TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DARAH
Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen, plasma dan sel
berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah merupakan
komponen padat yang terdapat di dalam plasma dengan jumlah 45% dari volume
darah (Evelyn C,2006). Komponen padat atau sering disebut korpuskula ini
terdiri dari :
oksigen.
(Wikipedi, -).
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan yang lain
karena berbentuk cair dan beredar dalam pembuluh darah , fungsinya sebagai
2002).
sehingga darah tetap dalam kondisi cair. Ada berbagai jenis antikoagulan yang
(Gandasoebrata, 2001) .
proses aktivasi fibrin lunak menjadi fibrin dengan gumpalan keras. EDTA disini
berfungsi sebagai chelating agent yang dapat mengikat ion Ca2+ yang bebas
dalam darah sehingga tidak dapat berperan aktif dalam proses selanjutnya
(Riswanto, 2010).
namun jika terjadi penundaan,dapat disimpan dalam lemari es(4 OC) selama 24
jam. Pada umumnya darah EDTA dapat disimpan selama 24 jam pada suhu 4 OC
tanpa ada penyimpangan bermakna, kecuali untuk jumlah trombosit dan nilai
antibodi dalam darah yang reaktif terhadap trombosit. Antibodi ini ditujukan pada
dimodifikasi pada suhu rendah dan suhu kamar, menyebabkan antibodi trombosit
dijumpai bila spesimen darah dihangatkan pada suhu 37OC, karena kompleks
glikoprotein IIb/IIIa akan terpisah pada suhu lebih tinggi. EDTA induced
sedangkan untuk EDTA cair yaitu 10 ul/1 ml darah ( Wirawan R dan Silman E,
peningkatan palsu jumlah trombosit. Begitu pula sebaliknya, bila fragmen berbeda
(Wirawan, 2004).
Vacutainer adalah tabung reaksi hampa udara yang terbuat dari kaca atau
plastik, apabila dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam
1996).Tabung ini pertama kali diciptakan oleh Joseph Kleiner pada tahun 1947,
2009).
1. Tabung tutup merah, tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku
test)
2. Tabung tutup kuning, berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang
3. Tabung tutup hijau terang, berisi gel separator (plasma separator tube/PST)
4. Tabung tutup ungu atau lavender, berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk
6. Tabung tutup hijau, berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan
7. Tabung tutup biru gelap, berisi EDTA yang bebas logam, umumnya
toksikologi.
8. Tabung tutup abu-abu terang, berisi natrium fluoride dan kalium oksalat,
9. Tabung tutup hitam, berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan
LED (ESR).
10. Tabung tutup pink, berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi
11. Tabung tutup putih,berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
12. Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas, berisi media biakan,
(Riswanto, 2009).
sampel darah ke dalam beberapa tabung, cukup dengan sekali penusukan dapat
digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai jenis pemeriksaan yang
akan dilakukan. Untuk uji biakan kuman, cara ini lebih baik untuk mencegah
dan tidak ada perbedaan yang signifikan secara klinis antara keduanya (Anonim,
2012).
EDTA, semakin besar penarikan osmotik air dari sel. Oleh karena itu harus di
pastikan bahwa tabung diisi sepenuhnya. Selain itu, pengisian tabung yang
K3EDTA mungkin sedikit lebih terpengaruh, karena konsentrasi ion kalium yang
1. Impedansi Elektrik
listrik yang kurang baik, kemudian sel darah dialirkan melalui lubang kecil yang
disebut orifice yang memunyai ukuran tertent. Pada saat yang sama, suatu arus
listrik dialirkan melalui elektroda yang dipasang pada sisi lur dan sisi dalam
orifice,karena sel darah adalah penghantar listrik yang buruk, maka jika sel darah
masuk melalui orifice tadi , arus listrik yang mengalir juga akan terganggu.
Gangguan ini menimbulkan suatu pulsa elektrik. Jumlah pulsa listrik yang terukur
per satuan waktu (frekuensi pulsa) dideteksi sebagai jumlah sel yang melalui
terjadi, merupakan ukuran volume dari masing-masing sel darah. Besarnya pulsa
akan sesuai dengan besarnya jumlah dan besarnya sel darah yang lewat. Jika sel
darah besar, maka pulsa yang ditimbulkan besar, sebaliknya jika sel darah kecil
maka pulsa pun kecil. Dengan demikian dapat mengenali jenis-jenis sel menurut
Prinsip yang digunakan adalah pendaran cahaya yang terjadi ketika sel
mengalir melewati celah dan berkas cahaya yang difokuskan ke sensing area yang
ada pada aperture tersebut. Apabila cahaya mengenai sel, maka cahaya akan
cahaya yang mengenai sel akan ditangkap oleh detektor yang ada pada sudut-
sudut tertentu sehingga menimbulkan pulsa. Pulsa cahaya yang berasal dari
hamburan cahaya, inensitas warna, atau fluoresensi, akan diubah menjadi pulsa
listrik. Pulsa ini dipakai untuk menghitung jumlah, ukuran, maupun inti sel yang
merupakan ciri dari masing-masing sel. Hamburan cahaya dengan arah lurus
(forward scettered light) mendeteksi volume dan ukuran sel. Sedangkan cahaya
yang dihamburkan dengan sudut 90º menunjukkan informasi dari isi granula
sitoplasma. Pada metode ini juga dapat dilakukan pewarnaan dengan cara
menambahkan pewarna pada reagen. Sel yang telah diberi pewarna akan
informasi untuk mendeteksi atau mendeteksi berbagai jenis sel (Mengko R,2013)
15-25 tes/hari. Parameter pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu WBC, RBC,
volume darah yang dihisap oleh alat sebanyak 15ul (Anonim, 2009).
