Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI GIZI

1. Pengertian
Epidemiologi Gizi merupakan penerapan teknik epidemiologi dalam upaya
memahami penyebab (kausa) penyakit di dalam populasi yang terpajan dengan satu atau
lebih faktor gizi yang diyakini sangat penting (Michael, 2008).

2. Tujuan Epidemiologi Gizi


a) Menguraikan distribusi, pola, dan luas penyakit pada populasi manusia.
b) Memahami mengapa penyakit lebih sering terjadi pada sebagian kelompok atau
orang dibandingkan lainnya (menjelaskan etiologi penyakit).
c) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola dan merencanakan
pelayanan bagi pencegahan, pengendalian dan penanganan penyakit (Michael,
2008)

INSIDEN DAN PREVALENSI MASALAH GIZI PADA OBESITAS


Angka kejadian obesitas meningkat dengan pesat akibat pola hidup tidak aktif.
Energi dari aktivitas fisik sehari-hari yang digunakan berkurang seiring globalisasi dan
akibat dari kemajuan teknologi. Dengan adanya fasilitas seperti transportasi bermotor,
elevator, lift, pendingin ruangan, dan pemanas ruangan sehingga energi untuk bergerak
digunakan lebih sedikit. Aktivitas fisik yang minimal pada waktu luang seperti menonton
televisi dan bermain video games pada anak-anak meningkatkan angka kejadian obesitas
(Adiwinanto, 2008).
Obesitas dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prevalensi
hipertensi, intoleransi glukosa, dan penyakit jantung koroner aterosklerotik pada pasien-
pasien yang obese (Alwi,2009). Berdasarkan data WHO, terdapat 1,6 miliar orang dewasa
yang memiliki berat badan berlebih (overweight) dan 400 juta diantaranya mengalami
obesitas atau kegemukan (WHO, 2011).

PENGERTIAN OBESITAS

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam
jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam
jaringan organnya. Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan,
terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007).
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi
dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan
yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).
Dapat disimpulkan, obesitas atau kegemukan adalah suatu keadaan yang terjadi jika
kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan dengan berat badan total lebih besar dari
keadaan normalnya, atau suatu keadaan di mana terjadi penumpukan lemak tubuh yang
berlebih sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal.

PENYEBAB OBESITAS

a. Genetik
Yang dimaksud faktor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang
tuanya. Pengaruh faktor tersebut sebenarnya belum terlalu jelas sebagai penyebab
kegemukan. Namun demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa factor genetic
merupakan factor penguat terjadinya kegemukan (Purwati, 2001). Menurut penelitian ,
anak-anak dari orang tua yang mempunyai berat badan normal ternyata mempunyai 10 %
resiko kegemukan. Bila salah satu orang tuanya menderita kegemukan , maka peluang itu
meningkat menjadi 40 – 50 %. Dan bila kedua orang tuanya menderita kegemukan maka
peluang faktor keturunan menjadi 70–80% (Purwati, 2001).

b. Hormonal
Selain hormon tiroid hormone insulin juga dapat menyebabkan kegemukan. Hal ini
dikarenakan hormone insulin mempunyai peranan dalam menyalurkan energi kedalam sel-
sel tubuh. Orang yang mengalami peningkatan hormone insulin, maka timbunan lemak
didalam tubuhnyapun akan meningkat. Hormon lainnya yang berpengaruh adalah hormone
leptin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary, sebab hormone ini berfungsi sebagai
pengatur metabolisme dan nafsu makan serta fungsi hipotalmus yang abnormal, yang
menyebabkan hiperfagia (Purwati, 2001).
c. Obat-obatan
Saat ini sudah terdapat beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapar didalam
tubuh. Dengan demikian orang yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut, nafsu makannya
akan meningkat, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang relative lama, seperti dalam
keadaan penyembuhan suatu penyakit, maka hal ini akan memicu terjadinya kegemukan
(Purwati, 2001).

d. Asupan makan
Asupan makanan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi seseorang. Asupan
Energi yang berlebih secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan
lebih (over weight), dan obesitas. Makanan dengan kepadatan Energi yang tinggi (banyak
mengandung lemak dan gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut
menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positip ini (Gibney, 2009)
Perlu diyakini bahwa obesitas hanya mungkin terjadi jika terdapat kelebihan makanan
dalam tubuh, terutama bahan makanan sumber energi. Dan kelebihan makanan itu sering
tidak disadari oleh penderita obesitas (Moehyi, 1997).

