I
DEFINISI
1
dalam satu ruang secara terus menerus selama 24 jam.
B. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada
waktu tertentu (misalnya pada malam hari dan waktu kunjungan bayi
dipisahkan dari ibunya. Untuk bayi yang mengalami asfiksia, maka
rawat gabung dilaksanakan setelah tindakan resusitasi selesai.
C. Peralatan Minimal
Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan
ibu), akan mengurangi pembelian boks bayi. Pada bedding-in,
bimbingan posisi menyusui dengan posisi ibu tidur sebaiknya dilakukan
sejak di Rumah sakit yang masih mengenal kan botol untuk
2
memberikan minum bayi (walau isinya ASI perah) akan mempersulit
bayi melekatkan mulutnya pada payudara ibu.
D. Menurunkan Infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan
bayi terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat
melindungi bayi terhadap kuman-kuman berbahaya. Kolostrum (ASI
berwarna bening yang keluar di awal kelahiran dan jumlahnya sangat
sedikit) mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga
melindungi bayi terhadap penyakit. Dahulu, pelayanan kesehatan
sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam besuk tiba.
Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan
utama. Ibu yang sakit flu cukup memakai masker saja. Menyusui di
kala ibu sakit memberikan paparan antibodi yang dihasilkan pada ibu
yang sakit. Antibodi terhadap penyakit tertentu tidak akan terjadi saat
ibu sehat. Juga penekanan kualitas kolostrum yang sangat baik.
3
BAB. II
RUANG LINGKUP
4
Tempat mandi bayi dan perlengkapannya.
Tempat cuci tangan ibu (air mengalir).
Kamar mandi tersendiri bagi ibu.
Sarana penghubung (bel/intercom)
Tersedia poster, leaflet, buku-buku, model tentang
manajemen laktasi.
2. KRITERIA RAWAT GABUNG
A. Ibu dan Bayi dalam Keadaan Sehat
1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.
2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah
bayi cukup sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tanda infeksi
dan sebagainya.
3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum,
rawat gabung dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh
(bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai.
Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat
infus.
4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal
7).
5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.
7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.
5
pertimbangan klinis, misalnya bayi dengan berat badan 2000-2500
gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam batas normal,
C. Peran Ibu
1) Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan,
misalnya : merawat payudara, kebersihan diri, menyusui dan
merawat bayi.
2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan
melaporkan kepada petugas
6
D. Peran Suami dan Keluarga
1) Memberikan dukungan pada ibu.
2) Membantu merawat ibu dan bayi.
3) Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi.
4) Mengambil keputusan yang mendukung.
7
BAB. III
TATA LAKSANA
B. Cara Menyusui
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
2) Ibu duduk atau berbaring santai.
3) Payudara dipijat / massage supaya lemas.
8
4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar
beberapa tetes ASI. Oleskan ASI tersebut pada putting susu dan
areola sekitarnya sebelum menyusui.
5) Bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu
bila ibu tiduran.
6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan
keempat jari lainnya di bagian bawah payudara.
7) Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut
bayi.
8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15
menit.
9) Bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara
pertama terasa kosong.
10) Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari
kelingking antara mulut bayi dan payudara.
11) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan
areola sekitarnya serta biarkan kering oleh udara.
12) Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat
bersendawa.
13) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah
atau terbendung.
14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi
berubah-ubah.
15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu
menyusui.
9
dipersiapkan adalah institusi pelayanan, ibu hamil, suami, dan atau
keluarga, petugas, sarana dan prasarana pelayanan.
A. Institusi Pelayanan
1) Perlu adanya kebijkan yang tertulis dari Rumah Sakit yang
merupakan komitmen dari unsur terkait untuk menunjang
keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi.
2) Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu
kegiatan/program untuk mendukung keberhasilan menyusui pada
program sayang ibu dan sayang bayi.
3) Program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu
antara lain : mendapat pelayanan yang sesuai standar, dekat
dengan bayinya, bisa mencurahkan kasih sayang sesuai
keinginan.
4) Hak bayi, antara lain : mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan
kembang. Gizi terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang
tidak dapat tergantikan oleh apapun, dan juga dapat setiap saat
mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat kasih sayang dan
selalu dekat dengan ibunya.
C. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
10
adalah sebagai berikut :
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan
bayi.
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat
gabung.
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk
kesejahteraan ibu dan bayi.
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan
tindakan.
5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan
yang baik.
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul
dalam menyusui bayinya, misalnya : puting ibu lecet, payudara
bengkak, dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi
harus berpisah dari ibunya.
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam
pelaksanaan rawat gabung.
11
kamar bersalin.
C. Dilanjutkan rawat gabung di ruang perawatan, antara lain :
1) Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui).
2) Menyusui eksklusif.
3) Asuhan bayi baru lahir, antara lain :
Mencegah hypotermi.
Pemeriksaan klinis bayi.
Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok,
memandikan bayi, menjaga hygiene bayi).
Deteksi dini bayi baru lahir.
4) Asuhan ibu nifas, antara lain :
Puerperium.
Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI.
Perdampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi
menyusui yang benar, mengenali tanda bayi ingin menyusu,
dan tanda bayi telah puas dalam menyusu.
Mengenali hambatan nifas.
Asuhan ibu nifas pasca tindakan.
Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui
(kelainan puting, pembengkakan mamae, engorgement, dll).
Senam nifas.
5) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi,
untuk mendukung keberhasilan menyusui, calon ibu perlu
mendapatkan informasi tentang :
Nutrisi ibu menyusui.
Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif.
Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI.
Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala dalam
menyusui bayi.
Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi.
Perawatan payudara, cara memerah, menyimpan dan
memberikan ASI dengan sendok.
KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL).
12
BAB. IV
DOKUMENTASI
2. Jumlah Persalinan
a. Persalinan normal.
b. Persalinan dengan tindakan.
13
merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat digunakan sebagai bahan
informasi.
14