Prinsip kerja alat ini dalam menghitung jumlah trombosit adalah sampel
melalui elektroda yang dipasang pada sisi luar (external electrode) dan sisi dalam
(internal electrode) dari orifice. Sel darah adalah penghantar listrik yang buruk
sehingga setiap sel darah yang masuk melalui orifice akan menimblkan gangguan
sebanding dengan ukuran sel darah yang melewatinya. Setiap pulsa listrik yang
tejadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui aperture sehingga jumlah pulsa
trombosit (Anonim,2009).
menggunakan 3 diskriminator yaitu batas bawah 2-6 fL, batas tengah 12 fL, dan
batas atas 12-30fL (Anonim, 2009). Kesalahan yang terjadi dalam hitung
trombosit rendah palsu. Sebaliknya, adanya non platelet particles seperti debu,
sitoplasma megakariosit dalam sumsum tulang dengan lama hidup antara 7-10
A.V.,Dkk, 2005). Ukuran trombosit bervariasi antara 1-4 mikron, sebagian sel
berbentuk piringan dan tidak berinti (Sacher RA, Mc Pherson RA, 2004).
trombosit menurut Dacie adalah 150-400 x 109/L(Dacie SJV, 1991). Nilai normal
yang lebih spesifik yaitu 140-340 x 109/L bila dipakai metode Rees Ecker dan
sangat cepat.
1. Trombosit sequestrasi
Sepertiga dari total trombosit secara fisiologis didestruksi oleh limpa. Pada
kondisi splenomegali, lebih dari 90% trombosit terdestruksi oleh limpa, sehingga
portal atau infiltrate tumor pada limpa dapat menyebabkan destruksi trombosit
oleh limpa secara signifkan. Meskipun nilai trombosit dapat rendah, fungsi
kanker, mielosupresi agen kemoterapi. Kondisi lain juga dapat ditemukan pada
penggunaan obat tertentu, terutama pada golongan thiazide diuretic, ethanol, gold,
dan obat golongan sulfa dapat secara selektif menghambat produksi platelet
(Stone DJ,1997).
obat, infeksi, tranfusi trombosit sebelumnya, atau autoantibodi seperti pada SLE,
immunologi trombositopenia purpura (ITP), atau evans sindrom (ITP dan anemia
biasanya tidak dijumpai splenomegali dan sumsung tulang yang normal dengan
setelah mikro trauma yang terjadi pada endotel, membentuk sumbat primer, dan
dan fusi trombosit (Corwin EJ, 2001).Trombosit memiliki banyak ciri khas
fungsional sebagai sebuah sel, walaupun tidak mempunyai inti dan tidak dapat
berbagai enzim dan menyimpan sejumlah besar ion kalsium. Enzim ini
penggandaan dan pertumbuhan sel endotel pembuluh darah, sel otot polos
pada endotel normal dan justru melekat pada dinding pembuluh darah yang
terluka, terutama pada sel endotel yang rusak, selain itu membran trombosit
pada beberapa fungsi penting dari trombosit itu sendiri: pada waktu trombosit
kolagen didinding pembuluh atau bahkan dengan sel endotel yang rusak, maka
sifat trombosit segera berubah secara drastis. Trombosit itu mulai membengkak,
dan enzim enzimnya membentuk tromboksan A2, yang juga disekresikan dalam
semula yang sudah aktif. Dengan demikian pada setiap lubang luka atau
(Guyton, 1997).
Trombosit sulit dihitung karena mudah sekali pecah dan sulit dibedakan
dengan kotoran, selain itu karena sifatnya yang mudah sekali melekat pada
permukaan asing dan membentuk gumpalan. Cara yang sering dipakai untuk
menghitung jumlah trombosit adalah dengan cara langsung dan tak langsung.
Pada cara langsung jumlah tombosit dihitung dengan cara manual atau otomatis
(automatic cell counter).Cara manual dapat dilakukan dengan metode Rees Ecker
atau Brecher Cronkite sedangkan cara tak langsung dengan metode Fonio
(Gandasoebrata, 2001).
sediaan apus dan dicat dengan Giemsa. Jumlah trombosit dihitung dalam 1000
eritrosit.
berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang keluar
akan dilewatkan melalui medan listrik untuk kemudian dipisahkan sesuai dengan
Konsentrasi antikoagulan
Jumlah Trombosit
2.7 KerangkaKonsep
2.8 Hipotesis