e. Aktivitas Fisik
Obesitas juga dapat terjadi bukan hanya karena makan yang berlebihan, tetapi juga
dikarenakan aktivitas fisik yang berkurang sehingga terjadi kelebihan energi. Beberapa hal
yang mempengaruhi berkurangnya aktivitas fisik antara lain adanya berbagai fasilitas yang
memberikan berbagai kemudahan yang menyebabkan aktivitas fisik menurun. Faktor
lainnya adalah adanya kemajuan teknologi diberbagai bidang kehidupan yang mendorong
masyarakat untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat. Hal
ini menjadikan jumlah penduduk yang melakukan pekerjaan fisik sangat terbatas menjadi
semakin banyak, sehingga obesitas menjadi lebih merupakan masalah kesehatan (Moehyi,
1997).
Penyebab menurut CDC
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki berat badan berlebih
atau obesitas (CDC, 2009). Diantaranya adalah:
1. Ketidakseimbangan antara asupan kalori dari makanan dengan penggunaan kalori
sebagai energi pada aktivitas fisik.
2. Lingkungan tempat tinggal dan tempat bekerja.
3. Faktor genetik.
4. Faktor lain seperti obat-obatan. Orang yang menggunakan steroid jangka panjang
akan mengalami penambahan berat badan.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh beberapa ahli fisiologi, dimana salah
satu faktor yang dapat menyebabkan kegemukan adalah dikarenakan kurangnya olahraga.
Faktor-faktor lainnya adalah karena gangguan emosi dengan makan berlebihan yang
menggantikan rasa puas lainnya, pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah berlebihan
akibat pemberian makan yang berlebihan pada saat usia anak-anak, gangguan endokrin
tertentu seperti hipotiroidisme, gangguan pusat pengatur kenyakselera makan (satiety-
apetite centre) di hipotalamus dan kelezatan makanan yang tersedia (Sherwood, 2001).
Selain itu, Sherwood (2001) juga mengatakan bahwa, makanan yang dimakan
sebelum tidur lebih besar kemungkinannya akan disimpan sebagai cadangan makanan atau
biasa disebut glikogen. Dalam hal ini, makanan yang dimakan sebelum tidur lebih
menyebabkan seseorang menjadi gemuk jika dibandingkan dengan makanan yang dimakan
lebih awal.

KELOMPOK YANG BERISIKO TERHADAP OBESITAS

 Bertambahnya usia, terjadi perubahan biologis yaitu penurunan otot dan


peningkatan lemak tubuh
 Kurangnya aktivitas fisik
 Pengaturan pola makan (gizi tidak seimbang)  frekuensi makan atau snack
 Pendapatan  pendapatan yang tinggi biasanya mendukung kemampuan membeli
makanan yang lebih dibandingkan dengan pendapatan yang rendah
 Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan gizi
DAMPAK OBESITAS
1. Dampak klinis
 Cenderung mengalami peningkatan tekanan darah
 Obstructive sleep apnea
 Kerentanan terhadap kelainan kulit khususnya didaerah lipatan, seperti
ruam panas, intertrigo, dermatitis moniliasis dan acanthosis nigricans
(kondisi yang merupakan tanda hipersensitivitas insulin)
 Peningkatan tekanan imtrakranial ringan
2. Dampak psikososial
Jika pada anak umumnya jarang bermain dengan teman sebayanya, cenderung
menyendiri, tidak diikutsertakan dalam permainan serta canggung atau menarik diri
dari kontak sosial.
3. Dampak ekonomi
Ada 3 jenis biaya yang disebabkan obesitas (WHO, 2002) :
a) Biaya langsung, ongkos untuk pengobatan atau terapi obesitas
b) Biaya yang tidak dapat diraba, ongkos yang ada karena dampak obesitas
pada hidup secara umum dan khususnya pada aspek kesehatan
c) Biaya tidak langsung, absentisme anak masuk sekolah atau kegiatan lainnya

