Gangguan Pompa
Pada penyakit jantung koroner, sebagian sel otot jantung mengalami kematian.
Jaringan yang mati dan jaringan parut yang menggantikannya tidak bisa berkontraksi,
sehingga hanya sebagian otot yang dapat memompa darah dan kebutuhan oksigen
tubuh tidak dapat terpenuhi. Hal ini menyebabkan gagal jantung, penurunan tekanan
darah (hipotensi), dan atau syok. Obat-obatan seperti beta blockers dan angiotensin-
converting Enzyme inhibitors dapat mengurangi luasnya area jantung yang
mengalami kerusakan dengan menurunkan kerja jantung. Selain itu, akibat adanya
kompensasi, maka sebagian otot jantung akan mengalami pembesaran. Pembesaran
jantung selanjutnya dapat menyebabkan gangguan irama.1,2
Perikarditis
Dapat terjadi pada hari pertama atau kedua setelah terjadinya serangan jantung atau
dapat juga terjadi 10 - 20 hari setelahnya. Sebagian besar orang jarang mengetahui
adanya gejala dari pericarditis karena gejala dari serangan jantung lebih dominan.1
Ruptur Miokard
Akibat lemahnya otot jantung yang mengalami kerusakan, dapat terjadi ruptur
miokard. Rupture umumnya terjadi 1 – 10 hari setelah serangan awal dan umunya
terjadi apda wanita. Septum ventrikel, dinding jantung bagian luar, dan otot pada
katup mitral berpotensi mengalami ruptur saat terjadi serangan maupun setelahnya.
Ruptur dari septum ventrikel dapat menyebabkan akumulasi cairan di paru (edema
paru). Rupture dinding jantung bagian luar umunya menyebabkan kematian yang
cepat. Sedangkan bila terjadi ruptur katup mitral, dapat mengakibatkan gagal
jantung.1