Anda di halaman 1dari 3

Hizbut Tahrir merupakan kependekan dari nama aslinya yakni Hizb at Tahrir

al Islami (Partai Pembebasan Islam) yang didirikan di Al Quds pada tahun 1952 oleh
Taqiyudin an Nabhani (Hafidzul Quran, Qadhi/hakim Palestina lulusan Al Azhar).
Ada pun, tujuan dari Hizbut Tahrir untuk membangkitkan kembali umat Islam dari
kemerosotan yang amat parah, membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-
undangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan mereka dari cengkeraman
dominasi dan pengaruh negara-negara kafir.
Organisasi Hizbut Tahrir juga bertujuan untuk membangun kembali Daulah
Khilafah Islamiyah di muka bumi. Dengan demikian sehingga hukum yang
diturunkan Allah SWT dapat diberlakukan kembali.
Meski demikian, sejumlah Negara di dunia menolak kehadiran Hizbut Tahrir (HT)
berkembang, termasuk sejumlah negara dengan mayoritas Islam diantaranya Arab
Saudi, Malaysia, Banglades, Mesir, Turki, dan Pakistan. di Negara Malaysia dengan
tegas menolak keberadaan Hizbut Tahrir, dan dianggapnya sebagai kelompok yang
menyimpang.
Sementara itu, Malaysia menegaskan bahwa bagi siapapun yang mengikuti gerakan
Pro-Khilafah, maka akan berhadapan dengan hukum. di Turki, pemerintah Turki
secara resmi melarang Hizbut Tahrir. Pada 2009 polisi di Turki menahan sekitar 200
orang karena diduga menjadi anggota Hizbut Tahrir (HT).
Hizbut Tahrir juga ditolak di Negara asalnya di Yordania, selain Yordania, Negara
di Timur Tengah juga melarang keberadaan HT termasuk Arab Saudi dan
Libya. Hizbut Tahrir di Rusia disebut sebagai Organisasi Kriminal dan dilarang
berkembang. Di Tiongkok Hizbut Tahrir dijuluki sebagai Teroris.
Sebagaimana dilansir dari laman Hizbut Tahrir Indonesia, bahwa sejarah ormas ini
masuk ke Indonesia pada tahun 1980. Salah satu tokoh perintis adalah K.H.
Abdullah bin Nuh 'Mamak'. Beliau adalah seorang ulama, tokoh pendidikan,
sastrawan dan pejuang. Pria shalih yang lahir di Kampung Meron Kaum, Kota
Cianjur Jawa Barat pada tanggal 6 Juni 1905 ini, melalui tabanni pendapat Imam Al-
Ghazali, sangat gigih menyerukan agar masyarakat berpegang teguh pada ajaran
atau syariah Islam.
Adapun cara mereka merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia.
Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrirmerambah ke masyarakat, melalui
berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.
Masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia adalah saat K.H Abdullah bin Nuh atau yang
lebih dikenal dengan panggilan ‘Mamak’ mengajak Syaikh Abdurrahman al
Baghdadiy ke Indonesia.
Laman tersebut menjelaskan, Hizbut Tahrir merupakan Gerakan Islamyang
berkembang untuk menegakkan Negara Khilafah, Hizbut Tahrirmenyebut
Nasionalisme sebagai faham jahiliah modern. Di Indonesia, Hizbut
Tahrir menjadi HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan sudah cukup lama berkembang.
Semenjak aksi penolakan pengibaran bendera Khilafah di Jawa Timur oleh Banser
NU, keberadaan HT di Indonesia tidak memiliki legalitas.

Perkembangan di Indonesia

Meski di negara asalnya, Palestina, Hizbut Tahrir merupakan organisasi partai


politik, namun di Indonesia Hizbut Tahrir merupakan ormas berbadan hukum yang
terdaftar di Kemenkumham.

Hitzbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an saat pimpinan pesantren Al-
Gazhali Bogor KH Abdullah bin Nuh bertemu dengan aktivis Hizbut Tahrir di
Sydney, Australia, Syaikh Abdurrahman al Baghdadiy. Abdullah tertarik dengan
ceramah yang disampaikan Abdurrahman tentang kewajiban persatuan umat dan
kewajiban menegakkan khilafah guna melawan hegemoni penjajahan dunia.

Abdullah yang merupakan tokoh ulama asal Cianjur itu lalu mengajak Abdurrahman
ke Indonesia untuk berdakwah bersama. HTI berkembang melalui dakwah di
kampus-kampus besar, lalu meluas ke masyarakat dan masjid-masjid di perumahan
hingga perusahaan.

Ada 3 tahapan dakwah yang diterapkan oleh Hizbut Tahrir. Pertama, tahapan
pembinaan dan pengkaderan yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang
mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir.

Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat yang bertujuan agar umat ikut memikul
kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan
utamanya, agar umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan.

Ketiga, tahapan penerimaan kekuasaan yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam


secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam situsnya menyebut perkembangan dakwah


HTI tumbuh secara pasti. Awalnya HTI hanya ada satu kota dengan belasan kader.
Lalu tahun 1990 hingga 2000 HTI sudah berkembang ke seluruh Indonesia.
Sekarang, di pertengahan 10 tahun ketiga, dakwah HTI sudah tersebar di 33 provinsi,
di lebih 300 kota dan kabupaten. Bahkan sebagiannya telah merambah jauh hingga
ke pelosok.

HTI juga pernah menggelar Konferensi Khilafah Internasional (KKI) 2007 pada 12
Agustus di Gelora Bung Karno. KKI dihadiri oleh 100 ribu perserta dan dianggap
sebagai konferensi luar biasa karena banyaknya peserta dan tema yang diusungnya
cukup provokatif yakni "Saatnya Khilafah Memimpin Dunia".

HTI juga sering terlibat dalam berbagai aksi. Misalnya pada 5 Februari 2017 HTI
mengadakan aksi bela ulama dengan tema ‘Aksi Umat Peduli Jakarta’ yang dihadiri
ribuan orang di Patung Kuda, Monas, Jakarta.

Pada 4 April 2017 HTI menggelar aksi long march bertema “Khilafah Kewajiban
Syar’i, Jalan Kebangkitan Ummat" di Surabaya. Aksi ini dibubarkan polisi karena
tak memiliki izin.

HTI juga banyak menuai kontra. Sejumlah massa melakukan demo menolak HTI
dan meminta HTI dibubarkan. Alasannya mereka menolak gagasan khilafah yang
dianggap bertentangan dengan Pancasila dan mengancam NKRI. Baca juga:
Berbagai Demo Menolak Hizbut Tahrir Indonesia

Anda mungkin juga menyukai