UPAYA PENANGGULANGAN OBESITAS YANG SUDAH DILAKUKAN


PEMERINTAH

Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu penemuan kasus obesitas kemudian baru tata
laksana penanggulangannya (contohnya pada anak).
1. Penemuan kasus : dilaksanakan setiap tahun melalui kegiatan penjaringan
kesehatan di sekolah. Langkah-langkah kegiatan:
a) Pengukuran Antropometri
 Penimbangan Berat Badan
 Pengukuran Tinggi Badan
Setelah dilakukan pengukuran antropometri oleh petugas gizi atau tenaga
kesehatan lainnya bersama guru UKS. Selanjutnya data yang diperoleh
dilaporkan ke Puskesmas, untuk ditentukan status gizinya dan tindak
lanjut.
b) Penentuan Status Gizi (di Puskesmas)
 Menghitung nilai IMT
 Membandingkan nilai IMT dengan Grafik IMT/U berdasarkan
Standar WHO 2005
 Menentukan status gizi anak:
 Kurus : < - 2 SD
 Normal : - 2 SD s/d 1 SD
 Gemuk : >1 s/d 2 SD
 Obesitas : > 2 SD
c) Tindak lanjut
Kesimpulan hasil penjaringan kesehatan di sekolah termasuk hasil
pemeriksaan status gizi disampaikan kepada orang tua dalam amplop
tertutup melalui sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:
 Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi kurus, maka anak
dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
 Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi normal, maka
dianjurkan untuk melanjutkan pola hidup sehat
 Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi gemuk atau obesitas,
maka anak dirujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut
2. Tata Laksana Kasus Kegemukan dan obesitas di Puskesmas
Tatalaksana kasus kegemukan dan obesitas ditujukan bagi anak sekolah yang
tergolong gemuk atau obesitas .
Langkah-langkah kegiatan tata laksana :
a) Melakukan assesment (anamnesa riwayat penyakit dan penyakit keluarga,
pengukuran antropomentri dan status gizi, pemeriksaan fisik, laboratorium
sederhana, anamnesa riwayat diet)
b) Bila hasil assesment menunjukkan anak mengalami kegemukan dan
obesitas dengan komorbiditas (hipertensi, diabetes melitus, sleep apnea,
Blount disease dan lain-lain), maka dirujuk ke rumah sakit untuk
penanganan lebih lanjut.
c) Bila hasil assesment menunjukkan anak mengalami kegemukan dan
obesitas tanpa komorbiditas maka dapat dilakukan tatalaksana kegemukan
dan obesitas di Puskesmas.
d) Melakukan konseling gizi kepada anak dan keluarga agar melaksanakan
pola hidup sehat selama 3 bulan .
e) Lakukan evaluasi pada 3 bulan pertama.
 Bila berat badan anak turun atau tetap maka dianjurkan untuk
meneruskan pola hidup sehat dan dilakukan evaluasi kembali setiap
3 bulan
 Bila berat badan anak naik , maka dilakukan kegiatan pengaturan
berat badan yang terstruktur di puskesmas berupa:
- Menyusun menu diet khusus bersama- sama keluarga
dibawah bimbingan ahli gizi disesuaikan dengan tingkatan
obesitas anak. Prinsip diet adalah rendah energi dan protein
sedang dengan mengutamakan protein bernilai biologis tinggi
untuk menghindari kehilangan masa otot.
- Melakukan latihan fisik terprogram sesuai anjuran dokter
dengan bimbingan guru /instruktur olahraga, orang tua /
keluarga.
- Membuat catatan kegiatan harian yang berisi : asupan makan
di rumah atau di luar rumah, aktivitas fisik, aktivitas nonton TV
dan sejenisnya, bermain dan lain-lain (contoh terlampir)
f) Lakukan evaluasi setelah 3 bulan. Bila berat badan anak turun atau tetap
maka dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan pengaturan berat badan yang
terstruktur. Bila berat badan anak naik atau ditemukan komorbiditas, maka
harus dirujuk ke rumah sakit.
IDE KREATIF MAHASISWA UNTUK MENGATASI OBESITAS

Sebagai seorang mahasiswa, upaya yang dapat dilakukan bisa dengan dilakukannya
kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan obesitas dari dini dan
penanganan obesitas bagi yang sudah menderita untuk meningkatkan pengetahuan mereka
tentang pentingnya kesehatan. Teknik penyuluhannya bisa dengan cara memberikan
pendidikan kesehatan tentang pola hidup sehat, baik dari segi pola makan, aktivitas, dan
lifestyle. Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
 Konsumsi buah dan sayur
 Mengurangi makanan dan minuman yang manis
 Mengurangi makanan berlemak dan gorengan
 Tingkatkan aktivitas fisik (minimal 30 menit/hari)
 Melibatkan keluarga untuk perbaikan gizi
Penanganannya yang bisa dilakukan di kegiatan penyuluhan ini memberikan informasi-
informasi terkait diabetes, penyebabnya dan cara untuk mengatasinya serta memberikan
motivasi dalam proses penyembuhannya.
DAFTAR PUSTAKA

- Adiwinanto, Wahyu. 2008. Pengaruh Intervensi Olahraga di Sekolah Terhadap Indeks Massa
Tubuh dan Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Pada Remaja Obesitas. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro. Available from: eprints.undip.ac.id/17622/1/Wahyu_Adiwinanto.pdf
[Accesed 26 April 2011]
- Alwi, Idrus. 2009. Manifestasi Klinis Jantung Pada Penyakit Sistemik. In: Aru W. Sudoyo et
al. ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Ed V. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam. 1792-97.
- Gibney. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
- I. Santoso. ed. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Ed II. Jakarta: EGC. 590-608.
- Misnadierly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Jakarta : Pustaka
Obor Populer.
- Moehyi S. (1997). Pengaturan Makanan dan Diet Untuk Penyembuhan Penyakit. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
- Purwati, S. 2001. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Penerbit. PT. Swadaya.
Jakarta.
- Sherwood, Lauralee, 2001. Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu. In:Beatricia
- Sumanto Agus. (2009). Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet. Jakarta :ArgoMedia
Pustaka.
- WHO. 2011. Obesity and Overweight. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html
- http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/Obesitas.pdf

Anda mungkin juga menyukai