lahir pada dataran tinggi yang lebih tinggi akan cenderung memiliki kapasitas paru-paru
sedikit lebih besar. Mereka yang merokok juga akan memiliki kapasitas paru-paru yang lebih
kecil dibandingkan non-perokok.

Pengukuran Pernapasan tidal telah digunakan untuk membuat pengobatan untuk perkembang
paru-paru pada bayi prematur, dan obat ini telah memungkinkan bayi lebih dini untuk bertahan
hidup. Ada juga telah meningkat kekhawatiran dengan lebih banyak kasus asma yang timbul
pada anak. Studi Pernapasan tidal telah menjadi sangat berguna dalam mengukur efektivitas
obat asma.

Pernapasan ini juga telah disebut sebagai “Pernapasan langit-langit,” karena hanya
menggunakan bagian atas paru-paru. Penyanyi, praktisi yoga, dan lain-lain dapat belajar untuk
mengubah gaya bernapas bahkan saat istirahat melalui teknik latihan untuk “Pernapasan lantai
” dan “Pernapasan dinding.” Pernapasan Lantai menggunakan otot diafragma, yang membawa
udara semua berjalan ke bawah paru-paru, bukan hanya menggunakan lobus atas. ”
Pernapasan Dinding” berfokus pada pergerakan tulang rusuk.

Anda mungkin juga menyukai