Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir

1% penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di Amerika.

Skizofrenia lebih sering terjadi pada negara industri terdapat lebih banyak

populasi urban dan pada kelompok sosial ekonomi rendah. Walaupun insidennya

hanya 1 per 1000 orang di Amerika Serikat, skizofrenia sering kali ditemukan di

gawat darurat karena beratnya gejala, ketidakmampuan untuk merawat diri,

hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang bertahap. Kedatangan di ruang

gawat darurat atau tempat praktek disebabkan oleh halusinasi yang menimbulkan

ketegangan yang mungkin dapat mengancam jiwa baik dirinya maupun orang

lain, perilaku kacau, inkoherensi, agitasi dan penelantaran. Diagnosis skizofrenia

lebih banyak ditemukan dikalangan sosial ekonomi rendah. Beberapa pola

interaksi keluarga dan faktor genetik diduga merupakan salah satu faktor

penyebab terjadinya skizofrenia (Elvira and Hadisukanto, 2013).

Penderita skizofrenia 75% terjadi pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan

dewasa muda memang beresiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stressor.

Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena

dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri. Salah satu pembagian

skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik. Skizofrenia hebefrenik disebut juga

disorganized type atau “kacau balau” yang ditandai dengan inkoherensi, afek

datar, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan, yang terpecah-pecah, dan perilaku

aneh seperti menyeringai sendiri, menujukkan gerakan-gerakan aneh, mengucap

1
2

berulang-ulang dan kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrim dari

hubungan social (Elvira and Hadisukanto, 2013).

Gangguan jiwa skizofrenia gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat

dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat

ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi

fisik, psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya

sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (lansia) (Buchanan and Carpenter, 2005).

Tujuan penulisan Laporan Kasus ini adalah untuk memberikan gambaran

ringkas mengenai Skizofrenia Hebefrenik terutama dalam hal gejala klinis,

diagnosis serta penanganan yang tepat pada pasien dan keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai